Minggu, 08 Februari 2015

BHARATAYUDHAserisatu Part-11



Dua hari kemudian. . . .

                Disebuah taman diperbatasan, Tuan Putri Purindah sedang menari-nari mengingat masa-masa indah bersama Pangeran Bheeshma yang dialaminya pada dua hari yang lalu. Disaat asiknya menari-nari, mendadak ia menjadi terhenti karena melihat sosok Pangeran Bheeshma yang dinantinya telah datang mendekati dirinya dikejauhan. Tak perlu menunggu lama, Pangeran Bheeshma pun kini telah berada didepannya. Mereka berdua begitu berdekatan juga saling memandangi.
                “Darimana sajakah kau Pangeranku? Aku sudah lama menunggumu disini!”. Sapa Tuan Putri Purindah pelan bersemangat.
                “Mengapa harus memilih tempat yang jauh untuk bertemu denganku? Bukankah diIstana Wigura begitu banyak tempat untuk kita bertemu?”. Balas Pangeran Bheeshma menanyakan balik. Menerangkan, memakai tatapan sedikit tajam.
                “Aku hanya ingin mendengar alasan darimu mengapa kau meninggalkanku sewaktu kita berdua ditaman belakang Istana! Bukankah sebelumnya kau dulu yang menggodaku?”. Balas Tuan Putri Purindah mengingatkan, dengan wajah penuh tanya.
                “Kalau begitu, aku juga ingin mendengar alasa darinmu mengapa kau memilih bermalam ditaman diperbatasan ini?”. Pangeran Bheeshma kembali menanyakan balik, masih menatap tajam.
                “Aku menunggumu!”. Jawab Tuan Putri Purindah menatap tegas, memakai bahasa rayuan.        
                “Tidak! Saat itu kau sedang memanfaatkan kepergian Raja Wiranata yang sedang menginap diKerajaan Karita! Seharusnya kau berpikir dahulu secara pasti, jangan melakukan sesuatu yang belum kau ketahui apa resiko sesudahnya!”. Memberi nasihat menegaskan.
                 “Ayahku tidak mengetahui semuanya!”. Jawabnya singkat, masih menatap tegas.
                “Sulit rasanya berbicara dengan seorang gadis sepertimu! Baiklah, aku akan megatakan apa alasan dariku mengapa aku meninggalkanmu ditaman belakang Istana! Tapi sebelumnya, aku ingin mengatakan sesuatu kepadamu! Bahwa aku sangat tidak menyukai sewaktu kau masih bermalam ditaman diperbatasan ini!”. Bahasanya lembut namun menggetarkan jiwa Tuan Putri Purindah.
                “Katakan saja apa alasan darimu itu, Pangeran!”. Perintah Tuan Putri Purindah sedikit keras memalingkan wajahnya kesamping.
                “Sudahlah, Putri! Aku tidak mengatakan apa-apa disaat itu!”. Terbukanya mengakhiri, memalingkan topic pembicaraan.
                Tuan Putri Purindah masih memalingkan wajahnya, kemudian Pangeran Bheeshma berbisik ditelinganya, “Aku hanya segan untuk menyentuh Putri dari keturunan Raja Wiranata!”. Bisikannya penuh kelembutan. Disaat Pangeran Bheeshma akan berpaling berbalik darinya, Tuan Putri Purindah langsung memeluknya keras, menyandarkan kepalanya didada kanan dari Pangeran Bheeshma. Pangeran Bheeshma pun menjadi terkejut, terdiam merasakan pelukannnya.

BHARATAYUDHAserisatu

                Tuan Putri Purindah masih memeluknya, sedangkan Pangeran Bheeshma baru saja akan membalas pelukannya dengan kedua tangannya. Namun disaat akan benar memeluk tubuh Tuan Putri Purindah, tiba-tiba saja Tuan Putri Purindah mengangkat kepalanya kembali menatap ke Pangeran Bheeshma yang disaat itu juga menunduk menatapnya.  Secara tidak langsung mereka berduapun kembali saling menatapi.
                Disaat mereka berdua masih saling menatapi, tangan sebelah kiri dari Tuan Putri Purindah berjalan pelan membelai dada sebelah kiri dari Pangeran Bheeshma. Kemudian dilanjuti dengan tangan sebelah kanan dari  Tuan Putri Purindah yang juga berjalan pelan membelai dada sebelah kanan dari Pangeran Bheeshma. Pangeran Bheeshma pun merasa tak berdaya saat merasakan belaiannya juga tatapan dari Tuan Putri Purindah yang semakin menggodanya.
                Bunga-bunga berjenis matahari berukuran kecil disekitar mereka berdua pun seperti menari-menari akibat tiupan angin yang amat menyejukan membunuh panas. Disaat yang sama, Tuan Putri Purindah menjatuhkan tubuhnya pelan dengan kedua tangannya masih membelai dada dari Pangeran Bheeshma. Sedangkan Pangeran Bheeshma masih memegang tubuhnya mengikutinya yang akan berbaring diatas bunga-bunga matahari yang berukuran kecil itu.
                Dan Tuan Putri Purindah kini telah berbaring, begitu juga dengan Pageran Bheeshma yang berada diatas tubuhnya diarah kirinya. Mereka berdua saling menatap dalam lalu bersama-sama tersenyum masih dalam tatapan tajam itu. Kemudian Pangeran Bheeshma membelai wajahnya dengan telapak tangan kanannya sambil mendekati wajah Tuan Putri Purindah masih menatap matanya. Tuan Putri Purindah yang merasakan itu, langsung memalingkan wajahnya kearah kanannya menghindari.
                Sebab ia merasa tak berdaya saat Pangeran Bheeshma seperti akan menciuminya. Dan Pangeran Bheeshma memalingkan wajahnya kearah kirinya. Dan dirasakannya tangan kiri dari Tuan Putri Purindah menyentuh dagu bagian bawah dari Pangeran Bheeshma  mengarahkan pelan kembali kewajahnya sendiri. Kini Pangeran Bheeshma pun mengarah kepadanya kembali memakai tatapan yang semakin membuatnya tak berdaya.
                Tuan Putri Purindah sedikit bernafas berat karna terpaut dalam rasa tergodanya kepada Pangeran Bheeshma, dan lagi ia memalingkan wajahnya kembali kearah kanannya dengan bibir sedikit senyum masih bernafas sedikit berat. Lalu dirasakannya Pangeran Bheeshma menciumi bahu kanannya lembut, ciumannya seperti sebuah irama yang membuat Tuan Putri Purindah bergerak pelan menahan rasa geli namun ada rasa kenikmatan dibaliknya.
                Disaat yang sama, telapak tangan kiri dari Pangeran Bheeshma menggenggam telapak tangan kanan dari Tuan Putri Purindah lalu mendorongnya keatas mengikuti irama. Kemudian Pangeran Bheeshma melepaskan bibirnya dari mencium bahu kanan dari Tuan Putri Purindah. Tuan Putri Purindah pun merasa lega dan bisa bernafas seperti biasa, tiba-tiba dirasakannya kembali jemari dari Pangeran Bheeshma menyentuh dagu bagian bawahnya menariknya pelan untuk kembali tegak kedepan.
                Namun ketika baru setengah akan menegakkan didepan wajahnya, Pangeran Bheeshma langsung mengecup bibirnya lembut bagian atasnya. Sedangkan Tuan Putri Purindah yang mersakannya kembali, menegakkan kepalanya kedepan wajah dari Pangeran Bheeshma dengan mengecup bibir dari Pangeran Bheeshma bagian bawah. Pangeran Bheeshma pun mengecup bibir atasnya dengan menekan pelan hingga kedua hidung mereka berdua seperti merekat.
                Dan Tuan Putri Purindah membalas menekannya pelan keatas mengecup erat bibir  bagian bawahnya dari Pangeran Bheeshma, setelah merasakan kecupan dari Pangeran Bheeshma yang mengemut bibirnya tiga kali lalu menariknya dengan menahannya. Dan mereka berdua kini sama-sama saling membalas kecupan bibirnya. Kemudian Pangeran Bheeshma melepaskan kecupannya perlahan dengan menatap kedua matanya. Tuan Putri Purindah pun menutup kedua bibirnya lalu melihatnya.
                “Sudah waktunya kita untuk pulang, Putri!”, ajakan Pangeran Bheeshma mengingatkan lalu tersenyum manja kepadanya. Tuan Putri Purindah yang melihat, ikut tersenyum manja menggambarkan kemesraan dari mereka berdua.

BHARATAYUDHAserisatu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar