Minggu, 27 Maret 2016

Badung Location. . . . Season 2 #21

                Sore harinya, kebetulan hari ini Yusra bisa pulang lebih awal daripada hari sebelumnya. Kebetulan juga hari ini Yusra mempersilahkan Clara untuk menjemput dirinya, karna Yusra sudah memperkenalkan Clara kepada teman-temannya saat diselenggarakannya sebuah acara pertunangannya pada hari kemarin. Dan kini Yusra telah keluar dari pintu lobby kantornya bergegas untuk memasuki mobil Clara, sementara Clara hanya menunggunya didalam mobilnya sendiri.
Sesudahnya  Yusra memasuki mobil Clara tersebut, mereka berduapun langsung bergegas pergi menuju kerumah kediaman Yusra. Yusra berniat akan mengajak Clara bermain-main dengan kedua keponakan kembarnya. Dengan harapan agar kedua keponakan kembarnya bisa menerima Clara sebagai anggota baru dikeluarga besarnya. Sebab kedua keponakannya itu masih berpihak juga masih menginginkan Yandra untuk kembali dan bisa bermain bersama mereka berdua.
                Setelah beberapa saat kemudian, kini mereka berdua telah sampai dirumah kediaman Yusra, keduanya pun sudah memasuki kedalam rumah sedang berjalan menuju kekamar kedua keponakan kembar darinYusra. Namun ketika baru saja membuka pintu kamar kedua keponakannya itu, Yusra tidak menemukan siapapun. Lalu mengajak Clara kekamar tamu yang masih tersimpan barang-barang yang ada hubungannya dengan Yandra. Clara hanya mengikutinya saja tanpa mengungkap tanya.
Dan ketika mereka berdua sudah memasuki kamar tamu tersebut, terlihatlah Cherish dan Ferish sedang tidur siang ditempat tidur bekas Yandra. Perhatian Yusra mengarah kepada kedua keponakan kembarnya yang sedang tertidur itu. Sementara Clara perhatiannya tertuju pada kalung berlian yang sedang terpajang didinding diatas meja disamping tempat tidur kamar tersebut. Sejenak Clara menjadi terkesima karna keindahan pada kalung berlian yang masih dilhatnya.
“Yusra, apakah wanita pada foto-foto itu yang telah memiliki kalung berlian super duper indahnya ini?”, Clara langsung menanykan dengan melihat beberapa foto Yandra yang belum diketahui namanya.
“Iya, aku memberinya disaat kami sedang melakukan resepsi pernikahan kami dulu!”, Yusra langsung menyahutnya dengan melihat foto kedua keponakan kembarnya. Dimana dibalik foto tersebut telah tersimpan sebuah tulisan kata rahasia.
“Bolehkah aku memakainya?”, pinta Clara dengan permisi melihat bahagia ke Yusra. Yusra hanya tersenyum mempersilahkan masih melihat ke foto kedua keponakan kembarnya.
Dan kini Clara dengan yakin mengambil kalung berlian itu lalu menunjukkannya ke Yusra. Sedangkan Yusra baru melihat padanya dan sudah mengerti. Yusra mengambil kalung berlian itu akan memakaikannya keleher Clara. Begitu Clara berbalik membelakanginya, Yusra langsung memakaikan kalung berlian tersebut dari belakang percis dengan caranya saat memakaikannya keleher Yandra dulu. Sekilas Yusra mengingat kenangannya bersama Yandra dulu, dihari resepsi pernikahannya.
Usainya memakaikan kalung berlian itu dileher Clara, Yusra mendekap halus Clara dari belakang. Kemudian berbisik halus ditelinga Clara mengatakan sesuatu. “Ketika sang pemilik kalung berlian yang sedang kau pakai kini telah kembali pulang! Maka kau harus melepaskannya namun harus mengikuti perintahku!”, kata halus Yusra sedikit menyinggung perasaan Clara hingga Clara menjadi melirik was-was padanya. Dan mereka akan berbicara masih dengan keadaan yang sama.

Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”

                “Aku kira, kau sudah mau belajar menerimaku!”, keluh Clara dengan berbisik masih melirik was-was ke Yusra. Sedangkan Yusra melihat buah pada kalung berlian didada Clara.
“Aku belum bercerai dengan istriku! Bagaimana bisa aku belajar untuk menerimamu!”, keluh balik Yusra membalasnya masih melihat buah pada kalung berlian didada Clara.
“Lepaskan dekapanmu! Dekapanmu sudah membuat jantungku berdetak lain!”, perintah Clara sedikit geram dengan beralih melihat lurus kedepan.
“Jadi kau sudah menyukaiku?”, tanya Yusra secara langsung sembari melepaskan dekapannya lalu memundurkan dirinya dua langkah dari Clara. Clara berbalik menghadapnya lagi.
“Tidak! Aku hanya malas saja diberi sebuah harapan palsu darimu!”, Clara menolak berkata jujur menatap Yusra jujur pula namun tegas.
Yusra menjadi tertawa kecil menatap biasa, Clara menggeleng resah menatap bingung. Kemudian mereka berdua mendengar suara Cherish dan Ferish yang baru saja terbangun dari tidur siangnya langsung memanggil nama Yusra dengan sebutan “Om Yusra!”. Dan mereka berdua serentak melihat ke Cherish dan Ferish yang masih berbaring. “Hai kembar!”, Clara menyapa keduanya memakai tatapan ceria disertai senyuman. Cheris dan Ferish menatap bingung.
“Mereka kenapa?”, tanya Clara kepada Yusra. Melihat ke Yusra. Yusra menggeleng sambil tersenyum masih melihat kedua keponakan kembarnya. Sedangkan kedua keponakannya itu menjadi menangis tanpa sebab. Kemudian Clara beralih akan menggendong Cherish begitupun Yusra akan menggendong Ferish. Lalu mereka berdua membawa Cheris dan Ferish keluar dari kamar tersebut akan menuju kelantai bawah untuk bermain bersama.

Seminggu kemudian. . . .

                Kini sudah tiba saatnya Mirza akan menjemput keponakan kecilnya dibandara bersama Eisya dan Mora. sementara Fachri menunggu kedatangan mereka bertiga dirumah kediaman Mirza. Mirza baru memberitahu kepada mereka pada sehari sebelumnya. Dan mereka bertiga kini sudah tiba dibandara dengan berdiri besejajar, lalu terlihat seketika oleh mereka bertiga jika ada seorang pengasuh sedang menggendong bayi yang sedang berjalan menghampiri ketiganya.
Dengan perasaan penuh keyakinan mereka bertigapun beranggapan kalau pengasuh itulah yang sedang mereka tunggu. Dan kini pengasuh itu sudah berhenti didepan mereka bertiga dengan jarak sangat dekat. Sedangkan mereka bertiga masih menatap diam melihat bayi yang masih digendong oleh pengasuh itu. “Tuan Mirza?”, sapa pengasuh itu. Mirza baru melihat kepengasuh itu. “Saya, adalah pengasuh yang dikirim oleh nyonya Yandra!”, pengasuh itu menjelaskan menatap jujur.
Begitu Mirza baru mengetahuinya, ia langsung mengajak pengasuh itu juga dengan Eisya dan Mora untuk segera pulang menuju kemobil yang masih terparkir. Eisya dan Mora pun mulai berjalan mendampingi pengasuh itu sambil melihat bayi Yandra yang masih tertidur. Sedangkan Mirza mulai berjalan pula sambil membawa koper. Mereka semua akan pulang kerumah kediaman Mirza dengan bahagia, karna telah membawa pulang seorang bayi sebagai anggota keluarga baru bagi mereka bertiga.
Setibanya dirumah kediaman Mirza, mereka berempat berjalan bersama dengan bersejajar sudah memasuki halaman rumah akan segera memasuki pintu rumah. Sementara Fachri yang baru membuka pintu masuk rumah kediaman Mirza dari dalam, mengaku sedikit terkejut karna telah melihat mereka yang ditunggu sudah datang. Fachri berdiam ditempat didepan pintu masuk tersebut sambil melihat mereka satu-persatu lalu menetap melihat ke bayi yang masih digendong.
Dan saat ketika langkah mereka sudah menginjaki teras rumah, Fachri mulai melangkah berniat akan melihat jelas bayi itu. Namun Mirza telah menghalanginya dengan langsung berdiam dihadapannya. “Nanti dulu! Kita semua juga penasaran dengan bayi Yandra! Alangkah baiknya jika kita melihat bayi Yandra dikamar Mirzara!”, Mirza menghentikan lalu mengajaknya. Fachri pun menjadi tersenyum mengikuti ajakkannya. Dan mereka mulai memasuki kedalam rumah menuju kamar Mirzara.
Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”

                Kini mereka semua sudah memasuki kamar Mirzara, dimana tempat tidur Mirzara kecil dipasang sebuah pagar sebagai pengaman oleh Mirza sendiri untuk keponakan kecilnya itu. Kamar Mirzara kecil sama seperti semula tak ada perubahan maupun renovasi pada setiap sudut kamar tersebut. Begitupun dengan mainan, boneka milik Mirzara kecil masih tersimpan rapih. Kamarnya pun selalu bersih karna asisten rumah Mirza selalu nembersihkannya pada tiga hari sekali.
Dan kini keponakan kecil Mirza sedang tidur ditempat tidur tersebut, barulah tertampak jelas wajah dari keponakan kecil Mirza itu. Mereka semua kini sedang memandanginya yang masih tertidur, dipinggir sisi kanan tempat tidurnya. Sedangkan pengasuhnya berdiri didepan tempat tidurnya menghadap kebayi yang masih tertidur itu. Mereka semua akan saling berbicara menyambung kata dengan masih melihat ceria kebayi yang masih terlelap dalam tidurnya itu.
“Perasaan baru kemarin rasanya, kalian memberitahuku bahwa Yandra telah mengandung seorang putra dari Yusra! Dan sekarang, ia benar sedang tertidur didepan mata kita!”, Fachri memulai sedikit merasa takjub.
“Wajah dari keponakan gue, baru mengingatkan gue dari seseorang?!”, Mirza menyambung seperti mengingat wajah seseorang.
“Yusra! Dulu aku sempat melihat foto masa kecilnya dia! Dan wajah bayi Cillo, sangat mirip dengan ayahnya!”, Mora langsung memberitahukannya.
“Astaga, tampannya! Jadi gak sabar menunggu bayi Cillo terbangun lalu main bareng sama tante cantik yaaaa!”, Eisya mengungkap kata gemasnya lalu memuji dirinya sendiri.
Mirza, Fachri dan Mora pun menjadi serentak melihat kepadanya. Mereka bertiga memakai tatapan diam sedikit berkeluh. Sementara pengasuh bayi Cillo hanya tersenyum memandangi keempatnya.

Sementara disana dikediaman Yusra. . . .

Yusra sedang duduk sendiri dipinggir tempat tidurnya, ia sedang memutar-mutarkan cincin tunangannya dijemarinya. Ia mensesali dirinya karna harus menukar cincin nikahnya bersama Yandra dengan cincin tunangannya bersama Clara. Sementara cincin nikahnya bersama Yandra telah tersimpan disebuah tempat rahasia, agar tidak ada yang bisa mengacaukannya. Itu karna Yusra sangat menghargai barang-barang yang ada hubungannya dengan Yandra.
“Aku merasa, ada yang lebih membutuhkanku sekarang!?”, katanya masih memutar-mutarkan cincin tunangannya. Melihat ke cincin tunangannya sambil merenungkan. “Aku merasa, ada yang datang namun belum aku ketahui!”, katanya lagi mulai melihat lurus kedepan masih memutar-mutarkan cincin tunangannya. “Papah? Iya, aku telah gagal untuk menjadi papah dari putraku yang sudah meninggal!”, katanya ketika mengingat tentang pengakuan Yandra yang menyatakan demikian padanya.
Kemudian Yusra menjadi berdiri dari duduknya, lalu beralih mengambil sebotol minuman keras dibawah kolong tempat tidurnya. “Hanya minuman keras dengan sedikit alkohol ini saja yang bisa menjadi pelampiasanku!”, katanya usainya mengambil sebotol minuman keras dengan sedikit alkohol lalu meminumnya. Kemudian lagi ia berdiri kembali dengan duduk kembali dipinggir tempat tidurnya. Lalu berbaring ditempat tidurnya dengan masih meminum minuman kerasnya.
“Demi Yandra! Demi putraku yang sudah meninggal! Maka aku akan menghabiskan sebotol minuman keras ini, hingga aku tertidur ketika usai meminumnya!”, keluhnya dengan menatap langit-langit kamarnya sambil menunjukkan botol minuman kerasnya. Kini Yusra akan meminumnya berkali-kali hingga minuman keras tersebut benar dihabiskannya. Dan setelah menghabiskan minuman keras tersebut ia akan benar tertidur seperti katanya tadi.

Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar