Minggu, 27 Maret 2016

Badung Location. . . . Season 2 #12

                Pada malam harinya, setelah dilakukannya upacara kematian ayahnya. Mora mengantarkan keluarganya kebandara untuk pulang keluar negeri. Itu karna keluarga Mora harus kembali bekerja, sebab hari esok mamahnya dan kedua kakak sepupunya akan menghadiri sebuah rapat. Sebuah rapat yang dilakukan selama tujuh hari berturut-turut. Mora hanya seorang diri mengantarkan keluarganya kebandara, dan untung saja keluarganya tidak mempertanyakan mengapa Fachri tidak bersamanya.

Tiga hari kemudian. . . .

                Disore hari, Mora sedang duduk bersantai ditepi kolam renang rumahnya. Ia sedang memikirkan Fachri yang sudah tidak memberinya kabar selama tiga hari kepadanya. “Aku tidak mengerti, sebenarnya siapa yang sedang bermain saat ini! Aku merasa seperti pion, yang mengikuti permainan catur dari tangan orang yang sedang memainkannya!”, keluh Mora berbisik melihat ke air kolam renangnya yang bening. Kemudian ia melepaskan gelang persahabatannya dari Fachri.
Lalu menggantungnya dihadapan wajahnya dengan memegang erat gelang tersebut. “I love you!”, Mora tak sengaja membaca tulisan disisi dalam gelang persahabatan tersebut. saat ketika gelang itu bergoyang karna tertiup angin hingga menampakkan sisi dalam dari gelang tersebut. Seketika Mora menjadi terdiam bingung, teringat pada pengakuan Fachri sebelum berpamitan untuk pergi ke London. “London, apakah Fachri sudah pergi ke London lagi?”, tanyanya berbisik menerka.
Dan kemudian Mora akan menelepon Yusra, berniat akan menanyakan kabar Fachri. Begitu Mora baru akan menelepon Yusra, tiba-tiba Fachri telah meneleponnya lebih dulu. Mora pun terpaksa mengangkat telepon darinya, dan Fachri hanya mengatakan kalau esok dirinya akan pulang ke Indonesia dengan meminta Mora untuk menjemputnya lalu memutuskan teleponnya. Mora yang sudah mendengarnya hanya mendesah merasa kebingungan. “I don’t care about you!”, keluh Mora.
Sementara disana, Yusra baru saja tiba dikediamannya. Ia sedang mendapatkan jadwal pulang lebih awal karna pekerjaannya telah usai. Setibanya didalam dikediamannya, Yusra berniat akan segera memasuki kamarnya sendiri. Namun berubah haluan beralih kekamar bekas Yandra sebab telah dilihatnya jika pintu kamar bekas Yandra sedikit terbuka. Dan kini Yusra sedang berjalan perlahan mengamati pintu kamar bekas Yandra yang masih terbuka.
Sesampainya dikamar bekas Yandra juga telah memasukinya, ia menemui kedua keponakan kembarnya sedang bermain-main dikasur tempat tidur kamar tersebut. Mengetahui itu, iapun berjalan menghampiri keponakannya yang masih bermain-main. Sementara kedua keponakannya yang baru melihat padanya, beralih dengan berdiri dipinggir tempat tidur menantinya. “Wah, ternyata Cherish dan Ferish sedang bermain-bermain diakmar ini!”, sapa Yusra memakai canda.
“Om, tante yang dibandara itu kemana? Kok, cuma ada fotonya doang!”, tanya Cherish dengan polosnya. Melihat ke Yusra.
“Tante yang dibandara itu lagi pergi sebentar! Tidak lama lagi tante yang dibandara itu akan kembali lagi!”, sahut Yusra dengan duduk diantara kedua keponakannya yang masih berdiri. Melihat ke Cherish lalu ke Ferish.
Mendengar sahutan darinya itu, kedua keponakannya bersama mencium pipi kanan-kiri Yusra menunjukkan kasih sayang mereka membuat Yusra langsung memeluk keduanya dengan bersamaan memanjakan keduanya. Dan kini yang bermain-main dikasur tempat tidur itu bukan hanya Cherish dan Ferish saja, tetapi juga Yusra. Mereka bertiga bermain-main bersama menikmati kebersamaan dalam kekeluargaan.

Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”

 Esok harinya, Mora menelepon taxi untuk menjemput Fachri dibandara. Karna Mora mendapatkan tugas secara dadakan dari atasannya. Mora pun memberitahu kepada taxi yang dipesannya untuk menjemput Fachri itu, harus tiba pada jam Sembilan pagi kebandara agar tidak terlambat untuk menjemput Fachri. Sebab Fachri akan mendarat pada pukul setengah sepuluh pagi dibandara Soekarno Hatta, dan akan langsung menuju kerumah sakit tempatnya bekerja.
Selang beberapa waktu berjalan, tepatnya disore hari Mora menyempatkan dirinya untuk pergi kerumah sakit tempat Fachri telah bekerja dengan langsung memasuki ruang praktek tempat Fachri akan melayani beberapa pasiennya. Dan kini Mora sudah memasuki ruang praktek Fachri dengan duduk dkursi didepan meja kerja Fachri. Sementara Fachri baru menyadari kedatangannya, melihat sedikit kaget. “Tadi kemana saja, memakai jasa taxi tuk menjemputku dibandara?”, tegur Fachri menanyakan.
Namun ketika Mora akan menyahut perkataan darinya, seorang pasien telah memasuki ruangan dan Mora terpaksa beralih dengan berdiri tepat disamping Fachri menunggunya. Setelah beberapa menit menunggu, Fachri pun telah usai melayani beberapa pasiennya tadi. “Tadi aku telah mendapatkan tugas dadakan yang harus aku kerjakan saat itu juga! Dan bukan aku tidak mau menjemputmu Fachri!”, ujar Mora melihat lurus kedepan. Fachri mencuekinya dengan melihat daftar pasien yang berkonsultasi.
“tadi juga aku sempat menghitung, dalam waktu tigapuluh lima menit aku telah berdiri hanya melihat pasien yang sedang berkonsultasi pada Dokter Fachri! Bagaimana jika aku kini yang menjadi salah-satu dari pasien Dokter Fachri tadi, karna kakiku yang mulai kram akibat berdiri selama itu!”, Mora mencoba menyindir Fachri agar mempedulikan dirinya. Fachri pun menoleh padanya melihat biasa.
“Ternyata nona Mora mau dipersilahkan untuk duduk juga! Ya sudah silahkan duduk didepan meja kerjaku, nona Mora!”, Fachri baru berkata mempersilahkannya. Dan Mora kini sudah beralih duduk sesuai dengan permintaannya.
“Kau masih marah dengan penjemputan tadi?”, Mora langsung mempertanyakan. Fachri memberi tatapan membisu. “Bodoh, masa sih seorang Dokter masih sempat marah untuk hal yang spele! Hey!”, ejek Mora lalu menegurnya. Mulai menatap geram.
“Ini sudah kedua kalinya kau berkata “Bodoh” kepadaku!”, Fachri menegurnya dengan berdiri merapihkan dokumen dimeja kerjanya melihat kebawah. Mora memilih diam menunggunya lagi, melihat sedikit gelisah.
“Kacang mahal Fachri!”, Mora mulai berkata lagi sedikit membentaknya hingga membuat Fachri terdiam ketika sudah berdiri akan beranjak dari tempat duduknya. Melihat kaget ke Mora. Sementara Mora baru merasa bersalah karna sudah membentaknya, menatap diam mendadak bisu.
“Kau sama saja seperti Yandra, kadang tidak sabar karna mementingkan ego! Aku lebih suka melihat wanita menangis karna menunggu, bukan wanita yang membentak karna tidak sabar menunggu pengaruh dari egonya!”, Fachri menceramahinya bijak namun sedikit mempertegaskannya. Mora sudah tidak bisa sabar lagi usainya mendengar Fachri menceramahinya. Hingga dirinya menjadi berdiri dari duduknya, lalu beranjak kecil akan pergi meninggalkan.
Namun dihentikan oleh Fachri yang berkata lagi memberi perintah, “Tepat nanti pada pukul delapan malam, kau harus menjemputku dirumah sakit!”, masih mempertegaskannya. Mora yang sudah mendengar perintahnya hanya mengangguk tanpa melihat padanya lagi kemudian benar beranjak pergi meninggalkan dengan keluar dari ruang prakteknya. Fachri yang sudah melihatnya pergi kembali duduk dikursi kerjanya menyambung menyelesaikan tugasnya tadi.

Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”

                Sementara disana, Yusra sedang dalam perjalanan menuju kebandara untuk menjemput seseorang. ia pergi bersama kedua keponakannya, dan yang menggantikan dirinya sementara adalah Yuska. Yuska yang kini telah berada diruang kerja Yusra, untuk melayani karyawan yang datang memberi sebuah berkas ataupun file pekerjaan. Yuska menggantikan Yusra sementara karna seseorang yang sedang dijemput oleh Yusra itu adalah seseorang yang spesial untuk Yusra. 
Kembali ke Yusra, ia kini sudah tiba dibandara menunggu kedatangan seseorang yang dimaksud. Begitu pula dengan kedua keponakannya yang juga menunggu berdiri disisi kanannya. Tak berapa lama menunggu, seseorang yang dimaksud itupun mulai terlihat dan kini sedang berjalan menujunya. Seseorang itu adalah Clara, yang baru saja pulang dari Amerika. Dan Yusra bersama kedua keponakannya hanya menunggu hingga Clara telah sampai berada bersama mereka.
Dan kini Clara telah sampai berada bersama mereka dengan berdiri didepan Yusra. Yusra pun memberi senyuman menyapa padanya, begitupula Clara kepada dirinya.
“Om, tante yang dibandara itu bukan tante ini?”, tanya Ferish melihat ke Yusra. Yusra dan Clara serentak melihat ke Ferish.
“Om boong ya? Katanya mau jemput tante, tapi kok beda?”, sambung Cherish melihat ke Yusra. Clara menjadi melihat tanya ke Yusra.
“Sayang, om memang sedang menjemput tante! Ini tante Clara namanya, ayo kenalan?”, Yusra berkata menjelaskan lalu mengajak melihat kedua keponakannya.
“Om, katanya tante yang dibandara itu perginya sebentar? Tapi kok belum dijemput-jemput sama kita?”, tanya Ferish lagi ingin mengetahui lebih jelas. Clara semakin melihat tanya ke Yusra.
“Karna tante yang dibandara itu masih sibuk!”, jawab Yusra dengan menggendong Ferish mengalihkannya.
Usainya memberi jawaban dari pertanyaan Ferish, Yusra mengajak mereka semua untuk pulang segera. Yaitu dengan Yusra masih menggendong Ferish, dan tangan kanannya menggandeng Cherish. Sedangkan Clara hanya mengikutinya sambil membawa kopernya. Tanpa disadari oleh Clara, kalau dirinya telah dicueki oleh Yusra yang sibuk meladeni kedua keponakannya. Dan kini mereka telah memasuki kendaraan mobil Yusra akan segera pergi menuju kerumah kediaman Clara.

Pada malam harinya. . . .

Mora menuruti perintah dari Fachri kembali yang memerintahkannya untuk menjemputnya pada pukul delapan malam. Dan kini Mora telah menunggu Fachri dilobby rumah sakit, berdiri tepat disamping tiang lobby rumah sakit. Tak berapa lama kemudian, Mora pun melihat Fachri baru saja keluar dari dalam rumah sakit dan sudah melewati pintu lobby rumah sakit, seketika mencoba menoleh kepintu lobby rumah sakit tersebut.
Lalu dilihatnya Fachri sedang berbincang-bincang bersama dua orang Dokter wanita yang berhenti didekat pintu lobby rumah sakit. Sementara Fachri masih berbincang-bincang belum terpandang ke Mora yang masih berdiri melihatnya tak jauh dari keberadaannya. Mora pun sesekali melihat ke jam ditangannya menghitung beberapa menit ia akan menunggu Fachri berbincang-bincang dengan dua orang Dokter wanita yang masih bersama Fachri.
Saat ketika mulai merasa jenuh, Mora memalingkan pandanganya membelakangi Fachri. Sementara Fachri baru saja usai berbincang-bincang dengan kedua orang Dokter tersebut, yang kini sudah berpamitan pergi meninggalkannya. Kemudian Fachri beralih menelepon Mora menanyakan kabarnya untuk menjemput dirinya. Mora yang mendengar ponselnya berdering disaku celananya, menolehkan kepalanya melihat ke Fachri kembali, hening.
Dan Fachri baru terpandang melihat padanya lalu memutuskan teleponnya karna baru mulai beranjak segera menghampirinya. Sesampainya Fachri disamping Mora, Mora langsung mengajak Fachri untuk pergi menghampiri mobil taxi yang sedang menunggu keduanya. Dan mereka berduapun pergi bersama menghampiri mobil taxi yang dimaksud. Sesampainya ditempat pemarkiran mobl taxi yang dimaksud, Mora meminta Fachri untuk memasuki mobil taxi lebih dulu lalu disusul dirinya sendiri. 

Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar