Tersadari
oleh Yusra, jika ia sudah menyembunyikan rencara sebuah acara pertunangannya
yang pernah dibicarakan beberapa bulan lalu dan ia sudah pula menyetujuinya
dari siapapun. Yang mengetahui rencana sebuah acara pertunangannya tersebut
hanya Tuhan, dirinya, keluarganya juga keluarga dari Clara saja. Dan kini sudah
tibanya untuk Yusra mengatakan secara terbuka kepada teman-temannya.
Apakah teman-temannya itu, Mirza,
Eisya juga Mora bisa menerimanya atau tidak? Itu menjadi pemikirannya yang
kedua, yang pasti pada pemikiran yang pertama adalah ia harus bisa mengatakan
rencana tersebut kepada mereka semua secara terbuka. Dan kini Mirza, Eisya juga
Mora sedang berada dihalaman depan rumah kediaman Mirza. Mereka sedang bersama
berada ditempat itu karna Yusra telah membuat janji untuk bertemu dengan mereka
semua disitu.
Mereka bertiga sedang bermain
dikolam ikan dihalaman samping depan rumah kediaman Mirza. Mirza sedang memberi
makan ikan, Eisya melempar kerikil kecil mengganggu ketenangan ikan dan Mora
hanya melihat sambil tertawa sesekali. Tak berapa lama kemudian, Yusra pun
datang dengan memakirkan mobilnya didepan pintu gerbang rumah kediaman Mirza.
Lalu keluar dari dalam mobilnya berjalan melewati pintu gerbang yang sedikit
terbuka.
Sembari memasuki halaman rumah
kediaman Mirza bergegas akan menemui mereka segera. Sementara mereka bertiga
yang masih berada dikolam ikan, menjadi serentak terpandang ke Yusra yang sudah
datang menghampiri mereka Mereka baru saja melangkah maju enam langkah dari
kolam ikan tersebut. Dan kini mereka bertiga sudah berdiri ditempat secara
bersejajar dihadapan Yusra yang juga sudah berhenti didepan mereka.
Yusra akan memulai pembicaraan
yang mungkin akan membuat mereka menjadi terkejut seketika. “Gue disini, akan
memberitahukan sesuatu kepada kalian beriga!”, Yusra berkata permisi. Mereka
bertiga memakai tatapan mempersilahkan. Yusra membalas dengan senyuman kecil
melihat ketiganya, namun matanya seperti menyimpan sebuah ketakutan untuk
memberitahukannya. “Katakan Yusra! Jangan membuat kami penasaran!”, Mora
mengungkap rasa penasarannya.
Mirza dan Eisya beralih melihat ke
Mora lalu melihat ke Yusra kembali, berdiam dulu. “Aku harap, kalian siap!
Kalaupun tidak siap, maka kalian harus lebih siap!”, ungkap Yusra sedikit
menggetarkan mereka bertiga hingga menjadi gugup seketika. “Sebenarnya, gue udah
menyembunyikan apa yang akan gue beritahukan kepada kalian bertiga sejak lama!
Karna saat itu gue berpikir, akan ada sebuah perubahan atas….?”, tiba-tiba
menjadi terhenti seketika Yusra melihat ke Mirza.
Sebab sempat dilihatnya jika wajah
Mirza berubah sesaat menjadi wajah Yandra, lalu menundukkan kepalanya melihat
kebawah. Dan Mirza pun mulai merasa peka terhadap sikapnya dan akan
menanyakannya beberapa hal yang telah menyebabkan Yusra bersikap seperti itu.
Sementara Eisya dan Mora hanya berdiam bisu melihat ke Yusra.
Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”
“Apakah ada hubungannya lagi
dengan Clara?”, Mirza mencoba mengungkap tanya apa yang ada dihatinya dengan
menatap biasa. Mencoba menerka, menebak.
“Iya!”, jawab Yusra masih dalam
keadaan yang tadi.
“Lalu apa pokok permasalahannya?”,
Mirza mengungkapnya lagi berubah menatap geram. Sedkit membentaknya sehingga
Eisya dan Mora beralih melihat kepadanya bisu.
“Pada esok hari gue akan menjalani
sebuah acara pertunangan dengannya! Dan itu telah direncanakan pada beberapa
bulan yang lalu!”, Yusra langsung mengatakannya dengan kembali menegakkan
kepalanya menatap ke Mirza penuh keyakinan.
Sontak mereka bertigapun mejadi
amat terkejut. Eisya dan Mora serentak berkata, “Apa?”, dengan sedikit keharuan
tak menduga tanya. Sedangkan Mirza hanya menatap resah memilih diam. Usainya
mengatakan itu, Yusra berpamitan dengan mereka bertiga karna harus menjemput
Omah dibandara. Dan kini Yusra sudah kembali memasuki mobilnya. Ternyata ia
tidak pergi sendiri, tetapi bersama keluarganya karna ingin menjemput Omah
dibandara.
Setelah diketahuinya Yusra sudah
tidak lagi terlihat alias sudah pergi, Mirza baru berkeluh masih ditempat yang
sama. “Adik gue!!!”, keluhnya sangat haru hingga membuat Eisya dan Mora melihat
kepadanya. “Baru saja tiga puluh menit yang lalu gue dapat kabar, kalau
kandungan Yandra mendadak menjadi lemah! Dan baru saja pula, gue mendapat kabar
yang begini?”, ungkap Mirza menjabarkan keluhnya. Mora menjadi memalingkan
wajahnya kesamping menjadi menangis kecil seketika.
Begitujuga Eisya merebahkan
kepalanya dipundak Mirza menangis kecil seketika. “Sampai kapan kita harus
menyembunyikannya? Yusra harus tau kalau Yandra adalah adik kamu! Yusra harus
tau kalau Yandra masih berjuang dalam mengandung calon putranya! Tapi sayangnya
kita semua telah terpikat janji untuk tidak mengatakannya!”, keluh Eisya
sedikit emosi masih menangis kecil. Mirza yang sudah mendengar keluh darinya
pun mulai ikut menangis kecil.
Sementara Mora yang sudah melihat
keduanya seperti mensesali, mulai berbisik dihatinya. “Aku tau pasti hancur
yang dirasakan Mirza! Sebab Yusra telah berbuat sedikit tidak adil terhadap
Yandra, adik kandung dari Mirza!”, Mora berbisik yang demikian karna merasakan
hal yang sama. Sebab Mora mengingat bahwa dirinya masih bertanggung jawab untuk
Yandra.
Dan pada esok harinya. . . .
Tepatnya
pada malam hari, Yusra menyelenggarakan sebuah acara pertunangannya dengan
Clara dirumah kediamannya sendiri. sementara disana, Yandra yang berada di kota
Bandung mengalami sakit perut hingga membuatnya bergegas untuk pergi kerumah
sakit bersalin terdekat. Ia mengendarai mobilnya sendiri sambil menahan rasa
sakit perutnya dengan menarik nafasnya perlahan sesekali. Sebab pak Mirzain
sedang bertugas dirumah sakit masih di kota Bandung.
Kembali
pada Yusra, kini tamu terdekat sudah berdatangan termasuk juga dengan
teman-temannya. Mirza, Eisya, Mora juga Fachri sudah datang secara bersamaan
dan sudah berdiri bersejajar melihat Yusra yang sudah bersama Clara. Begitupun dengan
Yandra disana sudah memasuki kamar bersalin, sebab Dokter sudah mengatakan
kalau air ketubannya sudah setengah pecah. Padahal usia kandungannya baru
berusia delapan bulan lebih satu hari.
Dan
kini Yandra tengah berjuang untuk mendorong bayinya agar keluar secara normal.
Setelah lima menit berjuang, bayi yang diharapkannya pun telah keluar namun
tidak menangis. Yandra yang sudah mengetahui keadaan bayinya tidak langsung
menangis menjadi sedih seketika membuat dirinya berdoa didalam hati untuk
bayinya itu. “Menangislah! Kau harus hidup anakku! Papah kandungmu sedang
menunggumu di Jakarta! Tunjukkan kalau kau masih ada bersama ibu!”, doanya
begitu sedih.
Sementara
disana, Yusra akan segera melingkarkan sebuah cincin dijemari Clara. Semua tamu
yang masih ikut menyertai menjadi semangat dan tidak sabar untuk melihatnya.
Sementara Mirza, Eisya, Mora juga Fachri saling berpegangan tangan berusaha
untuk saling menegarkan. Satu kesalahan mereka berempat yang telah sengaja
mereka perbuat, yaitu menyembunyikan tentang pertunangan Yusra dari Yandra.
Karna mereka tidak mau membuat
kandungan Yandra semakin melemah bila Yandra mengetahuinya.
Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”
Namun
ketika Yusra akan berhasil melingkarkan sebuah cincin dijari Clara tiba-tiba
saja cincin tersebut terjatuh kelantai. Sementara disana Bayi Yandra baru saja menangis
keras bersamaan dengan jatuhnya cincin tersebut. Yandra disana pun menjadi
tersenyum terbebas dari kesedihannya, namun tidak dengan orang-orang yang
menghadiri acara pertunangan Yusra yang menjadi kaget seketika. Sebab telah
melhat sebuah tragedi yang tidak sengaja ditunjukkan oleh Yusra.
Namun
itu tidak berlangsung lama, semuanya kembali semangat seperti semula saat
ketika Yusra sudah berhasil melingkarkan cincin tersebut dijemari Clara. Semua
yang menghadiri berubah menjadi bahagia senbari memberi selamat dengan ekspresi
wajah masing-masing. Lain dengan Mirza, Eisya, Mora juga Fachri. Mereka saling
melepaskan pegangan tangan mereka masing-masing masih melihat ke Yusra dan akan
berbicara saling menanyakan.
“Tragedi apa tadi? Jujur, aku
telah merasakan sesuatu sejak melihatnya tadi?!”, ungkap Fachri menatapi
gelisah masih melihat ke Yusra dikejauhan.
“Apapun yang terjadi?! Biarlah
terjadi!”, Mirza mengungkap pasrah meratapi masih melihat ke Yusra dikejauhan.
“Gue rasa, ini ada hubungannya
dengan kondisi kandungan Yandra!”, Eisya mengungkap geram meratapinya masih melihat
ke Yusra dikejauhan.
“Bagaimanapun, Yusra telah salah
memilih cara hidupnya lagi!”, ungkap Mora melihat ketiganya. Menatap tegar.
Kemudian Qiera yang juga
menghadiri acara pertunangan Yusra tersebut, baru mendatangi mereka berempat
dengan berdiri didepan mereka berempat. “Berpura-puralah kalian! Hormati hari
bahagianya kini, ikut denganku dan kita akan memberi selamat padanya!”, ajak
Qiera melihat mereka berempat secara bergantian. Dan mereka berempat pun
menyetujuinya. Dan kini Qiera bersama mereka berempat sudah mendatangi Yusra
yang masih bersama Clara sembari memberi selamat.
Mereka saling berjabat tangan juga
memberi pelukan seolah-olah ikut merayakan hari bahagia Yusra tersebut. Dan
Mirza, Eisya, Mora juga Fachri yang baru mengetahui kalau Yandra tengah
mengandung tidak mengetahui kalau Yandra sudah melahirkan. Itu karna Yandra
disana tidak sempat memberitahu karna ia masih sibuk mengurusi persalinannya.
Esok harinya. . . .
Dirumah
kediaman Mirza, disaat Mirza masih menikmati makanan sarapan paginya tiba-tiba
ia mendapati ada sebuah pesan masuk melalui BBM. Dan Mirza memilih berhenti
sejenak dari makannya sembari membuka sebuah pesan masuk melalui BBM. Ternyata
pesan BBM itu dari Yandra, yang mengirim foto keponakannya telah lahir pada
hari kemarin tepatnya pada pukul setengah Sembilan malam. Keponakannya kecilnya
itu berjenis kelamin laki-laki, dan diberi nama Cillo Yusrandra.
Sontak
Mirza yang sudah menerimanya menjadi terkejut namun begitu bahagia sektika. Ia
menjadi tersenyum-senyum sendiri seperti orang yang sedang jatuh cinta saja.
Lalu dibacanya sebuah pesan pada foto tersebut jika pada seminggu kemudian,
keponakannya itu akan dikirim ke Jakarta bersama pengasuhnya. Bermaksud bisa
dirawat lebih baik di Jakarta tepatnya dirumah kediaman Mirza. Karna Yandra
disana masih harus mengikuti pak Mirzain bertugas.
Setelahnya
menerima dan baru mengetahui yang demikian. Mirza pun beralih bergegas untuk
pergi ke kantornya kembali. Hari ini ia pergi kekantor dengan ceria, namun akan
merahasiakan tentang bayi Yandra, yang sebagai keponakannya juga sebagai putra
kandung dari Yusra. Dan ia berniat akan memberitahukan kepada Mora, Eisya
mungkin kepada Fachri juga saat dirinya akan menjemput keponakan kecilnya itu.
Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar