Minggu, 27 Maret 2016

Badung Location. . . . Season 2 #20

 Beberapa bulan kemudian. . . .

                Tersadari oleh Yusra, jika ia sudah menyembunyikan rencara sebuah acara pertunangannya yang pernah dibicarakan beberapa bulan lalu dan ia sudah pula menyetujuinya dari siapapun. Yang mengetahui rencana sebuah acara pertunangannya tersebut hanya Tuhan, dirinya, keluarganya juga keluarga dari Clara saja. Dan kini sudah tibanya untuk Yusra mengatakan secara terbuka kepada teman-temannya.
Apakah teman-temannya itu, Mirza, Eisya juga Mora bisa menerimanya atau tidak? Itu menjadi pemikirannya yang kedua, yang pasti pada pemikiran yang pertama adalah ia harus bisa mengatakan rencana tersebut kepada mereka semua secara terbuka. Dan kini Mirza, Eisya juga Mora sedang berada dihalaman depan rumah kediaman Mirza. Mereka sedang bersama berada ditempat itu karna Yusra telah membuat janji untuk bertemu dengan mereka semua disitu.
Mereka bertiga sedang bermain dikolam ikan dihalaman samping depan rumah kediaman Mirza. Mirza sedang memberi makan ikan, Eisya melempar kerikil kecil mengganggu ketenangan ikan dan Mora hanya melihat sambil tertawa sesekali. Tak berapa lama kemudian, Yusra pun datang dengan memakirkan mobilnya didepan pintu gerbang rumah kediaman Mirza. Lalu keluar dari dalam mobilnya berjalan melewati pintu gerbang yang sedikit terbuka.
Sembari memasuki halaman rumah kediaman Mirza bergegas akan menemui mereka segera. Sementara mereka bertiga yang masih berada dikolam ikan, menjadi serentak terpandang ke Yusra yang sudah datang menghampiri mereka Mereka baru saja melangkah maju enam langkah dari kolam ikan tersebut. Dan kini mereka bertiga sudah berdiri ditempat secara bersejajar dihadapan Yusra yang juga sudah berhenti didepan mereka.
Yusra akan memulai pembicaraan yang mungkin akan membuat mereka menjadi terkejut seketika. “Gue disini, akan memberitahukan sesuatu kepada kalian beriga!”, Yusra berkata permisi. Mereka bertiga memakai tatapan mempersilahkan. Yusra membalas dengan senyuman kecil melihat ketiganya, namun matanya seperti menyimpan sebuah ketakutan untuk memberitahukannya. “Katakan Yusra! Jangan membuat kami penasaran!”, Mora mengungkap rasa penasarannya.
Mirza dan Eisya beralih melihat ke Mora lalu melihat ke Yusra kembali, berdiam dulu. “Aku harap, kalian siap! Kalaupun tidak siap, maka kalian harus lebih siap!”, ungkap Yusra sedikit menggetarkan mereka bertiga hingga menjadi gugup seketika. “Sebenarnya, gue udah menyembunyikan apa yang akan gue beritahukan kepada kalian bertiga sejak lama! Karna saat itu gue berpikir, akan ada sebuah perubahan atas….?”, tiba-tiba menjadi terhenti seketika Yusra melihat ke Mirza.
Sebab sempat dilihatnya jika wajah Mirza berubah sesaat menjadi wajah Yandra, lalu menundukkan kepalanya melihat kebawah. Dan Mirza pun mulai merasa peka terhadap sikapnya dan akan menanyakannya beberapa hal yang telah menyebabkan Yusra bersikap seperti itu. Sementara Eisya dan Mora hanya berdiam bisu melihat ke Yusra.

Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”

“Apakah ada hubungannya lagi dengan Clara?”, Mirza mencoba mengungkap tanya apa yang ada dihatinya dengan menatap biasa. Mencoba menerka, menebak.
“Iya!”, jawab Yusra masih dalam keadaan yang tadi.
“Lalu apa pokok permasalahannya?”, Mirza mengungkapnya lagi berubah menatap geram. Sedkit membentaknya sehingga Eisya dan Mora beralih melihat kepadanya bisu.
“Pada esok hari gue akan menjalani sebuah acara pertunangan dengannya! Dan itu telah direncanakan pada beberapa bulan yang lalu!”, Yusra langsung mengatakannya dengan kembali menegakkan kepalanya menatap ke Mirza penuh keyakinan.
Sontak mereka bertigapun mejadi amat terkejut. Eisya dan Mora serentak berkata, “Apa?”, dengan sedikit keharuan tak menduga tanya. Sedangkan Mirza hanya menatap resah memilih diam. Usainya mengatakan itu, Yusra berpamitan dengan mereka bertiga karna harus menjemput Omah dibandara. Dan kini Yusra sudah kembali memasuki mobilnya. Ternyata ia tidak pergi sendiri, tetapi bersama keluarganya karna ingin menjemput Omah dibandara.
Setelah diketahuinya Yusra sudah tidak lagi terlihat alias sudah pergi, Mirza baru berkeluh masih ditempat yang sama. “Adik gue!!!”, keluhnya sangat haru hingga membuat Eisya dan Mora melihat kepadanya. “Baru saja tiga puluh menit yang lalu gue dapat kabar, kalau kandungan Yandra mendadak menjadi lemah! Dan baru saja pula, gue mendapat kabar yang begini?”, ungkap Mirza menjabarkan keluhnya. Mora menjadi memalingkan wajahnya kesamping menjadi menangis kecil seketika.
Begitujuga Eisya merebahkan kepalanya dipundak Mirza menangis kecil seketika. “Sampai kapan kita harus menyembunyikannya? Yusra harus tau kalau Yandra adalah adik kamu! Yusra harus tau kalau Yandra masih berjuang dalam mengandung calon putranya! Tapi sayangnya kita semua telah terpikat janji untuk tidak mengatakannya!”, keluh Eisya sedikit emosi masih menangis kecil. Mirza yang sudah mendengar keluh darinya pun mulai ikut menangis kecil.
Sementara Mora yang sudah melihat keduanya seperti mensesali, mulai berbisik dihatinya. “Aku tau pasti hancur yang dirasakan Mirza! Sebab Yusra telah berbuat sedikit tidak adil terhadap Yandra, adik kandung dari Mirza!”, Mora berbisik yang demikian karna merasakan hal yang sama. Sebab Mora mengingat bahwa dirinya masih bertanggung jawab untuk Yandra.      

Dan pada esok harinya. . . .

                Tepatnya pada malam hari, Yusra menyelenggarakan sebuah acara pertunangannya dengan Clara dirumah kediamannya sendiri. sementara disana, Yandra yang berada di kota Bandung mengalami sakit perut hingga membuatnya bergegas untuk pergi kerumah sakit bersalin terdekat. Ia mengendarai mobilnya sendiri sambil menahan rasa sakit perutnya dengan menarik nafasnya perlahan sesekali. Sebab pak Mirzain sedang bertugas dirumah sakit masih di kota Bandung.
                Kembali pada Yusra, kini tamu terdekat sudah berdatangan termasuk juga dengan teman-temannya. Mirza, Eisya, Mora juga Fachri sudah datang secara bersamaan dan sudah berdiri bersejajar melihat Yusra yang sudah bersama Clara. Begitupun dengan Yandra disana sudah memasuki kamar bersalin, sebab Dokter sudah mengatakan kalau air ketubannya sudah setengah pecah. Padahal usia kandungannya baru berusia delapan bulan lebih satu hari. 
                Dan kini Yandra tengah berjuang untuk mendorong bayinya agar keluar secara normal. Setelah lima menit berjuang, bayi yang diharapkannya pun telah keluar namun tidak menangis. Yandra yang sudah mengetahui keadaan bayinya tidak langsung menangis menjadi sedih seketika membuat dirinya berdoa didalam hati untuk bayinya itu. “Menangislah! Kau harus hidup anakku! Papah kandungmu sedang menunggumu di Jakarta! Tunjukkan kalau kau masih ada bersama ibu!”, doanya begitu sedih.
                Sementara disana, Yusra akan segera melingkarkan sebuah cincin dijemari Clara. Semua tamu yang masih ikut menyertai menjadi semangat dan tidak sabar untuk melihatnya. Sementara Mirza, Eisya, Mora juga Fachri saling berpegangan tangan berusaha untuk saling menegarkan. Satu kesalahan mereka berempat yang telah sengaja mereka perbuat, yaitu menyembunyikan tentang pertunangan Yusra dari Yandra.
Karna mereka tidak mau membuat kandungan Yandra semakin melemah bila Yandra mengetahuinya.

Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”

                Namun ketika Yusra akan berhasil melingkarkan sebuah cincin dijari Clara tiba-tiba saja cincin tersebut terjatuh kelantai. Sementara disana Bayi Yandra baru saja menangis keras bersamaan dengan jatuhnya cincin tersebut. Yandra disana pun menjadi tersenyum terbebas dari kesedihannya, namun tidak dengan orang-orang yang menghadiri acara pertunangan Yusra yang menjadi kaget seketika. Sebab telah melhat sebuah tragedi yang tidak sengaja ditunjukkan oleh Yusra.
                Namun itu tidak berlangsung lama, semuanya kembali semangat seperti semula saat ketika Yusra sudah berhasil melingkarkan cincin tersebut dijemari Clara. Semua yang menghadiri berubah menjadi bahagia senbari memberi selamat dengan ekspresi wajah masing-masing. Lain dengan Mirza, Eisya, Mora juga Fachri. Mereka saling melepaskan pegangan tangan mereka masing-masing masih melihat ke Yusra dan akan berbicara saling menanyakan.
“Tragedi apa tadi? Jujur, aku telah merasakan sesuatu sejak melihatnya tadi?!”, ungkap Fachri menatapi gelisah masih melihat ke Yusra dikejauhan.
“Apapun yang terjadi?! Biarlah terjadi!”, Mirza mengungkap pasrah meratapi masih melihat ke Yusra dikejauhan.
“Gue rasa, ini ada hubungannya dengan kondisi kandungan Yandra!”, Eisya mengungkap geram meratapinya masih melihat ke Yusra dikejauhan.
“Bagaimanapun, Yusra telah salah memilih cara hidupnya lagi!”, ungkap Mora melihat ketiganya. Menatap tegar.
Kemudian Qiera yang juga menghadiri acara pertunangan Yusra tersebut, baru mendatangi mereka berempat dengan berdiri didepan mereka berempat. “Berpura-puralah kalian! Hormati hari bahagianya kini, ikut denganku dan kita akan memberi selamat padanya!”, ajak Qiera melihat mereka berempat secara bergantian. Dan mereka berempat pun menyetujuinya. Dan kini Qiera bersama mereka berempat sudah mendatangi Yusra yang masih bersama Clara sembari memberi selamat.
Mereka saling berjabat tangan juga memberi pelukan seolah-olah ikut merayakan hari bahagia Yusra tersebut. Dan Mirza, Eisya, Mora juga Fachri yang baru mengetahui kalau Yandra tengah mengandung tidak mengetahui kalau Yandra sudah melahirkan. Itu karna Yandra disana tidak sempat memberitahu karna ia masih sibuk mengurusi persalinannya.

Esok harinya. . . .

                Dirumah kediaman Mirza, disaat Mirza masih menikmati makanan sarapan paginya tiba-tiba ia mendapati ada sebuah pesan masuk melalui BBM. Dan Mirza memilih berhenti sejenak dari makannya sembari membuka sebuah pesan masuk melalui BBM. Ternyata pesan BBM itu dari Yandra, yang mengirim foto keponakannya telah lahir pada hari kemarin tepatnya pada pukul setengah Sembilan malam. Keponakannya kecilnya itu berjenis kelamin laki-laki, dan diberi nama Cillo Yusrandra.
                Sontak Mirza yang sudah menerimanya menjadi terkejut namun begitu bahagia sektika. Ia menjadi tersenyum-senyum sendiri seperti orang yang sedang jatuh cinta saja. Lalu dibacanya sebuah pesan pada foto tersebut jika pada seminggu kemudian, keponakannya itu akan dikirim ke Jakarta bersama pengasuhnya. Bermaksud bisa dirawat lebih baik di Jakarta tepatnya dirumah kediaman Mirza. Karna Yandra disana masih harus mengikuti pak Mirzain bertugas.
                Setelahnya menerima dan baru mengetahui yang demikian. Mirza pun beralih bergegas untuk pergi ke kantornya kembali. Hari ini ia pergi kekantor dengan ceria, namun akan merahasiakan tentang bayi Yandra, yang sebagai keponakannya juga sebagai putra kandung dari Yusra. Dan ia berniat akan memberitahukan kepada Mora, Eisya mungkin kepada Fachri juga saat dirinya akan menjemput keponakan kecilnya itu.

Badung Location. . . . Season 2

“Pernikahan Diatas Matrai”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar