Rabu, 14 Oktober 2015

BHARATAYUDHAseritiga (Part 44)



                Esoknya tepat pukul delapan pagi, Vikram mengirimkan pesan lewat BBM kepada Arun mengajaknya untuk bertemu dirumahnya. Dan tepat pada pukul sepuluh pagi, Arun tiba dirumah Vikram dan kini telah berdiri dengan saling berhadapan, berpandangan. Vikram memilih dibawah jam duabelas siang mengajak Arun bertemu dirumahnya sendiri hanya demi menghindari jam kedatangan Poosharm dan Vin pulang dari kantornya. Mereka berdua masih berpandagan dan Vikram akan berkata sesuatu.
                “Aku ingin Om Arun berkomunikasi dengan seorang bayi laki-laki ilusi! Sebab setiap dia menampakkan wujudnya, aku semakin mengerti kalau dia ada hubungannya dengan Om Arun dan diriku sendiri! Terlebih lagi kemarin dia sempat mengatakan, kalau Om Arun sudah bertindak maka semuanya akan baik-baik saja!”, Vikram menceritakannya menatap penuh rasa keingintahuannya tentang yang demikian. Dan Arun mulai menatap bingung karna masih tidak mengerti maksud dari cerita darinya.
                Kemudian Vikram menjatuhkan kepalanya kesamping kanannya melihat kedatangan seorang bayi laki-laki ilusi mendekati dibalik Arun. “Dibelakangmu, dia ada dibalikmu, yang kini sedang mendekati!”, Vikram memberitahukannya masih dalam keadaannya yang tadi. Namun ketika Arun baru saja menolehkan kepalanya kesamping kanannya, tiba-tiba terasa ada yang mengenggam tangan kanannya. Dan Arun pun secara spontan langsung menutup kedua matanya memasuki penerawangan.
                Sambil merasakan genggaman dari tangan seorang bayi ilusi itu, ia pun mulai mendapat sebuah penerawangan yang pernah terjadi sebelum Vikram mulai diciptakan, dihidupkan sebagai manusia. Arun melihat didalam penerawangannya, ada seorang wanita yang digauli secara paksa oleh seorang preman seketika masih dalam perjalanan pulang kerumahnya. Setelah wanita itu mengetahui jika dirinya hamil beberapa hari kemudian, wanita itu berniat akan menggugurkan kandungannya.
                Namun saat ketika akan melakukan USG untuk melihat janin dirahimnya sebelum melakukan aborsi, secara tiba-tiba janin dirahimnya menghilang bahkan dokter pun tidak bisa mengetahui sebabnya. Usainya melakukan penerawangannya, Arun membuka kembali kedua matanya melihat ke Vikram. Lalu ada suara yang berkata, “Vikram, adalah aku! Aku, adalah janin yang hilang dari seorang Ibu! Dan Ibuku, adalah yang kau lihat didalam penerawanganmu tadi! Kembalikan aku pada tubuhku!”.
                Suara itu adalah suara dari seorang bayi laki-laki ilusi yang sudah melepaskan genggamannya padanya, dan itu hanya dapat didengar oleh Arun seorang. Arun dan vikram masih bertatapan diam, keduanya sama-sama ingin segera mengetahui sesungguhnya apa yang ingin ditunjukkan oleh seorang bayi laki-laki ilusi itu pada mereka berdua. “Apakah ada orang lain selain kedua orang tuamu yang ingin kau tunjukkan padaku?”, Arun bertanya ingin memastikannya. Vikram pun mengangguk.
                “Kalau begitu, sertakanlah seorang lagi saat rapat lanjutan dilakukan kembali!”, perintah Arun memberi peluang untuknya menuntaskan semua pertanyaan yang belum terjawab. “Aku akan menyertakannya Om Arun! Tapi aku pinta, tolong rahasiakan pertemuan ini juga dengan apa yang telah kita berdua telah rencanakan dan kita bicarakan tadi!”, Vikram memintanya untuk merahasiakan. Arun mengangguk dengan mengedipkan kedua matanya.

BHARATAYUDHAseritiga

                Dua hari kemudian, Arun kembali mengadakan rapat lanjutan yang kembpali dilakukan dikediamannya. Kini mereka melakukan rapat lanjutan diruang santai keluarga dikediaman Arun. Setelah melakukan saling sapa satu dengan yang lainnya, Arun langsung mempersilahkan Vikram untuk menyampaikan sesuatu. Dan Vikram pun kini baru saja berdiri dari duduknya diantara Poosharm dan Vin melihat ke Arun dihadapannya.
                “Pada hari kemarin, aku sudah mengetahui tentang dua sukma yang telah bersemayam didalam tubuhku! Dan pada saat ini, aku ingin segera mengetahui darimanakah tubuhku diciptakan, apakah aku dilahirkan juga seperti seorang anak pada umumnya?”. Vikram langsung menanyakan yang membuat semua orang tak bisa menjawabnya, kecuali Arun.
                “Aku butuh seorang lainnya untuk memberi jawabannya kepadamu?”. Arun berkata meminta halus kepada Vikram, melihatnya menggodanya sedikit.           Vikram melihatnya mendesah, menolehkan kepalanya melihat kesamping tepatnya dipintu masuk ruang santai keluarga. Begitupula dengan yang lainnya turut mengikuti dirinya, dan tiba-tiba mereka semua secara spontan berdiri bersama dari duduknya. Sebab melihat kedatangan Mellissa dari pintu dan kini telah berdiri diantara mereka semua.
                Poosharm pun tak sengaja menyapanya pelan, “Mellissa!?”. Vin menatapnya penuh tanya. Shafaq memalingkan pandangannya ke Arun usainya melihat kedatangannya. Dan Vikram, Arun, Ashghari masih melihat ke Mellissa dengan tatapan biasa. Kemudian mereka berenam duduk kembali secara bersamaan sementara pusat perhatiannya masih mengarah ke Mellissa.
“Mendekatlah! Dan duduklah disampingku!”, Arun mempersilahkan, Mellissa menturutinya dan terduduk disampingnya.
                “Mellissa, aku ingin bertanya padamu? Dan mungkin ini hanyalah cerita pada masa lalumu? Namun dari masa lalumu itulah yang akan menjadi sebuah jawaban yang kami sendiri tidak tau dari apa yang telah anak kami, Vikram tanyakan pada kami!?”. Arun bertanya bijak melihat kepadanya lalu melihat ke Vikram. Sedangkan Mellissa masih melihat ke mereka semua lalu berhenti melihat ke Arun akan memberi pertanyaan balik.
                “Masa lalu? Masa lalu apalagi yang akan kau pertanyakan? Apakah ini berhubungan dengan Vin juga Poosharm?”, Mellissa bertanya menatap tanya, Arun menggeleng. “Lalu apa? Apakah tentang Vikram? Tapi sungguh, aku tidak mengenal dia!”, sambungnya dengan melihat ke Vikram, Vikram menundukkan kepalanya melihat kebawah sedikit merenungkan.
                “Apa kau dulu pernah mengandung?”, Arun langsung bertanya tentang masa lalunya yang dulu pernah mengandung. Mellissa melihat penuh keterkejutan padanya, terdiam. “Terbukalah tentang masa lalumu yang aku tanyakan tadi! Karna kami punya solusi tuk mengatasi masa lalumu yang kelam itu!”, sambung Arun lebih meyakinkan. Poosharm dan Vin saling berpandangan.
                “Darimana kau mengetahui masa laluku yang tentang itu, aku tidak pernah menceritakannnya dengan siapapun! Dulu, aku pernah menjadi korban perkosaan dan aku menjadi wanita yang hamil tanpa seorang suami! Aku malu, hingga aku berpikir memilih untuk menggugurkan kandunganku!”, Mellissa menceritakannya secara terbuka sedikit haru melihat kebawah.
                Poosharm menjadi kaget mendengar ceritanya, begitupula dengan Vin yang baru saja melihat kaget kepadanya juga. Dan Vikram mengangkat kembali kepalanya dari tunduknya melihat kepadanya. “Mengapa kau lebih memilih tuk segera membunuhnya? Dan selanjutnya kau menculik bayiku?”, Poosharm bertanya sedikit mengesalkan. Mellissa menggeleng melihat kepadanya lalu berkata, “Belum sempat aku membunuh janinku itu, janinku mendadak hilang dengan sendirinya!”.
                Vikram yang mendengarnya menjadi amat terkejut melihatnya lalu melihat ke Arun dengan matanya yang sedikit mulai berkaca-kaca. Sedangkan Ashghari baru saja melihat ke Vikram sedikit curiga. Dan rapatpun menjadi semakin tegang dijalani dimana semua pihak dibuat bertanya-tanya dengan pernyataan dari masa lalu Mellissa.

BHARATAYUDHAseritiga

                Kemudian Vikram kembali berdiri dari duduknya menghadap kearah  Mellissa sambil berkata, “Mamah”, lalu berjalan mendekatinya. Semua yang mendengar kembali menjadi terkejut melihat ke Vikram, terlebih lagi dengan Mellissa yang terlanjur mendengar Vikram memanggilnya dengan sebutan “Mamah”. “Vin, apa yang telah terjadi pada Vikram?”, tanya Poosharm bersuara pelan kepada Vin melihat Vikram yang masih berjalan mendekati Mellissa. Namun Vin hanya diam mendengarkan.
                Dan kini Vikram telah berada dihadapan Mellissa yang masih duduk dengan dirinya masih berdiri akan mengatakan sesuatu yang amat nyata.
“Aku Vikram, janin Mamah yang dulu telah hilang karna diselamatkan Om Arun! Om Arun telah mengambilku dari Rahim Mamah, untuk diciptakan menjadi seorang manusia yang hidup seperti seorang manusia biasa! Dengan kekuatan spiritualnya, Om Arun telah menyelamatkan hidupku dari ancaman sebuah pembunuhan kemudian dititipkan kepada Ayahanda, dan Ibunda!”. Vikram menceritakan sebuah kenyataan yang sebelumnya telah diceritakan oleh Arun padanya.
Mellissa pun menjadi berdiri dari duduknya menatapnya semakin haru. “Mamah, Mamah telah merawat seorang Putra yang salah! Begitupula dengan Ibunda!”, sambung Vikram menatap haru kepadanya. Lalu melihat ke Poosharm yang baru saja berdiri melihat kepada dirinya juga, “Ibunda telah merawatku sebagai seorang Putra kandung Ibunda sendiri!”. Dan melihat lagi ke Mellissa, “Dan Mamah, juga telah merawat seorang Putra dari Ibunda Poo sebagai Putra kandung Mamah sendiri!”.
“Jadi yang sebenarnya, Aku telah merawat seorang Putra kandung dari Mellissa? Begitupun Mellissa yang telah merawat Putra kandungku dan Vin?”, sambung Poosharm menanyakan melihat ke Mellissa, Vikram lalu ke Vin. Kemudian melihat ke Arun, “Teka-teki apakah ini, Arun?”, berkata dengan menatap tanya kebingungan.
“Ini adalah kejutan yang awalnya sempat aku rasakan, namun tak bisa aku gambarkan akan menjadi seperti apa? Sebab penerawanganku tidak bisa menembus untuk dua kenyataan itu! Atas izin kehendak yang kuasa, kalian berdua adalah dua orang Ibu yang dipercaya untuk merawat anak yang jaraknya tidak berjauhan! Hanya kenyataanlah yang masih belum terungkap sebelumnya, yang telah menjaraki hingga terasa jauh didalam hubungan!”, Arun menjelaskan dengan melihat mereka semua.
Mendengar penjelasannya, Mellissa langsung memeluk Vikram sambil menangis kecil tak kuasa menahan bahagianya karna telah bertemu kembali dengan Putranya yang dulu hilang. “Poosharm, Vin, terimakasih sudah mau merawat Vikram! Arun, terimakasih sudah menyelamatkan hidup Vikram dari jelang kematiannya dulu karna diriku!”, Mellissa mengucapkan rasa terimakasihnya masih memeuknya. Sementara Poosharm berjalan mendekati keduanya dan berhenti disamping keduanya.
“Terimaksih juga dariku dan Vin, karna kau telah merawat Putraku Raizaa dengan sebaik-baiknya!”, Poosharm mengungkapkan keluluhan hatinya. Mellissa yang mendengarnya pun melepaskan pelukannya pada Vikram lalu beralih memeluk Poosharm. Vin yang melihatnya menjadi tersenyum karna dilihatnya mereka berdua tampak berbaikan satu sama lain. Begitupula dengan Shafaq dan Arun. Sedangkan Ashghari terfikirkan Raizaa yang merupakan Putra Mellissa sebenarnya Putra dari Poosharm.
Ashghari baru saja mengetahuinya dan itu membuatnya sedikit resah. Karna ia baru saja mengatakan bahwa dirinya juga mencintai Raizaa sewaktu dibandara, saat ketika Raizaa mengatakan mencintainya. Dan kini mereka semua saling berpandangan bahagia, namun hanya Ashghari yang memandangi satu-satu dari mereka semua sedikit merenung.

BHARATAYUDHAseritiga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar