Esok harinya, Qiera meminta Eisya untuk bertemu. Ia
berniat akan menanyakan tentang istri Yusra kepada Eisya. Karna telah dipikir
olehnya jika Eisya bisa membantu dirinya. Sebab dirinya sangat penasaran
bagaimana cerita awalnya sehingga Yusra dan istrinya berada diambang
perceraian. Dan kinipun mereka telah bertemu disebuah café didekat kantor
tempat Eisya telah bekerja. Mereka duduk pada satu meja saling berhadapan.
“Sudah lama aku mendengar kabar
dari Yusra, bahwa dia sudah menikah! Tapi sayangnya, aku sama sekali tidak
mengetahui nama dari istrinya! Bahkan wajah dari istrinya pun, aku belum sempat
bertatap muka dengannya!”, Qiera memulai memancing Eisya untuk bicara. Menatap
serius.
“Iya, Yusra memang sudah menikah
pada tiga bulan lalu! Nama istrinya adalah Yandra! Dan wajahnya cantik, baby
face sangat serasi bila mereka sedang berduaan!”, Eisya mulai menceritakannya. Menatap
biasa.
“Lalu, pada awalnya dimana mereka
berdua pertama kali bertemu? Apakah kamu telah mencomblangi keduanya? Sehingga
mereka berdua sangat berani memutuskan untuk menikah!”, Qiera semakin
mengungkapnya. Semakin melihat serius.
“Tanpa sepengetahuan aku, alias
sepengetahuan Mora namun tanpa sepengetahuan mereka! Mereka berdua telah tidak
sengaja bertemu dengan saling bertabrakan disebuah taman! Dan yang pertama
mencomblangi mereka adalah Mora! Kalau soal menikah, ceritanya sangat
panjang!”, Eisya semakin menjelaskan namun masih merahasiakan sesuatu. Mulai
menatap menyimpan rahasia.
Qiera yang mulai mengerti dari
bahasa penjelasannya, tatapan darinya. Memaksanya untuk berbicara menjelaskan
kembali dengan mengatakan, “Eisya, demi aku dan juga demi kepercayaan kita!
Ceritakan itu semua padaku? Sungguh aku sangat penasaran dengan permasalahan
pernikahan dari keduanya!”. Qiera mengatakannya dengan memohon. Eisya mulai
mengangguk akan menjelaskannya, menceritakannya. Dan Qiera akan
mendengarkannya, menyimaknya dalam keheningan.
Dan Eisya pun mulai
menceritakannya. Ia menceritakannya sehabis dirinya bersama mereka mendatangi
pameran beberapa waktu lalu kemudian beralih pergi kekediaman Yusra bersama
mereka.
Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”
Beberapa waktu lalu. . . .
Kini mereka
berenam telah meninggalkan pameran tersebut, dan kinipula mereka berenam akan
bersantai dikediaman Yusra. Begitu sudah tiba dikediaman Yusra juga telah
memasuki kedalam rumah kediaman Yusra, tiba-tiba saja mereka serentak menjadi
terhenti dari langkahnya sebab telah dilihatnya jika Omah dari Yusra telah
berdiam didepan mereka secara tiba-tiba, menatap tegas pula. Seketika mereka
mejadi terdiam kaku melihat Omah dari Yusra itu.
Kemudian Omah dari Yusra memerintahkan mereka untuk
duduk bersama diruang tamu karna ada sesuatu yang perlu dibicarakan. Dan
kinipun mereka telah duduk bersama diruang tamu. Yusra bersama Yandra dihadapan
omah, Mirza bersama Eisya disisi kanan omah dan Fachri bersama Mora disisi kiri
omah. Mereka duduk bersama menghadap ke Omah dari Yusra, begitupula dengan
pandangan mereka yang masih terdiam kaku padanya.
Omah yang masih duduk mencoba mengambil selembar
kertas folio polos lalu berdiri dengan memegang kertas folio polos tersebut,
sembari memperlihatkannya sisi belakang kertas folio tersebut kepada mereka
semua. Kemudian kertas folio tersebut dibalik hingga menjadi sisi depan yang
terlihat. Yusra, Yandra, Mirza, Eisya juga Mora yang melihatnya pun menjadi
serentak berdiri dari duduknya sangat terkejut, tercengang cuma-cuma. Sementara
Fachri masih terduduk tidak mengerti.
“Jelaskan pada saya, surat perjanjian apa ini?”, kata
Omah begitu tegas melihat ke mereka yang telah berdiri.
“Itu adalah surat perjanjian, pernikahan diatas
matrai!”, Yusra menjawabnya santai menahan terkejutnya.
“Kawin kontrak! Itulah bahasa kasarnya dari permainan
kalian berdua!”, kata Omah kembali membentak Yusra dan Yandra. Melihat
menajamkannya.
“Jangan menatap istriku seperti itu Omah!”, perintah
Yusra memintanya mulai bernada tegas.
Mendengar katanya, Omah
memalingkan pandangannya ke Yusra masih menatap tajam. Sedangkan Yusra
melangkah dua langkah kedepan, lalu bergeser menutupi Yandra dibaliknya. Yandra
yang mengetahuinya hanya berdiam menikmati suasana walaupun masih begitu
tegang. Dan lalu Yusra menyuruh mereka yang berdiri untuk duduk kembali.
Mengetahui Mora yang sudah duduk kembali, Fachri mencoba menoleh padanya
berharap akan mendapat kejelasan.
Usainya Eisya menceritakannya. . . .
Itulah
yang telah diceritakan Eisya kepada Qiera dengan mengulang kejadian beberapa
waktu lalu. Namun ketika akan menyambung ceritanya lagi, Qiera memintanya untuk
menyudahi cerita darinya. Sebab Qiera akan mengatakan sesuatu setelah apa yang
telah didengarnya tadi dari cerita yang disampaikan oleh Eisya.
“Kini
sudah terungkap semuanya! Aku sudah mengerti, mengapa Yusra merahasiakan
istrinya dariku! Jika aku yang berada diposisi Yandra, maka aku tidak pernah
rela menjadi boneka didalam permainannya! Kalian semua telah beruntung,
mendapatkan seorang Yandra demi kepentingan kalian semua! Dan sekarang katakan
padaku, dimana Yandra?”, Qiera mencurahkan lalu menyakan keberadaan Yandra.
Eisya hanya menggeleng resah
berpura-pura tidak mengetahui keberadaan Yandra lalu berkata, “Semenjak
kepergiannya, kami sangat kehilangan dirinya dan terjadi miss komunikasi!”,
pengakuan Eisya menatap serius memakai kebohongan. Dan untung saja Qiera dapat
mempercayai pengakuannya. Sementara disana, diwaktu luangnya diruangan kerja
kantornya Yusra membuka akun instagramnya. Kemudian dinikmatinya foto profil
akun instagramnya yang masih memakai fotonya bersama Yandra.
Secara diam-diam, Yusra telah
merindukan Yandra. Dan ia hanya bisa berdiam, karna tidak bisa mengontak Yandra
hanya untuk berbicara singkat sebab nomor ponsel Yandra sudah tidak aktif.
Sampai saat ini Yusra tidak mengetahui jika nomor ponsel Yandra yang masih
tersimpan diponselnya, sudah hilang bersama ponsel milik Yandra beberapa waktu
lalu. Dan satu kebodohan Yusra tidak menanyakan tentang itu kepada
teman-temannya.
Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”
Pada
malam harinya, Mirza mengirim pesan suara kepada Mora, Yusra dan Fachri.
Dipesan suara itu Mirza meminta mereka bertiga untuk bertemu dicafe biasa.
Sebab hari esok dirinya bisa pulang lebih awal yaitu pada jam tiga sore,
termasuk Yusra. Secara bersamaan mereka bertiga menerima pesan suara dari Mirza
tersebut dan bersamaan menjawab “Okay”, melalui pesan suara pula. Mirza yang
sudah menerima pesan suara dari mereka bertiga menjadi tertawa kecil seketika
didalam kamarnya sendiri.
Esok harinya. . . .
Tepat
pada pukul tiga sore, Yusra yang baru saja akan membuka pintu ruangan kerjanya
bergegas untuk pergi tiba-tiba saja mendapat sebuah telepon dari Mora. Mora
memintanya untuk menjemputnya disebuah taman biasa. Sebab Mora baru saja habis
bermain-main bersama beberapa temannya yang sudah dua kali dijadikan sebagai
mata-mata. Mata-mata untuk menyelidiki Yandra dulu Dan kemudian gagal menjadi
mata-mata mencari keberadaan seorang misterius masih mengganggunya.
Mora
masih berada ditaman biasa yang dimaksudnya tadi ketika menelepon Yusra, ia
sedang berdiam dipinggir kolam ikan menghadapnya pula. Diamatinya kini,
ikan-ikan yang berenang dengan amat bebasnya, tak perlu ada musuh yang siap
akan memangsanya. Kemudian diangkatnya tangan kanan yang masih mengenakan
gelang persahabatan dari Fachri, tepat dihadapan wajahnya dan pandangannya
melihat diam pada gelang persahabatan tersebut.
“Entah,
apa yang harus aku pikirkan ketika melihat penuh pengamatan pada gelang
persahabatan ini! Yang pasti, aku sangat tidak rela bila melepaskannya dari
pergelangan tanganku!”, bisik Mora dihatinya mengingat Fachri memasang gelang
persahabatan itu dipergelangan tangan kanannya. Kemudian ia mulai tersenyum
seakan menatap malu pada gelang persahabatan itu, seolah-olah ia sedang melihat
Fachri didepannya.
Tak
berapa lama kemudian, tiba-tiba saja ada yang memegang pergelangan tangan
kanannya dari samping kanannya. Mora pun secara reflek mengatakan “I love u”,
lalu berusaha melihat kewajah siapa yang telah memegang pergelangan tangannya
itu. Dan orang itu bukanlah orang yang dimaksud dirinya, orang itu menurunkan
pelan tangan kanan dirinya kebawah melihat terdiam. “I love u! maksudnya?”,
orang itu mempertanyakan.
Mora yang sudah semakin mengetahui
wajah orang itu langsung memalingkan pandangannya kedepan, mendadak menjadi
tuli. Raut wajahnya mulai tampak cemas karna telah salah bersikap, akibat dari
refleknya tadi karna memikirkan Fachri.
“Aku sangat mengerti, kau baru
saja memikirkan seseorang bukan? Dan dengan kedatanganku dengan tiba-tiba,
membuatmu tidak sadar telah mengatakan itu? Apakah kau sedang jatuh cinta
dengan seseorang?”, orang itu kembali mempertanyakannya. Berbahasa bijak.
Sedangkan Mora kembali melihat keorang
itu, telinganya sudah terbebas dari ketulian namun berubah menjadi tuna wicara.
Dan orang itu adalah Yusra yang menatapnya tanya ingin segera mengetahui.
“Kali ini kau benar mengetahui isi
pemikiran dari seorang wanita, yaitu aku sendiri! tetapi bodohnya kamu, tidak
pernah mengetahui isi pemikiran dari seorang wanita yang dulu bernama Yandra?
Apakah kalian sudah memakai prinsip, untuk selalu hidup secara masing-masing?
Sehingga kalian terus melayani ego yang begitu berbalik dengan keinginan kalian
masing-masing!”, Mora menceramahkannya menatap haru.
Yusra menjadi menatap diam lalu
menundukkan kepalanya, melirikkan kedua matanya ke Mora. “Jangan ingatkan aku
tentang masa-masa itu lagi! Disini, secara tidak diketahui kalian semua akulah
yang lebih terluka!”, katanya membuat pengakuan. Lalu menegakkan kepalanya
kembali menatap biasa ke Mora.
“Rahasiakan yang kau lihat kini
pada diriku dari siapapun! Maka aku juga akan merahasiakan pengakuan darimu
itu!”, perintah Mora padanya membuat sebuah kompromi.
Yusra yang mendengarnya langsung
menggapai tangan Mora lalu mengajaknya untuk beranjak pergi mendatangi Mirza, karna
Mirza yang sudah berada dicafe biasa telah menunggu dirinya bersama Mora. Sebab
Yusra mengatakan melalui pesan BBM kalau dirinya akan pergi ke taman biasa
untuk menjemput Mora sebelum pergi ke cafe menemui Mirza.
Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar