Kini Raja Gandaka
sudah mulai untuk bersiap-siap pergi
keKerajaan Wigura sebelum matahari berada diatas kepala. Sebab
persidangan kecil yang akan diadakan diKerajaan Wigura akan diadakan saat
matahari benar-benar berada diatas kepala. Dan kini Raja Gandaka bersama Ratu
Gandiki juga dengan kedua saudaranya segera beranjak pergi akan melewati pintu gerbang Istana.
Pangeran Bheeshma yang masih berdiri melihat keberangkatan mereka, hanya berdiam
menikmatinya.
Selanjutnya,
mereka berempat akan melewati jalan yang melewati Kerajaan Karita agar dapat
mengejar waktu yang telah ditetapkan. Namun ketika akan melewati pintu gerbang
Kerajaan Karita, mereka mencoba untuk berhenti sejenak memberikan waktu pasukan
dari Kerajaan Karita yang baru saja keluar dari pintu istananya untuk berjalan
lebih dulu didepannya. Setelahnya, mereka pasukan dari Kerajaan Gapura menyusul
berjalan dibelakangnya.
Saatnya masih didalam
perjalanan, Ratu Gandiki begitu memperhatikan pasukan dari Kerajaan Karita. Ia
melihat-lihat sampai tertuju pada kereta kencana yang didiami oleh seorang Raja
dari Kerajaan Karita. Setelahnya, Ratu Gandiki menoleh ke Raja Gandaka dan akan
bertanya kepadanya.
“Suamiku, apakah
benar yang kulihat didepan kita hanya seorang Raja bersama prajuritnya saja?
Dimana keluarganya?”. Tanyanya sedikit heran kepada Raja Gandaka.
“Istriku, Raja
dari Kerajaan Karita memang tidak membawa keluarganya selain para
prajuritnya!”. Jawab Raja Gandaka dengan menoleh ke Ratu Gandiki.
“Tapi yang
menjadi pertanyaanku, apakah dia bisa menghadiri persidangan kecil ini tanpa
ditemani oleh salah-satudari keluarganya?”.
Tanyanya kembali semakin mengherankan.
“Ini merupakan
persidangan dalam tahap awal! Ada masanya nanti dia akan membawa salah-satu dari
keluarganya, begitupun dengan kita, Istriku!”. Raja Gandaka menjelaskannya
singkat namun terdengar tepat dan jelas.
Ratu Gandiki pun
sudah mengerti atas penjelasan yang baru saja diterimanya. Kemudian mempunyai
sebuah pikiran jika Pangeran Bheeshma tidak akan diikut sertakan dalam
persidangan kecil ini, karna Raja Gandaka tidak ada menyinggungkan Pangeran Bheeshma
dari penjelesannya tadi.
BHARATAYUDHAserisatu
Sementara itu,
Raja Wiranata diKerajaannya tepatnya diruang persidangan Istananya sedang mempersiapkan segala sesuatu yang akan
digunakan untuk persidangan nanti. Kemudian dilanjuti dengan menuju kedapur
Istana memeriksa semua makanan yang akan dijadikan sebuah jamuan kepada dua
tamu pentingnya yang mungkin sebentar lagi akan tiba diKerajaannya. Dan tiba-tiba
mulai terdengar pemberitahuan saat ketika dua tamu pentingnya mulai memasuki
daerah sekitarnya.
Mengetahui yang demikian,
Raja Wiranata pun segera bersiap-siap untuk pergi kehalaman depan Istananya
demi menyambut kedua tamu pentingnya itu. Setelah beberapa saat kemudian,
terlihtalah pasukan dari Kerajaan Karita juga pasukan dari Kerajaan Gapura
datang bersamaaaan memasuki pintu gerbang Istana Wigura. Dan kini mereka
berjalan bersama secara bersebelahan menuju ke Raja Wiranata yang telah menunggu
didepan pintu masuk kedalam Istana Wigura.
Raja Gandaka
bersama Ratu Gandiki dari Kerajaan Gapura juga seorang Raja dari Kerajaan
Karita kini telah berada dihadapan Raja Wiranata yang masih melihat-lihat
kepada mereka sambil mencoba mengamatinya satu-persatu dari mereka bertiga.
Sedangkan Pangeran Punka bersama pangeran Raika membantu prajurit untuk
mendiamkan kuda yang ditunggaginya.
“Selamat datang,
Yang Mulia Raja Gandaka!”. Sapanya memberi salam penyambutan dengan ramah.
“Terimakasih,
Yang Mulia Raja Wiranata!”. Jawab Raja Gandaka dengan memberi salam kembali,
membalas keramahannya.
“Selamat datang,
Yang Mulia Ratu Gandiki!”. Sapanya kedua ke Ratu Gandiki memberi salam
penyambutan dengan ramah.
“Salam kembali,
Yang Mulia Raja Wiranata!”. Jawab Ratu Gandiki memberi salam kembali, membalas
keramahannya.
“Selamat datang
juga, Yang Mulia Raja Kharishma! Terimalah salam dariku yang sebagai termuda
darimu!”. Sapa ketiganya memberi salam penyambutan dengan ramah.
“Terbekatilah
kau. Yang Mulia!”. Menerima salamnya dengan membalas keramahannya.
“Baiklah semua!
Mari kita menuju keruangan penjamuan yang telah aku sediakan untuk kalian
berttiga, agar kalian semua dapat leluasa melepaskan rasa lelah diruanagn
tersebut!”. Kata ajakan Raja Wiranata semakin ramah menerima kedatangan mereka
bertiga.
Usai mengatakan
ajakannya, Raja Wiranata mulai beerbalik akan pergi segera memasuki kedalam Istananya
disusul dengan kedua tamu pentingnya. Dan secara tidak langsung mereka telah
bersama-sama pergi menuju keruangan penjamuan.
Beberapa
saat kemudian. . . .
Setelahnya menikmati
jamuan ddiruang penjamuan itu, mereka bersama-sama menuju keruangan persidangan
Istana Wigura. Sebab matahari sudah hampir sempurna berada diatas kepala.
Didalam ruang persidangan, Raja Wiranata telah duduk disinggasananya. Disusul
dengan Raja Gandaka bersama Ratu Gandiki duduk bersama disebelah kanan dari
arahnya. Juga dengan Raja Kharishma disebelah kiri dari arahnya. Berjarak tiga
meter dari tempat singgasananya.
Setelah menempati
tempatnya masing-masing yang telah disediakan, merekapun akan segera memulai
persidangan kecilnya. Dengan semua menatap bersama kepada Raja Wiranata, dan
didahulukan oleh Raja Wiranta membuka
memulai persidangan.
“Baiklah semua,
kita akan memulai persidangan ini!”. Katanya sedikit lantang memulai
persidangan dengan melihat kedua tamu pentingnya.
“Yang Mulia Raja
Wiranata, aku ingin menyampaikan suatu kebenaran kepadamu!”. Raja Kharishma permisi
mencoba menagatakan keinginannya dengan berdiri melihat ke Raja Wiranata.
“Kebenaran dalam
hal apakah itu, Yang Mulia Raja Kharishma?”. Raja Wiranata bertanya melihat
tegas menerima kepada Raja Kharishma.
“Seperti yang
telah terlanjur kau ketahui Yang Mulia, jika seorang mata-mata dari Kerajaanku
telah tertangkap basah sedang mencoba memata-matai perkebunanmu! Dan tuduihanmu
yang menyerupai itu tidaklah benar, Yang Mulia!”. Raja Kharishma mencoba
mengungkap, menjelaskan.
“Aku mempersilahkan
kau untuk menjelaskan apa maksud yang sesungguhnya dari perkataanmu itu?”. Raja
Wiranata mengangguk pelan meresponnya baik dengan menmpersilahkan.
“Seseorang yang
kau tuduh sebagai mata-mata dari Kerajaanku memanglah seorang prajjurit dari
Kerajaanku! Dan prajuritku itu tidak sama sekali berniat melakukan apa yang
telah kau tuduhkan! Justru prajuritku itu hanya ingin meelihat Putri kandungmu,
Yang Mulia!”. Mencooba lebih menjelaskan dengan menatap penuh keyakinan kepada
Raja Wiranata.
Raja Wiranata
yang mendengarnya, melirikkan kedua bola matanya kebawah mencoba merenungi
perkataan dari Raja Kharishma. Kemudian memutarkan kedua bola matanya melirik
ke Raja Gandaka yang masih bersama Ratu Gandiki. Suasanapun menjadi hening
sedikit tegang.
BHARATAYUDHAserisatu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar