Jumat, 20 Maret 2015

BHARATAYUDHAseridua Part-23



Beberapa minggu kemudian. . . .

                Malam ini merupakan malam purnama. Dan pada malam ini juga ada tiga peristiwa yang terjadi secara bersamaan hanya berbeda waktunya saja. Peristiwa itu terjadi pada Shafaq, Poosharm, dan juga Mellissa si penculik bayi bernama Raizaa.

Dimulai dari Shafaq. . . .

                Shafaq sedang menimang Putri kecilnya dibalkon depan rumahnya sambil melihat bulan purnama diatas langit. Ia merasa bersyukur karna bisa melihat bulan purnama bersama Putri kecilnya. “Putri kecilku, Ibu sangat mengagumi bulan purnama! Karna bagi Ibu, bulan purnama adalah bulan tercantik yang pernah Ibu lihat!’’, ia berkata sambil melihat bulan purnama diatas langit lalu melihat kewajah Putri kecilnya juga menciumnya.

Dilanjuti dengan Poosharm. . . .

                Poosharm sedang menikmati indahnya bulan purnama dijendela didalam kamarnya sambil menimang Putranya. Ia merasa kagum ketika mengamati semakin dalam bentuk dan juga terangnya bulan purnama tersebut diatas langit. Kemudian ia pun berbisik kecil dengan melihat ke Putranya, “Kalau kau seorang Putri, kau akan tampak cantik bercahaya seperti bulan purnama itu Putraku!’’. Kata sanjungannya sambil memanjakannya dengan senyum kebahagiaan sambil mangingat Putranya Raizaa.

Diakhiri dengan Mellissa. . . .

                Mellissa telah merahasiakan kepulangannya dari luar negeri bersama bayi Raizaa dari Vin dan Poosharm. karna ia ingin melampiaskan sakit hatinya pada Vin dimasa lalunya dengan memisahkannya dari bayi Raizaa. Mellissa sudah paham betul tentang bayi Raizaa, karna sebelum menculiknya ia lebih dulu menyuruh mata-mata untuk mencari tau tentang Vin dan bayi Raizaa saja. Dan kini Mellissa sedang menimang bayi Raizaa dikamarnya dengan duduk dikursi goyang.
                “Raizaa, aku adalah Ibumu! Dan Ayahmu sedang bekerja diluar sana! Aku akan membuat akta kealhiranmu yang baru dan akan sangat berbeda dengan yang sebenarnya! Kekasihku telah direbut oleh Ibumu! Dan kamu, harus tetap hidup bersamaku!’’. Mellissa mengatakannya dengan melihat jahat kepada bayi Raizaa, dimana bayi Raizaa juga menatapnya begitu polos. Lalu mendekapnya sambil meresapinya sambil mengingat diwaktu Vin mendekap dirinya penuh cinta dulu.

BHARATAYUDHAseridua

                Disaat Putri kecilnya sudah berumur dua tahun, ada sebuah kejadian yang menggetarkan Shafaq. Yaitu dengan tidak sengaja ia menemukan Raj mengalami kesakitan saat sedang asyiknya bermain bersama Putri kecilnya dihalaman depan rumahnya. Dan Shafaq pun berlari cepat dengan langsung membawa Raj kedalam rumah untuk menjauhkannya dari Putri kecilnya. “Kekuatan merah telah berfungsi!’’, katanya dihatinya sesaat sudah menenangkan Raj dari kesakitakannya diruang tamu.
                Kemudian dilihatnya Raf bersama Putri kecilnya yang sudah memakai kembali bandonya, memasuki pintu rumahnya akan segera menujunya. Lalu diingatnya jika kekuatan merah itu ada pada ubun-ubun Putri kecilnya. Jadi demi untuk menghindari kejadian yang tadi maka Putri kecilnya diharuskan untuk selalu menutupi ubun-ubunnya dengan memakai sebuah benda kain atau penutup kepala. Dan karna itu juga membuat Putri kecilnya telah terbiasa memakai bando tersebut.
Kini Shafaq memerintahkan keduanya untuk berhenti sejenak dari langkahnya yang sudah mendekatinya berjarak lima langkah didepannya.
                “Raf, Ibu sudah bilang jaga adikmu? Bukan hanya Ashghari saja, tapi juga Raj!’’. Perintah bercampur keluhnya ke Raf.
                “Maaf Ibu, tapi aku tidak mengerti mengapa Adik Raj bisa kesakitan seperti itu?’’. Raf meminta maaf sambil bertanya melihat ke Shafaq lalu melihat ke Raj.
                “Kalau Adik Raj mengalami kesakitan seperti ini lagi! Maka Ayah Arun akan menglami kesakitan yang sama! Raj, Raf, kalian harus menjaga penutup kepala atau bando dari Adik Ashghari! Karna kalau itu bisa terlepas dari kepalanya, maka Raj dan Ayah Arun akan mengalami kesakitan yang sama!’’. Shafaq menjelaskannya dengan melihat-lihat ketiga anaknya.
                “Ibu Shafaq! Apa yang sedang terjadi padaku tadi?’’. Raj bertanya dengan menatapnya gelisah. Shafaq pun melihat kepadanya, menggeleng pelan.
                “Suatu hari nanti, kau pasti akan mengerti Pangeranku!’[, kata penghiburannya sambil tersenyum. Lalu melihat ke Raf dan Ashghari. “Raf, Ashghari, kesini nak kita duduk berkumpul bersama!’’, ajakkannya penuh kasih sayang, memberi senyuman manja.
                Dan kini mereka berempat duduk dikursi yang sama. Dengan Raj bersama Raf disisi kanan Shafaq, dan Ashghari duduk dipangkuannya. Kemudian mereka berempat menyanyi bersama menikmati indahnya kebersamaan.

Beberapa bulan kemudian. . . .

                Setelah sudah beberapa bulan kemudian, Arun dan Shafaq terpaksa memisahkan kedua Pangerannya bersama Putri kecilnya. Karna mereka berdua tidak mau kejadian yang menggetarkan beberapa bulan yang lalu akan kembali terulang. Mereka berdua pun kini telah berada dibandara untuk mengantarkan kepergian dua Pangerannya. Beruntung, dua Pangeran mereka telah mengerti mengapa harus bersekolah diluar kota tanpa harus banyak bertanya.
                Karna disana dua Pangeran mereka akan tinggal bersama orangtua asuh dari Shafaq yang begitu baik dan juga perhatian. Mereka berdua disana akan tetap bisa mendapat kasih sayang yang mencukupi lebih dari Shafaq dan Arun. Dan kini dua Pangeran mereka pun memberi salam perpisahan dan setelahnya akan beranjak pergi menuju kedalam gedung bandara. Begitu haru yang dirasakan oleh Shafaq dan Arun yang masih menyaksikan kepergian dua Pangerannya.
                “Mereka berdua telah bernasib sama denganku pada masa itu! Semoga kemudahan akan selalu mereka dapatkan!’’. Arun berkata menyamakan nasib kedua Pangerannya yang sama dengan nasibnya dulu pada masa itu, saat ia harus belajar dikota Kamspir untuk beberapa hari kedepan. Masih melihat kedua Pangerannya.
                “Dan Putri kecil kita, bernasib sama denganku! Semoga penantian dari Putri kecil kita akan cepat terhenti!’’. Shafaq menyambung dengan juga menyamakan nasib Putri kecilnya dengan nasibnya dulu pada masa itu, saat harus menunggu kepulangan Pangeran Bheeshma dari belajarnya dikota Kamspir. Melihat ke Putri kecilnya yang digendongnya.
                Kemudian mereka berdua saling berpandangan setelah tadinya saling berbicara mengulang kisah kehidupannya pada masa itu, dimasa mereka berdua masih menjadi Pangeran Bheeshma dan Tuan Putri Purindah.

BHARATAYUDHAseridua

                Sang waktupun begitu cepat berlalu, kini Putri kecil yang amat disayangi oleh Arun dan Shafaq telah memasuki masa remajanya. Usianya kini sudah genap berusia enambelas tahun. Dan Putri kecilnya yang dulu kini sudah menjadi seorang Putri remaja yang sedang bermain-main dihalaman depan rumahnya. Dirinya sedang asyik merangkai bunga-bunga dengan tenangnya. Tiba-tiba menjadi terusik saat Arun dan Shafaq memanggilnya dari arah belakangnya dengan sebutan, ‘’Putri Ashghaaaaariiii!!!!’’.
                Mendengar namanya telah dipanggil oleh Ayah dan Ibunya, Putri Ashghari pun berdiri masih membelakangi Ayah Ibunya. Kemudian berbalik dengan anggunnya menghadap ke Ayah Ibunya. Arun dan Shafaq pun menjadi tersenyum lalu bersama tuk mendekati Putri tersayang mereka berdua. Parasnya begitu cantik, dan matanya begitu indah penuh makna tersendiri, dan hampir secara keseluruhan mirip sekali dengan Shafaq diwaktunya masih menjadi Tuan Putri Purindah.
                “Sudah cukup untuk bermain-mainnya, Putriku! Mari kita melakukan pemujaan didalam!’’. Shafaq menghentikannya sejenak untuk bermain, lalu mengajaknya untuk melakukan pemujaan. Melihat ke Putrinya ceria
                ‘’Ayah melihat dirimu, Ayah seperti telah melihat diri dari Ibumu lagi! Disaat usia Ibumu masih remaja!’’. Arun menyanjung Putrinya, melihat sedikit terkesima karna sangat mirip dengan Tuan Putri Purindah.
                ‘’Ayah Arun, Ibu Shafaq! Kalian berdua tidak perlu menatapku, menyanjungku yang seperti ini! Sungguh kakiku sangat kaku untuk melangkah bersama kalian! Karna, aku terlalu bahagia mendengarnya!’’. Putrinya membalas perkataan dari mereka berdua dengan melihat-lihat keduanya kemudian menjadi tertawa malu. 
                Begitulah kisah kehidupan Arun, Shafaq, dan juga Putri kecilnya yang sudah berubah menjadi seorang Putri remaja. Putri Ashghari, fisiknya sangat mirip sekali dengan Tuan Putri Purindah pada masa itu. Jadi wajar saja jika Arun merasa terkesima saat melihat Putrinya itu. Fisiknya memang mirip sekali dengan Tuan Putri Purindah pada masa itu, namun sikapnya mirip dengan Pangeran Bheeshma pada masa itu juga. Seperti kata pepatah, buah jatuh tak jauh dari pohonnya.

BHARATAYUDHAseridua

                Sementara itu, Poosharm disana baru saja akan menjemput Putranya, Vikram Karn Poo yang sudah menyelesaikan sekolah asramanya selama enam tahun lamanya. Dan akan melanjuti sekolahnya lagi hanya satu tahun disebuah home schooling, ini merupakan rencana darinya yang akan diperbincangkannya bersama Putranya tersayang nanti. Saat ketika Poosharm melihat Putranya yang sudah berada didepannya, ia langsung memeluknya sambil mendengarkan alunan detak jantungnya.
                Karna yang paling sangat dirindukan olehnya selain melihat wajah Putranya kembali, adalah kembali juga bisa mendengarkan alunan detak jantung Putranya. Setelahnya melakukan itu kepada Putranya, Poosharm pun mengajaknya untuk bertemu dengan Ayahnya dikantor tempat Ayahnya bekerja.

Beberapa saat kemudian. . . .

                Didalam ruangannya didalam kantornya, Vin sedang duduk santai menyandarkan tubuhnya dikursi kerjanya sambil mengoreksi data dari clientnya. Vin memang kelihatannya begitu santai saat masih mengoreksinya, namun tetap ada keseriusan dan juga konsentrasi didalamnya masih mengoreksi. Setelah beberapa saat berjalan, tiba-tiba saja terdengar suara yang memanggilnya dengan sebutan, “Ayahanda’’. Suara itu telah didengarnya dari arah pintu ruangannya, tepatnya disamping kanannya.
                Vin pun mendadak menjadi terdiam dan melihat kearah samping kanannya. Kemudian menjadi berdiri seketika karna telah terpaku melihat Putranya yang sudah remaja dan juga melihat Poosharm yang berdiam dibalik Putranya. Bagaimana tidak dirinya menjadi terpaku, sebab Putranya begitu mirip sekali dengan Pangeran Bheeshma pada masa itu. Dan kini dilihatnya Putranya sedang berusaha melangkah mendekati dirinya yang masih terpaku, sementara Poosharm masih berdiam hanya melihat.
                ‘’Putraku, Vikram Karn Poo?’’, Vin berkata menyebut namanya dengan wajah bertanya-tanya setelah Putranya telah berhenti dihadapannya. Putranya memberinya senyuman, menatap sedikit haru. ‘’Kau sekarang sudah besar, nak! Wajahmu sangat familiar, kau tampak begitu menghidupkan memori tentang kehidupanku pada masa itu!’’. Vin berkata kembali mengatakan ketakjubbannya lalu memeluknya penuh kasih sayang.
                ‘’Ayahanda, aku telah kembali! Aku ingin bermain bersama Ayahanda, dan juga bersama Ibunda! Aku ingin, menghabiskan liburanku dirumah saja bersama Ayahanda dan Ibunda!’’. Putranya mengungkap rasa rindunya untuk bermain bersamanya juga bersama Ibunya setelah beberapa tahun lamanya mereka bertiga sangat jarang sekali bersama dalam keluarga. Masih dalam pelukan ayahnya.
                Begitulah kisah dari Vin, Poosharm, dan juga Putranya Vikram. Dimana mereka kini telah disatukan kembali dalam kebersamaan keluarga. Dan mereka akan melakukan kebersamaan itu dari hari ini juga seterusnya. Sungguh kerinduan yang menyiksa karna harus menunggu, menanti sebuah kebersamaan dalam keluarga. Dan tepatnya dimulai dari hari ini, semua itu akan dibayar dengan kebersamaan dalam keluarga yang sebenarnya.

BHARATAYUDHAseridua

Tidak ada komentar:

Posting Komentar