Sore
harinya, kebetulan hari ini Yusra bisa pulang lebih awal daripada hari
sebelumnya. Kebetulan juga hari ini Yusra mempersilahkan Clara untuk menjemput
dirinya, karna Yusra sudah memperkenalkan Clara kepada teman-temannya saat
diselenggarakannya sebuah acara pertunangannya pada hari kemarin. Dan kini
Yusra telah keluar dari pintu lobby kantornya bergegas untuk memasuki mobil
Clara, sementara Clara hanya menunggunya didalam mobilnya sendiri.
Sesudahnya Yusra memasuki mobil Clara tersebut, mereka
berduapun langsung bergegas pergi menuju kerumah kediaman Yusra. Yusra berniat
akan mengajak Clara bermain-main dengan kedua keponakan kembarnya. Dengan
harapan agar kedua keponakan kembarnya bisa menerima Clara sebagai anggota baru
dikeluarga besarnya. Sebab kedua keponakannya itu masih berpihak juga masih
menginginkan Yandra untuk kembali dan bisa bermain bersama mereka berdua.
Setelah
beberapa saat kemudian, kini mereka berdua telah sampai dirumah kediaman Yusra,
keduanya pun sudah memasuki kedalam rumah sedang berjalan menuju kekamar kedua
keponakan kembar darinYusra. Namun ketika baru saja membuka pintu kamar kedua
keponakannya itu, Yusra tidak menemukan siapapun. Lalu mengajak Clara kekamar
tamu yang masih tersimpan barang-barang yang ada hubungannya dengan Yandra. Clara
hanya mengikutinya saja tanpa mengungkap tanya.
Dan ketika mereka berdua sudah
memasuki kamar tamu tersebut, terlihatlah Cherish dan Ferish sedang tidur siang
ditempat tidur bekas Yandra. Perhatian Yusra mengarah kepada kedua keponakan
kembarnya yang sedang tertidur itu. Sementara Clara perhatiannya tertuju pada
kalung berlian yang sedang terpajang didinding diatas meja disamping tempat
tidur kamar tersebut. Sejenak Clara menjadi terkesima karna keindahan pada kalung
berlian yang masih dilhatnya.
“Yusra, apakah wanita pada
foto-foto itu yang telah memiliki kalung berlian super duper indahnya ini?”,
Clara langsung menanykan dengan melihat beberapa foto Yandra yang belum
diketahui namanya.
“Iya, aku memberinya disaat kami
sedang melakukan resepsi pernikahan kami dulu!”, Yusra langsung menyahutnya
dengan melihat foto kedua keponakan kembarnya. Dimana dibalik foto tersebut
telah tersimpan sebuah tulisan kata rahasia.
“Bolehkah aku memakainya?”, pinta
Clara dengan permisi melihat bahagia ke Yusra. Yusra hanya tersenyum
mempersilahkan masih melihat ke foto kedua keponakan kembarnya.
Dan kini Clara dengan yakin
mengambil kalung berlian itu lalu menunjukkannya ke Yusra. Sedangkan Yusra baru
melihat padanya dan sudah mengerti. Yusra mengambil kalung berlian itu akan
memakaikannya keleher Clara. Begitu Clara berbalik membelakanginya, Yusra
langsung memakaikan kalung berlian tersebut dari belakang percis dengan caranya
saat memakaikannya keleher Yandra dulu. Sekilas Yusra mengingat kenangannya
bersama Yandra dulu, dihari resepsi pernikahannya.
Usainya memakaikan kalung berlian
itu dileher Clara, Yusra mendekap halus Clara dari belakang. Kemudian berbisik
halus ditelinga Clara mengatakan sesuatu. “Ketika sang pemilik kalung berlian
yang sedang kau pakai kini telah kembali pulang! Maka kau harus melepaskannya
namun harus mengikuti perintahku!”, kata halus Yusra sedikit menyinggung
perasaan Clara hingga Clara menjadi melirik was-was padanya. Dan mereka akan
berbicara masih dengan keadaan yang sama.
Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”
“Aku kira, kau sudah
mau belajar menerimaku!”, keluh Clara dengan berbisik masih melirik was-was ke
Yusra. Sedangkan Yusra melihat buah pada kalung berlian didada Clara.
“Aku belum bercerai dengan
istriku! Bagaimana bisa aku belajar untuk menerimamu!”, keluh balik Yusra membalasnya
masih melihat buah pada kalung berlian didada Clara.
“Lepaskan dekapanmu! Dekapanmu
sudah membuat jantungku berdetak lain!”, perintah Clara sedikit geram dengan
beralih melihat lurus kedepan.
“Jadi kau sudah menyukaiku?”,
tanya Yusra secara langsung sembari melepaskan dekapannya lalu memundurkan dirinya
dua langkah dari Clara. Clara berbalik menghadapnya lagi.
“Tidak! Aku hanya malas saja
diberi sebuah harapan palsu darimu!”, Clara menolak berkata jujur menatap Yusra
jujur pula namun tegas.
Yusra menjadi tertawa kecil
menatap biasa, Clara menggeleng resah menatap bingung. Kemudian mereka berdua
mendengar suara Cherish dan Ferish yang baru saja terbangun dari tidur siangnya
langsung memanggil nama Yusra dengan sebutan “Om Yusra!”. Dan mereka berdua
serentak melihat ke Cherish dan Ferish yang masih berbaring. “Hai kembar!”,
Clara menyapa keduanya memakai tatapan ceria disertai senyuman. Cheris dan
Ferish menatap bingung.
“Mereka kenapa?”, tanya Clara
kepada Yusra. Melihat ke Yusra. Yusra menggeleng sambil tersenyum masih melihat
kedua keponakan kembarnya. Sedangkan kedua keponakannya itu menjadi menangis
tanpa sebab. Kemudian Clara beralih akan menggendong Cherish begitupun Yusra
akan menggendong Ferish. Lalu mereka berdua membawa Cheris dan Ferish keluar
dari kamar tersebut akan menuju kelantai bawah untuk bermain bersama.
Seminggu kemudian. . . .
Kini
sudah tiba saatnya Mirza akan menjemput keponakan kecilnya dibandara bersama
Eisya dan Mora. sementara Fachri menunggu kedatangan mereka bertiga dirumah
kediaman Mirza. Mirza baru memberitahu kepada mereka pada sehari sebelumnya.
Dan mereka bertiga kini sudah tiba dibandara dengan berdiri besejajar, lalu
terlihat seketika oleh mereka bertiga jika ada seorang pengasuh sedang
menggendong bayi yang sedang berjalan menghampiri ketiganya.
Dengan perasaan penuh keyakinan
mereka bertigapun beranggapan kalau pengasuh itulah yang sedang mereka tunggu.
Dan kini pengasuh itu sudah berhenti didepan mereka bertiga dengan jarak sangat
dekat. Sedangkan mereka bertiga masih menatap diam melihat bayi yang masih
digendong oleh pengasuh itu. “Tuan Mirza?”, sapa pengasuh itu. Mirza baru
melihat kepengasuh itu. “Saya, adalah pengasuh yang dikirim oleh nyonya
Yandra!”, pengasuh itu menjelaskan menatap jujur.
Begitu Mirza baru mengetahuinya,
ia langsung mengajak pengasuh itu juga dengan Eisya dan Mora untuk segera
pulang menuju kemobil yang masih terparkir. Eisya dan Mora pun mulai berjalan
mendampingi pengasuh itu sambil melihat bayi Yandra yang masih tertidur.
Sedangkan Mirza mulai berjalan pula sambil membawa koper. Mereka semua akan
pulang kerumah kediaman Mirza dengan bahagia, karna telah membawa pulang
seorang bayi sebagai anggota keluarga baru bagi mereka bertiga.
Setibanya dirumah kediaman Mirza,
mereka berempat berjalan bersama dengan bersejajar sudah memasuki halaman rumah
akan segera memasuki pintu rumah. Sementara Fachri yang baru membuka pintu
masuk rumah kediaman Mirza dari dalam, mengaku sedikit terkejut karna telah
melihat mereka yang ditunggu sudah datang. Fachri berdiam ditempat didepan
pintu masuk tersebut sambil melihat mereka satu-persatu lalu menetap melihat ke
bayi yang masih digendong.
Dan saat ketika langkah mereka
sudah menginjaki teras rumah, Fachri mulai melangkah berniat akan melihat jelas
bayi itu. Namun Mirza telah menghalanginya dengan langsung berdiam
dihadapannya. “Nanti dulu! Kita semua juga penasaran dengan bayi Yandra!
Alangkah baiknya jika kita melihat bayi Yandra dikamar Mirzara!”, Mirza
menghentikan lalu mengajaknya. Fachri pun menjadi tersenyum mengikuti
ajakkannya. Dan mereka mulai memasuki kedalam rumah menuju kamar Mirzara.
Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”
Kini
mereka semua sudah memasuki kamar Mirzara, dimana tempat tidur Mirzara kecil
dipasang sebuah pagar sebagai pengaman oleh Mirza sendiri untuk keponakan
kecilnya itu. Kamar Mirzara kecil sama seperti semula tak ada perubahan maupun
renovasi pada setiap sudut kamar tersebut. Begitupun dengan mainan, boneka
milik Mirzara kecil masih tersimpan rapih. Kamarnya pun selalu bersih karna
asisten rumah Mirza selalu nembersihkannya pada tiga hari sekali.
Dan kini keponakan kecil Mirza
sedang tidur ditempat tidur tersebut, barulah tertampak jelas wajah dari
keponakan kecil Mirza itu. Mereka semua kini sedang memandanginya yang masih
tertidur, dipinggir sisi kanan tempat tidurnya. Sedangkan pengasuhnya berdiri
didepan tempat tidurnya menghadap kebayi yang masih tertidur itu. Mereka semua
akan saling berbicara menyambung kata dengan masih melihat ceria kebayi yang masih
terlelap dalam tidurnya itu.
“Perasaan baru kemarin rasanya,
kalian memberitahuku bahwa Yandra telah mengandung seorang putra dari Yusra! Dan
sekarang, ia benar sedang tertidur didepan mata kita!”, Fachri memulai sedikit
merasa takjub.
“Wajah dari keponakan gue, baru
mengingatkan gue dari seseorang?!”, Mirza menyambung seperti mengingat wajah
seseorang.
“Yusra! Dulu aku sempat melihat
foto masa kecilnya dia! Dan wajah bayi Cillo, sangat mirip dengan ayahnya!”,
Mora langsung memberitahukannya.
“Astaga, tampannya! Jadi gak sabar
menunggu bayi Cillo terbangun lalu main bareng sama tante cantik yaaaa!”, Eisya
mengungkap kata gemasnya lalu memuji dirinya sendiri.
Mirza, Fachri dan Mora pun menjadi
serentak melihat kepadanya. Mereka bertiga memakai tatapan diam sedikit
berkeluh. Sementara pengasuh bayi Cillo hanya tersenyum memandangi keempatnya.
Sementara disana dikediaman Yusra. . . .
Yusra sedang duduk sendiri
dipinggir tempat tidurnya, ia sedang memutar-mutarkan cincin tunangannya dijemarinya.
Ia mensesali dirinya karna harus menukar cincin nikahnya bersama Yandra dengan
cincin tunangannya bersama Clara. Sementara cincin nikahnya bersama Yandra
telah tersimpan disebuah tempat rahasia, agar tidak ada yang bisa
mengacaukannya. Itu karna Yusra sangat menghargai barang-barang yang ada
hubungannya dengan Yandra.
“Aku merasa, ada yang lebih
membutuhkanku sekarang!?”, katanya masih memutar-mutarkan cincin tunangannya.
Melihat ke cincin tunangannya sambil merenungkan. “Aku merasa, ada yang datang
namun belum aku ketahui!”, katanya lagi mulai melihat lurus kedepan masih
memutar-mutarkan cincin tunangannya. “Papah? Iya, aku telah gagal untuk menjadi
papah dari putraku yang sudah meninggal!”, katanya ketika mengingat tentang
pengakuan Yandra yang menyatakan demikian padanya.
Kemudian Yusra menjadi berdiri
dari duduknya, lalu beralih mengambil sebotol minuman keras dibawah kolong
tempat tidurnya. “Hanya minuman keras dengan sedikit alkohol ini saja yang bisa
menjadi pelampiasanku!”, katanya usainya mengambil sebotol minuman keras dengan
sedikit alkohol lalu meminumnya. Kemudian lagi ia berdiri kembali dengan duduk
kembali dipinggir tempat tidurnya. Lalu berbaring ditempat tidurnya dengan
masih meminum minuman kerasnya.
“Demi Yandra! Demi putraku yang
sudah meninggal! Maka aku akan menghabiskan sebotol minuman keras ini, hingga
aku tertidur ketika usai meminumnya!”, keluhnya dengan menatap langit-langit
kamarnya sambil menunjukkan botol minuman kerasnya. Kini Yusra akan meminumnya
berkali-kali hingga minuman keras tersebut benar dihabiskannya. Dan setelah
menghabiskan minuman keras tersebut ia akan benar tertidur seperti katanya
tadi.
Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar