Kamis, 12 Februari 2015

BHARATAYUDHAserisatu Part-23



                Kini Raja Gandaka sudah mulai untuk bersiap-siap pergi  keKerajaan Wigura sebelum matahari berada diatas kepala. Sebab persidangan kecil yang akan diadakan diKerajaan Wigura akan diadakan saat matahari benar-benar berada diatas kepala. Dan kini Raja Gandaka bersama Ratu Gandiki juga dengan kedua saudaranya segera  beranjak pergi akan melewati pintu gerbang Istana. Pangeran Bheeshma yang masih berdiri melihat keberangkatan mereka, hanya berdiam menikmatinya.
                Selanjutnya, mereka berempat akan melewati jalan yang melewati Kerajaan Karita agar dapat mengejar waktu yang telah ditetapkan. Namun ketika akan melewati pintu gerbang Kerajaan Karita, mereka mencoba untuk berhenti sejenak memberikan waktu pasukan dari Kerajaan Karita yang baru saja keluar dari pintu istananya untuk berjalan lebih dulu didepannya. Setelahnya, mereka pasukan dari Kerajaan Gapura menyusul berjalan dibelakangnya.
                Saatnya masih didalam perjalanan, Ratu Gandiki begitu memperhatikan pasukan dari Kerajaan Karita. Ia melihat-lihat sampai tertuju pada kereta kencana yang didiami oleh seorang Raja dari Kerajaan Karita. Setelahnya, Ratu Gandiki menoleh ke Raja Gandaka dan akan bertanya kepadanya.
                “Suamiku, apakah benar yang kulihat didepan kita hanya seorang Raja bersama prajuritnya saja? Dimana keluarganya?”. Tanyanya sedikit heran kepada Raja Gandaka.
                “Istriku, Raja dari Kerajaan Karita memang tidak membawa keluarganya selain para prajuritnya!”. Jawab Raja Gandaka dengan menoleh ke Ratu Gandiki.
                “Tapi yang menjadi pertanyaanku, apakah dia bisa menghadiri persidangan kecil ini tanpa ditemani oleh salah-satudari  keluarganya?”. Tanyanya kembali semakin mengherankan.
                “Ini merupakan persidangan dalam tahap awal! Ada masanya nanti dia akan membawa salah-satu dari keluarganya, begitupun dengan kita, Istriku!”. Raja Gandaka menjelaskannya singkat namun terdengar tepat dan jelas.
                Ratu Gandiki pun sudah mengerti atas penjelasan yang baru saja diterimanya. Kemudian mempunyai sebuah pikiran jika Pangeran Bheeshma tidak akan diikut sertakan dalam persidangan kecil ini, karna Raja Gandaka tidak ada menyinggungkan Pangeran Bheeshma dari penjelesannya tadi.

BHARATAYUDHAserisatu

                Sementara itu, Raja Wiranata diKerajaannya tepatnya diruang persidangan Istananya sedang  mempersiapkan segala sesuatu yang akan digunakan untuk persidangan nanti. Kemudian dilanjuti dengan menuju kedapur Istana memeriksa semua makanan yang akan dijadikan sebuah jamuan kepada dua tamu pentingnya yang mungkin sebentar lagi akan tiba diKerajaannya. Dan tiba-tiba mulai terdengar pemberitahuan saat ketika dua tamu pentingnya mulai memasuki daerah sekitarnya.
                Mengetahui yang demikian, Raja Wiranata pun segera bersiap-siap untuk pergi kehalaman depan Istananya demi menyambut kedua tamu pentingnya itu. Setelah beberapa saat kemudian, terlihtalah pasukan dari Kerajaan Karita juga pasukan dari Kerajaan Gapura datang bersamaaaan memasuki pintu gerbang Istana Wigura. Dan kini mereka berjalan bersama secara bersebelahan menuju ke Raja Wiranata yang telah menunggu didepan pintu masuk kedalam Istana Wigura.
                Raja Gandaka bersama Ratu Gandiki dari Kerajaan Gapura juga seorang Raja dari Kerajaan Karita kini telah berada dihadapan Raja Wiranata yang masih melihat-lihat kepada mereka sambil mencoba mengamatinya satu-persatu dari mereka bertiga. Sedangkan Pangeran Punka bersama pangeran Raika membantu prajurit untuk mendiamkan kuda yang ditunggaginya.
                “Selamat datang, Yang Mulia Raja Gandaka!”. Sapanya memberi salam penyambutan dengan ramah.
                “Terimakasih, Yang Mulia Raja Wiranata!”. Jawab Raja Gandaka dengan memberi salam kembali, membalas keramahannya.
                “Selamat datang, Yang Mulia Ratu Gandiki!”. Sapanya kedua ke Ratu Gandiki memberi salam penyambutan dengan ramah.
                “Salam kembali, Yang Mulia Raja Wiranata!”. Jawab Ratu Gandiki memberi salam kembali, membalas keramahannya.
                “Selamat datang juga, Yang Mulia Raja Kharishma! Terimalah salam dariku yang sebagai termuda darimu!”. Sapa ketiganya memberi salam penyambutan dengan ramah.
                “Terbekatilah kau. Yang Mulia!”. Menerima salamnya dengan membalas keramahannya.
                “Baiklah semua! Mari kita menuju keruangan penjamuan yang telah aku sediakan untuk kalian berttiga, agar kalian semua dapat leluasa melepaskan rasa lelah diruanagn tersebut!”. Kata ajakan Raja Wiranata semakin ramah menerima kedatangan mereka bertiga.
                Usai mengatakan ajakannya, Raja Wiranata mulai beerbalik akan pergi segera memasuki kedalam Istananya disusul dengan kedua tamu pentingnya. Dan secara tidak langsung mereka telah bersama-sama pergi menuju keruangan penjamuan.
Beberapa saat kemudian. . . .

                Setelahnya menikmati jamuan ddiruang penjamuan itu, mereka bersama-sama menuju keruangan persidangan Istana Wigura. Sebab matahari sudah hampir sempurna berada diatas kepala. Didalam ruang persidangan, Raja Wiranata telah duduk disinggasananya. Disusul dengan Raja Gandaka bersama Ratu Gandiki duduk bersama disebelah kanan dari arahnya. Juga dengan Raja Kharishma disebelah kiri dari arahnya. Berjarak tiga meter dari tempat singgasananya.
                Setelah menempati tempatnya masing-masing yang telah disediakan, merekapun akan segera memulai persidangan kecilnya. Dengan semua menatap bersama kepada Raja Wiranata, dan didahulukan oleh  Raja Wiranta membuka memulai persidangan.
                “Baiklah semua, kita akan memulai persidangan ini!”. Katanya sedikit lantang memulai persidangan dengan melihat kedua tamu pentingnya.
                “Yang Mulia Raja Wiranata, aku ingin menyampaikan suatu kebenaran kepadamu!”. Raja Kharishma permisi mencoba menagatakan keinginannya dengan berdiri melihat ke Raja Wiranata.
                “Kebenaran dalam hal apakah itu, Yang Mulia Raja Kharishma?”. Raja Wiranata bertanya melihat tegas menerima kepada Raja Kharishma.
                “Seperti yang telah terlanjur kau ketahui Yang Mulia, jika seorang mata-mata dari Kerajaanku telah tertangkap basah sedang mencoba memata-matai perkebunanmu! Dan tuduihanmu yang menyerupai itu tidaklah benar, Yang Mulia!”. Raja Kharishma mencoba mengungkap, menjelaskan.
                “Aku mempersilahkan kau untuk menjelaskan apa maksud yang sesungguhnya dari perkataanmu itu?”. Raja Wiranata mengangguk pelan meresponnya baik dengan menmpersilahkan.
                “Seseorang yang kau tuduh sebagai mata-mata dari Kerajaanku memanglah seorang prajjurit dari Kerajaanku! Dan prajuritku itu tidak sama sekali berniat melakukan apa yang telah kau tuduhkan! Justru prajuritku itu hanya ingin meelihat Putri kandungmu, Yang Mulia!”. Mencooba lebih menjelaskan dengan menatap penuh keyakinan kepada Raja Wiranata.
                Raja Wiranata yang mendengarnya, melirikkan kedua bola matanya kebawah mencoba merenungi perkataan dari Raja Kharishma. Kemudian memutarkan kedua bola matanya melirik ke Raja Gandaka yang masih bersama Ratu Gandiki. Suasanapun menjadi hening sedikit tegang.

BHARATAYUDHAserisatu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar