Selasa, 19 Januari 2016

Badung Location. . . . #6



                Dikediamannya, Yusra mendapat telepon dari Omahnya saat sedang bersantai dibalkon depan rumahnya. Dan dirinya pun mengangkat telepon dari Omahnya menggunakan spiker tanpa memegangnya melainkan hanya meletakkannya saja dimeja.
                “Halo cucuku! Bagaimana kabar dirimu disana?”, Omah menyapanya sembari menanyakan kabarnya. 
“Halo juga Omah! Yusra disini baik-baik saja!”, jawabnya dengan santai melihat keponselnya.
“Apa kabar juga dengan pernikahanmu yang masih omah tunggu, cucuku sayang? Omah sudah sering membayangkan bagaimana hari pernikahanmu nanti!”, Omah menanyakan tentang pernikahannya. Yusra menghela nafas lalu menjawabnya dengan yakin meskipun sedikit berbohong.
“Yusra, sudah mempunyai teman dekat disini omah! Dan mungkin, Yusra bisa perlahan tuk mempersunting dirinya! Dan semoga saja, pernikahan Yusra yang sering Omah bayangkan dapat Omah saksikan nanti!”, Yusra berkata sedikit membahagiakannya walaupun sedikit berbohong.
“Sebuah kabar yang bagus, cucuku! Kalau begitu, Omah akan mempercepat kakakmu pulang ke Indonesia! Lagipula tugasnya diluar negeri sudah hampir selesai!”, Omah mempercayainya dan berniat akan menyuruh kakak kandungnya untuk segera pulang.
“Kakak? Kalau boleh Yusra tau, apa tujuan Omah mempercepat kakak untuk pulang ke Indonesia?”, tanya Yusra sedikit penasaran.
“Mungkin kakakmu bisa membantumu untuk mengurus pernikahanmu, cucuku! Karna Omah takut tidak bisa datang ke Jakarta dalam waktu dekat hanya untuk menghadiri pernikahanmu! Begitupula dengan mamamu!”, ungkap Omahnya meluruskannya.
Kemudian Yusra menghela nafasnya lagi dan percakapan keduanya pun berakhir. Dari situ Yusra berpikir kalau dirinya harus mengadakan pernikahan lebih awal sebelum kedatangan kakak kandungnya kembali ke Indonesia. Tetapi yang menjadi permasalahan dalam dirinya kini, darimana lagi dirinya bisa mendapatkan seorang wanita agar rencananya itu berhasil. Mengapa Yusra berpikir yang demikian? Itu karna Mirza dan Mora masih menyembunyikan sosok Yandra padanya.

Sementara ditempat lain. . . .  
                 
                Eisya sedang menyendiri dengan duduk didepan jendela samping didalam kamarnya. Ia sedang memikirkan Mirza yang sedang bersama seorang gadis yang telah dilihatnya tadi, saat sengaja melewati jalan rumah Mirza hanya untuk melihat keadaannya. Tadinya, niatnya ingin menemui Mirza dengan alasan lain, namun menjadi terhenti dan gagal ketika melihat seorang gadis lain ada bersama mirza. Gadis yang begitu terlihat ceria saat masih bersama Mirza dan keponakannya yang belum diketahuinya.
                “Siapa lagi gadis itu? Apakah karna dia telah gagal mendapatkannya dariku, lalu dia nekat mencari gadis lain dan sudah mendapatkan yang dia mau? Ya, mungkin memang gadis itu wanitanya saat ini!”, katanya berbisik lemas menyerah. Kemudian Eisya berpikir, kalau dirinya kini bukanlah apa-apa dikehidupan Mirza. Baginya, yang terjadi pada hari kemarin hanya untuk hari kemarin saja. Dan hari ini, esok, dan mungkin seterusnya wanita itulah yang akan selalu menghibur Mirza.

Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”

                Malam harinya, Yusra pergi kesebuah BAR yang sudah biasa dikunjunginya. Ia pergi ke BAR tersebut hanya seorang diri. Sementara pada satu jam kemudian, Mirza menyusulnya ke BAR tersebut setelah mendapat informasi dari salah-satu temannya yang berprofesi sebagai pelayan diBAR tersebut. setibanya diBAR tersebut, Mirza melihat Yusra telah duduk bersama wanita-wanita cantik didekatnya sambil meminum minuman anggur dengan sedikit alkohol.
                Kemudian Mirza menyuruh wanita-wanita cantik itu untuk pergi sejenak dari kejauhan dan beralih untuk duduk disampingnya. Sementara Yusra belum menyadarinya karna sudah menjadi setengah mabuk, lalu mulai menyadarinya ketika Mirza menepuk pundaknya dan telah duduk disampingnya. Yusra pun melihat kepadanya sambil meminum minuman anggur miliknya, melihat biasa nan cuek.
                “Sudah berapa lama kau disini? Mengapa tak menghubungiku dulu, untuk mengajakku juga ketempat ini?”, Mirza bertanya sembari menatap bertanya-tanya. Yusra tersenyum tidak suka melihat kearah lain.
                “Aku hanya ingin menyelesaikan masalahku, dengan tenagaku sendiri saja!”, jawabnya bernadakan jika dirinya sudah setengah mabuk.
                “Masalah lo gak akan pernah selesai! Selama lo sendiri masih melampiaskannya ditempat ini! Please, pikirkan seseorang untuk mengalihkan pikiran lo untuk tidak lagi pergi ketempat ini!”, Mirza memberi nasihat sekaligus sebuah pengertian untuknya.
                “Gue tau, lo udah lama suka sama Eisya! Lo mikirin dia, dan elo udah bisa berhenti dalam dunia hitam ini! Tapi satu yang harus lo tau, gue gak bisa lepas dari dunia hitam ini! Karna keluarga gue, gak ada satupun yang bisa pahami keinginan gue yang sebenarnya!”, balas Yusra tampak semakin bernadakan orang yang akan mabuk berat.
                Usainya berkata yang demikian, ia pun melihat wanita disebelah kanannya. Lalu ia menunjukkannya pada Mirza sambil tertawa namun sangat menderita batinnya. “Lihatlah, mereka hanya menyirami bunga lalu meninggalkannya! Kadang kalapun, mereka malah memetiknya lalu mencampakannya!”, keluhannya mengakhir masih tertawa namun sangat menderita batinnnya. Mirza yang merasa penderitaan telah hidup kembali pada batin Yusra, mencoba membujuknya untuk pulang.

Beberapa saat kemudian. . . .

                Akhirnya Mirza berhasil membujuk Yusra untuk pulang dan kini sedang tertidur dikamarnya. Meskipun beberapa saat yang lalu Yusra selalu berontak ketika Mirza berusaha membawanya keluar dari BAR hingga masuk kedalam mobil miliknya. Melihat keadaannya yang sudah seperti itu, Mirza langsung menghubungi Mora untuk mempercepat sebuah momen pertemuan Yusra dengan Yandra. Mora pun langsung menyetujuinya.
Mirza melakukan yang demikian karna dirinya tidak tega melihat Yusra melampiaskan depresinya kedunia hitam itu lagi. Dan Mirza berniat akan berusaha untuk membuat Yusra menjadi seperti dirinya yang sudah tidak lagi tergiur akan keindahan namun kelam pada dunia hitam itu.

Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar