Kamis, 19 Maret 2015

BHARATAYUDHAseridua Part-17



                Mulai hari ini ada dua tugas yang harus dijalani oleh Arun. Tugas yang pertama ia harus menagantar kedua anaknya bersekolah, dan tugas keduanya harus menjemput kedua anaknya usainya bersekolah. Dan kini Arun memanggil kedua anaknya dengan brdiri didekat motor mogenya bermerek, berwarnakan merah. “Raaaaaf!”, Arun memanggilnya dengan bernada panjang memanjakan. Dan kini Assyraf telah berada disamping kanannya melihat kedirinya.
                Lalu memannggil anak satunya lagi, “Raaaaaj!”, Arun memanggilnya dengan bernada panjang memanjakannya juga. Dan kini pun Assyraj telah berada disamping kirinya juga melihat kedirinya. Kemudian kedua anaknya bersama berkata, “Let’s go!!!”, sambil memakai helm mini milik mereka berdua masing-masing. Arun pun tersenyum melihat tingkah-lakunya lalu menaikkan kedua anaknya ketempat duduk depan motornya.
“Are you ready!”, Arun kembali berkata sambil membunyikan motornya.
                “I’m ready, daaaddyyyyyyy!”, kedua anaknya menjawabnya serentak penuh keceriaan. Dan kini Arun menjalankan motor mogenya dengan kecepatan yang sangat normal.

Beberapa saat kemudian. . . .

                diUniversitas Poosharm sedang duduk sendiri dikantin didalam gedung Universitasnya sedikit merenung melihat kebawah. Ia masih memikirkan perkataan dari Vin kepadanya dihari kemarin, ia juga mengingat saat dirinya merekatkan bunga mawar yang dipatahkan oleh Vin kemarin memakai sebuah media lem perekat. Dan bunga mawar yang sudah direkatkannya kembali itu telah disimpannya disamping foto dirinya sendiri dimeja belajar kamarnya.
                “Sebenarnya, kemarin aku ingin sekali berkata berpuitis membalas dari kata puitis untukmu!”, katanya berbisik dihatinya masih merenungi. Kemudian Arun baru saja datang mengejutkannnya dengan duduk didepannya.
                “Darimana sajakah kau, Arun!”. Tanya Poosharm menghilangkan rasa terkejutnya.
                “Aku, baru saja mengantar Raj dan Raf kesekolah mereka!”. Arun berbicara terbuka melihat ceria.
                “Jadi kau sudah mengambil kedua anakmu itu! Kau tidak pernah bercerita dengan kami sebelumnya!”. Poosharm berkata sedikit bertanya sambil menepuk lengannya pelan.
                “Sorry, sorry! Aku terlalu banyak menghabiskan waktuku bersama mereka! Karna mereka berdua sangat tampan! Bahkan ketampanannya melebihi diriku sendiri!”, Arun berkata kembali sambil tertawa kecil sedikit bangga. Sedangkan Shahpoo ikut tertawa bersamanya sambil berpikir ada yang lucu dibalik kata-katanya yang tadi.

BHARATAYUDHAseridua

                Dipintu gerbang Universitas disana, Vin baru saja memasukinya berjalan didalamnya. Lalu menjadi terhenti saat dirinya melihat ada seseorang yang memberikannya sebuah kertas undangan pernikahan berwarnakan ungu. Dan kini telah diketahuinya jika seseorang yang memberinya kertas undangan pernikahan adalah Poosharm. “Aku tidak mau menerimanya! Simpan saja untuk dirimu sendiri!”, Vin berkata menolaknya lalu pergi meninggalkannya.
                Sementara Poosharm masih terpaku melihatnya yang pergi meninggalkan. “Sebenarnya apa yang sedang dia pikirkan?”, tanyanya didalam hati merasa keanehan pada dirinya. Dan kini Vin telah bersandar disebuah tiang didepan ruang perpustakaan, ia sedang merenungi tentang Poosharm yang memberinya sebuah undangan pernikahan berwarnakan ungu tadi. Lalu diingatnya kembali saat dirinya sedang bersamanya saat melewati sebuah jembatan kayu untuk yang kedua kalinya.
                Dimana Poosharm yang membimbing langkahnya dan Vin sempat mengatakan,  “Semoga suatu saat nanti, aku yang akan membimbing dirimu memutari api suci pada pernikahan kau dan aku!”. Kemudian melihat orang-orang yang melintasi dirinya usainya megingat yang demikian. “Cita-citaku yang kini sangat membebani diriku, adalah untuk bisa membimbing dirimu mamutari api suci pernikahan kau dan aku!”, keluhnya didalam hati masih bersandar disebuah tiang tersebut.

Beberapa saat kemudian. . . .

                Arun mengajak Poosharm dan Vin untuk ikut bersamanya menjemput kedua anaknya. Dan kini mereka bertiga telah berada disekolah kedua anaknya dengan berdiri berbaris bersejajar. Kemudian mereka bertiga melihat kedua anak dari Arun sedang berlari menuju ke mereka betiga lalu berhenti didepan mereka bertiga.
“Kenalkan, ini dua teman Ayah, disekolah Ayah! Ini namanya, Om Vin! Dan ini namanya, Tante Poosharm!”. Arun mengenalkan mereka berda kepada kedua anaknya.
“Panggil saja aja aku, Tante Poo!”. Poosharm menyambungnya dengan mengubah panggilannya dengan senyuman.
“Dua Pangeran Kecil dari temanku Bheeshma! Tampannya dirimu, nak!”. Vin memuji keduanya dengan menggendong keduanya ditangannya.
“Ooh, namamu Raj! Sama Tante Poo aja yuk!”. Poosharm menyambung dengan mengambil Raj dari Vin, lalu menggendongnya juga.
                Kemudian Raf menyapa Vin, “Assalammualaikum, Om Vin!”, dengan mencium pipinya. Vin tersenyum membalas mencium pipinya juga. Dan disambung oleh Raj yang menyapa Poosharm, “salam, Tante Poo!”, dengan mencium pipinya. Poosharm pun membalasnya mencium pipinya juga. Setelahnya merekapun akan pulang bersama. Dengan Raf juga Raj ikut bersama Vin dan Poosharm menggunakan Taxi. Dan Arun hanya seorang diri mengendarai motor mogenya.

BHARATAYUDHAseridua

Tidak ada komentar:

Posting Komentar