Selasa, 13 Oktober 2015

BHARATAYUDHAseritiga (Part 35)



                Pada malam harinya, Poosharm memasuki kamar rahasia seorang diri kembali melihat-lihat semua barang yang masih tersimpan rapi didalamnya. Ia sedang melihat foto yang bergambarkan Bayi Raizaa, juga menyentuh tempat tidur bayi hingga kesemua perlengkapan milik Bayi Raizaa dulu. Dan tak bisa dipungkiri olehnya jika malam ini dirinya sangat merindukan kedatangannya kembali  kerumahnya. Dan juga keinginannya agar Raizaa tinggal dirumahnya masih jauh tuk bisa diwujudkan.
                Sebab Mellissa masih bermain didalamnya. Begitupula dengan Raizaa yang masih menetapkan dirinya untuk tetap tinggal bersama Mellissa meskipun ia sudah mengetahui kalau Ibu kandungnya adalah Poosharm. Dan tanpa diketahui oleh Poosharm, Raizaa telah berjanji tidak akan pernah meninggalkan Mellissa seorang diri dalam keadaan apapun. Dari hal tersebutlah akan terjadi sebuah peristiwa akan adanya sebuah pernikahan demi meniadakan rasa dilema pada Raizaa.
                Kembali pada Poosharm yang masih berada didalam kamar rahasia itu, ia kini memeluk guling kecil milik Bayi Raizaa demi melampiaskan rasa rindunya untuk mendekap kembali Putra pertamanya itu. Ia pun menjadi begitu terhanyut hingga tak menyadari kalau dirinya menjatuhkan kesamping kepalanya pelan bersandar dipundak Vin yang sudah berada disampingnya. Sementara Vin baru saja merangkulnya sambil menenangkan.
                “Apakah kau kembali merindukannya!”. Vin bertanya melihat kepadanya, masih merangkulnya.
                “Kali ini aku sedang merindukannya lagi! Bahkan ini pertama kalinya aku merasakan rindu yang sangat hebat untuknya!”. Poosharm mengutarakannya masih menyandarkan kepalanya dipundak Vin, melihat ketempat tidur Bayi.
                “Kalau boleh aku tau, rasa rindumu lebih hebat yang mana? Rindu untuk menungguku atau rindu untuk melihat Putra Raizaa?”. Vin bertanya sedikit menggodanya.
                “Aku sudah sering merindukanmu! Kau juga tidak pernah absen tuk menemuiku! Sedangkan dengan Putra Raizaa, waktupun masih pelit tuk mempertemukan!”. Poosharm semakin mengutarakannya.
                “Itu karna aku juga tak sabar menunggu lama lagi tuk menemuimu! Selagi waktu memihak, aku harus melakukannya!”. Vin menjelaskannya, Poosharm beralih memeluknya.
                Sementara disamping pintu kamar yang masih terbuka itu, ada sosok Vikram yang sudah diam-diam mendengarkan percakapan keduanya tentang Bayi Raizaa. Setelahnya mendengarkan percakapan keduanya yang kini menjadi terhenti sesaat, ia kembali teringat pada tekadnya untuk menemukan segera sosok Ibu kandungnya. Ibu kandungnya yang telah rela mempercayakan Poosharm untuk merawatnya hingga remaja kini, pikirnya. Kemudian beranjak pergi setelah mengingat hal itu.
                “Jangan katakan itu, selamanya aku akan menjadi istrimu! Selamanya kau akan menjadi Ayahanda dari kedua anak kita!”, Poosharm berkeluh karna secara spontan teringat kembali tentang kebebasan yang telah lama ditunggu-tunggu oleh Vin. Sedangkan Vin mengecup keninganya kembali memberikan sebuah ketenangan. “Kecemasanmu adalah kecemasanku juga! Apapun itu, kita akan melewatinya bersama-sama!”, sambung Vin masih menenangkannya.

BHARATAYUDHAseritiga

                Keesokkan harinya, Vikram berjalan-jalan disebuah taman tempat biasanya menghabiskan waktu luangnya menunggu jam belajar home schoolingnya. Dan kini ia berada ditepi kolam didalam taman tersebut, berdiri seorang diri melihat lurus kedepan lalu membuka mahkota kecilnya. Kemudian memegangnya menggunakan kedua tangannya sambil melihat bundaran yang berisi berlian berwarna merah. Ia bertujuan ingin mengetahui sesuatu dari bundaran kecil yang berisi berlian berwarna merah.
                Saat ketika mulai memasuki keseriusannya untuk segera ingin mengetahui melihat kebundaran yang berisi berlian berwarna merah itu, kedua matanya pun menjadi tertutup secara spontan dan akan memasuki penerawangan berdasar dari alam bawah sadarnya. Kemudian dilihatnya dalam penerawangan ada dua orang balita yang menjerit dalam tangisannya karna harus dipisahkan dengan dipaksa oleh dua orang wanita dewasa yang berpakaiian layaknya dua orang bidadari dari kayangan.
                Suara jeritan tangisan dari dua orang balita itu semakin keras didengarnya hingga ia membuka matanya dengan keterjutan didalam dirinya. Tak berapa lama suara jeritan tangisan dua orang balita itu menjadi terhenti sunyi, setelahnya terdengar lagi suara tangisan seorang bayi laki-laki lalu dilihatnya ada seorang bayi yang perlahan menjauh dari samping kanannya, membelakanginya. Dan Vikram yang masih melihatnya pun berusaha tuk mengejarnya. Saat ini ia sudah memasuki dunia ilusi.
                Baginya, ia berjalan seorang diri namun tujuannya masih mengikuti seorang bayi laki-laki itu yang masih perlahan menjauh membelakanginya. Dan bagi siapa saja yang melihat dirinya, mereka akan beranggapan kalau Vikram memang berjalan seorang diri namun dengan  tatapan kosong yang mendalam. Dan kemudian Vikram menjadi terhenti disuatu tempat masih didalam taman tersebut, mengikuti seorang bayi laki-laki yang baru saja berhenti menghadap padanya.
                “Aku adalah dirimu! Namun yang berperan penting selama kau hidup, adalah sukma orang lain! Sukma orang lain itu telah dihidupkan didalam tubuhmu sejak kau masih bayi!”. Seorang bayi laki-laki itu berkata sambil tersenyum lucu.
                “Kalau tidak ada sukma, mana mungkin aku bisa hidup dan tumbuh seperti sekarang ini! Lalu, kau siapa dan apa tujuanmu mengajakku kesini?”. Vikram memberi penjelasan sambil bertanya, melihatnya bingung.
                “Aku adalah kau, sukma dirimu yang sebenarnya! Tapi tubuhku dipinjam dengan sukma orang lain! Jadi mau tidak mau aku harus rela berbagi dengannya! Karna tubuhmu adalah tubuhku juga!”. Seorang bayi laki-laki itu mencoba menjelaskannya lagi masih tersenyum lucu.
                “Aku tidak percaya! Kau adalah seorang bayi laki-laki dalam ilusi yang pandai sekali dalam berbicara!”. Vikram berkata tegas tidak mempercayainya.
                “Kau akan mengerti nanti! Sekarang Ibuku akan datang, dan kau akan mendengar tangisanku dari rahimnya!”. Seorang bayi laki-laki itu berkata mengalah, memberitahukan masih tersenyum lucu.
                Vikram pun menjadi terdiam mendengar kata-katanya masih melihat keseorang bayi laki-laki itu masih dalam senyum lucunya. Kemudian bayi laki-laki itu perlahan menjadi sirna lalu dilihatnya ada langkah kaki seorang wanita yang kini sudah berhenti didepannya berjarak tiga langkah. Dan lagi, Vikram kembali mendengar suara jeritan tangis seorang bayi seperti yang dikatakan oleh seorang bayi laki-laki tadi.
                Kedua matanya pun kini tertuju pada perut seorang wanita tersebut mendengarkan suara jeritan tangisan bayi yang semakin jelas terdengar dari dalam perut seorang wanita tersebut, tepatnya dirahimnya. “Vikram?”, seorang wanita itu menyapanya pelan sedikit tanya dari bahasanya. Sedangkan Vikram baru saja melihat kewajahnya, dan tiba-tiba menjadi amat terkejut karna sangat tak diduganya jika seorang wanita didepannya itu adalah Mellissa.

BHARATAYUDHAseritiga

                Kehenengingan pun terjadi pada keduanya seketika, dimana keduanya saling berpandangan diam dalam kebisuan. Vkram masih mendengar suara jeritan tangisan seorang bayi yang semakin pilu lalu dengan tak sengaja meneteskan airmata kanannya sambil berkata dalam hatinya, “Oh Tuhan, pertanda apakah ini?”, tanyanya masih dalam keadaan yang sama. Sementara Mellissa mulai berniat akan mengajaknya berbicara meniadakan keheningan.
                “What happen?”, Mellissa bertanya. Vikram menggeleng padanya. “Kalau memang tidak ada apa-apa, mana mungkin kau memandangiku seperti itu? Katakan saja apa yang perlu kau tanyakan padaku saat ini!”, perintah Mellissa dengan meyakinkan.
                “Aku tidak ingin bertanya apapun padamu! Karna apa yang ingin aku tanyakan belum aku ketahui jawabannya lebih dulu dari seseorang disana!”. Vikram membalasnya dengan mengutarakan ketidak inginannya untuk bertanya padanya, lalu membayangi wajah dari Arun usainya berkata.
                “Tadinya kupikir ada yang aneh dari diriku! Sehingga kau memandangiku seperti caramu yang tadi!”. Mellissa mengungkap rasa curiganya, Vikram tersenyum kecil sambil menggeleng pelan padanya lagi.
                “Tidak! Dirimu masih dalam kerapian! Dalam kecantikan, dan semoga hatimu akan segera luluh untuk mengembalikan seseorang yang telah lama menjadi milikku dan keluargaku!”. Vikram berkata memujinya lalu menyindirnya sedikit, begitupun dengan ekspresi wajahnya.
                Meliissa pun menjadi tercengang melototkan kedua bola matanya sedkit kepadanya, sebab kata-kata yang telah terlanjur dikeluarkan oleh Vikram sedikit mengecewakannya. Sementara Vikram melihatnya santai masih memendamkan sesuatu dihatinya. “Perfect!!! You’re the words is fantastic!!!”, Mellissa membalasnya dengan memujinya jahat sambil menepukkan kedua tangannya. Vikram yang mendengar puji jahat darinya membalikkan tubuhnya, membelakangi.
                Sementara Mellissa melangkah pergi meninggalkannya membawa rasa kekecewaannya yang hanya terhadapnya saja seorang. Setelah dirasanya Mellissa sudah jauh pergi meninggalkannya, Vikram mulai mengatakan sesuatu dengan berbisik kecil namun ada rasa gelisah menyertainya. “Bukan, bukan itu yang sebenarnya ingin kukatakan! Sebenarnya aku ingin bertanya sesuatu padamu! Namun aku terpaksa harus mengalihkannya dulu dengan lagi membahas Raizaa!”.
Vikram mengatakannya dengan membayangi ekpresi wajah Mellissa yang tadi saat Mellissa masih mendengarkannya berbicara. Kemudian terbesit dipikirannya berniat akan segera menemui Arun demi mendapatkan sebuah jawaban dari pertanyaan yang pertama, tentang seorang bayi laki-laki ilusi dan jerit tangisnya dari seorang bayi ilusi tersebut. Dan pertanyaan yang kedua ia akan menyambungkan dengan Mellissa masih berhubungan dengan seorang bayi laki-laki ilusi juga suara jerit tangisan tersebut. 
                  Namun akan ada pertanyaan ketiga yang nantinya akan ia tanyakan tanpa terbesit dipikirannya bahkan berniat pun tidak sama sekali. Dan semua itu akan dilakukannya juga akan terjadi pada saat dirinya berhasil menemui Arun disuatu tempat yang belum terpikirkan olehnya.

BHARATAYUDHAseritiga 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar