Minggu, 27 Maret 2016

Badung Location. . . . Season 2 #27

            Dan kini Fachri telah duduk berdua dengan Yandra sambil meratapi ruang ICU dimana Omah dari Yusra telah dirawat. Keduanya sejenak menjadi hening setelah saling menyapa. Kebetulan Fachri sedang menikmati waktu luangnya dan akan memulai perbincangannya dengan Yandra, masih dalam keadaan bersama meratapi ruang ICU tak jauh dari keberadaan keduanya.
“Mengapa mesti bersembunyi? Tidak bisakah terbuka menunjukkan dirimu kepada mereka disana?”, Fachri memulai perbincangannya sedikit menyinggung Yandra.
“Dengan diriku yang memilih untuk menyelamatkan nyawa Omah lebih dulu! Pak Mirzain menghubungiku jika pertemuan yang telah kami janjikan bersama dengan seseorang telah dibatalkan secara cuma-cuma!”, Yandra menyahut mengalihkannya.
“Bila kau tidak bisa ikut dengan pak Mirzain, tidak ada alasan yang cukup untuk membatalkan pertemuan yang telah kau maksudkan tadi?”, Fachri mengomentari menunjukkan pendapatnya.
“Alasannya sangat cukup, Fachri! Karna Yusra berhalangan dalam kehadirannya dipertemuan kami, sebab Omah kesayangannya sedang mengalami kecelakaan!”, Yandra mejelaskannya dengan tersenyum kecil melihat ke Fachri. Sedangkan Fachri masih meratapi ruang ICU, lalu melihat terdiam kaget ke Yandra. Kemudian mereka berdua menjadi tertawa berbisik bersama, sebab tidak baik tertawa mengeluarkan suara bila sedang berada dirumah sakit.
Setelah beberapa saat kemudian, tepatnya kini saat fajar mulai tampak setengah turun. Yusra sudah berada kembali dirumahnya, ia sedang berdiam dikamar bekas Yandra, yang kini sudah disulap menjadi kamar tamu kembali. Cukup hanya duduk disisi pinggir tempat tidur dikamar tersebut, Yusra merasa tenang dengan meratapi foto kedua keponakan kembarnya. Kedua matanya memang sedang meratapi foto dari kedua keponakan kembarnya itu.
Namun pemikirannya terbayang dengan sebuah tulisan dibalik foto kedua keponakan kembarnya tersebut. Sementara disana dirumah kediaman Mirza, Yandra baru saja membuka pintu masuk rumah akan memasuki kedalam rumah. Kemudian ia menjadi terkejut karna melihat Mirza sedang menimang bayinya didepannya, tak jauh darinya seketika sudah menutup pintu masuk rumah kembali. Dan kinipun Yandra akan melangkah pulan sedikit tidak sabar ingin menimang bayinya sendiri.
Disaat masih melangkah menuju keduanya, Yandra mulai terbayangi dengan memorinya dulu. Memori saat ia telah berkata bohong pada Yusra, bahwa ia telah mengalami keguguran saat dirumah sakit. Lalu disambung saat dirinya sedang melakukan persalinan, yang tidak sengaja bertepatan dengan hari dan tanggal dimana Yusra telah melangsungkan pertunangannya. Dan kinipun Yandra telah sampai dengan membelai rambut bayinya, masih ditimang Mirza dalam keharuan.
“Semakin hari, dia menunjukkan perkembangannya yang kadang membuatku enggan tuk meninggalkannya berdua saja dengan pengasuhnya!”, Mirza mengungkap pemikirannya melihat bayi Cillo yang tertidur. Yandra mulai tersenyum semakin membelainya.
“Aku sangat merindukannya! Kak Mir hebat! Bisa menjaga bayiku dengan baik! Bahkan kinipun, aku melihatnya dia begitu nyenyak dalam tidurnya didekapan kak Mir!”, ungkap balik Yandra menatap kasih lalu mencium kening bayinya.
“Bagaimana dengan kondisi Omah disana?”, Mirza langsung menanyakan. Yandra melihat diam kepadanya.
“Aku tidak mengetahui pasti! Tapi yang pasti Yusra sudah tersenyum saat sedang berbicara dengan Fachri! Bukankah dari sikapnya sudah dapat kita pastikan, kalau kini kondisi Omah sudah baik-baik saja?”, Yandra menjelaskan sedikit berteka-teki.
Mirza yang mendengar cerita penjelasannya, menjadi ingin menanyakan sesuatu dengan menatap serius sedikit haru. “Yandra? Apa Yandra kini sedang merindukan Yusra?”, ungkap Mirza sehingga membuat Yandra menjadi terdiam kaku. Lalu Yandra memberi senyuman menegarkan dirinya sendiri. Kemudian mengambil bayinya, menimangnya penuh kasih sayang. Dan Mirza yang melihatnya hanya bisa menerima, diam kembali karna Yandra belum mau terbuka atas pertanyaan darinya tadi.
Kembali pada Yusra, kini Yusra telah berdiri dari duduknya dengan membelakangi dinding sambil memegang foto kedua keponakan kembarnya. Dan tepat didinding itu mulailah terbaca sebuah tulisan, “Kehadirannya akan selalu kuingat, Putraku!!!!”, sebuah tulisan yang telah lama disembunyikannya dibalik foto kedua keponakan kembarnya yang terpajang dikamar bekas Yandra tersebut. Keadaan Yusra kini menjadi hening dalam kesedihan, sebab berandai bisa merawat putranya yang bersama Mirza.

Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”

                Esok harinya, sesuai dengan apa yang telah dijanjikannya pada hari kemarin Yusra pun kini telah duduk diruang kerja kantornya. Tepatnya dimeja tamu sebagai tempat pertemuannya dengan seseorang yang belum dikonfirmasi olehnya. Dan Yusra baru saja mengetahui jika seseorang yang akan bertemu dengannya adalah pak Mirzain, ayah dari Mirza yang sangat diketahuinya. Yusra baru mengetahuinya ketika baru saja membuka agenda pertemuannya disebuah map dari asistennya.
                Tak berapa lama menunggu, pak Mirzain pun datang bersama asisten Yusra, disaat yang bersamaan Yusra langsung berdiri dari duduknya dengan berjalan lalu berdiam dihadapan pak Mirzain. Sedangkan pak Mirzain memberi senyum sapa ketika sudah mengetahuinya, begitupula Yusra membalasnya dengan senyuman menyapanya pula. Sungguh suasananya masih terasa santai dengan petemuan yang baru terlaksana diantara keduanya kini.
“Selamat pagi, Yusra! Bagaimana kabarmu?”, pak Mirzain mulai menyapanya dengan suara menanyakan kabarnya. Menatap semangat.
“Baik, Om! Yusra tidak menyangka, jika yang membuat pertemuan dengan Yusra adalah Om!”, sahut Yusra. Mengungkap segan, begitupun tatapannya kepada pak Mirzain.
“Fachri, Mirza, dan seorang lagi telah membantu saya untuk mengerjakan proposal ini! Saya berharap, kamu bisa menerimanya sebab orang terpenting dan sangat cerdas dikantor ini adalah dirimu bukan?”, pak Mirzain mengatakan tujuannya dengan memuji kepandaian Yusra dalam menjalankan perusahaannya.
Mendengar kata darinya, Yusra menjadi tersenyum malu tak bisa berkata apa-apa. Kemudian pak Mirzain memberikan sebuah map yang berisi beberapa proposal yang telah disusun olehnya, dengan bantuan Fachri, Mirza serta seorang lagi. Dan kini proposal itu telah berada ditangan Yusra, Yusra langsung memeriksanya dengan keadaan masih berdiri dihadapan pak Mirzain. Dan keduanya masih sama-sama berdiri saling berhadapan.
Sementara dibalik pak Mirzain, Yandra baru saja datang memasuki ruangan Yusra dengan membuka pintu masuknya teramat pelan. Usainya menutup pintu masuk ruangan Yusra, Yandra pun melangkah pelan pula lalu berdiam dibalik pak Mirzain, tepatnya diarah kanan pak Mirzain. “Kini, seorang lagi yang tadi saya maksudkan telah bersama saya! Namanya, Mirzara!”, pak Mirzain memberitahu Yusra ketika sudah mengetahui Yandra telah berada disampingnya.
Yusra menjadi terdiam seketika lalu melihat ke pak Mirzain. Pak Mirzain yang masih melihat kepadanya mengalihkannya melihat ke Yandra, begitupula Yusra mengikutinya. Yusra dan Yandra pun menjadi saling berpandangan diam, sedangkan pak Mirzain melihat ke asisten Yusra memintanya untuk menghubungi Mirza. Asisten Yusra itupun langsung melakukannya dengan menuju ke meja kerja Yusra untuk menghubungi Mirza.
“Hai!”, sapa Yusra ke Yandra berpikir agar pak Mirzain tidak mencurigai sikapnya. Yandra membalas, “Sudah lama kita tidak betemu!”, dengan menatap tegas dibalut senyuman. Kemudian asisten Yusra mengatakan kepada pak Mirzain kalau Mirza kini masih berada diruang kerjanya. Dan berhubungan dengan itu, pak Mirzain berkata permisi untuk pergi keruang kerja Mirza membawa Yandra. Yusra pun mempersilahkannya melawan hasratnya ingin berbicara dengan Yandra.

Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar