Sabtu, 14 Februari 2015

BHARATAYUDHAserisatu Part-30


Setelah kepergian Raja Wiranata dari Istananya, Tuan Putri Purindah seperti mendapatkan sedikit kebebasan untuknya bermain diluar Istana. Namun ketika saat akan melewati pintu gerbang Istananya, tiba-tiba saja seorang prajurit yang menjaga pintu gerbang Istananya mencoba menghalanginya, tidak memperbolehkannya untuk keluar dari Istananya. Sesuai dengan apa yang telah dipesankan oleh Raja Wiranata sebelum pergi meninggalkan Istana Kerajaannya.
Sedikit tidak puas yang dirasakannya. Kemudian beranjak pergi dari pintu gerbang Istananya menuju ketaman belakang Istananya dengan berlari kencang dipenuhi rasa kekesalan karna ketidak puasan dihatinya. Sesampainya ditaman belakang istana, Tuan Putri Purindah pun menjatuhkan dirinya dengan terduduk dibawah bangku ditaman belakang Istana. Kemudian tanpa diduganya ia kini telah didatangi oleh ketiga saudara dari Pangeran Bheeshma.
Yang kini baru saja duduk bersamanya dilesehan mengelilinginya dari depan  disisi kanan darinya, Tuan Putri Purindah pun langsung melihat mereka bertiga satu-persatu, lebih mengetahui kehadiran mereka bertiga bersamanya.
“Ada apa kalian semua kesini? Apakah kalian semua bernasib sama denganku! Tidak diijinkan untuk pergi keluar Istana?”. Tuan Putri Purindah menegur juga menanyakan.
“Tuan Putri, untuk apa kau kesana? Bukankah kakak ku itu masih berada didalam Istanamu?!”. Tuan Putri Nanda mencoba menenangkannya.
“Aku sudah melakukan apa yang kalian katakan padaku! Dan tentu kalian semua pasti sudah melihatnya, bukan?”. Tuan Putri Purindah menjawabnya dengan berkeluh melihat kebawah.
“Putri dengarkan kami, kau tidak boleh menyerah dulu karna kau baru saja memulainya! Pangeranku memang seperti itu, butuh waktu untuk membuatnya mengatakan apa yang sebenarnya dia rasakan kepada dirimu!”. Tuan Putri Nandara mencoba menyemangatinya sekaligus menghiburnya.
Tuan Putri Purindah pun melirikkan matanya dengan melihat mereka bertiga usai mendengarkan perkataaan dari Tuan Putri Nandara. Dan kemudian Tuan Putrid Nanda mengarahkannya dengan menunjukkannya kepada Pangeran Bheeshma yang sedang bersama Pangeran Karanu. Tuan Putri Purindah yang sudah mengerti segera melihatnya mengikuti arahan yang telah ditunjukannya, begitupula kedua saudaranya yang penglihatannya kini tertuju kepada Pangeran Bheeshma.
“Tuan Putri, jika kau sudah menyerah sampai disini! Maka kau telah kalah dengan Pangeran Karanu yang kini tertawa bersama Pangeran Bheeshma!”, Tuan Putri Nanda mencoba berbisik sedikit mengejek namun menyemangatkannya. Tuan Putri Purindah pun melirikkan matanya kesamping kebawah merenungkan apa yang telah dibisikkan Tuan Putri Nanada kepadanya. Sementara mereka bertiga masih tertuju kepada mereka berdua dikejauhan.

BHARATAYUDHAserisatu

                Kini Pangeran Karanu berdiam ditempat pelatihan Istana dengan duduk manis dibangku tanpa bertemankan seseorang. Dirinya tampak seperti menunggu seseorang setelah berpisah dari Pangeran Bheeshma yang tadi masih bersamanya. Dirinya pun kini menjadi sedikit hening dengan pandangannya lurus kedepan dan tiba-tiba saja terdengar suara seperti ada yang berbicara kepanya dari arah kirinya. “Pangeran Karanu! Sedang apa kau disini?”. Tanya seseorang itu sedikit mengusiknya.
Pangeran Karanu pun langsung menoleh kearah suara tersebut lalu menjadi terkejut sesaat baru mengetahui siapa yang telah mengusiknya tadi. Ditemuinya sosok Tuan Putri Purindah yang sudah duduk bersamanya melihat kepadanya dari sudut belakang dirinya dibangku yang sama.
“Tuan Putri, aku, sedang ber, bersantai saja disini!”. Pangeran karanu menjawab dengan tatapan sedikit gugup kepadanya.
“Kau hanya seorang diri disini, kau juga terlihat begitu tenang! Adakah ada sesuatu yang juga ikut mengilhami dirimu, Pangeran?”. Jawabnya dengan menatap tenang kepada Pangeran Karanu.
“(tertawa kecil melihat Tuan Putri Purindah) Aku memang hanya seorang diri disini! Tapi tidak lama lagi akan ada seseorang yang akan kembali untuk bersamaku!”. Sambungnya sedikit bercanda.
“Dan seseorang yang kau maksud adalah Pangeran Bheeshma, karna aku telah melihat dirimu bersama dirinya tadi! Pangeran Karanu, cara apakah yang telah kau lakukan sehingga kau bisa sedekat itu saat kau sedang bersama dirinya?”. Tuan Putri Purindah mencoba memancing Pangeran Karanu untuk mengatakannya memakai tatapan sedikit serius.
“Itu karna Pangeran Bheeshma orangnya baik! Jika kami sedang berbicara dia suka memasukan kehumorisannya sedikit! Dia orangnya juga asik, selalu memberi tanggapan yang masuk akal! Tapi yang banyak aku dapatkan dari dirinya, kalau dia suka sekali bermain-main!”. Pangeran Karanu mengutarakannya dengan bermain-main namun memang benar adanya.
“Dibalik rasa suka dalam bermain-mainnya tentu masih ada keseriusan didalamnya! hanya kita saja yang tidak mengetahui tentang itu! Bukankah benar apa yang baru saja aku katakan padamu, Pangeran Karanu!”. Tuan Putri Purindah mencoba mengutarakan apa yang telah dirasakannya setelah mengenal Pangeran Bheeshma memakai bahasa sedikit membuat Pangeran Karanu menjadi terdiam menatapnya.
Mereka berdua kini pun saling bertatapan diam. Pangeran Karanu telah dibuatnya menjadi terdiam membisu kaku entah apa yang harus dikatakannya kembali kepadanya. Sedsangkan Tuan Putri Purindah baru saja akan beranjak pergi meninggalkannya sendiri lagi usai mengutarakan katanya tadi, tanpa mengetahui jika Pangeran Bheeshma berdiam dibelakangnya dikejauhan yang sudah melihatnya saat masih akan  meninggalkan Pangeran Karanu yang masih duduk menatapnya diam.
   Setelahnya menyaksikan yang demikian, Pangeran Bheeshma pun melangkahkan kakinya kembali menghampiri Pangeran Karanu dan kini dirinya telah duduk bersama Pangeran Karanu disampingnya, melihatnya yang sedang hening dengan pandangannya lurus kedepan.
“Pangeran karanu, sudah puaskah kau meratapi keheninganmu ini?”. Pangeran Bheeshma mencoba menyapa menghentikan.
“Darimana saja kau, Pangeran Bheeshma? Karna menunggumu, aku menjadi begitu terhanyut dalam keheningan ini!”. Pangeran karanu menanyakannya dengan menoleh melihat kepadanya.
“Benarkah yang kau katakan itu, temanku? Jika memang benar begitu, aku jadi ingin tau berapa lama kau akan semakin terhanyut dalam keheningan!”. Pangeran Bheeshma menjawabnya sambil bercanda.
“(Berdiri masih melihat Pangeran bheeshma) Aku tidak sampai begitu, Pangeran! Sebab tadi telah ada seseorang yang mendatangiku, dan sepertinya seseorang itu sangat mengenal akan dirmu! Apakah aku yang sudah keliru menanggapinya, atau memang benar begitu adanya?!”. Pangeran Karanu mencoba terbuka memberitahu sekaligus menjelaskan, sedikit menerka.
“Aku sama sekali tidak mengenal seseorang yang kau bicarakan, pangeran! Atau jangan-jangan seseorang yang kau bicarakan itu merupakan salah satu dari kedua pamanku?!”. Pangeran Bheeshma sedikit berbohong mengalihkannya menatapnya tenang.
“Bukan mereka yang sedang aku bicarakan!”. Pangeran karanu memberontak kecil.
“Sudahalah, tenangkan dirimu! Temanku disini hanya dirimu seorang! Dan sangat tidak mungkin aku berteman bersama dayang-dayang Istana Wigura!”. Sambungnya kembali dengan tatapan begitu meyakinkan.
Kemudian Pangeran Bheeshma menyusulnya ikut berdiri menghadapnya, lalu menarik lengan kanan Pangeran Karanu membawanya pergi meninggalkan tempat tersebut dan akan beralih kesuatu tempat.

BHARATAYUDHAserisatu

                Disore harinya, Pangeran Bheeshma tampak kebingungan mencari tempat yang cocok untuk dijadikannya sebagai tempatnya melihat matahari terbenam dengan sempurna. Ia tak henti-hentinya terus mencoba mencari sebuah tempat dengan sesuai apa yang ada didalam pikirannya. Hingga pada akhirnya ia pun telah menemukan tempat yang ada dalam pikirannya. Tempat tersebut begitu pas menghadap kearah barat dimana matahari akan terbenam dengan sesempurna mungkin.
Ditempat itu, Pangeran Bheeshma menemukan keadaan matahari yang sudah menjadi setengah menururn. Sementara Tuan Putri Purindah yang berada diruangannya baru saja akan beranjak menuju kejendela didalam ruangannya yang juga mengarah kebarat. Tanpa diketahui oleh keduanya, mereka kini telah berada didalam tempat yang sama namun berbeda dengan keberadaannya. Yaitu Tuan Putri Purindah yang kini berada didalam ruangannya pada lantai ketiga didalam Istananya.
Sedangkan Pangeran Bheeshma berada dibawahnya pada lantai dasar tepatnya diluar ruangan Istana. Dan kini mereka berdua bersama-sama berdiri tegak menghadap kematahari yang sebentar lagi akan menurunkan dirinya kembali. Kemudian mereka bersama memberi salam penghormatan kepada matahari, yang dipandanganya sebagai Dewa Surya. Lalu dilanjutkannya dengan menutup kedua mata mereka berdua dan berdoa’a yang terdengar sama dari keduanya.
“Dewa Surya, terimalah salam kami yang mewakili keluarga kami! Dan sertakanlah kepada kami malam hari yang indah!”, secara tidak langsung mereka berdua memanjatkan do’a yang sama. Setelahnya memanjatkan do’a, Pangeran Bheeshma membuka kedua matanya kembali dengan tergerak hatinya untuk melihat keatas kearah samping dibelakangnya. Kemudian terlihatlah Tuan Putri Purindah diatasnya masih menutup kedua matanya yang juga akan melanjutkan do’anya.
“Dewa Surya, malam nanti merupakan malam bulan purnama! Maka izinkanlah aku untuk melihat wajahnya kembali dengan menerawanginya layaknya seorang istri yang berbakti kepada suaminya!”, do’a kedua yang dipanjatkan oleh Tuan Putri Purindah dengan penuh pengharapan. Sementara Pangeran Bheeshma yang melihatnya mulai memalingkan penglihatannya kesemula masih memberi salam menatap sedikit bertanya-tanya.
sebab baru saja ditemuinya sosok Tuan Putri Purindah berada didekatnya tepatnya diatas dirinya tanpa diduga olehnya. Disaaat matahari akan benar-benar terbenam, perasaan Pangeran Bheeshma mulai sedikit menjadi kacau namun berusaha untuk tetap tenang. Karna bila tidak untuk tetap tenang, maka Tuan Putri Purindah akan membuka matanya lalu mengetahui kehadirannya dibawahnya, pikirnya sedikit merenungi.
Setelah beberapa saat berjalan, matahari pun mulai terbenam hampir sempurna, dan itu bisa dirasakan disaat cahayanya sudah setengah menjadi redup. Tuan Putri Purindah yang merasakan tak ada cahaya lagi yang menembus kedalam kedua matanya, akan membuka kedua matanya kembali secara perlahan. Dan disaat yang bersamaan, Pangeran Bheeshma langsung beranjak pergi meninggalkan ketika Tuan Putri Purindah benar akan membuka kedua matanya kembali secara perlahan.
Dan kini Tuan Putri Purindah punsudah membuka kedua matanya kembali dengan melihat lurus kedepan tanpa mencurigakan pemandangan dibawahnya. Alhasil, Pangeran bheeshma bisa dibilang bahwa ia telah berhasil merahasiakan kehadirannya dari sepengetahuan Tuan Putri Purindah.

BHARATAYUDHAserisatu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar