Minggu, 27 Maret 2016

Badung Location. . . . Season 2 #34

Esok harinya, Yandra mendatangi Dokter Xiau dirumah sakit yang telah dikunjunginya pada hari kemarin. Sesampainya dirumah sakit dan sudah bertemu dengan Dokter Xiau diruangannya, Yandra langsung mengatakan bahwa dirinya menyetujui untuk melakukan program bayi tabung. Yandra juga menanyakan kapan ia akan bisa melakukan program bayi tabung. Dan Dokter Xiau pun menjawabnya tanpa berbasa-basi dulu mengatakan, “Saya akan usahakan pada sore nanti!”.
Yandra mengangguk mengiyakan lalu berpamitan untuk pergi karna ada urusan lebih penting lainnya dari pada itu, penyampaianya kepada Dokter Xiau. Secara sengaja Yandra merahasiakan siapa yang lebih penting dari melakukan program bayi tabung itu. Namun siapa yang lebih penting sama dengan siapa yang telah bekerja sama dengan Dokter Xiau mengenai program bayi tabung, dan siapa itu adalah Yusra. Dan kini Yandra sedang dalam perjalanan menuju kantor Yusra berniat menemuinya.
Setelah beberapa saat berjalan, kini Yandra telah sampai dikantor Yusra, bahkan ia juga sudah memasuki kedalam kantor menuju keruang kerja Yusra. Setelah bersabar terus melangkah menuju keruang kerja Yusra, akhirnya kini sudah berhenti didepan pintu ruang kerja Yusra. Dengan percaya diri Yandra membuka pintu ruang kerja Yusra sembari memasukinya lalu menutup pintu ruang kerjanya. Namun yang ditemuinya hanya sebuah ruang kosong tak bertuan.
Namun tanpa diduganya, Yandra melihat ada sepasang kaki dibawah kolong meja kerja Yusra seperti ada yang sedang mengambil sesuatu. Yandra pun melangkah pelan mengamatinya, namun ketika pemilik sepasang kaki itu berdiri menampakkan diri serta wajahnya. Spontan dirinya menjadi terkejut, karna pemilik sepasang kaki tadi sempat dikiranya adalah Yusra ternyata berbalik menjadi Mirza. Sementara Mirza menatapnya diam sempat merasa terkejut pula.
“Sedang apa kak Mir disini?”, tanya Yandra ingin mengetahui dengan berjalan lalu berhenti dibelakang kursi didepan meja kerja. Mirza masih dalam sikapnya tadi. “Kak Mir, haruskah aku menunggunya lama disini? Katakan padaku, dimana dia kak?!”, sambung tanyanya lagi sembari meminta untuk memberitahukannya segera. Mulai bersikap tegas. Kemudian Mirza mulai membuka suara.
 “Sebelum senja datang, ungkapkan apa yang ingin kau bicarakan padaku! Aku akan mendengarkannya selagi masih ada waktu!”, mengulang kata yang disampaikan Yusra pada hari kemarin kepada Yandra.
“Darimana kak Mir mendengar kata itu? Apakah secara diam-diam kak Mir telah menguping pembicaraan kami?”, tanya Yandra seketika mengingatnya.      
“Kau sudah terlalu banyak bicara! Aku terpaksa menghentikanmu dengan sikapku yang sedemikian itu! Karna aku tidak mau merasa kecewa karnamu sebelum aku pergi!”, Mirza menjawabnya dengan mengulang kata yang disampaikan Yusra kepada Yandra pada hari kemarin. Yandra yang mendengarnya lagi baru menutup kedua telinganya dengan kedua telapak tangannya, menatap sedikit keras ke Mirza. Dan Mirza menyambung katanya lagi.
“Pada hari kemarin, Yusra mengajak kakak untuk datang kerumahnya! Disana kami duduk bersama dihalaman depan rumahnya! Yusra menceritakan tentang kalian berdua, perdebatan denganmu hingga berujung pada sebuah pertengkaran denganmu! Dia begitu kecewa dalam menceritakan apa yang telah terjadi pada kalian berdua ditaman itu! Yusra memiih pergi meninggalkan karna tidak ingin berlama denganmu bila hanya mendapatkan kekecewaan saja!”, tegas Mirza.

Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”

“Disini aku yang ditinggalkan! Tapi kenapa kak Mir membela dia!”, Yandra membentak kecil dengan melepaskan kedua telapak tangannya dari menutupi kedua telinganya.
“Kakak tidak pernah mengajarkanmu bersikap membentak seperti itu!”, Mirza membentaknya sedikit keras sehingga membuat Yandra menjadi tertunduk menyadari kesalahannya. “Yusra tidak ada disini, Yusra juga tidak ada dirumahnya! Bahkan bila kau mencarinya berkeliling diseluruh tempat di Jakarta, maka usahamu itu akan sia-sia!”, Mirza memberi penjelasan berbahasa bijak.
“Benar kan, disini yang sebenarnya ditinggalkan itu adalah aku! Meski pada awalnya aku yang telah membuat Yusra pergi!”, Yandra berkeluh mengakui kesalahannya. Masih tertunduk melihat kebawah.
“Dua buah kata yang sudah kakak sampaikan tadi, merupakan dua buah kata yang bermakna  tentang sebuah perpisahan! Tak dipungkiri pula merupakan sebuah kata pamit yang telah disampaikan Yusra dengan bahasa berbeda hanya padamu saja!”, Mirza mulai menjelaskan yang sebenarnya. Yandra semakin menyadari hingga menegakkan kepalanya melihat ke Mirza kembali. “Perlu kakak beritahumu, saat ini Yusra sedang melakukan kerjasamanya dengan pak Mirzain!”, sambung penjelasannya.
“Lalu mengapa kakak tidak memberitahuku sebelumnya?”, Yandra mempertanyakannya.
“Yusra yang meminta kakak untuk merahasiakannya! Dan Yusra hanya ingin membuatmu mencari dirinya setelah sudah terpisahkan jarak seperti yang terjadi padamu dan dirinya kini!”, Mirza menceritakan semuanya sehingga membuat Yandra mengerti.
Setelah mendengar cerita yang baru terungkap darinya, Yandra membalikkan tubuhnya membelakangi Mirza. “Sekarang aku sudah mengerti! Akupun sudah mengetahui apa yang harus aku lakukan! Soal baik buruknya, hanya aku dan Yusra saja yang mengetahuinya!”, Yandra berkata bijak namun menegaskannya. Usainya mengatakan itu, Yandra langsung pergi meninggalkan ruangan Yusra. Sementara Mirza masih didalam ruangan karna mendapat tugas mengawasi ruangan kerja dari Yusra.
Selang waktu berjalan, kini Yandra kembali mengunjungi taman yang pada hari kemarin baru saja dikunjunginya bersama Yusra. Ia disana sedang berlari kecil sambil mengingat kata-kata Mirza yang menceritakan curahan hati dari Yusra. Semakin lama ia berlari, semakin kencang hingga terhenti pada suatu tempat didalam taman itu, dimana keduanya telah berdebat pada hari kemarin. Awalnya dirinya merasa biasa saja karna sudah terhenti seketika dari berlarinya.
Namun ketika tidak sengaja melihat tebing ditempat itu, Yandra tidak sengaja teringat kembali dengan perdebatannya dengan Yusra pada hari kemarin. Sehingga berlanjut dirinya mulai terbawa kedalam halusinasi, yaitu seperti melihat bayangan dirinya sendiri dengan Yusra yang berdebat pada hari kemarin. Perdebatan yang terjadi pada hari kemarin seperti terulang kembali tepat didepan matanya, berdurasi lumayan panjang.
Sehingga membuat Yandra secara mau tidak mau harus menyaksikannya sendiri, lalu menutup kedua telinganya menggunakan kedua telapak tangannya sendiri berharap bayangan dirinya dan Yusra itu untuk berhenti berdebat didepannya. Hingga pada akhirnya Yandra berteriak dengan berkata memerintahkan, “Stoooop!!!!”, dengan menjatuhkan kedua telapak tangannya keras kebawah hingga terlepas dari menutup kedua telinganya.
Spontan bayangan dirinya dengan Yusra pun menjadi berhenti berdebat langsung melihat kepadanya. Lalu bayangan dirinya dengan Yusra menghilang seketika. Dan Yandra baru menyadari kalau apa yang telah disaksikannya tadi adalah hanya dari halusinasinya saja, beralih berbalik pergi meninggalkan tempat itu, kembali berlari sambil menangis kecil. Sebab ia baru mengerti kalau Yusra begitu merasa kecewa atas perdebatannya yang sudah terlanjur terjadi pada hari kemarin.

Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”

Dan Yandra kini sudah berada dirumah kediamannya sendiri. Tepatnya lagi sedang berada didalam kamarnya sendiri, ia sedang duduk menghadap kearah jendela kamarnya. Mulai terbawa lamunan terbayang dua buah kata dari Yusra yang telah dikatakan oleh Yusra sendiri. Kata yang pertama, “Sebelum senja datang, ungkapkan apa yang ingin kau bicarakan padaku! Aku akan mendengarkannya selagi masih ada waktu!”, membuat Yandra menangis berbisik seketika.
Kata yang kedua, “Kau sudah terlalu banyak bicara! Aku terpaksa menghentikanmu dengan sikapku yang sedemikian itu! Karna aku tidak mau merasa kecewa karnamu sebelum aku pergi!”, membuat Yandra berdiri dari duduknya melihat keluar jendela tepatnya menatap awan diatas. Semakin menangis berbisik disertai menjerit kecil bersuara. Dan untung saja tidak ada orang yang melihat maupun mendengar bisik tangisnya.
Selang beberapa waktu berjalan, Yandra sudah merasakan ketenangan terhenti dari tangisnya. Tiba-tiba saja mendapat telepon dari Dokter Xiau memintanya untuk segera pergi kerumah sakit. Sebab hari telah berganti sore menunjukkan pukul tiga dan akan dilakukannya sebuah praktik program bayi tabung. Yandra yang sudah mengetahui maksud dari Dokter Xiau pun mulai bergegas pergi untuk segera kerumah sakit melakukan praktik program bayi tabung.
Dan pada malam harinya, Yandra sedang berada dikamarnya, ia baru saja merebahkan tubuhnya dengan berbaring dikasur tempat tidurnya. Karna seharian ini ia sudah banyak mengeluarkan tenaganya, dirasanya kini. Namun ketika akan memejamkan kedua matanya untuk tidur, tiba-tiba saja ia mengingat kata ancaman dari Yusra yang berbunyi, “Jikalau kau tidak melakukannya! Maka aku akan membuat ketakutanmu terhadap hak asuh bayi Cillo akan aku buat menjadi nyata!”.
Kemudian dengan spontan Yandra menjadi terkejut sendiri hingga terbangun dengan terduduk dari rebahan baringnya. Lalu mengambil ponselnya mencoba menghubungi Yusra. Pertama, Yandra memakai cara menelepon Yusra secara langsung, sudah terhubung namun Yusra tidak menjawab teleponnya. Kedua, Yandra memakai cara menelepon Yusra secara langsung lagi. Sudah terhubung lagi namun Yusra langsung memutuskannya tanpa menjawabnya lebih dulu.
Dan ketiga, Yandra masih memakai cara menelepon Yusra secara langsung. Namun kini telah didengarnya ada pemberitahuan jika nomor Yusra sedang berada diluar jangkauan alias tidak aktif. Yandra yang sudah mengetahui, berkeluh sendiri sambil berkata, “Bagaimana bisa aku memberitahukannya! Sepertinya nomorku sudah diblokir sama Yusra!”. Yandra berkata seperti itu karna mempunyai feeling yang demikian.
Sementara Yusra disana, memandangi ponselnya menyadari apa yang baru diperbuatnya terhadap Yandra. “Ada kalanya miss komunikasi harus aku lakukan terhadapnya! Seperti dulu yang pernah dia perbuat terhadapku!”, katanya tanpa disadari bahwa ia telah memanfaat jarak yang jauh untuk membalas dendamnya. Dan disana Yusra menginap disebuah hotel tempat kerjasamanya dengan pak Mirzain. Yusra disana memakai satu kamar hotel yang sama dengan Fachri.
Namun memakai dua buah tempat tidur berbeda, bersebelahan. Sebab satu buah kamar hotel yang mereka pilih berisi dua buah tempat tidur, untuk dua orang pengunjung masing-masing. Dan Yusra yang sudah memakai pakaian tidurnya, mulai merebahkan bebas tubuhnya untuk tidur. Sebab sudah seharian dirinya menjalani tugasnya dalam bekerjasama dentgan pak Mirzain, dan diberi waktu istirahat hanya satu jam saja dalam tiga waktu. Satu jam untuk diwaktu Pagi, siang, dan sore.
Sementara pada malamnya dilakukan setelah maghrib berakhir hingga pada pukul Sembilan malam. Kemudian berlanjut pada esok paginya pada pukul delapan pagi usai melakukan sarapan pagi bersama dicafe hotel tersebut. Ternyata aktivitas yang dijalani Yusra dan Fachri disana lebih ketat daripada sebelumnya, di Jakarta semula.

Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar