Mulai hari ini
ada dua tugas yang harus dijalani oleh Arun. Tugas yang pertama ia harus menagantar
kedua anaknya bersekolah, dan tugas keduanya harus menjemput kedua anaknya
usainya bersekolah. Dan kini Arun memanggil kedua anaknya dengan brdiri didekat
motor mogenya bermerek, berwarnakan merah. “Raaaaaf!”, Arun memanggilnya dengan
bernada panjang memanjakan. Dan kini Assyraf telah berada disamping kanannya
melihat kedirinya.
Lalu memannggil
anak satunya lagi, “Raaaaaj!”, Arun memanggilnya dengan bernada panjang
memanjakannya juga. Dan kini pun Assyraj telah berada disamping kirinya juga
melihat kedirinya. Kemudian kedua anaknya bersama berkata, “Let’s go!!!”,
sambil memakai helm mini milik mereka berdua masing-masing. Arun pun tersenyum
melihat tingkah-lakunya lalu menaikkan kedua anaknya ketempat duduk depan
motornya.
“Are you ready!”, Arun kembali berkata sambil
membunyikan motornya.
“I’m ready,
daaaddyyyyyyy!”, kedua anaknya menjawabnya serentak penuh keceriaan. Dan kini Arun
menjalankan motor mogenya dengan kecepatan yang sangat normal.
Beberapa saat kemudian. . . .
diUniversitas
Poosharm sedang duduk sendiri dikantin didalam gedung Universitasnya sedikit
merenung melihat kebawah. Ia masih memikirkan perkataan dari Vin kepadanya dihari
kemarin, ia juga mengingat saat dirinya merekatkan bunga mawar yang dipatahkan
oleh Vin kemarin memakai sebuah media lem perekat. Dan bunga mawar yang sudah
direkatkannya kembali itu telah disimpannya disamping foto dirinya sendiri
dimeja belajar kamarnya.
“Sebenarnya,
kemarin aku ingin sekali berkata berpuitis membalas dari kata puitis untukmu!”,
katanya berbisik dihatinya masih merenungi. Kemudian Arun baru saja datang
mengejutkannnya dengan duduk didepannya.
“Darimana sajakah
kau, Arun!”. Tanya Poosharm menghilangkan rasa terkejutnya.
“Aku, baru saja mengantar
Raj dan Raf kesekolah mereka!”. Arun berbicara terbuka melihat ceria.
“Jadi kau sudah
mengambil kedua anakmu itu! Kau tidak pernah bercerita dengan kami
sebelumnya!”. Poosharm berkata sedikit bertanya sambil menepuk lengannya pelan.
“Sorry, sorry!
Aku terlalu banyak menghabiskan waktuku bersama mereka! Karna mereka berdua
sangat tampan! Bahkan ketampanannya melebihi diriku sendiri!”, Arun berkata
kembali sambil tertawa kecil sedikit bangga. Sedangkan Shahpoo ikut tertawa
bersamanya sambil berpikir ada yang lucu dibalik kata-katanya yang tadi.
BHARATAYUDHAseridua
Dipintu gerbang
Universitas disana, Vin baru saja memasukinya berjalan didalamnya. Lalu menjadi
terhenti saat dirinya melihat ada seseorang yang memberikannya sebuah kertas
undangan pernikahan berwarnakan ungu. Dan kini telah diketahuinya jika
seseorang yang memberinya kertas undangan pernikahan adalah Poosharm. “Aku
tidak mau menerimanya! Simpan saja untuk dirimu sendiri!”, Vin berkata
menolaknya lalu pergi meninggalkannya.
Sementara
Poosharm masih terpaku melihatnya yang pergi meninggalkan. “Sebenarnya apa yang
sedang dia pikirkan?”, tanyanya didalam hati merasa keanehan pada dirinya. Dan
kini Vin telah bersandar disebuah tiang didepan ruang perpustakaan, ia sedang
merenungi tentang Poosharm yang memberinya sebuah undangan pernikahan berwarnakan
ungu tadi. Lalu diingatnya kembali saat dirinya sedang bersamanya saat melewati
sebuah jembatan kayu untuk yang kedua kalinya.
Dimana Poosharm
yang membimbing langkahnya dan Vin sempat mengatakan, “Semoga suatu saat nanti, aku yang akan
membimbing dirimu memutari api suci pada pernikahan kau dan aku!”. Kemudian
melihat orang-orang yang melintasi dirinya usainya megingat yang demikian.
“Cita-citaku yang kini sangat membebani diriku, adalah untuk bisa membimbing
dirimu mamutari api suci pernikahan kau dan aku!”, keluhnya didalam hati masih
bersandar disebuah tiang tersebut.
Beberapa saat kemudian. . . .
Arun mengajak
Poosharm dan Vin untuk ikut bersamanya menjemput kedua anaknya. Dan kini mereka
bertiga telah berada disekolah kedua anaknya dengan berdiri berbaris
bersejajar. Kemudian mereka bertiga melihat kedua anak dari Arun sedang berlari
menuju ke mereka betiga lalu berhenti didepan mereka bertiga.
“Kenalkan, ini dua teman Ayah, disekolah Ayah! Ini
namanya, Om Vin! Dan ini namanya, Tante Poosharm!”. Arun mengenalkan mereka
berda kepada kedua anaknya.
“Panggil saja aja aku, Tante Poo!”. Poosharm
menyambungnya dengan mengubah panggilannya dengan senyuman.
“Dua Pangeran Kecil dari temanku Bheeshma! Tampannya
dirimu, nak!”. Vin memuji keduanya dengan menggendong keduanya ditangannya.
“Ooh, namamu Raj! Sama Tante Poo aja yuk!”. Poosharm
menyambung dengan mengambil Raj dari Vin, lalu menggendongnya juga.
Kemudian Raf
menyapa Vin, “Assalammualaikum, Om Vin!”, dengan mencium pipinya. Vin tersenyum
membalas mencium pipinya juga. Dan disambung oleh Raj yang menyapa Poosharm, “salam,
Tante Poo!”, dengan mencium pipinya. Poosharm pun membalasnya mencium pipinya
juga. Setelahnya merekapun akan pulang bersama. Dengan Raf juga Raj ikut
bersama Vin dan Poosharm menggunakan Taxi. Dan Arun hanya seorang diri
mengendarai motor mogenya.
BHARATAYUDHAseridua
Tidak ada komentar:
Posting Komentar