Jumat, 20 Maret 2015

BHARATAYUDHAseridua Part-19



                Esok harinya, Poosharm memanjakan bunga mawar yang telah didapatkannya dari Vin. Dirinya memanjakan bunga mawar tersebut sambil mencium kelopaknya yang masih berwarnakan segar. “Terimakasih kau sudah kembali menghiburku! Aku janji, aku akan mengambil kembali orang yang sudah memberikanmu padaku!”, katanya dengan senyuman lalu meihat keatas membayangkan wajah Vin saat berkata berpuitis untuknya pada beberapa waktu yang lalu.
                Sementara disana, Vin sedang berayun-rayun ditempat ayunannya dirumahnya dengan berbaring. Dirinya sedang mengamati hembusan angin yang begitu membuatnya merasa begitu damai. “Sudah empat tahun lamanya aku mengenal dia! Dan aku belum tau apakah aku akan memutari api suci pernikahan benar bersamanya, atau bersama yang lain!”, katanya berbisik kecil masih menikmati hembusan angin dengan menutup kedua matanya.
Kemudian mereka berdua saling bertukar kata dari kejauhan, tanpa mereka berdua ketahui dan juga tanpa mereka berdua menyadarinya.
“Aku, sulit sekali untuk katakan rindu!”. Poosharm berkata melihat kebunga mawar yang masih dipegangnya, didepan wajahnya.
“Aku, mudah sekali untuk katakan rindu!”. Vin berkata masih menutup kedua matanya.
“Bibirku seperti terkunci, dan pikiranku  juga seperti begitu segan!”. Poosharm berkata kembali mencurahkannya masih melihat bunga mawar tersebut.
“Bibirku memang berhenti tuk katakan rindu itu, tetapi tidak dengan didalam hatiku!”. Vin berkata kembali mencurahkan masih menutup kedua matanya.
Kemudian disaat yang bersamaan, Vin terbangun dari baringnya diayunannya dengan membuka kedua matanya kembali melihat lurus kedepan, dan Poosharm menjadi berdiri dengan melihat lurus kedepan masih memegang bunga mawarnya. Lalu mereka berdua sama-sama tersenyum malu dengan menundukkan kepala mereka setengah kebawah, ketika baru menyadari apa yang baru saja mereka katakan tadi. 
Karna apa yang mereka berdua katakan tadi adalah merupakan sebuah dorongan dari perasaan mereka berdua yang telah lama disembunyikan, tersembunyikan.

BHARATAYUDHAseridua

                Esoknya, ditengah gerimisnya hujan, Arun berjalan seorang diri ditaman biasa. Ia sedang menghabiskan waktunya untuk berjalan-jalan sebentar sebelum menjemput kedua Pangeran kecilnya yang masih belajar disekolahnya. Tanpa terduga olehnya, rinai hujan yang tadinya gerimis pun kini tiba-tiba menjadi sedikit deras. Sementara dibelakang dirinya, baru saja terlihat sosok Shafaq yang melewati sebuah tikungan lalu melihat kepada dirinya dari kejauhan.
                Shafaq pun akan mengejarnya dengan menggunakan kekuatan istimewanya. Sedangkan Arun disana masih berjalan menikmati hujan yang sudah membasahi seluruh tubuhnya. Dan dengan tiba-tiba pula ada yang memeluk tubuhnya keras dari arah belakangnya. Sontak, Arun merasa terkejut lalu teringat saat Tuan Putri Purindah memeluk tubuhnya keras dari arah belakang dirinya pada masa kehidupannya dulu.
Dan kini Arun telah berbalik menghadap keseseorang yang telah memeluk tubuhnya tadi. Ternyata seseorang itu adalah Shafaq yang kini menarik kedua telinganya sendiri dengan kedua tangannya menatap Arun berwajahkan sedikit kaku. Arun pun merasa sedikit heran dan akan bertanya.
                “Apa yang sedang kau lakukan?”. Arun bertanya menatapnya dengan wajah sedikit heran.
                “Aku sedang menarik kedua telingaku sendiri! Karna aku sudah memakai kekuatan istimewa untuk mengejarmu! Aku sudah menghukum dirimu jika kau memakainya bukan!? Masa’ aku tidak!”. Shafaq mencurahkan curahannya tentang keadilan.
                 “Kau tidak hanya mengejarku, tapi kau juga memeluk tubuhku keras!”. Arun mengatakannya dengan menjatuhkan kedua tangan Shafaq dari menarik kedua telinganya kebawah, lalu menggenggam kedua tangannya. “Putri, kita berdua sudah lama tidak menari bersama!”, Arun mengingatkannya tentang yang dulu kembali.
                “Pangeran, apakah kau bisa berdansa? Jika kau benar bisa, mari berdansa denganku saat ini! Biarlah rinai hujan ini membuat dansa kita berdua menjadi lebih romantis!”. Shafaq bertanya sambil mengajaknya untuk berdansa bersama.
                Arun pun kini memundurkan dirinya tiga langkah lalu menarik tangannya mengajaknya untuk berputar-putar bersama. Kemudian Shafaq melepaskan dirinya dari Arun dengan memundurkan dirinya tiga langkah melakukan sebuah tarian balet solo memakai senyuman ceria. Sedangkan Arun memutarkan dirinya sendiri dengan mengelilinginya yang masih menari balet solo. Setelah dua menit mereka melakukan itu, Arun berhenti dihadapannya dan Shafaq langsung memeluknya.
                Kemudian mereka saling melepaskan pelukannnya menjadi saling bertatapan. “Putri, menikahlah denganku lagi pada masa sekarang!”, Arun mengungkapnya dengan berlutut ala Pangeran diKerajaan memakai tatapan serius. Shafaq yang melihatnya pun menjadi tersenyum malu, mengangguk lalu mencium keningnya dengan sedikit membungkuk memegang lembut wajahnya. Arun yang sudah mengetahuinya begitu merasa bahagia lalu memejamkan kedua matanya merasakan ciuman darinya.
                Dan lagi, mereka menari-nari kembali dengan berdansa romantis bak Raja dan Ratu yang sedang memamerkan kemesraan disebuah ballroom.

BHARATAYUDHAseridua

                Sementara itu, ditempat lain Vin sedang termenung sambil berdiri dipinggir sebuah danau. Ia sedang mencerminkan, melihat wajahnya sendiri diair danau tersebut yang masih terlihat tenang. Tiba-tiba saja ada yang mengusiknya dari arah belakang dengan memanggil namanya. Vin pun menyahutnya dengan berkata “Iya”, masih melihat wajahnya sendiri diair. Seseorang yang telah memanggilnya tadi adalah seorang wanita yang sangat tidak asing baginya.
                “Berapa usiamu?”. Seorang wanita itu bertanya dingin.
                “Duapuluh tiga tahun!”. Jawab Vin singkat.
                “Dua puluh tiga tahun? Dan usia panjangmu adalah duaratus duapuluh tiga tahun! Maharaj Karanu Kharisma, adalah sebuah nama campuran dari masa kehidupanmu yang dulu!”. Seorang wanita itu berkata membongkar rahasianya dengan berjalan mendekatinya, dan kini wanita itu sudah ada dihadapannya. Vin yang tadinya sudah mengetahui siapa identitas seorang wanita tersebut, kini mulai merasa lega dan santai karna apa yang sempat diketahuinya tadi memanglah benar.
                “Ternyata benar kau! Terimakasih, kau telah berhasil mengetahui, dan membongkar rahasiaku kepadaku secara langsung!”. Vin berkata berterimakasih menatapnya menyerah.
                “Aku tidak bisa bertahan dengan keadaan ini lagi! Karna aku baru saja menemukan dua tujuan dalam hidupku!”. Poosharm mengungkap memakai tatapan meyakinkannya.
                “Katakan padaku sekarang! Aku sudah bertahan untuk tidak melihatmu dengan berada didepanmu selama bertahun-tahun! Tapi kau selalu mengantarkan dirimu sendiri didepanku, sehingga aku melihat dirimu lagi didepanku sekarang ini!”. Vin masih berkata menyerah, lalu menghadapkan dirinya kekiri begitupun pandangannya.
                ‘’Aku merindumu!”. Poosharm mengungkapnya sedikit sedih melihat kepadanya.
                “Tak usah kau pancing lagi rinduku! Aku sudah lelah bertahan karnanya!”. Vin berkata menolaknya, semakin menyerah.
                “Aku ingin mendukungmu untuk mendapatkan kebebasanmu! Arun saja bisa, maka kau harus bisa juga! Daaan, aku ingin kau yang memakaikan sindu dikepalaku!”. Poosharm mengatakan dua tujuannya, namun belum dimengerti oleh Vin.
                “Katakan dua tujuanmu itu, itu yang mau aku dengar! Sebelum aku benar-benar jauh tinggalkanmu!”. Vin berkata sambil mengancam namun pasti akan dilakukannya.
                “Kalau begitu, biarkan aku mengulangnya lagi! Aku ingin mendukungmu untuk mendapatkan kebebasanmu! Arun saja bisa, maka kau harus bisa juga! Daaan, aku ingin kau yang memakaikan sindu dikepalaku!”. Poosharm mengulangnya masih melihatnya sedikit sedih, Vin yang sudah mengerti langsung berbalik menghadapnya kembali, menatapnya. “Maaf, aku telah berani menyembunyikan perasaanku padamu selama bertahun-tahun! And now, give me one hug!”.
                Vin pun langsung memeluknya penuh dengan perasaan juga rindu yang telah lama dipendamnya. “Don’t let me go, Vin! I love you so much!”, Poosharm mengungkap apa yang diinginkannya. Sedangkan Vin semakin mengeratkan pelukannya.
“You’re the only one for me! You’re my destiny! My life, and everything for me!”, sambung Vin mengungkap perasaannya yang sudah terlalu dalam. Kemudian mereka berdua saling melepaskan pelukannya dan kini saling bertatapan mesra.
Kemudian Poosharm kembali menunjukkan bunga mawar yang sempat dipatahkannya menjadi dua bagian dan kini sudah terlihat bunga mawar tersebut kembali utuh. Vin pun mengaku sedikit kaget karnanya, karna dilihatnya bunga mawar yang telah dipatahkannya tersebut sudah kembali utuh. Dan Vin melihat ke Poosharm dengan wajah yang begitu terpaku haru. Begitupula dengan Poosharm yang juga melihat kepadanya sambil berkata sesuatu.
‘’Disaat hatimu sedang patah, maka bunga mawar ini akan patah juga seperti pada waktu itu!’’, Poosharm akan berkata berpuitis, namun Vin langsung memotongnya dengan menyambung berkata berpuitis juga. ‘’Kini hatiku dan hatimu sudah tidak patah lagi! Bunga mawar ini, telah mengilhaminya dengan keadaannya yang sudah kembali utuh! Dan itu karna bunga jiwaku, yang kini sudah resmi menjadi milikku!’’, Vin berkata berpuitis begitu mesranya sehingga membuat Poosharm tersanjung.
 
BHARATAYUDHAseridua

Tidak ada komentar:

Posting Komentar