Jumat, 20 Maret 2015

BHARATAYUDHAseridua Part-21



Setelah setahun kemudian. . . .

Ditahun yang sama, Vin dan Poosharm telah mendapatkan seorang Putra, Putra mereka berdua diberi nama Raizaa Karn Poo. Putra mereka yang diberi nama Raizaa Karn Poo itu begitu tampan, setampan wajah Ayahnya, Vin. Sedangkan pada bibirnya sangat mirip sekali dengan bibir Ibunya, Poosharm. Kemudian pada dua minggu kemudian, Shafaq dan Arun juga menyusulnya telah mendapatkan seorang Putri. Dan Putri mereka berdua diberi nama Ashghari Pu Ma.
Parasnya tak kalah cantik dari Ibunya, Shafaq. Matanya juga mirip sekali dengan Ibunya, sedangkan bentuk wajahnya mirip sekali dengan Ayahnya. Dan hidungnya mancung mirip sekali dengan hidung kedua kakaknya. Disaat Ashghari berumur tiga bulan dan Raizaa berumur tiga bulan dua minggu. Mereka berempat sebagai orangtua dari dua bayi tersebut mengadakan sebuah rapat dikediaman Arun. Dan kini telah duduk bersama dengan saling berhadapan sambil menimang Putra-Putri mereka.
“Anakku, telah memiliki kekuatan merah didalam dirinya! Dan untuk Raf juga Raj, aku belum mengetahui pasti!”. Arun berbicara memulai dengan melihat Putri kecilnya dalam pelukan Shafaq.
“Suamiku, kapan kekuatan pada Putri kecil kita ini akan beraksi?”. Shafaq menanyakan sedikit cemas melihat ke Arun.
“Ibu dari bayi Ashghari, mengapa kau terlihat sedikit cemas! Bukankan itu bagus!”. Poosharm menyambungnya dengan bertanya melihat ke Shafaq, belum mengerti.
“Benar kata Poosharm! Kau tidak perlu cemas dulu! Aku masih belum bisa menerawang apa yang telah kau tanyakan tadi!”. Arun berkata kembali mencurahkan masih melihat ke Putri kecilnya.
“Kalau begitu, bagaimana dengan Pangeran kecilku? Apakah dia akan terlibat juga dengan ritual pembebasan kita berdua nanti?”. Vin menyambungnya juga dengan bertanya melihat ke Arun.
“Untuk sementara ini kita tunggu saja! Karna aku merasa masih ada rahasia dibalik rahasia!”. Arun berkata menenangkan meihat-lihat ke mereka berempat namun merahasiakan.
                Kemudian mereka berempat menjadi terhibur saat Raf dan Raj datang kepada mereka dengan bernyanyi sambil menari-nari begitu cerianya. Dan kini mereka berempat pun menjadi tertawa gembira mendukung tingkah lucu Raf dan Raj yang masih berlanjut  melupakan sejenak apa yang telah mereka berempat rapatkan tadi.

BHARATAYUDHAseridua

                Dipenghujung malam, Poosharm sedang mencoba menidurkan Putranya yang sedikit rewel. Ia pun kini menimangnya dengan duduk santai disamping tempat tidur Putranya. Sementara Vin sudah terlelap dalam tidurnya. Kemudian Poosharm membawa Putranya untuk tidur bersamanya ditempat tidurnya bersama Vin. Dan ia pun kini setengah membaringkan tubuhnya dengan Putranya dalam keadaan tiarap didadanya.
                Poosharm mengelus-ngelus rambut Putranya lembut, sedangkan Putranya mendengarkan alunan detak jantungnya dan ia juga mendengarkan alunan detak jantung dari Putranya. Perasaan begitu damai kemudian menjadi tertidur. Begitu juga dengan Putranya yang menyusulnya untuk tidur setelah beberapa saat dirinya telah tertidur lebih dulu.

Esok harinya. . . .

                Paginya, Poosharm sedang duduk bersantai dihalaman depan rumahnya bersama Putranya. Ia akan menghabiskan waktunya untuk beberapa saat bersama Putranya dengan bercanda bersama. Telah didengar suara Putranya yang tertawa karna candanya sambil mengajaknya mengobrol. Kemudian ia kembali menyandarkan dada Putranya kedadanya sendiri, berniat akan mendengarkan alunan detak jantungnya sekali lagi. Setelah tadi malam ia sudah melakukannya.
                “Alunan detak jantungmu, telah membuat Ibunda merasa begitu damai Putraku! Dan Ibunda sangat berharap, kita berdua akan selamanya bisa merasakan ini!”, katanya masih menyandarkan dada Putranya dengan dadanya. Lalu melepaskannya dengan menidurkannya dikereta bayi didepannya. Karna dirinya akan segera pergi kedalam rumah sebentar untuk mengambilkannya susu. “Tunggu sebentar Putraku, Ibunda mau megambil susu dulu untukmu!”, dan ia pun pergi meninggalkan usainya berkata.
                Usainya mengambilkan susu untuk Putranya didapur didalam rumahnya, Poosharm pun kembali kekehalaman depan rumahnya untuk menemui kembali Putranya, pikirnya. Namun ketika telah sampai dan berada didepan kereta bayinya, mendadak ia hanya mendapatkan sebuah surat kecil. Poosharm pun mengambil sebuah surat kecil tersebut kemudian membacanya, “Kupinjam buah hatimu, sampaikan salam dariku kepada suamimu!”, dengan bertanda tangankan “Mellissa”.
“Putraku!”, teriaknya kecil ketika mulai mengetahui jika Putranya telah diculik oleh seorang wanita misterius. Tanpa berpikir lebih lama lagi, ia pun dengan amat tergesah-gesah menelepon Vin yang masih bekerja dikantornya. Dan Vin pun berjanji akan pulang pada sore nanti untuk melanjuti pembicaraannya ditelepon. Karna saat ini Vin sedang melakukan sebuah rapat besar-besaran dikantornya bersama beberapa client dari luar negeri.
Kini Vin disana begitu merasa terkejut namun tidak terlalu menunjukkannya. Karna ia harus professional dengan pekerjaannya yang begitu penting menyita waktunya selama beberapa jam.
      
BHARATAYUDHAseridua

                Telah sampai pada waktunya, kini hari telah memasuki sore hari dan jam menunjukkan jam empat sore. Dan Poosharm masih duduk dihalaman rumahnya didepan kereta bayinya meratapi hilangnya Putra kesayangannya. Sementara pada pintu pagarnya mulai terbuka karna Vin telah datang bersama kendaraan mobilnya. Ketika melihat keadaan Poosharm yang seperti itu, Vin langsung tergesah-gesah keluar dari dalam mobilnya berlari menujunya lalu berhenti didepannya.
                Sedangkan Poosharm yang baru saja melihat dirinya, langsung memberi surat yang telah didapatinya tadi. Vin pun membacannya dan sedikit mulai mengerti. “Apa kau mengtahui tentang identitas wanita itu?”, Poosharm bertanya sambil menatapnya begitu sedih. Vin pun membalas melihat kepadanya dengan menjatuhkan kedua lututnya ketanah sedikit lemas. “Jika kau mengetahui, tolong ceritakan padaku sekarang?!”, Poosharm kembali berkata menegaskan masih menatap begitu sedih.
                “Dia, dia adalah seorang wanita yang pernah ada dalam hidupku! Dia, adalah mantan pacarku semasa SMA dulu!”, Vin menceritakannya begitu teramat segan.
                “Lalu mengapa Putraku yang diculik! Putraku tidak bersalah! Putraku masih kecil, dia tidak tau masalah apa yang pernah terjadi pada kalian berdua!”. Poosharm berkata memberontak kecil, mengeluh dengan memalingkan pandangannya dari Vin.
                “Maafkan aku! Aku tidak tau jika semuanya akan menjadi seperti ini!”. Vin meminta maaf disertai rasa bersalahnya dengan menundukkan kepalanya.
                “Jemput Putraku sekarang juga! Dan selesaikan kisah cerita cinta kalian berdua yang belum kelar!”. Perintah Poosharm memakai bentakkan kecl.
                “Tapi…?”. Vin menyambungnya dengan mendesah melihat kepadanya kembali.
                “Kembalikan Putraku! Karna aku baru saja menikmati indahnya menjadi seorang Ibunda!”. Poosharm mengatakan keluhannya dengan memotong memakai bentakkan kecil kembali melihat ke Vin.
                “Dua jam yang lalu, dia sudah lepas lanndas dari bandara menuju ke Paris! Tadinya aku sempat berpikir, kalau Mellissa yang telah kau beriritahu padaku bukanlah Mellissa yang demikian! Tapi….!”, Vin berkata menjelaskan yang sebenarnya. Lalu menjadi terhenti saat tiba-tiba dilihatnya Poosharm mendadak pingsan didepannya. Dan Vin pun kini mengangkat kepalanya pelan yang masih tidak sadarkan diri kemudian menjadi menangis kecil.
                Pada malam harinya, disaat jam makan malam bersama sedang berlangsung, Poosharm tidak ingin mencicipi makan malamnya meskipun sudah beulang kali Vin mencoba membujuknya dengan menyuapinya. “Susunya belum habis! Putraku pasti merasa haus sekali!”, kata kekhawatirannya saat Vin mencoba membujuknya dengan menyuapinya.
                “Apakah kau sudah tidak sayang lagi  denganku? Apakah kau hanya memikirkan Putramu saja?”, Vin bertanya sedikit dingin. Poosharm menggeleng menatapnya bingung. “Kalau begitu, makanlah sedikit demi suamimu saja! Karna Putra kita, disana sudah teramat kenyang! Dia disana tidak ditelantarkan! Tetapi telah dirawat oleh seorang wanita yang berbeda! Percayalah padaku!”, Vin memohon sambil menenangkannya.
                “Seorang Ibunda, dia tidak akan makan sebelum mengetahui jika Putranya sudah dalam keadaan kenyang!”. Poosharm berkata menolak lagi.
                “Ya sudah, sekarang kita tidur saja! Dan pada hari esok, kita akan cari solusinya! Putra kita berdua, dia akan kembali kerumah ini lagi!”, Vin mengakhirinya dengan mencium keningnya semakin mencoba menenangkannya sambil memberi harapan. Poosharm pun menjadi tersenyum dan mengangguk atas ajakkannya tadi tanpa berkata menolak lagi.

BHARATAYUDHAseridua

Tidak ada komentar:

Posting Komentar