Esoknya,
tepat pukul delapan pagi mamah dari Yusra pergi kekantor untuk menemui Yusra
dengan beralasan akan memberikan segelas susu. Setibanya disana, mamah dari
Yusra tidak sengaja melihat Yandra yang akan melewati pintu masuk seketika baru
saja berada dilobby kantor. Tanpa basa-basi pun mamah dari Yusra langsung
memanggil Yandra dengan berjalan mendekatinya. Sedangkan Yandra baru saja berbalik
arah melihat ke dirinya sedikit terkejut.
“Ma-mah?”, tegur Yandra bersuara
pelan menatap terkejut ketika sudah berdiri berhadapan. Mamah dari Yusra pun
menjadi tersenyum sembari memberikan segelas susu yang disajikan dengan sebuah
botol kecil. “Ternyata kau masih mengingatku! Ambillah, dan segeralah beri
minuman segelas susu ini pada Yusra! Karna saya tau, kamu sudah mengetahui
maksudku?”, perintah mamah dari Yusra kepada Yandra memakai wajah berseri-seri.
Yandra pun mengambil apa yang
telah diserahkannya dan akan memberikannya ke Yusra. Tampak Yandra masih
konsisten dengan wajahnya yang masih terkejut. “Beranjak dan segeralah datangi
anakkku! Karna saya tidak ingin sesuatu negatif terjadi padanya!”, perintahnya
sekali lagi memakai tatapan tegas lalu berbalik pergi meninggalkan. Yandra yang
sudah merasa telah mendapat perintah darinya lagi, mulai bergegas memasuki
kedalam kantor menuju keruangan kerja Yusra.
Awalnya, mamah dari Yusra yang
ingin membuktikan apakah yang telah diceritakan Yusra pada waktu itu adalah
Yandra atau bukan. Karna pikirnya hanya dengan segelas susu itulah yang bisa
membuat Yusra mengatakan sesuatu, atau bisa saja Yusra akan membuat sebuah
pengakuan padanya. Namun saat ketika melihat Yandra dilobby kantor yang akan
memasuki pintu masuk, tujuannya menjadi berpaling dengan meminta Yandra untuk
memberikan segelas susu itu kepada Yusra.
Sementara disana, Yusra didalam
ruang kerjanya sedang menikmati minuman kopi susu hangat tuk melepas bebannya
sedikit dengan duduk dikursi kerjanya. Yusra begitu menikmati minuman kopi susu
tersebut dengan meminumnya juga mengaduknya sesekali. Kemudian secara tidak
sengaja ia melihat Yandra memasuki ruangannya dengan sudah menutup pintu ruangannya
kembali. Dirinya yang masih meminum kopi susu pun terpaksa berhenti sejenak,
menatap biasa ke Yandra.
Dan kini Yandra telah berdiri
didepan meja kerjanya, dihadapannya menatap diam. Sedangkan Yusra baru melihat kebotol minuman kecil yang masih
dipegang Yandra, lalu berdiri melihat ke Yandra kembali masih biasa saja.
“Ma-mah, mengirimkan segelas susu untukmu! Katanya sih, aku sudah mengetahui
maksud darinya!”, Yandra memberitahukannya atas apa yang telah didengarnya
tadi. Yusra langsung menyahut menolaknya, “Aku tidak mau meminumnya! Tidak baik
mengenyangkanku saat ini!”.
“Lalu kau ingin memintaku untuk
mengembalikan susu ini padanya?”, Yandra bertanya sedikit keras begitupun
tatapannya. Yusra berpaling melihat kearah kanannya, sedikit tidak menyukai
memilih bungkam. “Kalau begitu, biar aku saja yang menghabiskan segelas susu
ini!”, sambung Yandra lagi akan meminum segelas susunya. Yusra tetap pada
pendiriannya lalu teringat saat dirinya sendiri berkorban dengan menghabiskan
segelas susu milik Yandra, sebab Yandra tidak bisa meminum segelas susunya.
Kemudian Yusra mencoba melihat ke
Yandra kembali, dan dilihatnya Yandra sudah menghabiskan segelas susu didalam
botol minuman kecil itu. Sedangkan Yandra sedang menarik nafasnya perlahan
menahan rasa mualnya, seketika Yusra pun teringat kalau Yandra tidak bisa
meminum susu. Karna bila Yandra meminum susu maka akan merasa mual dan mungkin
akan memuntahkannya kembali.
Dan Yusra yang baru mengertipun
langsung berjalan cepat menghampiri Yandra dengan membawa kopi susu miliknya.
Sesampainya disamping Yandra, Yusra langsung mengambil botol kecil dari tangan
Yandra dengan menghempaskannya kelantai. Yandra pun menjadi terkejut seketika
melihat kebotol kecil yang sudah retak. Sedangkan Yusra menunjukkan secangkir
kopi susu miliknya kepadanya, “Minumlah, karna minuman ini bisa mengurangi rasa
mual yang sudah kamu rasakan!”.
Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”
Yandra melihat padanya dengan
wajah sedikit pucat, lalu mengambil secangkir kopi susu itu dari tangan Yusra
sembari meminumnya. “Sebenarnya, aku tidak lupa meminum segelas susu usainya
aku melakukan sarapan pagi tadi! Maka dari itu aku menolak!”, ujar Yusra
mengatakan kebenarannya. Yandra menjadi terhenti dari minumnya kembali melihat
ke Yusra, dengan kelegaannya karna rasa mualnya telah hilang.
“Kalau memang benar kamu jujur
seperti itu, alasan dari mamah apa melakukan yang demikian? Apa mamah tidak
melihatmu meminum segelas susu sebelum pergi meninggalkan rumah pagi tadi?”,
Yandra menanyakan dengan ketidak tahuannya. Yusra mencoba mengingatnya dan
mengetahui jelas kalau mamahnya sudah melihatnya meminum segelas susu pagi tadi.
“Aku sedang bertanya! Jangan sampai aku mempunyai pikiran, jika kau dan
keluargamu mencoba tuk mempermainkan aku!”.
Sambungnya lagi hingga membuat
Yusra terkejut menatapnya, lalu Yusra beralih mengambil botol kecil yang sudah
retak. “Hanya botol kecil yang sudah retak inilah, yang akan bisa membuat mamah
mengatakan alasannya, mengapa melakukan yang demikian itu!”, Yusra mulai
berkata dengan menunjukkan botol kecil yang sudah retak itu. Yandra menjadi
terdiam karna merasa Yusra telah membalas perkataannya tadi.
Kemudian menaruh cangkir minuman
kopi susu dimeja kerja Yusra kembali. “Tugasku sudah selesai, dan selanjutknya
aku serahkan padamu saja! Selamat pagi menjelang siang, pak Yusra!”, Yandra
berkata mengakhiri namun diakhiri katanya sedikit menajamkan. Usainya
mengatakan itu Yandra memilh pergi meninggalkannya beralih akan menemui Mirza
diruangannya. Sementara Yusra berbalik membelakanginya sambil menatapi botol
kecil yang sudah retak itu.
Tidak ada sapa lagi yang
ditunjukkan oleh keduanya. Sementara disana diruangan Mirza, Eisya dan Mora
serta Mirza sendiri menunggu kedatangan Yandra yang belum mereka ketahui dimanakah
keberadaannya kini. Mereka sedang duduk bersama dimeja tamu ruangan Mirza,
berharap Yandra akan segera tiba dan akan duduk bersama mereka. Eisya duduk
berdampingan dengan Mirza, sedangkan Mora hanya duduk sendiri dimana sisi
sebelahnya yang masih kosong akan ditempati Yandra.
Dan kinipun Yandra telah tiba
memasuki ruangan Mirza dengan langsung duduk disamping mora, namun melihat
kearah lain didepannya. “Mirzara, apa Yusra telah menanyakan tentang nama itu
yang kini telah menjadi nama untukmu? Dan berlaku akan selamanya kau memakai
nama itu?”, Mirza langsung mengungkap menatapi Yandra ingin segera
mengetahuinya. Yandra baru melihat padanya biasa, akan segera menjawabnya.
“Apa sebelumnya kak Mir sempat
mengatakan tentangku yang sebagai Mirzara?”, tanya balik Yandra. Mirza
menggeleng. “Apakah Yusra pernah menanyakan mengapa diriku secara tiba-tiba
kini berubah menjadi Mirzara, bukan lagi sebagai Yandra?”, sambung Yandra lagi.
Mirza menggeleng lagi. “Itu berarti, cukup aku saja yang memberi penjelasan
padanya pada hari kemarin! Sebab dengan cukup diriku saja yang bersaksi, Yusra
sudah bisa memahami tanpa harus bertanya lagi pada orang lain!”.
Yandra menjelaskan semuanya, mereka
bertiga menjadi terkagum-kagum dalam tatapan diam mereka bertiga kepada Yandra.
Kemudian Mora menyambung, “Dan itu berarti, ada peran sebuah perasaan yang
diam-diam telah bermain diantara kalian berdua!”. Kata sambung Mora
membingungkan Yandra sehingga Yandra menatap Mora penuh kebingungan. Dan
ditambah lagi oleh Eisya, “Katakan pada kami, adakah sebuah alasan darimu yang
mendasari itu?”, ajak Eisya mengarah ke Yandra.
Yandra pun semakin bingung melihat
ke Eisya, lalu melirikkan kedua matanya kebawah akan mengujarkan sesuatu. Dan
mereka akan dengan seksama mendengarkan ujaran darinya. “Sejak aku mengetahui
jikalau aku telah mengandung putranya, aku langsung berpikir negatif
tentangnya! Aku takut, jika aku memberitahukannya tentang kehamilanku ini, maka
dia akan mengambil hak asuhku dari anakku! Bukankah kalian masih ingat dengan
perceraian kami sebelumnya?”, ujarnya sedikit.
Mereka bertiga baru mengerti lagi,
namun masih menunggu ujarannya kembali dan semakin serius saja untuk
mendengarkannya. “Sesaat setelah sidang perceraian pertama kami terjadi, aku
sempat terjatuh didepan Yusra hingga membuatku harus berbohong, kalau aku sudah
mengalami keguguran! Dan Yusra mempercayainya meskipun dia memarahiku dulu!
Saat itu dia kecewa besar padaku karna tidak bisa menjaga calon putranya dengan
baik!”, ujar kedua Yandra.
Mereka bertiga spontan menjadi
terkejut. Sebab Yandra tidak pernah menceritakan itu kepada mereka bertiga,
begitupun Yusra tidak pernah menceritakan itu pada mereka bertiga.
Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”
“Lalu kenapa Yusra tidak pernah
menceritakan itu padaku? Aku sahabatnya dan dia selalu terbuka padaku?”, Yusra
menanyakannya ke Yandra sebab merasa Yusra telah tega menutupi masalahnya itu
darinya.
“Itu karna, aku yang memintanya
untuk tidak memberitahukannya pada siapapun!”, Yandra menjawab kebenarannya
dengan melihat ke Mirza meyakinkan.
“Lalu apa juga alasan darimu
meminta kami untuk tetap merahasiakan identitas dari bayi Cillo? Apakah hanya
soal hak asuh saja, atau memang ada yang lain?”, Mora menanyakan karna merasa
ada yang lain dari alasan Yandra yang pertama. Yandra melihat padanya akan
menjawabnya.
“Yusra baru saja menganggapku
seorang wanita yang jujur! Karna dia tidak suka dengan wanita pembohong!
Bagaimana bisa aku membayangkan, jikalau Yusra sudah mengetahui kalau putranya
masih hidup! Sungguh, jikalau aku mengingat perasaanku maka sakit yang aku
terima akan lebih dari sebelumnya!”, pengakuan Yandra membuat mereka bertiga
sedikit menjadi haru.
“Sudah, cukup! Biar nanti saja
kita pikirkan lagi!”, Mirza mencoba untuk mengakhiri karna tidak tega melihat
keadaan Yandra yang sudah terlihat cemas.
Eisya tiba-tiba menjadi tertawa
untuk mengalihkan suasana. Mora mulai mengajak Canda Yandra dengan mengejek
bayi Cillo yang masih ada dirumah. Dan Yandra pun berhasil diajak canda oleh
Mora, lalu Eisya dan Mirza ikut berperilaku seperti Mora. Dan kini suasana
dengan cepat berubah menjadi sedikit ramai serta mulai bersahabat. Namun terasa
kurang lengkap sebab tidak ada Yusra bersama mereka.
Sore harinya. . . .
Masih dikantornya, Yusra telah
menyelesaikan beberapa pekerjaannya. Hari ini ia telah menuntaskan pekerjaannya
dengan cepat karna tidak ada jadwal untuk bertemu client yang bisa mengahambat
dirinya untuk menyelesaikan beberapa pekerjaannya. Dan kini ia bisa pulang
lebih awal tepatnya disore hari. Kali ini ia akan pulang kerumah dengan berniat
akan bertindak sesuatu ketika sudah tiba dirumah kediamannya sendiri.
Setibanya dirumah kediamannya,
Yusra melihat mamahnya sedang menyirami tanaman dihalaman depan rumahnya. Dan
Yusra yang sudah turun dari mobilnya pun langsung beranjak mendekati mamahnya
yang belum mengetahui kepulangannya. Sementara mamahnya baru usai menyirami
tanaman lalu berbalik dan tidak sengaja melihat Yusra yang sudah berdiri dengan
menunjukkan botol kecil yang sudah retak.
Mamahnya pun menjadi hening
melihat kebotol kecil yang dapat terlihat sisi retaknya. Sedangkan Yusra
menatap mamahnya tegas akan mengatakan sesuatu. “Tentu mamah masih ingat, mamah
telah melihatku meminum segelas susu pada pagi tadi bukan?”, Yusra
mengingatkannya lagi tegas. Mamahnya baru melihat padanya berdiam. “Yandra,
mengapa mesti dia yang mengantarkan segelas susu ini untukku? Tidak bisakah
mamah sendiri yang mengantarkannya untukku?”, tanyanya tegas.
Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar