Minggu, 27 Maret 2016

Badung Location. . . . Season 2 #5

          Esok harinya, Qiera meminta Eisya untuk bertemu. Ia berniat akan menanyakan tentang istri Yusra kepada Eisya. Karna telah dipikir olehnya jika Eisya bisa membantu dirinya. Sebab dirinya sangat penasaran bagaimana cerita awalnya sehingga Yusra dan istrinya berada diambang perceraian. Dan kinipun mereka telah bertemu disebuah café didekat kantor tempat Eisya telah bekerja. Mereka duduk pada satu meja saling berhadapan.
“Sudah lama aku mendengar kabar dari Yusra, bahwa dia sudah menikah! Tapi sayangnya, aku sama sekali tidak mengetahui nama dari istrinya! Bahkan wajah dari istrinya pun, aku belum sempat bertatap muka dengannya!”, Qiera memulai memancing Eisya untuk bicara. Menatap serius.
“Iya, Yusra memang sudah menikah pada tiga bulan lalu! Nama istrinya adalah Yandra! Dan wajahnya cantik, baby face sangat serasi bila mereka sedang berduaan!”, Eisya mulai menceritakannya. Menatap biasa.
“Lalu, pada awalnya dimana mereka berdua pertama kali bertemu? Apakah kamu telah mencomblangi keduanya? Sehingga mereka berdua sangat berani memutuskan untuk menikah!”, Qiera semakin mengungkapnya. Semakin melihat serius.
“Tanpa sepengetahuan aku, alias sepengetahuan Mora namun tanpa sepengetahuan mereka! Mereka berdua telah tidak sengaja bertemu dengan saling bertabrakan disebuah taman! Dan yang pertama mencomblangi mereka adalah Mora! Kalau soal menikah, ceritanya sangat panjang!”, Eisya semakin menjelaskan namun masih merahasiakan sesuatu. Mulai menatap menyimpan rahasia.
Qiera yang mulai mengerti dari bahasa penjelasannya, tatapan darinya. Memaksanya untuk berbicara menjelaskan kembali dengan mengatakan, “Eisya, demi aku dan juga demi kepercayaan kita! Ceritakan itu semua padaku? Sungguh aku sangat penasaran dengan permasalahan pernikahan dari keduanya!”. Qiera mengatakannya dengan memohon. Eisya mulai mengangguk akan menjelaskannya, menceritakannya. Dan Qiera akan mendengarkannya, menyimaknya dalam keheningan.
Dan Eisya pun mulai menceritakannya. Ia menceritakannya sehabis dirinya bersama mereka mendatangi pameran beberapa waktu lalu kemudian beralih pergi kekediaman Yusra bersama mereka.

Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”

Beberapa waktu lalu. . . .

                Kini mereka berenam telah meninggalkan pameran tersebut, dan kinipula mereka berenam akan bersantai dikediaman Yusra. Begitu sudah tiba dikediaman Yusra juga telah memasuki kedalam rumah kediaman Yusra, tiba-tiba saja mereka serentak menjadi terhenti dari langkahnya sebab telah dilihatnya jika Omah dari Yusra telah berdiam didepan mereka secara tiba-tiba, menatap tegas pula. Seketika mereka mejadi terdiam kaku melihat Omah dari Yusra itu.
Kemudian Omah dari Yusra memerintahkan mereka untuk duduk bersama diruang tamu karna ada sesuatu yang perlu dibicarakan. Dan kinipun mereka telah duduk bersama diruang tamu. Yusra bersama Yandra dihadapan omah, Mirza bersama Eisya disisi kanan omah dan Fachri bersama Mora disisi kiri omah. Mereka duduk bersama menghadap ke Omah dari Yusra, begitupula dengan pandangan mereka yang masih terdiam kaku padanya.
Omah yang masih duduk mencoba mengambil selembar kertas folio polos lalu berdiri dengan memegang kertas folio polos tersebut, sembari memperlihatkannya sisi belakang kertas folio tersebut kepada mereka semua. Kemudian kertas folio tersebut dibalik hingga menjadi sisi depan yang terlihat. Yusra, Yandra, Mirza, Eisya juga Mora yang melihatnya pun menjadi serentak berdiri dari duduknya sangat terkejut, tercengang cuma-cuma. Sementara Fachri masih terduduk tidak mengerti.
“Jelaskan pada saya, surat perjanjian apa ini?”, kata Omah begitu tegas melihat ke mereka yang telah berdiri.
“Itu adalah surat perjanjian, pernikahan diatas matrai!”, Yusra menjawabnya santai menahan terkejutnya.
“Kawin kontrak! Itulah bahasa kasarnya dari permainan kalian berdua!”, kata Omah kembali membentak Yusra dan Yandra. Melihat menajamkannya.
“Jangan menatap istriku seperti itu Omah!”, perintah Yusra memintanya mulai bernada tegas.
Mendengar katanya, Omah memalingkan pandangannya ke Yusra masih menatap tajam. Sedangkan Yusra melangkah dua langkah kedepan, lalu bergeser menutupi Yandra dibaliknya. Yandra yang mengetahuinya hanya berdiam menikmati suasana walaupun masih begitu tegang. Dan lalu Yusra menyuruh mereka yang berdiri untuk duduk kembali. Mengetahui Mora yang sudah duduk kembali, Fachri mencoba menoleh padanya berharap akan mendapat kejelasan.

Usainya Eisya menceritakannya. . . .

                Itulah yang telah diceritakan Eisya kepada Qiera dengan mengulang kejadian beberapa waktu lalu. Namun ketika akan menyambung ceritanya lagi, Qiera memintanya untuk menyudahi cerita darinya. Sebab Qiera akan mengatakan sesuatu setelah apa yang telah didengarnya tadi dari cerita yang disampaikan oleh Eisya.
                “Kini sudah terungkap semuanya! Aku sudah mengerti, mengapa Yusra merahasiakan istrinya dariku! Jika aku yang berada diposisi Yandra, maka aku tidak pernah rela menjadi boneka didalam permainannya! Kalian semua telah beruntung, mendapatkan seorang Yandra demi kepentingan kalian semua! Dan sekarang katakan padaku, dimana Yandra?”, Qiera mencurahkan lalu menyakan keberadaan Yandra.
Eisya hanya menggeleng resah berpura-pura tidak mengetahui keberadaan Yandra lalu berkata, “Semenjak kepergiannya, kami sangat kehilangan dirinya dan terjadi miss komunikasi!”, pengakuan Eisya menatap serius memakai kebohongan. Dan untung saja Qiera dapat mempercayai pengakuannya. Sementara disana, diwaktu luangnya diruangan kerja kantornya Yusra membuka akun instagramnya. Kemudian dinikmatinya foto profil akun instagramnya yang masih memakai fotonya bersama Yandra.
Secara diam-diam, Yusra telah merindukan Yandra. Dan ia hanya bisa berdiam, karna tidak bisa mengontak Yandra hanya untuk berbicara singkat sebab nomor ponsel Yandra sudah tidak aktif. Sampai saat ini Yusra tidak mengetahui jika nomor ponsel Yandra yang masih tersimpan diponselnya, sudah hilang bersama ponsel milik Yandra beberapa waktu lalu. Dan satu kebodohan Yusra tidak menanyakan tentang itu kepada teman-temannya.  

Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”

                Pada malam harinya, Mirza mengirim pesan suara kepada Mora, Yusra dan Fachri. Dipesan suara itu Mirza meminta mereka bertiga untuk bertemu dicafe biasa. Sebab hari esok dirinya bisa pulang lebih awal yaitu pada jam tiga sore, termasuk Yusra. Secara bersamaan mereka bertiga menerima pesan suara dari Mirza tersebut dan bersamaan menjawab “Okay”, melalui pesan suara pula. Mirza yang sudah menerima pesan suara dari mereka bertiga menjadi tertawa kecil seketika didalam kamarnya sendiri.

Esok harinya. . . .

                Tepat pada pukul tiga sore, Yusra yang baru saja akan membuka pintu ruangan kerjanya bergegas untuk pergi tiba-tiba saja mendapat sebuah telepon dari Mora. Mora memintanya untuk menjemputnya disebuah taman biasa. Sebab Mora baru saja habis bermain-main bersama beberapa temannya yang sudah dua kali dijadikan sebagai mata-mata. Mata-mata untuk menyelidiki Yandra dulu Dan kemudian gagal menjadi mata-mata mencari keberadaan seorang misterius masih mengganggunya.
                Mora masih berada ditaman biasa yang dimaksudnya tadi ketika menelepon Yusra, ia sedang berdiam dipinggir kolam ikan menghadapnya pula. Diamatinya kini, ikan-ikan yang berenang dengan amat bebasnya, tak perlu ada musuh yang siap akan memangsanya. Kemudian diangkatnya tangan kanan yang masih mengenakan gelang persahabatan dari Fachri, tepat dihadapan wajahnya dan pandangannya melihat diam pada gelang persahabatan tersebut.
                “Entah, apa yang harus aku pikirkan ketika melihat penuh pengamatan pada gelang persahabatan ini! Yang pasti, aku sangat tidak rela bila melepaskannya dari pergelangan tanganku!”, bisik Mora dihatinya mengingat Fachri memasang gelang persahabatan itu dipergelangan tangan kanannya. Kemudian ia mulai tersenyum seakan menatap malu pada gelang persahabatan itu, seolah-olah ia sedang melihat Fachri didepannya.
                Tak berapa lama kemudian, tiba-tiba saja ada yang memegang pergelangan tangan kanannya dari samping kanannya. Mora pun secara reflek mengatakan “I love u”, lalu berusaha melihat kewajah siapa yang telah memegang pergelangan tangannya itu. Dan orang itu bukanlah orang yang dimaksud dirinya, orang itu menurunkan pelan tangan kanan dirinya kebawah melihat terdiam. “I love u! maksudnya?”, orang itu mempertanyakan.
Mora yang sudah semakin mengetahui wajah orang itu langsung memalingkan pandangannya kedepan, mendadak menjadi tuli. Raut wajahnya mulai tampak cemas karna telah salah bersikap, akibat dari refleknya tadi karna memikirkan Fachri.
“Aku sangat mengerti, kau baru saja memikirkan seseorang bukan? Dan dengan kedatanganku dengan tiba-tiba, membuatmu tidak sadar telah mengatakan itu? Apakah kau sedang jatuh cinta dengan seseorang?”, orang itu kembali mempertanyakannya. Berbahasa bijak.
Sedangkan Mora kembali melihat keorang itu, telinganya sudah terbebas dari ketulian namun berubah menjadi tuna wicara. Dan orang itu adalah Yusra yang menatapnya tanya ingin segera mengetahui.
“Kali ini kau benar mengetahui isi pemikiran dari seorang wanita, yaitu aku sendiri! tetapi bodohnya kamu, tidak pernah mengetahui isi pemikiran dari seorang wanita yang dulu bernama Yandra? Apakah kalian sudah memakai prinsip, untuk selalu hidup secara masing-masing? Sehingga kalian terus melayani ego yang begitu berbalik dengan keinginan kalian masing-masing!”, Mora menceramahkannya menatap haru.
Yusra menjadi menatap diam lalu menundukkan kepalanya, melirikkan kedua matanya ke Mora. “Jangan ingatkan aku tentang masa-masa itu lagi! Disini, secara tidak diketahui kalian semua akulah yang lebih terluka!”, katanya membuat pengakuan. Lalu menegakkan kepalanya kembali menatap biasa ke Mora.
“Rahasiakan yang kau lihat kini pada diriku dari siapapun! Maka aku juga akan merahasiakan pengakuan darimu itu!”, perintah Mora padanya membuat sebuah kompromi.
Yusra yang mendengarnya langsung menggapai tangan Mora lalu mengajaknya untuk beranjak pergi mendatangi Mirza, karna Mirza yang sudah berada dicafe biasa telah menunggu dirinya bersama Mora. Sebab Yusra mengatakan melalui pesan BBM kalau dirinya akan pergi ke taman biasa untuk menjemput Mora sebelum pergi ke cafe menemui Mirza.

Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar