Dua hari kemudian. . . .
Disebuah taman diperbatasan,
Tuan Putri Purindah sedang menari-nari mengingat masa-masa indah bersama
Pangeran Bheeshma yang dialaminya pada dua hari yang lalu. Disaat asiknya
menari-nari, mendadak ia menjadi terhenti karena melihat sosok Pangeran
Bheeshma yang dinantinya telah datang mendekati dirinya dikejauhan. Tak perlu
menunggu lama, Pangeran Bheeshma pun kini telah berada didepannya. Mereka
berdua begitu berdekatan juga saling memandangi.
“Darimana sajakah
kau Pangeranku? Aku sudah lama menunggumu disini!”. Sapa Tuan Putri Purindah
pelan bersemangat.
“Mengapa harus
memilih tempat yang jauh untuk bertemu denganku? Bukankah diIstana Wigura
begitu banyak tempat untuk kita bertemu?”. Balas Pangeran Bheeshma menanyakan
balik. Menerangkan, memakai tatapan sedikit tajam.
“Aku hanya ingin
mendengar alasan darimu mengapa kau meninggalkanku sewaktu kita berdua ditaman belakang
Istana! Bukankah sebelumnya kau dulu yang menggodaku?”. Balas Tuan Putri
Purindah mengingatkan, dengan wajah penuh tanya.
“Kalau begitu,
aku juga ingin mendengar alasa darinmu mengapa kau memilih bermalam ditaman diperbatasan
ini?”. Pangeran Bheeshma kembali menanyakan balik, masih menatap tajam.
“Aku
menunggumu!”. Jawab Tuan Putri Purindah menatap tegas, memakai bahasa rayuan.
“Tidak! Saat itu
kau sedang memanfaatkan kepergian Raja Wiranata yang sedang menginap diKerajaan
Karita! Seharusnya kau berpikir dahulu secara pasti, jangan melakukan sesuatu
yang belum kau ketahui apa resiko sesudahnya!”. Memberi nasihat menegaskan.
“Ayahku tidak
mengetahui semuanya!”. Jawabnya singkat, masih menatap tegas.
“Sulit rasanya
berbicara dengan seorang gadis sepertimu! Baiklah, aku akan megatakan apa
alasan dariku mengapa aku meninggalkanmu ditaman belakang Istana! Tapi sebelumnya,
aku ingin mengatakan sesuatu kepadamu! Bahwa aku sangat tidak menyukai sewaktu
kau masih bermalam ditaman diperbatasan ini!”. Bahasanya lembut namun
menggetarkan jiwa Tuan Putri Purindah.
“Katakan saja apa
alasan darimu itu, Pangeran!”. Perintah Tuan Putri Purindah sedikit keras
memalingkan wajahnya kesamping.
“Sudahlah, Putri!
Aku tidak mengatakan apa-apa disaat itu!”. Terbukanya mengakhiri, memalingkan
topic pembicaraan.
Tuan Putri
Purindah masih memalingkan wajahnya, kemudian Pangeran Bheeshma berbisik
ditelinganya, “Aku hanya segan untuk menyentuh Putri dari keturunan Raja
Wiranata!”. Bisikannya penuh kelembutan. Disaat Pangeran Bheeshma akan berpaling
berbalik darinya, Tuan Putri Purindah langsung memeluknya keras, menyandarkan
kepalanya didada kanan dari Pangeran Bheeshma. Pangeran Bheeshma pun menjadi
terkejut, terdiam merasakan pelukannnya.
BHARATAYUDHAserisatu
Tuan Putri
Purindah masih memeluknya, sedangkan Pangeran Bheeshma baru saja akan membalas
pelukannya dengan kedua tangannya. Namun disaat akan benar memeluk tubuh Tuan
Putri Purindah, tiba-tiba saja Tuan Putri Purindah mengangkat kepalanya kembali
menatap ke Pangeran Bheeshma yang disaat itu juga menunduk menatapnya. Secara tidak langsung mereka berduapun kembali
saling menatapi.
Disaat mereka
berdua masih saling menatapi, tangan sebelah kiri dari Tuan Putri Purindah
berjalan pelan membelai dada sebelah kiri dari Pangeran Bheeshma. Kemudian
dilanjuti dengan tangan sebelah kanan dari
Tuan Putri Purindah yang juga berjalan pelan membelai dada sebelah kanan
dari Pangeran Bheeshma. Pangeran Bheeshma pun merasa tak berdaya saat merasakan
belaiannya juga tatapan dari Tuan Putri Purindah yang semakin menggodanya.
Bunga-bunga
berjenis matahari berukuran kecil disekitar mereka berdua pun seperti
menari-menari akibat tiupan angin yang amat menyejukan membunuh panas. Disaat
yang sama, Tuan Putri Purindah menjatuhkan tubuhnya pelan dengan kedua
tangannya masih membelai dada dari Pangeran Bheeshma. Sedangkan Pangeran
Bheeshma masih memegang tubuhnya mengikutinya yang akan berbaring diatas
bunga-bunga matahari yang berukuran kecil itu.
Dan Tuan Putri
Purindah kini telah berbaring, begitu juga dengan Pageran Bheeshma yang berada
diatas tubuhnya diarah kirinya. Mereka berdua saling menatap dalam lalu
bersama-sama tersenyum masih dalam tatapan tajam itu. Kemudian Pangeran Bheeshma
membelai wajahnya dengan telapak tangan kanannya sambil mendekati wajah Tuan
Putri Purindah masih menatap matanya. Tuan Putri Purindah yang merasakan itu,
langsung memalingkan wajahnya kearah kanannya menghindari.
Sebab ia merasa
tak berdaya saat Pangeran Bheeshma seperti akan menciuminya. Dan Pangeran
Bheeshma memalingkan wajahnya kearah kirinya. Dan dirasakannya tangan kiri dari
Tuan Putri Purindah menyentuh dagu bagian bawah dari Pangeran Bheeshma mengarahkan pelan kembali kewajahnya sendiri.
Kini Pangeran Bheeshma pun mengarah kepadanya kembali memakai tatapan yang
semakin membuatnya tak berdaya.
Tuan Putri Purindah
sedikit bernafas berat karna terpaut dalam rasa tergodanya kepada Pangeran
Bheeshma, dan lagi ia memalingkan wajahnya kembali kearah kanannya dengan bibir
sedikit senyum masih bernafas sedikit berat. Lalu dirasakannya Pangeran
Bheeshma menciumi bahu kanannya lembut, ciumannya seperti sebuah irama yang
membuat Tuan Putri Purindah bergerak pelan menahan rasa geli namun ada rasa
kenikmatan dibaliknya.
Disaat yang sama,
telapak tangan kiri dari Pangeran Bheeshma menggenggam telapak tangan kanan
dari Tuan Putri Purindah lalu mendorongnya keatas mengikuti irama. Kemudian
Pangeran Bheeshma melepaskan bibirnya dari mencium bahu kanan dari Tuan Putri
Purindah. Tuan Putri Purindah pun merasa lega dan bisa bernafas seperti biasa,
tiba-tiba dirasakannya kembali jemari dari Pangeran Bheeshma menyentuh dagu
bagian bawahnya menariknya pelan untuk kembali tegak kedepan.
Namun ketika baru
setengah akan menegakkan didepan wajahnya, Pangeran Bheeshma langsung mengecup
bibirnya lembut bagian atasnya. Sedangkan Tuan Putri Purindah yang mersakannya
kembali, menegakkan kepalanya kedepan wajah dari Pangeran Bheeshma dengan
mengecup bibir dari Pangeran Bheeshma bagian bawah. Pangeran Bheeshma pun mengecup
bibir atasnya dengan menekan pelan hingga kedua hidung mereka berdua seperti
merekat.
Dan Tuan Putri
Purindah membalas menekannya pelan keatas mengecup erat bibir bagian bawahnya dari Pangeran Bheeshma, setelah
merasakan kecupan dari Pangeran Bheeshma yang mengemut bibirnya tiga kali lalu
menariknya dengan menahannya. Dan mereka berdua kini sama-sama saling membalas
kecupan bibirnya. Kemudian Pangeran Bheeshma melepaskan kecupannya perlahan dengan
menatap kedua matanya. Tuan Putri Purindah pun menutup kedua bibirnya lalu
melihatnya.
“Sudah waktunya
kita untuk pulang, Putri!”, ajakan Pangeran Bheeshma mengingatkan lalu
tersenyum manja kepadanya. Tuan Putri Purindah yang melihat, ikut tersenyum manja
menggambarkan kemesraan dari mereka berdua.
BHARATAYUDHAserisatu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar