Esoknya tepat
pukul delapan pagi, Vikram mengirimkan pesan lewat BBM kepada Arun mengajaknya
untuk bertemu dirumahnya. Dan tepat pada pukul sepuluh pagi, Arun tiba dirumah
Vikram dan kini telah berdiri dengan saling berhadapan, berpandangan. Vikram
memilih dibawah jam duabelas siang mengajak Arun bertemu dirumahnya sendiri
hanya demi menghindari jam kedatangan Poosharm dan Vin pulang dari kantornya.
Mereka berdua masih berpandagan dan Vikram akan berkata sesuatu.
“Aku ingin Om
Arun berkomunikasi dengan seorang bayi laki-laki ilusi! Sebab setiap dia
menampakkan wujudnya, aku semakin mengerti kalau dia ada hubungannya dengan Om
Arun dan diriku sendiri! Terlebih lagi kemarin dia sempat mengatakan, kalau Om
Arun sudah bertindak maka semuanya akan baik-baik saja!”, Vikram
menceritakannya menatap penuh rasa keingintahuannya tentang yang demikian. Dan Arun
mulai menatap bingung karna masih tidak mengerti maksud dari cerita darinya.
Kemudian Vikram
menjatuhkan kepalanya kesamping kanannya melihat kedatangan seorang bayi
laki-laki ilusi mendekati dibalik Arun. “Dibelakangmu, dia ada dibalikmu, yang
kini sedang mendekati!”, Vikram memberitahukannya masih dalam keadaannya yang
tadi. Namun ketika Arun baru saja menolehkan kepalanya kesamping kanannya,
tiba-tiba terasa ada yang mengenggam tangan kanannya. Dan Arun pun secara
spontan langsung menutup kedua matanya memasuki penerawangan.
Sambil merasakan
genggaman dari tangan seorang bayi ilusi itu, ia pun mulai mendapat sebuah
penerawangan yang pernah terjadi sebelum Vikram mulai diciptakan, dihidupkan
sebagai manusia. Arun melihat didalam penerawangannya, ada seorang wanita yang
digauli secara paksa oleh seorang preman seketika masih dalam perjalanan pulang
kerumahnya. Setelah wanita itu mengetahui jika dirinya hamil beberapa hari
kemudian, wanita itu berniat akan menggugurkan kandungannya.
Namun saat ketika
akan melakukan USG untuk melihat janin dirahimnya sebelum melakukan aborsi,
secara tiba-tiba janin dirahimnya menghilang bahkan dokter pun tidak bisa
mengetahui sebabnya. Usainya melakukan penerawangannya, Arun membuka kembali
kedua matanya melihat ke Vikram. Lalu ada suara yang berkata, “Vikram, adalah
aku! Aku, adalah janin yang hilang dari seorang Ibu! Dan Ibuku, adalah yang kau
lihat didalam penerawanganmu tadi! Kembalikan aku pada tubuhku!”.
Suara itu adalah
suara dari seorang bayi laki-laki ilusi yang sudah melepaskan genggamannya padanya,
dan itu hanya dapat didengar oleh Arun seorang. Arun dan vikram masih
bertatapan diam, keduanya sama-sama ingin segera mengetahui sesungguhnya apa
yang ingin ditunjukkan oleh seorang bayi laki-laki ilusi itu pada mereka
berdua. “Apakah ada orang lain selain kedua orang tuamu yang ingin kau
tunjukkan padaku?”, Arun bertanya ingin memastikannya. Vikram pun mengangguk.
“Kalau begitu,
sertakanlah seorang lagi saat rapat lanjutan dilakukan kembali!”, perintah Arun
memberi peluang untuknya menuntaskan semua pertanyaan yang belum terjawab. “Aku
akan menyertakannya Om Arun! Tapi aku pinta, tolong rahasiakan pertemuan ini
juga dengan apa yang telah kita berdua telah rencanakan dan kita bicarakan
tadi!”, Vikram memintanya untuk merahasiakan. Arun mengangguk dengan
mengedipkan kedua matanya.
BHARATAYUDHAseritiga
Dua hari
kemudian, Arun kembali mengadakan rapat lanjutan yang kembpali dilakukan
dikediamannya. Kini mereka melakukan rapat lanjutan diruang santai keluarga
dikediaman Arun. Setelah melakukan saling sapa satu dengan yang lainnya, Arun
langsung mempersilahkan Vikram untuk menyampaikan sesuatu. Dan Vikram pun kini
baru saja berdiri dari duduknya diantara Poosharm dan Vin melihat ke Arun
dihadapannya.
“Pada hari
kemarin, aku sudah mengetahui tentang dua sukma yang telah bersemayam didalam
tubuhku! Dan pada saat ini, aku ingin segera mengetahui darimanakah tubuhku
diciptakan, apakah aku dilahirkan juga seperti seorang anak pada umumnya?”.
Vikram langsung menanyakan yang membuat semua orang tak bisa menjawabnya,
kecuali Arun.
“Aku butuh
seorang lainnya untuk memberi jawabannya kepadamu?”. Arun berkata meminta halus
kepada Vikram, melihatnya menggodanya sedikit.
Vikram melihatnya mendesah, menolehkan kepalanya melihat kesamping tepatnya
dipintu masuk ruang santai keluarga. Begitupula dengan yang lainnya turut
mengikuti dirinya, dan tiba-tiba mereka semua secara spontan berdiri bersama
dari duduknya. Sebab melihat kedatangan Mellissa dari pintu dan kini telah
berdiri diantara mereka semua.
Poosharm pun tak
sengaja menyapanya pelan, “Mellissa!?”. Vin menatapnya penuh tanya. Shafaq
memalingkan pandangannya ke Arun usainya melihat kedatangannya. Dan Vikram,
Arun, Ashghari masih melihat ke Mellissa dengan tatapan biasa. Kemudian mereka
berenam duduk kembali secara bersamaan sementara pusat perhatiannya masih
mengarah ke Mellissa.
“Mendekatlah! Dan duduklah disampingku!”, Arun
mempersilahkan, Mellissa menturutinya dan terduduk disampingnya.
“Mellissa, aku
ingin bertanya padamu? Dan mungkin ini hanyalah cerita pada masa lalumu? Namun
dari masa lalumu itulah yang akan menjadi sebuah jawaban yang kami sendiri
tidak tau dari apa yang telah anak kami, Vikram tanyakan pada kami!?”. Arun
bertanya bijak melihat kepadanya lalu melihat ke Vikram. Sedangkan Mellissa
masih melihat ke mereka semua lalu berhenti melihat ke Arun akan memberi
pertanyaan balik.
“Masa lalu? Masa
lalu apalagi yang akan kau pertanyakan? Apakah ini berhubungan dengan Vin juga
Poosharm?”, Mellissa bertanya menatap tanya, Arun menggeleng. “Lalu apa? Apakah
tentang Vikram? Tapi sungguh, aku tidak mengenal dia!”, sambungnya dengan
melihat ke Vikram, Vikram menundukkan kepalanya melihat kebawah sedikit
merenungkan.
“Apa kau dulu
pernah mengandung?”, Arun langsung bertanya tentang masa lalunya yang dulu
pernah mengandung. Mellissa melihat penuh keterkejutan padanya, terdiam. “Terbukalah
tentang masa lalumu yang aku tanyakan tadi! Karna kami punya solusi tuk
mengatasi masa lalumu yang kelam itu!”, sambung Arun lebih meyakinkan. Poosharm
dan Vin saling berpandangan.
“Darimana kau
mengetahui masa laluku yang tentang itu, aku tidak pernah menceritakannnya
dengan siapapun! Dulu, aku pernah menjadi korban perkosaan dan aku menjadi
wanita yang hamil tanpa seorang suami! Aku malu, hingga aku berpikir memilih
untuk menggugurkan kandunganku!”, Mellissa menceritakannya secara terbuka
sedikit haru melihat kebawah.
Poosharm menjadi
kaget mendengar ceritanya, begitupula dengan Vin yang baru saja melihat kaget
kepadanya juga. Dan Vikram mengangkat kembali kepalanya dari tunduknya melihat kepadanya.
“Mengapa kau lebih memilih tuk segera membunuhnya? Dan selanjutnya kau menculik
bayiku?”, Poosharm bertanya sedikit mengesalkan. Mellissa menggeleng melihat
kepadanya lalu berkata, “Belum sempat aku membunuh janinku itu, janinku
mendadak hilang dengan sendirinya!”.
Vikram yang
mendengarnya menjadi amat terkejut melihatnya lalu melihat ke Arun dengan
matanya yang sedikit mulai berkaca-kaca. Sedangkan Ashghari baru saja melihat
ke Vikram sedikit curiga. Dan rapatpun menjadi semakin tegang dijalani dimana
semua pihak dibuat bertanya-tanya dengan pernyataan dari masa lalu Mellissa.
BHARATAYUDHAseritiga
Kemudian Vikram
kembali berdiri dari duduknya menghadap kearah
Mellissa sambil berkata, “Mamah”, lalu berjalan mendekatinya. Semua yang
mendengar kembali menjadi terkejut melihat ke Vikram, terlebih lagi dengan
Mellissa yang terlanjur mendengar Vikram memanggilnya dengan sebutan “Mamah”.
“Vin, apa yang telah terjadi pada Vikram?”, tanya Poosharm bersuara pelan
kepada Vin melihat Vikram yang masih berjalan mendekati Mellissa. Namun Vin
hanya diam mendengarkan.
Dan kini Vikram
telah berada dihadapan Mellissa yang masih duduk dengan dirinya masih berdiri
akan mengatakan sesuatu yang amat nyata.
“Aku Vikram, janin Mamah yang dulu telah hilang karna
diselamatkan Om Arun! Om Arun telah mengambilku dari Rahim Mamah, untuk
diciptakan menjadi seorang manusia yang hidup seperti seorang manusia biasa!
Dengan kekuatan spiritualnya, Om Arun telah menyelamatkan hidupku dari ancaman
sebuah pembunuhan kemudian dititipkan kepada Ayahanda, dan Ibunda!”. Vikram
menceritakan sebuah kenyataan yang sebelumnya telah diceritakan oleh Arun
padanya.
Mellissa pun menjadi berdiri dari duduknya menatapnya
semakin haru. “Mamah, Mamah telah merawat seorang Putra yang salah! Begitupula
dengan Ibunda!”, sambung Vikram menatap haru kepadanya. Lalu melihat ke
Poosharm yang baru saja berdiri melihat kepada dirinya juga, “Ibunda telah
merawatku sebagai seorang Putra kandung Ibunda sendiri!”. Dan melihat lagi ke
Mellissa, “Dan Mamah, juga telah merawat seorang Putra dari Ibunda Poo sebagai
Putra kandung Mamah sendiri!”.
“Jadi yang sebenarnya, Aku telah merawat seorang
Putra kandung dari Mellissa? Begitupun Mellissa yang telah merawat Putra
kandungku dan Vin?”, sambung Poosharm menanyakan melihat ke Mellissa, Vikram
lalu ke Vin. Kemudian melihat ke Arun, “Teka-teki apakah ini, Arun?”, berkata
dengan menatap tanya kebingungan.
“Ini adalah kejutan yang awalnya sempat aku rasakan,
namun tak bisa aku gambarkan akan menjadi seperti apa? Sebab penerawanganku
tidak bisa menembus untuk dua kenyataan itu! Atas izin kehendak yang kuasa,
kalian berdua adalah dua orang Ibu yang dipercaya untuk merawat anak yang
jaraknya tidak berjauhan! Hanya kenyataanlah yang masih belum terungkap
sebelumnya, yang telah menjaraki hingga terasa jauh didalam hubungan!”, Arun
menjelaskan dengan melihat mereka semua.
Mendengar penjelasannya, Mellissa langsung memeluk
Vikram sambil menangis kecil tak kuasa menahan bahagianya karna telah bertemu
kembali dengan Putranya yang dulu hilang. “Poosharm, Vin, terimakasih sudah mau
merawat Vikram! Arun, terimakasih sudah menyelamatkan hidup Vikram dari jelang
kematiannya dulu karna diriku!”, Mellissa mengucapkan rasa terimakasihnya masih
memeuknya. Sementara Poosharm berjalan mendekati keduanya dan berhenti
disamping keduanya.
“Terimaksih juga dariku dan Vin, karna kau telah
merawat Putraku Raizaa dengan sebaik-baiknya!”, Poosharm mengungkapkan
keluluhan hatinya. Mellissa yang mendengarnya pun melepaskan pelukannya pada
Vikram lalu beralih memeluk Poosharm. Vin yang melihatnya menjadi tersenyum
karna dilihatnya mereka berdua tampak berbaikan satu sama lain. Begitupula
dengan Shafaq dan Arun. Sedangkan Ashghari terfikirkan Raizaa yang merupakan
Putra Mellissa sebenarnya Putra dari Poosharm.
Ashghari baru saja mengetahuinya dan itu membuatnya
sedikit resah. Karna ia baru saja mengatakan bahwa dirinya juga mencintai
Raizaa sewaktu dibandara, saat ketika Raizaa mengatakan mencintainya. Dan kini
mereka semua saling berpandangan bahagia, namun hanya Ashghari yang memandangi
satu-satu dari mereka semua sedikit merenung.
BHARATAYUDHAseritiga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar