Tujuh hari kemudian . . . .
Persidangan
lanjutan kemarin mulai diadakan kembali pada hari ini. Mereka semua yang ikut
serta pun menempati ditempat duduk mereka masing-masing bersiap untuk menjalani
sebuah persidangan yang merupakan tahap kedua ini. Dan disebuah persidangan
yang merupakan tahap kedua ini telah ikut menghadirkan dua orang yang akan
menempati tempat duduk ditengah ruangan persidangan sejajar meluruskan didepan
singgasana Raja Wiranata, kurang lebih berjarak lima meter darinya.
Dua orang
yang ikut dihadirkan itu merupakan dua orang yang bisa dibilang sedikit
spesial. Karna dari keduanyalah keputusan akan bisa diambil dari hasil
pendiskusian berasma mereka berdua. Dan persidangan yang merupakan tahap kedua
benar akan dilaksanakan.
“Hari ini
adalah hari yang aku tunggu! Dimana sebuah penyelesaiian akan kita dapati pada
hari ini! Dan aku harap kalian semua dapat mendukungnya, apapun jenis dari
penyelasaiian tersebut!”. Raja Wiranata memulai dengan melihat-lihat mereka
yang ikut serta dengan berdiri dari singgasananya.
“Jangan
khawartirkan tentang itu, Temanku! Aku siap mendukungmu dengan kebenaran!”.
Raja Gandaka menenangkan melihatnya dengan berseri-seri.
“Benar yang
dikatakan oleh Raja Gandaka! Kau tidak perlu mengkhawatirkannya lebih dulu!”.
Sambung Raja Kharisma bijak melihat Raja Wiranata.
“Baiklah!
Semoga sebuah penyelesaiian yang aku harapkan akan dapat terwujud pada saat ini
juga!”. Raja Wiranata melanjutkan bicaranya dengan menduduki singgasananya.
Melihat-lihat ke mereka yang ikut serta, wajahnya berseri-seri.
Ratu
Gandiki sedikit lega ketika melihat Raja Wiranata yang tampak tenang setelah
Raja Gandaka juga Raja Kharishma telah menenangkannya tadi. Sementara didalam
hatinya tampak menghawatirkan Pangeran Bheeshma yang kabarnya akan diikut
setakan didalam persidangan yang merupakan tahap kedua ini. Dan tiba-tiba saja Raja
wiranata menepukkan tangannya keras tiga kali setelah berdiam lalu memberikan
sebuah perintah.
“Buka pintu
ruang persidangannya sekarang, dan bawa mereka yang masih diluar untuk segera
memasuki ruang persidangan dan duduk ditempatnya yang telah disediakan!”,
perintahnya berwibawa menegaskan. Pintu ruangan persidangan pun mulai dibuka
selebar-lebarnya hingga cahaya matahari sedikit masuk kedalamnya. Kemudian Raja
wiranata, Raja Kharishna, Raja Gandaka juga Ratu Gandiki menjadi berdiri
serentak seketika pandangan mereka tertuju kepada dua orang yang dimaksud tadi.
Kemudian dua
orang yang dimaksud tadi kini telah menduduki tempatnya secara bersamaan
ditengah ruang persidangan sejajar didepan singgasana Raja Wiranata berjarak
lima meter. Dan kedua orang tersebut duduk secara bersebelahan berjarak satu
meter. Menyaksikan kedua orang yang dimaksud tersebut telah menduduki
tempatnya, semua yang berdiri menyambutnya kini sudah beralih menduduki
tempatnya masing-masing kembali.
BHARATAYUDHAserisatu
Kini semua
orang yang ikut serta didalam persidangan tahap kedua sudah berkumpul dan tak
ada seorangpun yang tertinggal. Dan kini Raja wiranata mulai melihat-lihat
kesiapan dari mereka semua. Kemudian melihat kedua orang didepannya lalu
menyapanya, “Selamat datang untuk kalian berdua”, dengan berdiri masih memakai
wajah yang berseri-seri. Kedua orang itupun berdiri secara bersamaan dengan memberinya
salam menganggukan kepalanya pelan disertai senyuman dari mereka berdua.
Melihat
kesopanan dari keduanya, Raja Wiranata menerima salam dari mereka berdua dengan
senyuman lebar turut berbahagia melihat keduanya. Usainya memberi salam penuh
kesopanan, kedua orang itu menduduki tempatnya kembali secara bersamaan menegakkan
badannya namun tidak membusungkan dadanya.
“Terimakasih
kepada kalian berdua yang telah menghadirkan Pangeran-Pangeran yang begitu
menghormatiku didalam persidangan tahap kedua!”, ucapan terimakasih Raja
Wiranata kepada Raja Gandaka bersama Ratu Gandiki juga kepada Raja Kharishma dengan melihatnya secara bergantian. Kemudian
dilanjutinya dengan melihat kedua orang yang telah dapat dikenalnya, “Sebelum
aku memulai persidangan ini! Aku mengizinkan kalian berdua untuk mengenalkan
diri kalian masing-masing!”.
Perintah Raja
Wiranata mempersilahkan dengan ramah. Salah satu dari kedua orang itupun menurutinya
dengan berdiri melihat kepadanya dan akan segera memperkenalkan dirinya.
“Aku adalah
Pangeran Karanu, Pangeran dari Kerajaan Karita! Putra kedua dari Raja
Kharishma! Salam, Yang Mulia Raja Wiranata!”. Katanya berdiri tegak mengenalkan
dirinya dengan memberi salam.
“Semoga
panjang umur!”. Raja Wiranata mendo’akannya dengan menerima salamnya melihat
penuh syukur kepadanya. Pangeran Karanu menduduki tempatnya kembali.
“Salam Yang
Mulia, paman! Aku adalah Pangeran Bheeshma dari Kerajaan Gapura! Dan ini yang
kedua kalinya aku mengenalkan diriku kepadamu!”. Pangeran bheeshma mengenalkan
dirinya penuh keakraban melihat Raja Wiranata dengan memberi salam.
Raja Wiranata
yang menerimanya menjadi tertawa bangga melihatnya, “Semoga panjang umur!”,
mendo’akannya setelah menerima salam darinya. Kemudian Pangeran Bheeshma
menduduki tempatnya kembali begitupun dengan Raja Wiranata. Mereka semua yang
ikut serta didalam persidangan tahap kedua merasa sedikit terhibur karna
perkataan pengenalan diri dari Pangeran Bheeshma kepada Raja wiranata.
Persidangan pun benar akan segera dilaksanakan.
Sebelumnya
memulai persidangan, Raja Wiranata mempersilahkan pelayannya untuk membagikan
makanan kecil kepada semua yang ikut serta didalam persidangan itu sebagai
penambah tenaga kesiapan mental. Pangeran Bheeshma yang menduduki tempatnya
dengan melihat-lihat disekelilinginya, tiba-tiba menjadi terpaku saatnya
menoleh ke Pangeran Karanu yang berada disebelahnya kemudian berhasrat akan
mengajaknya untuk bicara sejenak.
“Pangeran
Karanu!”. Katanya berbisik pelan menolehkan kepalanya melihat Pangeran Karanu.
“Pangeran
Bheeshma! Adakah yang ingin kau bicarakan padaku?”. Jawabnya ketika mengetahui
membalas melihatnya.
“Sepertinya
aku pernah melihatmu! Apakah kau masih ingat denganku!”. Katanya kembali
mengakrabkan.
“Tentu saja,
Pangeran! Saat itu aku berada dipintu gerbang Istana diKerajaannku yang masih
terbuka! Dan mungkin karna itu juga kita dipertemukan lagi pada saat ini!”.
Ujarnya setelah mengingat kembali, tersenyum menatap Pangeran Bheeshma.
“Kalau memang
begitu adanya, dapatkah kita berteman sekarang!”. Katanya mengajak untuk berteman
kepada Pangeran Karanu dengan tatapan menggoda.
Pangeran Karanu
melebarkan senyumannya menjadi tertawa kecil melihat Pangeran Bheeshma usainya
mendengar ajakan darinya. Kemudian Pangeran Bheeshma menjulurkan tangannya,
Pangeran Karanu juga menjulurkan tangannya. Lalu mereka berdua menepukan tangan
mereka yang masih berjauhan berjarak satu meter saling berpandangan bahagia. Ratu
Gandiki yang sedari tadi telah melihat kapada mereka berdua, menjadi tersenyum
bahagia karna ulahnya.
BHARATAYUDHAserisatu
Selang
beberapa saat berjalan, Raja Wiranata kembali menepuk tangannya tiga kali yang
menandakan bahwa persidangan tahap kedua akan segera dimulai. Semua orang yang
ikut mendengarnya mulai mengarahkan pusat perhatiannya kepadanya. “Temanku,
Raja Gandaka! Aku telah mengunci saranmu yang telah kau sampaikan padaku pada
tujuh hari yang lalu!”. Memulainya dengan melihat ke Raja Gandaka. Raja Gandaka
pun mengangguk, mengiyakannya.
kemudian
berpaling melihat ke Raja Kharishma, “Raja Kharishma, aku juga sudah mengunci
perkataanmu tentang kebenaran sebelum Raja Gandaka memberiku sarannya!”.
“Yang Mulia
Raja, aku berharap kau masih mengingatnya meskipun sudah berlalu tujuh hari
lamanya!”. Raja Kharishma mengingatkannya, menatap penuh harap.
“Tentu saja
aku masih mengingatnya meski sudah berjalan tujuh hari lamanya! Jika aku tidak
mengingatnya, maka aku tidak akan berkenan untuk mengadakan persidangan yang
merupakan tahap kedua ini!”. Raja Wiranata membalas tegas meyakinkan menatap
Raja Kharishma.
“Aku
percaya padamu, Yang Mulia!”. Dengam menganggukkan kepalanya disertai senyum
menerimanya.
“Tetapi
Yang Mulia Raja, Temanku! Kepentingan apakah yang kau libatkan kepada dua orang
Pangeran itu?”. Tanya Raja Gandaka ingin mengetahui kepada Raja Wiranata.
Raja
Wiranata mengangguk pelan melihat kepadanya seolah-olah membenarkan pertanyaan
darinya. Ratu Gandiki yang juga melihatnya mencoba menarik nafasnya memalingkan
pandangannya dari Raja Wiranata ke Pangeran Bheeshma. Lalu terbayang kembali
tentang perbincangan persidangan pada tujuh hari yang lalu. Sementara Pangeran
Bheeshma masih berdiam mengarah ke Raja Wiranata belum menyadari jika Ratu Gandiki
melihat kepadanya.
Dan Raja
Wiranata kini sedang mengamati kedua Pangeran muda didepannya. Ia begitu
mengamatinya, melihat-lihat mereka berdua yang tampak tenang ditempatnya. Tak
tahan dengan pengamatannya itu, Raja Wiranata pun kembali menyapa kedua
Pangeran muda tersebut. “Hai kalian berdua Putra Mahkota!”, sapanya sedikit
lancing menatap dengan wajah berseri-berseri kepada kedua Pangeran Muda yang
dipanggilnya sebagai “Putra Mahkota”.
Kedua
Pangeran Muda itupun menjadi terpana bersama melihat kepadanya. “Yang Mulia
paman! Sungguh agungnya dirimu yang telah memanggil kami berdua dengan sebutan
“Putra Mahkota”!”. Pangeran Bheeshma memberi pujian sebagai bentuk rasa
terimakasihnya kepada Raja Wiranata dengan berdiri, memberi salam.
“Pangeran
Bheeshma! Kini kau memang hanya menjadi seorang Pangeran Muda! Namun tetap
tidak bisa dipungkiri bahwa suatu hari nanti kau akan menjadi seorang Raja
sebagai penerus dari Ayahmu!“. Raja Wiranata mencoba menjelaskan sedikit
tentang masa depannya. Pangeran Karanu ikut berdiri memberi salam kepada Raja
Wiranata.
“Benar apa
yang dikatakan Pangeran Bheeshma, Yang Mulia! Dirimu telah menunjukkan
keagunganmu dengan menyebut kami sebagai ”Putra Mahkota”! Dan itu juga sebagai
pujian yang sangat luar biasa dihati kami berdua!”. Pangeran Karanu
menyambungnya lebih meluruskan.
Ratu
Gandiki menjadi tersenyum lebar melihat keduanya, sedangkan Raja Gandaka
berbisik kecil disampingnya. “Lihatlah anak kita, diia begitu terpana melihat
Raja Wiranata yang memanggilnya dengan sebutan “Putra Mahkota!”. Dan Ratu
Gandiki melihat kepadanya dengan semakin tersenyum mengiyakan. begitupula
dengan Raja Kharishma yang melihat Pangeran Karanu penuh rasa percaya diri
tersenyum bangga.
Sementara
Raja Wiranata baru saja mempersilahkan Pangeran Bheeshma juga Pangeran Karanu
untuk duduk kembali. Setelahnya, semua orang-orang yang ikut serta mulai
meninggalkan ruang persidangan untuk beristirahat diluar ruangan karna
persidangan tahap kedua telah dijeda selama kurang lebih tiga puluh menit
lamanya. Agar tidak menimbulkan rasa kebosanan dalam masih melaksanakan
persidangan tahap kedua.
BHARATAYUDHAserisatu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar