Setelah setahun kemudian. . . .
Ditahun yang sama, Vin dan Poosharm telah mendapatkan
seorang Putra, Putra mereka berdua diberi nama Raizaa Karn Poo. Putra mereka
yang diberi nama Raizaa Karn Poo itu begitu tampan, setampan wajah Ayahnya,
Vin. Sedangkan pada bibirnya sangat mirip sekali dengan bibir Ibunya, Poosharm.
Kemudian pada dua minggu kemudian, Shafaq dan Arun juga menyusulnya telah
mendapatkan seorang Putri. Dan Putri mereka berdua diberi nama Ashghari Pu Ma.
Parasnya tak kalah cantik dari Ibunya, Shafaq.
Matanya juga mirip sekali dengan Ibunya, sedangkan bentuk wajahnya mirip sekali
dengan Ayahnya. Dan hidungnya mancung mirip sekali dengan hidung kedua
kakaknya. Disaat Ashghari berumur tiga bulan dan Raizaa berumur tiga bulan dua
minggu. Mereka berempat sebagai orangtua dari dua bayi tersebut mengadakan
sebuah rapat dikediaman Arun. Dan kini telah duduk bersama dengan saling
berhadapan sambil menimang Putra-Putri mereka.
“Anakku, telah memiliki kekuatan merah didalam
dirinya! Dan untuk Raf juga Raj, aku belum mengetahui pasti!”. Arun berbicara
memulai dengan melihat Putri kecilnya dalam pelukan Shafaq.
“Suamiku, kapan kekuatan pada Putri kecil kita ini
akan beraksi?”. Shafaq menanyakan sedikit cemas melihat ke Arun.
“Ibu dari bayi Ashghari, mengapa kau terlihat sedikit
cemas! Bukankan itu bagus!”. Poosharm menyambungnya dengan bertanya melihat ke
Shafaq, belum mengerti.
“Benar kata Poosharm! Kau tidak perlu cemas dulu! Aku
masih belum bisa menerawang apa yang telah kau tanyakan tadi!”. Arun berkata
kembali mencurahkan masih melihat ke Putri kecilnya.
“Kalau begitu, bagaimana dengan Pangeran kecilku?
Apakah dia akan terlibat juga dengan ritual pembebasan kita berdua nanti?”. Vin
menyambungnya juga dengan bertanya melihat ke Arun.
“Untuk sementara ini kita tunggu saja! Karna aku
merasa masih ada rahasia dibalik rahasia!”. Arun berkata menenangkan
meihat-lihat ke mereka berempat namun merahasiakan.
Kemudian mereka
berempat menjadi terhibur saat Raf dan Raj datang kepada mereka dengan
bernyanyi sambil menari-nari begitu cerianya. Dan kini mereka berempat pun menjadi
tertawa gembira mendukung tingkah lucu Raf dan Raj yang masih berlanjut melupakan sejenak apa yang telah mereka
berempat rapatkan tadi.
BHARATAYUDHAseridua
Dipenghujung
malam, Poosharm sedang mencoba menidurkan Putranya yang sedikit rewel. Ia pun kini
menimangnya dengan duduk santai disamping tempat tidur Putranya. Sementara Vin
sudah terlelap dalam tidurnya. Kemudian Poosharm membawa Putranya untuk tidur
bersamanya ditempat tidurnya bersama Vin. Dan ia pun kini setengah membaringkan
tubuhnya dengan Putranya dalam keadaan tiarap didadanya.
Poosharm
mengelus-ngelus rambut Putranya lembut, sedangkan Putranya mendengarkan alunan
detak jantungnya dan ia juga mendengarkan alunan detak jantung dari Putranya.
Perasaan begitu damai kemudian menjadi tertidur. Begitu juga dengan Putranya
yang menyusulnya untuk tidur setelah beberapa saat dirinya telah tertidur lebih
dulu.
Esok harinya. . . .
Paginya, Poosharm
sedang duduk bersantai dihalaman depan rumahnya bersama Putranya. Ia akan
menghabiskan waktunya untuk beberapa saat bersama Putranya dengan bercanda
bersama. Telah didengar suara Putranya yang tertawa karna candanya sambil
mengajaknya mengobrol. Kemudian ia kembali menyandarkan dada Putranya kedadanya
sendiri, berniat akan mendengarkan alunan detak jantungnya sekali lagi. Setelah
tadi malam ia sudah melakukannya.
“Alunan detak
jantungmu, telah membuat Ibunda merasa begitu damai Putraku! Dan Ibunda sangat
berharap, kita berdua akan selamanya bisa merasakan ini!”, katanya masih
menyandarkan dada Putranya dengan dadanya. Lalu melepaskannya dengan
menidurkannya dikereta bayi didepannya. Karna dirinya akan segera pergi kedalam
rumah sebentar untuk mengambilkannya susu. “Tunggu sebentar Putraku, Ibunda mau
megambil susu dulu untukmu!”, dan ia pun pergi meninggalkan usainya berkata.
Usainya
mengambilkan susu untuk Putranya didapur didalam rumahnya, Poosharm pun kembali
kekehalaman depan rumahnya untuk menemui kembali Putranya, pikirnya. Namun
ketika telah sampai dan berada didepan kereta bayinya, mendadak ia hanya
mendapatkan sebuah surat kecil. Poosharm pun mengambil sebuah surat kecil
tersebut kemudian membacanya, “Kupinjam buah hatimu, sampaikan salam dariku
kepada suamimu!”, dengan bertanda tangankan “Mellissa”.
“Putraku!”, teriaknya kecil ketika mulai mengetahui
jika Putranya telah diculik oleh seorang wanita misterius. Tanpa berpikir lebih
lama lagi, ia pun dengan amat tergesah-gesah menelepon Vin yang masih bekerja
dikantornya. Dan Vin pun berjanji akan pulang pada sore nanti untuk melanjuti
pembicaraannya ditelepon. Karna saat ini Vin sedang melakukan sebuah rapat
besar-besaran dikantornya bersama beberapa client dari luar negeri.
Kini Vin disana begitu merasa terkejut namun tidak
terlalu menunjukkannya. Karna ia harus professional dengan pekerjaannya yang
begitu penting menyita waktunya selama beberapa jam.
BHARATAYUDHAseridua
Telah sampai pada
waktunya, kini hari telah memasuki sore hari dan jam menunjukkan jam empat
sore. Dan Poosharm masih duduk dihalaman rumahnya didepan kereta bayinya
meratapi hilangnya Putra kesayangannya. Sementara pada pintu pagarnya mulai
terbuka karna Vin telah datang bersama kendaraan mobilnya. Ketika melihat
keadaan Poosharm yang seperti itu, Vin langsung tergesah-gesah keluar dari
dalam mobilnya berlari menujunya lalu berhenti didepannya.
Sedangkan
Poosharm yang baru saja melihat dirinya, langsung memberi surat yang telah
didapatinya tadi. Vin pun membacannya dan sedikit mulai mengerti. “Apa kau
mengtahui tentang identitas wanita itu?”, Poosharm bertanya sambil menatapnya
begitu sedih. Vin pun membalas melihat kepadanya dengan menjatuhkan kedua
lututnya ketanah sedikit lemas. “Jika kau mengetahui, tolong ceritakan padaku
sekarang?!”, Poosharm kembali berkata menegaskan masih menatap begitu sedih.
“Dia, dia adalah
seorang wanita yang pernah ada dalam hidupku! Dia, adalah mantan pacarku semasa
SMA dulu!”, Vin menceritakannya begitu teramat segan.
“Lalu mengapa
Putraku yang diculik! Putraku tidak bersalah! Putraku masih kecil, dia tidak
tau masalah apa yang pernah terjadi pada kalian berdua!”. Poosharm berkata memberontak
kecil, mengeluh dengan memalingkan pandangannya dari Vin.
“Maafkan aku! Aku
tidak tau jika semuanya akan menjadi seperti ini!”. Vin meminta maaf disertai
rasa bersalahnya dengan menundukkan kepalanya.
“Jemput Putraku
sekarang juga! Dan selesaikan kisah cerita cinta kalian berdua yang belum
kelar!”. Perintah Poosharm memakai bentakkan kecl.
“Tapi…?”. Vin
menyambungnya dengan mendesah melihat kepadanya kembali.
“Kembalikan
Putraku! Karna aku baru saja menikmati indahnya menjadi seorang Ibunda!”.
Poosharm mengatakan keluhannya dengan memotong memakai bentakkan kecil kembali
melihat ke Vin.
“Dua jam yang
lalu, dia sudah lepas lanndas dari bandara menuju ke Paris! Tadinya aku sempat
berpikir, kalau Mellissa yang telah kau beriritahu padaku bukanlah Mellissa
yang demikian! Tapi….!”, Vin berkata menjelaskan yang sebenarnya. Lalu menjadi
terhenti saat tiba-tiba dilihatnya Poosharm mendadak pingsan didepannya. Dan Vin
pun kini mengangkat kepalanya pelan yang masih tidak sadarkan diri kemudian
menjadi menangis kecil.
Pada malam
harinya, disaat jam makan malam bersama sedang berlangsung, Poosharm tidak
ingin mencicipi makan malamnya meskipun sudah beulang kali Vin mencoba
membujuknya dengan menyuapinya. “Susunya belum habis! Putraku pasti merasa haus
sekali!”, kata kekhawatirannya saat Vin mencoba membujuknya dengan menyuapinya.
“Apakah kau sudah
tidak sayang lagi denganku? Apakah kau
hanya memikirkan Putramu saja?”, Vin bertanya sedikit dingin. Poosharm
menggeleng menatapnya bingung. “Kalau begitu, makanlah sedikit demi suamimu
saja! Karna Putra kita, disana sudah teramat kenyang! Dia disana tidak
ditelantarkan! Tetapi telah dirawat oleh seorang wanita yang berbeda!
Percayalah padaku!”, Vin memohon sambil menenangkannya.
“Seorang Ibunda,
dia tidak akan makan sebelum mengetahui jika Putranya sudah dalam keadaan
kenyang!”. Poosharm berkata menolak lagi.
“Ya sudah,
sekarang kita tidur saja! Dan pada hari esok, kita akan cari solusinya! Putra
kita berdua, dia akan kembali kerumah ini lagi!”, Vin mengakhirinya dengan
mencium keningnya semakin mencoba menenangkannya sambil memberi harapan.
Poosharm pun menjadi tersenyum dan mengangguk atas ajakkannya tadi tanpa
berkata menolak lagi.
BHARATAYUDHAseridua
Tidak ada komentar:
Posting Komentar