Kamis, 12 Februari 2015

BHARATAYUDHAserisatu Part-25



Tujuh hari kemudian . . . .

Persidangan lanjutan kemarin mulai diadakan kembali pada hari ini. Mereka semua yang ikut serta pun menempati ditempat duduk mereka masing-masing bersiap untuk menjalani sebuah persidangan yang merupakan tahap kedua ini. Dan disebuah persidangan yang merupakan tahap kedua ini telah ikut menghadirkan dua orang yang akan menempati tempat duduk ditengah ruangan persidangan sejajar meluruskan didepan singgasana Raja Wiranata, kurang lebih berjarak lima meter darinya.
Dua orang yang ikut dihadirkan itu merupakan dua orang yang bisa dibilang sedikit spesial. Karna dari keduanyalah keputusan akan bisa diambil dari hasil pendiskusian berasma mereka berdua. Dan persidangan yang merupakan tahap kedua benar akan dilaksanakan.
“Hari ini adalah hari yang aku tunggu! Dimana sebuah penyelesaiian akan kita dapati pada hari ini! Dan aku harap kalian semua dapat mendukungnya, apapun jenis dari penyelasaiian tersebut!”. Raja Wiranata memulai dengan melihat-lihat mereka yang ikut serta dengan berdiri dari singgasananya.
“Jangan khawartirkan tentang itu, Temanku! Aku siap mendukungmu dengan kebenaran!”. Raja Gandaka menenangkan melihatnya dengan berseri-seri.
“Benar yang dikatakan oleh Raja Gandaka! Kau tidak perlu mengkhawatirkannya lebih dulu!”. Sambung Raja Kharisma bijak melihat Raja Wiranata.
“Baiklah! Semoga sebuah penyelesaiian yang aku harapkan akan dapat terwujud pada saat ini juga!”. Raja Wiranata melanjutkan bicaranya dengan menduduki singgasananya. Melihat-lihat ke mereka yang ikut serta, wajahnya berseri-seri.
  Ratu Gandiki sedikit lega ketika melihat Raja Wiranata yang tampak tenang setelah Raja Gandaka juga Raja Kharishma telah menenangkannya tadi. Sementara didalam hatinya tampak menghawatirkan Pangeran Bheeshma yang kabarnya akan diikut setakan didalam persidangan yang merupakan tahap kedua ini. Dan tiba-tiba saja Raja wiranata menepukkan tangannya keras tiga kali setelah berdiam lalu memberikan sebuah perintah.
“Buka pintu ruang persidangannya sekarang, dan bawa mereka yang masih diluar untuk segera memasuki ruang persidangan dan duduk ditempatnya yang telah disediakan!”, perintahnya berwibawa menegaskan. Pintu ruangan persidangan pun mulai dibuka selebar-lebarnya hingga cahaya matahari sedikit masuk kedalamnya. Kemudian Raja wiranata, Raja Kharishna, Raja Gandaka juga Ratu Gandiki menjadi berdiri serentak seketika pandangan mereka tertuju kepada dua orang yang dimaksud tadi.
Kemudian dua orang yang dimaksud tadi kini telah menduduki tempatnya secara bersamaan ditengah ruang persidangan sejajar didepan singgasana Raja Wiranata berjarak lima meter. Dan kedua orang tersebut duduk secara bersebelahan berjarak satu meter. Menyaksikan kedua orang yang dimaksud tersebut telah menduduki tempatnya, semua yang berdiri menyambutnya kini sudah beralih menduduki tempatnya masing-masing kembali.

BHARATAYUDHAserisatu

Kini semua orang yang ikut serta didalam persidangan tahap kedua sudah berkumpul dan tak ada seorangpun yang tertinggal. Dan kini Raja wiranata mulai melihat-lihat kesiapan dari mereka semua. Kemudian melihat kedua orang didepannya lalu menyapanya, “Selamat datang untuk kalian berdua”, dengan berdiri masih memakai wajah yang berseri-seri. Kedua orang itupun berdiri secara bersamaan dengan memberinya salam menganggukan kepalanya pelan disertai senyuman dari mereka berdua.
Melihat kesopanan dari keduanya, Raja Wiranata menerima salam dari mereka berdua dengan senyuman lebar turut berbahagia melihat keduanya. Usainya memberi salam penuh kesopanan, kedua orang itu menduduki tempatnya kembali secara bersamaan menegakkan badannya namun tidak membusungkan dadanya.
“Terimakasih kepada kalian berdua yang telah menghadirkan Pangeran-Pangeran yang begitu menghormatiku didalam persidangan tahap kedua!”, ucapan terimakasih Raja Wiranata kepada Raja Gandaka bersama Ratu Gandiki juga kepada Raja Kharishma  dengan melihatnya secara bergantian. Kemudian dilanjutinya dengan melihat kedua orang yang telah dapat dikenalnya, “Sebelum aku memulai persidangan ini! Aku mengizinkan kalian berdua untuk mengenalkan diri kalian masing-masing!”.
Perintah Raja Wiranata mempersilahkan dengan ramah. Salah satu dari kedua orang itupun menurutinya dengan berdiri melihat kepadanya dan akan segera memperkenalkan dirinya.
“Aku adalah Pangeran Karanu, Pangeran dari Kerajaan Karita! Putra kedua dari Raja Kharishma! Salam, Yang Mulia Raja Wiranata!”. Katanya berdiri tegak mengenalkan dirinya dengan memberi salam.   
“Semoga panjang umur!”. Raja Wiranata mendo’akannya dengan menerima salamnya melihat penuh syukur kepadanya. Pangeran Karanu menduduki tempatnya kembali.
“Salam Yang Mulia, paman! Aku adalah Pangeran Bheeshma dari Kerajaan Gapura! Dan ini yang kedua kalinya aku mengenalkan diriku kepadamu!”. Pangeran bheeshma mengenalkan dirinya penuh keakraban melihat Raja Wiranata dengan memberi salam.
Raja Wiranata yang menerimanya menjadi tertawa bangga melihatnya, “Semoga panjang umur!”, mendo’akannya setelah menerima salam darinya. Kemudian Pangeran Bheeshma menduduki tempatnya kembali begitupun dengan Raja Wiranata. Mereka semua yang ikut serta didalam persidangan tahap kedua merasa sedikit terhibur karna perkataan pengenalan diri dari Pangeran Bheeshma kepada Raja wiranata. Persidangan pun benar akan segera dilaksanakan.
Sebelumnya memulai persidangan, Raja Wiranata mempersilahkan pelayannya untuk membagikan makanan kecil kepada semua yang ikut serta didalam persidangan itu sebagai penambah tenaga kesiapan mental. Pangeran Bheeshma yang menduduki tempatnya dengan melihat-lihat disekelilinginya, tiba-tiba menjadi terpaku saatnya menoleh ke Pangeran Karanu yang berada disebelahnya kemudian berhasrat akan mengajaknya untuk bicara sejenak.
“Pangeran Karanu!”. Katanya berbisik pelan menolehkan kepalanya melihat Pangeran Karanu.
“Pangeran Bheeshma! Adakah yang ingin kau bicarakan padaku?”. Jawabnya ketika mengetahui membalas melihatnya.
“Sepertinya aku pernah melihatmu! Apakah kau masih ingat denganku!”. Katanya kembali mengakrabkan.
“Tentu saja, Pangeran! Saat itu aku berada dipintu gerbang Istana diKerajaannku yang masih terbuka! Dan mungkin karna itu juga kita dipertemukan lagi pada saat ini!”. Ujarnya setelah mengingat kembali, tersenyum menatap Pangeran Bheeshma.
“Kalau memang begitu adanya, dapatkah kita berteman sekarang!”. Katanya mengajak untuk berteman kepada Pangeran Karanu dengan tatapan menggoda.
Pangeran Karanu melebarkan senyumannya menjadi tertawa kecil melihat Pangeran Bheeshma usainya mendengar ajakan darinya. Kemudian Pangeran Bheeshma menjulurkan tangannya, Pangeran Karanu juga menjulurkan tangannya. Lalu mereka berdua menepukan tangan mereka yang masih berjauhan berjarak satu meter saling berpandangan bahagia. Ratu Gandiki yang sedari tadi telah melihat kapada mereka berdua, menjadi tersenyum bahagia karna ulahnya.

BHARATAYUDHAserisatu

Selang beberapa saat berjalan, Raja Wiranata kembali menepuk tangannya tiga kali yang menandakan bahwa persidangan tahap kedua akan segera dimulai. Semua orang yang ikut mendengarnya mulai mengarahkan pusat perhatiannya kepadanya. “Temanku, Raja Gandaka! Aku telah mengunci saranmu yang telah kau sampaikan padaku pada tujuh hari yang lalu!”. Memulainya dengan melihat ke Raja Gandaka. Raja Gandaka pun mengangguk, mengiyakannya.
kemudian berpaling melihat ke Raja Kharishma, “Raja Kharishma, aku juga sudah mengunci perkataanmu tentang kebenaran sebelum Raja Gandaka memberiku sarannya!”.
“Yang Mulia Raja, aku berharap kau masih mengingatnya meskipun sudah berlalu tujuh hari lamanya!”. Raja Kharishma mengingatkannya, menatap penuh harap.
“Tentu saja aku masih mengingatnya meski sudah berjalan tujuh hari lamanya! Jika aku tidak mengingatnya, maka aku tidak akan berkenan untuk mengadakan persidangan yang merupakan tahap kedua ini!”. Raja Wiranata membalas tegas meyakinkan menatap Raja Kharishma.
“Aku percaya padamu, Yang Mulia!”. Dengam menganggukkan kepalanya disertai senyum menerimanya.
“Tetapi Yang Mulia Raja, Temanku! Kepentingan apakah yang kau libatkan kepada dua orang Pangeran itu?”. Tanya Raja Gandaka ingin mengetahui kepada Raja Wiranata.
Raja Wiranata mengangguk pelan melihat kepadanya seolah-olah membenarkan pertanyaan darinya. Ratu Gandiki yang juga melihatnya mencoba menarik nafasnya memalingkan pandangannya dari Raja Wiranata ke Pangeran Bheeshma. Lalu terbayang kembali tentang perbincangan persidangan pada tujuh hari yang lalu. Sementara Pangeran Bheeshma masih berdiam mengarah ke Raja Wiranata belum menyadari jika Ratu Gandiki melihat kepadanya.
Dan Raja Wiranata kini sedang mengamati kedua Pangeran muda didepannya. Ia begitu mengamatinya, melihat-lihat mereka berdua yang tampak tenang ditempatnya. Tak tahan dengan pengamatannya itu, Raja Wiranata pun kembali menyapa kedua Pangeran muda tersebut. “Hai kalian berdua Putra Mahkota!”, sapanya sedikit lancing menatap dengan wajah berseri-berseri kepada kedua Pangeran Muda yang dipanggilnya sebagai “Putra Mahkota”.
Kedua Pangeran Muda itupun menjadi terpana bersama melihat kepadanya. “Yang Mulia paman! Sungguh agungnya dirimu yang telah memanggil kami berdua dengan sebutan “Putra Mahkota”!”. Pangeran Bheeshma memberi pujian sebagai bentuk rasa terimakasihnya kepada Raja Wiranata dengan berdiri, memberi salam.
“Pangeran Bheeshma! Kini kau memang hanya menjadi seorang Pangeran Muda! Namun tetap tidak bisa dipungkiri bahwa suatu hari nanti kau akan menjadi seorang Raja sebagai penerus dari Ayahmu!“. Raja Wiranata mencoba menjelaskan sedikit tentang masa depannya. Pangeran Karanu ikut berdiri memberi salam kepada Raja Wiranata.
“Benar apa yang dikatakan Pangeran Bheeshma, Yang Mulia! Dirimu telah menunjukkan keagunganmu dengan menyebut kami sebagai ”Putra Mahkota”! Dan itu juga sebagai pujian yang sangat luar biasa dihati kami berdua!”. Pangeran Karanu menyambungnya lebih meluruskan.
Ratu Gandiki menjadi tersenyum lebar melihat keduanya, sedangkan Raja Gandaka berbisik kecil disampingnya. “Lihatlah anak kita, diia begitu terpana melihat Raja Wiranata yang memanggilnya dengan sebutan “Putra Mahkota!”. Dan Ratu Gandiki melihat kepadanya dengan semakin tersenyum mengiyakan. begitupula dengan Raja Kharishma yang melihat Pangeran Karanu penuh rasa percaya diri tersenyum bangga.
Sementara Raja Wiranata baru saja mempersilahkan Pangeran Bheeshma juga Pangeran Karanu untuk duduk kembali. Setelahnya, semua orang-orang yang ikut serta mulai meninggalkan ruang persidangan untuk beristirahat diluar ruangan karna persidangan tahap kedua telah dijeda selama kurang lebih tiga puluh menit lamanya. Agar tidak menimbulkan rasa kebosanan dalam masih melaksanakan persidangan tahap kedua.

BHARATAYUDHAserisatu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar