Tiga hari
kemudian. . . .
Poosharm sedang
bersiap-siap untuk menghadiri pernikahan dari kakak kandungnya. Ia pun kini
masih memasang perhiasan khas dari Negara asalnya, India. Dirinya tampak begitu
cantik saat mengenakan baju khas dari India yang memakai kain sari berwarnakan
merah dipadukan dengan warna kuning keemasan. Begitupun dengan perhiasan yang
ada pada hidungnya, dikedua telinganya, juga diatas kepalanya hingga
dikeninganya.
“Happy wedding,
kak!”, katanya masih didepan cermin sambil memakai kain sari menutupi setengah
kepala atasnya disertai senyuman kebahagiaan diwajahnya. Setelahnya
bersiap-siap, ia pun bergegas meninggalkan kamarnya dan akan turun menuju
ketempat yang akan dilakukannya sebuah ritual pernikahan kakaknya. Dan kini
sudah berada didekat ritual pernikahan tersebut dengan melihat-lihat hiasan
bunga yang menggantung rapi.
Kemudian dilihatnya diarah kanannya dikejauhan, Arun
baru saja datang akan segera mendekatinya bersama Vin. Mereka berdua terlihat
begitu tampan mengenakan pakaiaan khas dari India berwarna merah maroon.
Poosharm pun menjadi terpaku, dan semakin menjadi terpaku saat Arun memberi
senyuman kepadanya. Sedangkan Vin melihat-lihat kearah lain memalingkan
wajahnya. Dan kini mereka berdua telah berada didepan samping kanan Poosharm dengan
saling berpandangan.
“Salam, Poosharm!”.
Arun memberi salam.
“Salam, Poosharm!”.
Sambung Vin memberi salam juga.
“Salam, Arun!
Salam, Vin!”. Poosharm memberi salam agam juga dengan melihat keduanya secara
bergantian.
“Disini pasti
banyak makanan laddo! Bolehkan kami mencobanya sekarang? Karna diIndonesia
jarang sekali kami temui makanan laddo tersebut!”. Vin berkata kembali berniat
akan menghindari Poosharm dengan menatap pura-pura bahagia kepadanya dan Arun. Sementara
Arun tiba-tiba teringat kembali saat dirinya memaksa Tuan Putri Purndah untuk
mencicipi makanan laddo yang dipersembahkannya sehingga membuat Tuan Putri
Purindah menjadi terbatuk-batuk memuntahkannya.
Sedangkan
Poosharm hanya menganggukkan kepalanya, mempersilahkannya menatap Vin diam. Dan
ia masih menatapnya seperti itu hingga vin sudah berjalan dibelakangnya,
membelakanginya. Sementara Vin memalingkan pandangannya saat setelah melewati
dirinya disampingnya. Dan keadaan Shahpoo kini menjadi terdiam gelisah masih
melihat Vin yang masih berjalan jauh, begitu juga Arun yang kini melirikkan
kedua matanya kebawah sedkit gelisah.
Ritual pernikahan
dari kakaknya pun dilaksanakan, ritualnya begitu tampak agung penuh kedamaiian.
Sang pengantin tampak romantis saat ketika pengantin pria memakaikan sindu
dikepala pengantin wanitanya. Arun menjadi tersenyum menyaksikannya, karna
teringat saat pertama kalinya dirinya memakaikan sindu dikepada Tuan Putri Purindah
dihari pernikahannya dimasa kehidupannya dulu. Sedangkan Vin yang
menyaksikannya hanya diam ikut tersenyum namun hanya berpura-pura saja.
Kemudian saat Vin
melihat sang pengantin akan memutari api suci pernikahan, tiba-tiba saja ia
melihat sang pengantin tersebut adalah dirinya sendiri bersama Poosharm. “Andai
saja pemandangan ini memang nyata! Tentu saja aku akan merasa begitu bahagia!
Malam ini, bulan dilangitpun tak dapat menyaingi kecantikan dari dirinya!”,
katanya bebisik pelan memakai suara. Lalu beranjak pergi dari tempatnya akan
menuju ketempat yang lainnya.
Masih disekitar
tempat itu, Poosharm merasa jika Vin sedang berjalan disamping kirinya
dikejauhan yang seolah-olah akan menghampirinya. Secara spontan, Poosharm
langsung menghentikan Vin dengan menggapai tangannya lalu memegangnya erat yang
saat itu akan melewati dirinya dari arah didepanya.
Vin kini
menjadi terhenti seketika dengan menolehkan pandangannya kepada Poosharm yang
sudah melihat dirinya lebih dulu.
“Apa yang
membuatmu menghentikan aku seperti ini!”. Vin bertanya menatap dingin.
“Kau telah
menolak sebuah undangan dariku! Lalu mengapa kau bisa datang kepesta pernikahan
ini?”. Poosharm bertanya membalas menatapnya dingin.
“Arun yang sudah
memaksaku! Awalnya aku menolak ajakkannya, tapi apa dayaku karna dia terus
memaksaku untuk pergi bersamanya kepesta pernikahan ini!”. Vin menjelaskannya
dengan wajah yang teramat serius, masih menatap dingin. Poosharm melepaskan
pegangannya dari tangan Vin lalu melihat kearah lain, sedangkan Vin yang sudah
melihatnya langsung pergi begitu cueknya. Dan perasaan Shahpoo kini menjadi
sedih, sementara Vin masih merasa kesal namun ada rindu kepadanya.
BHARATAYUDHAseridua
Dua tahun
kemudian. . . .
Arun, Poosharm,
Vin sedang duduk bersama disebuah kursi berbentuk persegi panjang dilapangan
depan Universitas. Dengan Arun duduk disebelah kiri, Poosharm duduk ditengah,
dan Vin duduk dsebelah kanan dari kursi persegi panjang tersebut. Dan pandangan
mereka bertiga kini sama-sama tertuju pada pintu gerbang Universitas, yang
mungkin sebentar lagi akan mereka ucapkan selamat tinggal pada pintu gerbang
Universitas tersebut.
“Sangat tidak
terasa, kita bertiga sudah belajar diUniversitas ini selama kurang lebih empat
tahun lamanya!”. Arun berkata memulai sedikit haru.
“Diwaktu masih
awal belajar diUniversitas ini, aku merasa ingin sekali cepat pergi dari
Universitas ini! Tapi sekarang, rasanya aku berat sekali untuk berkata selamat
tinggal pada Universitas ini!”. Sambung Vin berkata sedikit haru juga.
“Kebersamaan kita
yang terjadi didalam Universitas ini, biarlah hanya terkenang disini!”,
Poosharm meyambung juga berkata sedih dengan matanya yang berkaca-kaca.
Sedangkan Arun dan Vin bersama melihat kepadanya. “Kalian jangan takut, kita
akan selalu bersama saat nantinya kita akan berkata selamat tinggal pada
Universitas ini dan keluar dari pintu gerbangnya!”, Sambungnya kembali dengan
melihat ke Arun dan ke Vin, lalu melihat kembali ke pintu gerbang Universitas
tersebut.
Kemudian Arun dan
Vin bersama merebahkan kepalanya dibahu Poosharm juga bersama menggenggam
tangan darinya seolah-olah mereka berdua sama-sama tuk saling menguatkan
melihat kepintu gerbang Universitas. Poosharm yang merasakan rebahan juga
genggaman dari keduanya pun langsung mengenggam tangan mereka berdua untuk
lebih menguatkan. Tampak kebersamaan dari mereka bertiga yang begitu meluluhkan
siapapun melihatnya.
Dua minggu kemudian. . . .
Hari ini adalah
hari penobatan untuk mereka bertiga sebagai seorang Sarjana. Didalam jurusan
yang sama, mereka pun secara bergantian mengambil sebuah toge juga sebuah
ijazah dari dosen yang sudah membimbing mereka selama masih mendalami ilmu dari
jurusan mereka. Rasa haru pun begitu dirasakan mereka karna kebebasan dari
menjadi mahasiswa/mahasswi telah mereka hilangkan pada hari ini. Dan pada selanjutnya
mereka baru saja mendapatkan gelar Sarjana tingkat satu.
Dan mereka
bertiga pun mendapatkan sebuah penghargaan dari kategori masing-masing. Arun
mendapatkan penghargaan sebagai mahasiswa teladan karna kedisiplinnannya.
Poosharm mendapat penghargaan karna hubungan kesosialannya terhadap
teman-temannya juga terhadap para dosen yang pernah ikut serta mendidiknya.
Sedangkan Vin mendapatkan penghargaan jika dia adalah mahasiswa terbaik yang
selalu mendapatkan nilai IP tertinggi dan terbaik selama empat tahun
berturut-turut.
Setelahnya mereka
bertiga mendapatkan sesuatu yang demikian, mereka bertiga pun berfoto bersama
dengan Poosharm ditengah, Vin disamping kanannya dan Arun disamping kirinya
memakai senyuman bahagia. Kemudian mereka bertiga melanjutkannya dengan foto
bersama Ibu asuh dari Vin, lalu berfoto bersama kedua orang tua dari Poosharm.
Sungguh sebuah kebahagiaan yang begitu lengkap dan juga begitu sempurna yang
telah ada pada mereka bertiga karna bisa berkumpul bersama.
Mereka bertiga kini
terlihat seperti keluarga besar, saat mereka bertiga sedang melakukan foto
bersama dengan Ibu asuh dari Vin juga dengan kedua orangtua dari Poosharm.
Sungguh pemandangan yang sangat bagus sehingga membuat orang-orang yang tak
sengaja maupun sengaja melihatnya menjadi begitu terkagum-kagum. Dan dibalik
kebahagiaannya itu, Arun menjadi merindukan kembali pada Shafaq juga pada kedua
Pangeran Kecilnya.
BHARATAYUDHAseridua
Tidak ada komentar:
Posting Komentar