Kini hari sudah memasuki siang, Yandra yang baru
saja memberikan beberapa berkas yang tertinggal dirumahnya sendiri milik Mirza
kepada Mirza diruang kerjanya. Tiba-tiba saja mendapat telepon dari seorang
Dokter memintanya untuk segera menemuinya disebuah rumah sakit, usainya
memberikan beberapa berkas kepada Mirza. Secara mau tidak maupun Yandra berpamitan
dengan Mirza untuk bergegas pergi menuju kesebuah rumah sakit.
Setelah beberapa saat kemudian,
Yandra telah tiba dirumah sakit dan tepatnya lagi sudah duduk bersama seorang
Dokter wanita didalam ruangan Dokter tersebut. Ternyata seorang Dokter yang
memintanya untuk bertemu secara tiba-tiba adalah seorang Dokter yang pernah
menanganinya dulu. Tepatnya seorang Dokter yang telah mendukungnya untuk
memberi berita bohong kepada Yusra, bahwa dirinya telah mengalami keguguran sehingga
Yusra dapat mempercayainya, sewaktu dulu.
Setelah saling menyapa karna sudah
lama tidak bertemu, mereka berduapun akan berbicara, berdiskusi.
“Mirzara, apakah itu adalah sebuah
nama baru darimu? Sebab seseorang telah memberitahuku tentang nama itu serta asal-usulnya!”,
Dokter itu menyinggungnya lebih dulu. Yandra menatap bingung, kaku.
“Iya, nama itu adalah sebuah nama
saat diriku kecil dulu! Namaku sebenarnya adalah Mirzara Ratu, namun kini aku
telah dikenal dengan nama Yandra!”, penjelasan Yandra masih menatap bingung,
Kaku.
“Saya meminta anda untuk menemui
saya disini, karna ada sebuah tujuan yang harus saya lakukan! Dan ini juga atas
permintaan dari seseorang! seseorang itu tidak mengancamku, justru seseorang
itu mengajakku untuk membersihkan pengabdianku dari kecurangan yang pernah aku
lakukan sewaktu dulu!”, Dokter itu berkata menjelaskan namun bersifat
teka-teki.
“Setiap orang pasti mempunyai
tujuannya masing-masing! Kalau boleh aku mengetahuinya segera, katakan padaku
dan berupa apakah itu?”, Yandra mencoba merayunya untuk mengatakannya secara
bijak.
“Seseorang yang pernah ada
bersamamu sewaktu anda sedang berada diruang UGD rumah sakit ini, dia memintaku
untuk melakukan penyuntikan cairan sperma yang akan berjalan memasuki Rahim!
Dan anda tidak perlu cemas, karna saya mendahulukan untuk meminta persetujuan
dari anda!”, Dokter mulai menjelaskan tujuannya namun masih bersifat teka-teki.
Sejenak Yandra berdiam sambil berpikir, melihat kebawah dan tampak ada
kegelisahan kecil.
“Sedari tadi, Dokter telah berkata
“Seseorang”! Demi menghormati keluhan dari pasien terutama saya sendiri!
katakan siapakah seseorang itu?”, Yandra bertanya setelah beberapa menit
berpikir dengan penuh percaya diri kembali menatap Dokter itu. Dokter itupun
langsung menjawabnya berbalas penuh percaya diri pula menatap Yandra.
“Baiklah, seseorang itu adalah
Yusra?”. Spontan Yandra menjadi amat terkejut karna keterbukaan dari Dokter itu
mengenai seseorang yang telah ditanyakannya tadi.
Sejenak Yandra kembali berpikir,
apa tujuan Yusra melakukan sedemikian itu padanya. Sebab setahu dirinya Yusra
tidak bersikap yang mengarah kearah sesuatu yang baru saja diketahuinya kini.
Kemudian Yandra kembali berkata, “Saya akan memberi persetujuan dari saya atau
tidak! Setelah saya mengonfirmasi pada Tuan Yusra mengapa beliau melakukan yang
demikian ini pada saya!”, ungkapnya menunjukkan emosinya.
Kemudian lagi Yandra berpamitan
untuk pergi karna dirasanya sudah cukup mengenai perbincangannya dengan Dokter
tersebut. Dan kini tujuan utamanya adalah akan menemui Yusra segera, sebab
Yusra lah sebagai jawaban dari berbagai pertanyaan yang sedang melandanya kini.
Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”
Sore
harinya, ada cerita lain pada Fachri. Fachri menganggap sore ini pada hari ini
pula, adalah hari bersejarah dalam soal asmaranya. Setelah tak terhitung berapa
lama ia sendiri namun diam-diam telah menanti seseorang. masih tersadar dalam
pemikirannya, bahwa ia telah lama terpaksa tuk berpisah. Namun dihari saatnya
untuk menjemput maka ia akan menjemputnya membawa serta rasa-rasanya. Fachri,
secara rahasia alias tidak dapat diketahui oleh orang-orang disekitarnya.
Bahwa kini ia telah memiliki
seorang bidadari. Fachri memang begitu mendambakan kecantikan bidadari-bidadari
yang bermukim disurga, dan didunia ia telah menemukan bidadari yang semakin
hari semakin membuatnya jatuh cinta walaupun jarak masih memisahkan. Dan tepat
pada hari ini disore hari, Fachri membenarkan dirinya akan menjemput bidadari
didunianya. Siapakah bidadari yang dimaksud oleh Fachri, ia sudah lama
merahasiakannya dan sore kini baru akan mengungkap rahasianya.
Sementara disana, dibandara
Soekarno Hatta banyak orang berdatangan dari beberapa kota diluar Jakarta
termasuk Qiera. Dan kini Qiera telah berjalan seorang diri sambil membawa koper
dilobby bandara, ia sedang berusaha mencari seseorang yang bertugas
menjemputnya dibandara. Bukan seorang supir tetapi seorang berdasi yang rela
membagi waktu kerjanya untuk menjemput dirinya. Dan kini Qiera menjadi terhenti
dari langkahnya seketika baru saja melihat seseorang berjalan menujunya.
Qiera menjadi tersenyum
melihatnya, namun ketika seseorang yang masih berjalan menujunya itu semakin
dekat Qiera perlahan meniadakan senyumannya. Sebab ia baru mengingat kalau
seseorang itu belum menjadi miliknya. Dan kini seseorang itupun baru berhenti
dihadapannya. Seseorang itu adalah Fachri yang datang padanya tidak memakai jas
Dokter, hanya kemeja disertai dasinya saja. Dalam beberapa saat mereka saling
bertatapan memakai wajah teramat kaku.
Tak berapa lama kemudian, Yandra
muncul dibalik Fachri dengan membawa bucket bunga berukuran sedang lalu berdiam
disamping Fachri. “Maukah kau menjadi bidadari diduniaku?”, Yandra berkata
menatap Qiera. Lalu melihat ke Fachri menyambung katanya, “Aku memang
mendambakan bidadari yang bermukim disurga! Tapi kini aku telah menemukan
bidadari diduniaku, yaitu kau nomor tiga dalam hidupku setelah Tuhanku,
pekerjaanku!”.
Usainya mengatakan itu, Yandra
kembali menatapi Qiera, berdiam. Sedangkan Fachri menjadi tersenyum kecil masih
menatapi Qiera. Dan sementara Qiera memandangi keduanya curiga, Qiera telah
mengira jika Yandra telah mencoba melamar Fachri didepan matanya. Bibirnya
belum tampak menunjukkan senyum, otaknya masih berpikir menerka-nerka,
pandangannya pun semakin tampak membingungkan. Itulah keadaan Qiera saat sudah
mendengar serta sudah melihat keduanya.
Kemudian dengan tiba-tiba Qiera
melihat Yusra sedang berjalan menujunya, dan kini jarak antara dirinya dengan
Yusra sudah tidak jauh lagi. Melihat Yusra masih berjalan menujunya, membuat
Qiera menjadi percaya diri untuk masih berdiri tegak didepan Fachri dan Yandra.
Sedangkan Fachri dan Yandra masih bungkam mulai merasa aneh melihat keadaan
Qiera kini, mereka berdua masih bertahan menatapi Qiera. Dan tiba-tiba mereka
berdua melihat Qiera yang mulai melangkah kearah Yandra.
Lalu menjadi terkejut saat melihat
Qiera memeluk seseorang, seseorang itu adalah Yusra. Dan mereka berdua sudah
mengetahuinya. Sementara Yusra menjadi bingung mengapa Qiera bisa memeluknya
secara tiba-tiba. “Berikan bucket bunganya padaku!”, perintah Fachri kepada
Yandra. Yandra, Yusra dan Qiera pun langsung melihat padanya dengan melepas
pelukannya. Sedangkan Fachri hanya menatapi Yandra menahan sesuatu.
“Aku tidak akan memberikannya
padamu! Perintahmu itu, berbalik dengan konsep lamaran yang sudah lama kita
rencanakan!”, Yandra berkata menolaknya. Fachri semakin menatapinya menunjukkan
emosinya. Yusra dan Qiera menjadi terkejut bungkam hanya menonton keduanya.
“Tiada guna lagi kamu mempertahankannya! Berikan padaku!”, Fachri berkata
sedikit keras meluapkan amarahnya. Yandra menggeleng, Yusra dan Qiera menjadi
bingung seketika masih menonton keduanya.
Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”
Suasana mulai terasa akan
menegangkan karna perdebatan keduanya, namun suasana cepat berubah menjadi
sedikit konyol saat Fachri dan Yandra saling berebut bucket bunga tersebut
dengan saling tarik-menarik. Yusra dan Qiera kinipun menjadi semakin bingung
mulai melihat-lihat disekitarnya, menahan rasa malu. Kemudian Fachri menjadi
terjatuh dengan terduduk karena telah gagal merebut bucket bunga dari tangan
Yandra.
Secara otomatis mereka bertiga
menjadi terdiam menatapi Fachri, begitupula dengan beberapa orang disekitar
mereka. “Pangeran Qie!”, sapa Yandra ke Fachri lalu memberikan tangan kanannya
ke Fachri. Fachri yang sudah mengetahuinya langsung berdiri dari jatuhnya
dengan menggapai tangan Yandra. “Pangeran Qie, berikan bucket bunga ini kepada
Permaisuri Fachri!”, katanya lagi dengan memberikan bucket bunga ke Fachri.
Namun kesalahan terjadi pada
ucapannya. Karna seharusnya Yandra berakta “Permaisuri Fach!”. “Kau adalah
bidadari diduniaku!”, Yandra mengulang katanya tadi tertuju pada Qiera namun melihat
ke Yusra secara tidak sengaja. Yandra yang menyadari kesalahannya, langsung
menepuk jidatnya. “Yang mengajari kata-kata itu, adalah Fachri! Fachri
memintaku untuk membantunya melamarmu Qiera!”, ungkap Yandra menceritakan yang
sebenarnya.
Qiera menjadi terkejut melihat ke
Fachri, Fachri menunjukkan wajah pesimis lalu beranjak akan pergi dari mereka.
“I miss you so much!”, Yandra berkata lagi membuat Fachri terhenti langkahnya
dengan sudah membelakangi mereka. “Aku sering merindukan bidadari-bidadari yang
bermukim disurga! Aku sangat bahagia karna merindukan bidadari-bidadari itu!
Namun, aku begitu merasa sakit ketika merasakan rindu pada bidadariku disini! Dan
hari ini kau telah menjemputnya!”.
Yandra mengulang kata yang sempat
disampaikan Fachri padanya sesaat sebelum menjemput Qiera. Fachri pun menjadi
berbalik menghadap mereka bertiga, lalu dipandanginya wajah dari mereka bertiga
dan menetap menatapi Qiera.
“Semua yang telah dikatakan Yandra
memang benar adanya! Dan mulai dari tempat ini aku ingin berniat mulia,
mendekatimu, mendekati ayah ibumu serta keluargamu! Hanya karna untuk
melancarkan rencanaku untuk membawamu kejenjang pernikahan!”, Fachri mengungkap
kata yang terbilang begitu indah dari rayuan apapun. Menatap begitu serius.
Qiera mulai merasa malu, salah
tingkah setelah mendengar ungkapan kata darinya. “Aku, aku tidak menyangka akan
mendapat jemputan se-surprise ini!”, katanya menatap gugup ke Fachri. Yusra
melihat keduanya sambil tertawa kecil.
“So sweet! Aku suka
kata-katanya!”, Yandra berkata mendukung melihat keduanya dengan tersenyum
malu.
“Masa sih? Pasti kata gombal
lamaran dari Yusra sebelum menikah denganmu lebih manis bukan?”, tanya Qiera
bercanda.
“Kata lamarannya hanya berisi
sebuah perjanjian, tertulis diatas kertas putih bermatrai!”, ungkap Yandra
menyinggung Yusra yang masih melihat ke mereka berdua.
Qiera dan Fachri mulai teringat
tentang cerita pernikahan keduanya, lalu mereka berdua mengalihkan suasana.
Qiera berkata, “Yusra, kau tidak perlu mengantarku sampai kerumah! Sebab aku
ingin pulang bersama Fachri!”, dengan canda mengalihkannya. lalu disambung
Fachri, “Thank’s Yandra! You’re my lady first to help me!”, memuji Yandra
dengan tertawa kecil. Kemudian mereka berdua berpamitan dan pergi meninggalkan.
Dan kini tinggallah Yusra dan Yandra.
Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar