Pada esoknya
disiang harinya, Ashghari sedang terduduk diatas rumput ditepi air danau. Ia
kembali menghibur dirinya sendiri sambil memainkan air danau tersebut dengan
tangan kanannya, menunggu jam latihannya disekolahnya tiba. Dan tiba-tiba saja
ada yang menghujani dirinya yang masih terduduk dengan bunga kumis kucing dari
atas dirinya. Ashghari pun mengangkat pelan kepalanya keatas akan melihat siapa
yang telah menghujani bunga ke dirinya.
Kemudian
terlihatlah wajah dari Raizaa sedang tersenyum melihatnya dari atas dirinya
hingga bunga yang menghujaninya sudah habis. Mengetahui kehadirannya, Ashghari
pun mendirikan dirinya lalu menghadapkan dirinya ke Raizaa. “Aku baru saja
menghujani dirimu dengan bunga kumis kucing itu! Sama disaat dimana kita berdua
telah dihujani bunga-bunga, saat festival diadakan disebuah taman itu!”. Raizaa
langsung berbicara mengulangnya, Ashghari memalingkan wajahnya kesamping.
“Hay, sudah lama kita tidak bertemu!”, Raizaa
berbicara sekali lagi memancingnya untuk bicara. Sementara Ashghari mulai beranjak
untuk pergi, namun ditahan oleh Raizaa dengan memegang keras pergelangan
tangannya. “Berbicaralah sebentar denganku disini! Jika kau tak suka dengan
bahasa sopan dariku! Maka aku akan mengubahnya menjadi bahasa alay! Bahasa yang
telah aku gunakan sebelum ini!”, Raizaa membujuknya. Ashghari melihat kepadanya
kembali memberontak kecil.
“Menghindarlah cepat dari gue! Gue gak mau ngeliat lo
semakin terluka! Gue tau lo suka sama gue! Please, lo harus tinggalin gue
sekarang dan kalo perlu lo tahan dulu untuk nggak ketemu sama gue!”. Ashghari
memberitahukan rasa pengertiannya dengan menasehatinya.
“Gue, kangen aja sama lo! Gue, udah lama gak ketemu sama
lo! Please, temenin gue lagi! Kesepian gue begitu memuncak, saat gue belom liat
lo disekitar gue!”. Raizaa mencurahkan isi hatinya.
“Cukup lo bercerita tentang gue sampai disini aja! Dan
cukup lo hanya bercerita tentang dia!”. Ashghari berkata sedikit bersuara keras
masih berusaha berontak tuk melepaskan pergelangan tangannya dari pegangan
Raizaa.
“Siapa lagi yang akan aku ceritakan! Kalau bukan
dirimu seorang! Siapa lagi yang bikin gue kadang-kadang mencari, kalo bukan
diri lo seorang!”. Raizaa mengutarakan pertanyaan disertai jawabannya.
“Kata “Siapa” itu adalah, Rahika! Bukan gue!”,
Ashghari berkata bijak namun menyakiti dirinya sendiri sambil menahan bendungan
airmatanya. Raizaa yang kaget mendengarnya pun langsung melepaskan pegangannya
keras lalu menjorokinya keras karna kekesalan dari kagetnya. Kemudian Raizaa
meneriakkan namanya, “Ashghaaaaariiiiii!”, dengan sekeras-kerasnya meluapkan
emosi dari kekesalannya. Sedangkan Ashghari menutup kedua telinganya disaat
yang bersamaan,
Setelah meneriakkan nama Ashghari, Raizaa pun pergi
dengan berlari kencang. Dan Ashghari menjadi lemas hingga terduduk kembali
diatas rumput melihat kepergian dari Raizaa yang masih terlihat. Kemudian ia
mendapat telephone dari salah seorang temannya mengabarkan jika waktunya untuk
menjalani latihan disekolahnya akan tiba, dan ia yang sudah mengetahuinya pun
akan segera pergi meninggalkan danau tersebut kembali menuju kesekolahnya.
BHARATAYUDHAseritiga
Masih dihari yang
sama, Poosharm sedang menuju kesebuah kantor tempat dimana Mellissa telah
bekerja menggunakan kendaraan pribadinya dengan seorang supir setianya. Ia
berniat untuk mengetahui wajah dari Mellissa tersebut, yang dulu telah berani
menculik Putra pertamanya. Setelah beberapa saat kemudian, Poosharm pun kini telah
sampai kesebuah kantor dimana Mellissa telah bekerja tanpa membuat izin
dengannya lebih dulu.
Dan kini Poosharm
telah memasuki ruangan Mellissa berdiri didepan meja kerjanya diantara dua buah
kursi tamu, dengan memakai kacamata hitam menutupi kedua matanya. Sedangkan
Mellissa baru saja berhenti dari mengetik juga menyambutnya dengan sangat
hangat. Saat ketika Poosharm melepaskan kacamata hitamnya, mendadak Mellissa
menjadi berdiri karna merasa terkejut atas kedatangannya yang secara tiba-tiba.
“Jadi kau yang
bernama Mellissa? Aku sudah lama ingin sekali melihat wajah dari seorang wanita
yang sudah berani menculik, Putra pertamaku!”. Poosharm bertanya, berkata tegas
dengan tatapannya kepadanya.
“Begitupula
dengan kau yang sudah berani mengambil Vin dariku!”. Mellissa menyamakannya.
“Hubunganmu
dengan suamiku hanya terjadi pada masa kalian dulu, masa sebelum dia bertemu
denganku! Kau saja yang bodoh yang telah pergi meninggalkannya, dan mendadak
ingin kembali lagi disaat dia sudah move on dari dirimu!”. Poosharm menjelaskan
kembali, mengulang masa lalu Mellissa.
“Iya, aku memang
sangat bodoh! Tapi aku lebih bodoh lagi, karna aku tidak berusaha untuk
memisahkanmu dari Vin! Dan kau tau itu karna apa? Itu karna aku terlalu
memikirkan kebahagiaan Vin!”. Mellissa berkata menggunakan bahasa halus lalu mengeraskan
kecil.
“Jika kau memang
memikirkan itu, lantas mengapa kau telah merampas Putra pertama kami dari
kesejahteraan keluarga kecil kami?”. Poosharm mempertanyakan lagi, menajamkan.
“Itu karna aku
sangat marah padamu! Bahkan sangat lebih marah daripada hari-hari dimana aku
telah berhasil menculik Putramu, dan hidup bersamaku hingga dia telah tumbuh
besar seperti sekarang ini!”. Mellissa membalasnya semakin mengeraskan.
“Sungguh tidak
akan ada habisnya bila masih berseteru denganmu! Bersiaplah, Putraku yang telah
kau besarkan akan segera kembali padaku! Dia akan segera memanggilku Ibunda
kembali! Dan kau, tidak akan bisa menahannya lagi untuk tidak kembali padaku!”.
Poosharm mengakhiri mencoba menggertak Mellissa.
Mereka berduapun
menjadi perang dalam tatapan dingin dari keduanya. Dimana keduanya telah ada
emosi yang sudah meluap namun mereka menutupinya secara bijak. “Aku sama sekali
tidak takut dengan kata gertakkanmu itu!”, sambung lagi Mellissa mengungkap
sedikit emosinya. Sedangkan Poosharm hanya tersenyum sombong sambil
menggelengkan kepalanya, lalu memasangkan kembali kacamata hitamnya dan
berbalik pergi bberanjak keluar ruangan Mellissa.
“Raizaa tidak
akan pernah meninggalkanku! Dia akan meminta aku untuk selalu menjadi
Mamahnya!”, kata kekhawatirannya berbisik kecil setelah melihat Poosharm keluar
dari ruangannya. Kemudian diingatnya kembali saat pertama kali dirinya menculik
Raizaa saat Poosharm meninggalkannya sebentar. Lalu disambungnya mengingat
Raizaa yang meminta tuk memeluknya sebelum wanita lain yang mengaku sebagai
Ibunya akan memeluknya.
BHARATAYUDHAseritiga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar