Minggu, 27 Maret 2016

Badung Location. . . . Season 2 #29

            Esoknya, tepat pukul delapan pagi mamah dari Yusra pergi kekantor untuk menemui Yusra dengan beralasan akan memberikan segelas susu. Setibanya disana, mamah dari Yusra tidak sengaja melihat Yandra yang akan melewati pintu masuk seketika baru saja berada dilobby kantor. Tanpa basa-basi pun mamah dari Yusra langsung memanggil Yandra dengan berjalan mendekatinya. Sedangkan Yandra baru saja berbalik arah melihat ke dirinya sedikit terkejut.
“Ma-mah?”, tegur Yandra bersuara pelan menatap terkejut ketika sudah berdiri berhadapan. Mamah dari Yusra pun menjadi tersenyum sembari memberikan segelas susu yang disajikan dengan sebuah botol kecil. “Ternyata kau masih mengingatku! Ambillah, dan segeralah beri minuman segelas susu ini pada Yusra! Karna saya tau, kamu sudah mengetahui maksudku?”, perintah mamah dari Yusra kepada Yandra memakai wajah berseri-seri.
Yandra pun mengambil apa yang telah diserahkannya dan akan memberikannya ke Yusra. Tampak Yandra masih konsisten dengan wajahnya yang masih terkejut. “Beranjak dan segeralah datangi anakkku! Karna saya tidak ingin sesuatu negatif terjadi padanya!”, perintahnya sekali lagi memakai tatapan tegas lalu berbalik pergi meninggalkan. Yandra yang sudah merasa telah mendapat perintah darinya lagi, mulai bergegas memasuki kedalam kantor menuju keruangan kerja Yusra.
Awalnya, mamah dari Yusra yang ingin membuktikan apakah yang telah diceritakan Yusra pada waktu itu adalah Yandra atau bukan. Karna pikirnya hanya dengan segelas susu itulah yang bisa membuat Yusra mengatakan sesuatu, atau bisa saja Yusra akan membuat sebuah pengakuan padanya. Namun saat ketika melihat Yandra dilobby kantor yang akan memasuki pintu masuk, tujuannya menjadi berpaling dengan meminta Yandra untuk memberikan segelas susu itu kepada Yusra.
Sementara disana, Yusra didalam ruang kerjanya sedang menikmati minuman kopi susu hangat tuk melepas bebannya sedikit dengan duduk dikursi kerjanya. Yusra begitu menikmati minuman kopi susu tersebut dengan meminumnya juga mengaduknya sesekali. Kemudian secara tidak sengaja ia melihat Yandra memasuki ruangannya dengan sudah menutup pintu ruangannya kembali. Dirinya yang masih meminum kopi susu pun terpaksa berhenti sejenak, menatap biasa ke Yandra.
Dan kini Yandra telah berdiri didepan meja kerjanya, dihadapannya menatap diam. Sedangkan Yusra  baru melihat kebotol minuman kecil yang masih dipegang Yandra, lalu berdiri melihat ke Yandra kembali masih biasa saja. “Ma-mah, mengirimkan segelas susu untukmu! Katanya sih, aku sudah mengetahui maksud darinya!”, Yandra memberitahukannya atas apa yang telah didengarnya tadi. Yusra langsung menyahut menolaknya, “Aku tidak mau meminumnya! Tidak baik mengenyangkanku saat ini!”.
“Lalu kau ingin memintaku untuk mengembalikan susu ini padanya?”, Yandra bertanya sedikit keras begitupun tatapannya. Yusra berpaling melihat kearah kanannya, sedikit tidak menyukai memilih bungkam. “Kalau begitu, biar aku saja yang menghabiskan segelas susu ini!”, sambung Yandra lagi akan meminum segelas susunya. Yusra tetap pada pendiriannya lalu teringat saat dirinya sendiri berkorban dengan menghabiskan segelas susu milik Yandra, sebab Yandra tidak bisa meminum segelas susunya.
Kemudian Yusra mencoba melihat ke Yandra kembali, dan dilihatnya Yandra sudah menghabiskan segelas susu didalam botol minuman kecil itu. Sedangkan Yandra sedang menarik nafasnya perlahan menahan rasa mualnya, seketika Yusra pun teringat kalau Yandra tidak bisa meminum susu. Karna bila Yandra meminum susu maka akan merasa mual dan mungkin akan memuntahkannya kembali.
Dan Yusra yang baru mengertipun langsung berjalan cepat menghampiri Yandra dengan membawa kopi susu miliknya. Sesampainya disamping Yandra, Yusra langsung mengambil botol kecil dari tangan Yandra dengan menghempaskannya kelantai. Yandra pun menjadi terkejut seketika melihat kebotol kecil yang sudah retak. Sedangkan Yusra menunjukkan secangkir kopi susu miliknya kepadanya, “Minumlah, karna minuman ini bisa mengurangi rasa mual yang sudah kamu rasakan!”.

Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”

Yandra melihat padanya dengan wajah sedikit pucat, lalu mengambil secangkir kopi susu itu dari tangan Yusra sembari meminumnya. “Sebenarnya, aku tidak lupa meminum segelas susu usainya aku melakukan sarapan pagi tadi! Maka dari itu aku menolak!”, ujar Yusra mengatakan kebenarannya. Yandra menjadi terhenti dari minumnya kembali melihat ke Yusra, dengan kelegaannya karna rasa mualnya telah hilang.
“Kalau memang benar kamu jujur seperti itu, alasan dari mamah apa melakukan yang demikian? Apa mamah tidak melihatmu meminum segelas susu sebelum pergi meninggalkan rumah pagi tadi?”, Yandra menanyakan dengan ketidak tahuannya. Yusra mencoba mengingatnya dan mengetahui jelas kalau mamahnya sudah melihatnya meminum segelas susu pagi tadi. “Aku sedang bertanya! Jangan sampai aku mempunyai pikiran, jika kau dan keluargamu mencoba tuk mempermainkan aku!”.
Sambungnya lagi hingga membuat Yusra terkejut menatapnya, lalu Yusra beralih mengambil botol kecil yang sudah retak. “Hanya botol kecil yang sudah retak inilah, yang akan bisa membuat mamah mengatakan alasannya, mengapa melakukan yang demikian itu!”, Yusra mulai berkata dengan menunjukkan botol kecil yang sudah retak itu. Yandra menjadi terdiam karna merasa Yusra telah membalas perkataannya tadi.
Kemudian menaruh cangkir minuman kopi susu dimeja kerja Yusra kembali. “Tugasku sudah selesai, dan selanjutknya aku serahkan padamu saja! Selamat pagi menjelang siang, pak Yusra!”, Yandra berkata mengakhiri namun diakhiri katanya sedikit menajamkan. Usainya mengatakan itu Yandra memilh pergi meninggalkannya beralih akan menemui Mirza diruangannya. Sementara Yusra berbalik membelakanginya sambil menatapi botol kecil yang sudah retak itu.
Tidak ada sapa lagi yang ditunjukkan oleh keduanya. Sementara disana diruangan Mirza, Eisya dan Mora serta Mirza sendiri menunggu kedatangan Yandra yang belum mereka ketahui dimanakah keberadaannya kini. Mereka sedang duduk bersama dimeja tamu ruangan Mirza, berharap Yandra akan segera tiba dan akan duduk bersama mereka. Eisya duduk berdampingan dengan Mirza, sedangkan Mora hanya duduk sendiri dimana sisi sebelahnya yang masih kosong akan ditempati Yandra.
Dan kinipun Yandra telah tiba memasuki ruangan Mirza dengan langsung duduk disamping mora, namun melihat kearah lain didepannya. “Mirzara, apa Yusra telah menanyakan tentang nama itu yang kini telah menjadi nama untukmu? Dan berlaku akan selamanya kau memakai nama itu?”, Mirza langsung mengungkap menatapi Yandra ingin segera mengetahuinya. Yandra baru melihat padanya biasa, akan segera menjawabnya.
“Apa sebelumnya kak Mir sempat mengatakan tentangku yang sebagai Mirzara?”, tanya balik Yandra. Mirza menggeleng. “Apakah Yusra pernah menanyakan mengapa diriku secara tiba-tiba kini berubah menjadi Mirzara, bukan lagi sebagai Yandra?”, sambung Yandra lagi. Mirza menggeleng lagi. “Itu berarti, cukup aku saja yang memberi penjelasan padanya pada hari kemarin! Sebab dengan cukup diriku saja yang bersaksi, Yusra sudah bisa memahami tanpa harus bertanya lagi pada orang lain!”.
Yandra menjelaskan semuanya, mereka bertiga menjadi terkagum-kagum dalam tatapan diam mereka bertiga kepada Yandra. Kemudian Mora menyambung, “Dan itu berarti, ada peran sebuah perasaan yang diam-diam telah bermain diantara kalian berdua!”. Kata sambung Mora membingungkan Yandra sehingga Yandra menatap Mora penuh kebingungan. Dan ditambah lagi oleh Eisya, “Katakan pada kami, adakah sebuah alasan darimu yang mendasari itu?”, ajak Eisya mengarah ke Yandra.
Yandra pun semakin bingung melihat ke Eisya, lalu melirikkan kedua matanya kebawah akan mengujarkan sesuatu. Dan mereka akan dengan seksama mendengarkan ujaran darinya. “Sejak aku mengetahui jikalau aku telah mengandung putranya, aku langsung berpikir negatif tentangnya! Aku takut, jika aku memberitahukannya tentang kehamilanku ini, maka dia akan mengambil hak asuhku dari anakku! Bukankah kalian masih ingat dengan perceraian kami sebelumnya?”, ujarnya sedikit.
Mereka bertiga baru mengerti lagi, namun masih menunggu ujarannya kembali dan semakin serius saja untuk mendengarkannya. “Sesaat setelah sidang perceraian pertama kami terjadi, aku sempat terjatuh didepan Yusra hingga membuatku harus berbohong, kalau aku sudah mengalami keguguran! Dan Yusra mempercayainya meskipun dia memarahiku dulu! Saat itu dia kecewa besar padaku karna tidak bisa menjaga calon putranya dengan baik!”, ujar kedua Yandra.
Mereka bertiga spontan menjadi terkejut. Sebab Yandra tidak pernah menceritakan itu kepada mereka bertiga, begitupun Yusra tidak pernah menceritakan itu pada mereka bertiga.

Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”

“Lalu kenapa Yusra tidak pernah menceritakan itu padaku? Aku sahabatnya dan dia selalu terbuka padaku?”, Yusra menanyakannya ke Yandra sebab merasa Yusra telah tega menutupi masalahnya itu darinya.
“Itu karna, aku yang memintanya untuk tidak memberitahukannya pada siapapun!”, Yandra menjawab kebenarannya dengan melihat ke Mirza meyakinkan.
“Lalu apa juga alasan darimu meminta kami untuk tetap merahasiakan identitas dari bayi Cillo? Apakah hanya soal hak asuh saja, atau memang ada yang lain?”, Mora menanyakan karna merasa ada yang lain dari alasan Yandra yang pertama. Yandra melihat padanya akan menjawabnya.
“Yusra baru saja menganggapku seorang wanita yang jujur! Karna dia tidak suka dengan wanita pembohong! Bagaimana bisa aku membayangkan, jikalau Yusra sudah mengetahui kalau putranya masih hidup! Sungguh, jikalau aku mengingat perasaanku maka sakit yang aku terima akan lebih dari sebelumnya!”, pengakuan Yandra membuat mereka bertiga sedikit menjadi haru.
“Sudah, cukup! Biar nanti saja kita pikirkan lagi!”, Mirza mencoba untuk mengakhiri karna tidak tega melihat keadaan Yandra yang sudah terlihat cemas.
Eisya tiba-tiba menjadi tertawa untuk mengalihkan suasana. Mora mulai mengajak Canda Yandra dengan mengejek bayi Cillo yang masih ada dirumah. Dan Yandra pun berhasil diajak canda oleh Mora, lalu Eisya dan Mirza ikut berperilaku seperti Mora. Dan kini suasana dengan cepat berubah menjadi sedikit ramai serta mulai bersahabat. Namun terasa kurang lengkap sebab tidak ada Yusra bersama mereka.

Sore harinya. . . .

Masih dikantornya, Yusra telah menyelesaikan beberapa pekerjaannya. Hari ini ia telah menuntaskan pekerjaannya dengan cepat karna tidak ada jadwal untuk bertemu client yang bisa mengahambat dirinya untuk menyelesaikan beberapa pekerjaannya. Dan kini ia bisa pulang lebih awal tepatnya disore hari. Kali ini ia akan pulang kerumah dengan berniat akan bertindak sesuatu ketika sudah tiba dirumah kediamannya sendiri.
Setibanya dirumah kediamannya, Yusra melihat mamahnya sedang menyirami tanaman dihalaman depan rumahnya. Dan Yusra yang sudah turun dari mobilnya pun langsung beranjak mendekati mamahnya yang belum mengetahui kepulangannya. Sementara mamahnya baru usai menyirami tanaman lalu berbalik dan tidak sengaja melihat Yusra yang sudah berdiri dengan menunjukkan botol kecil yang sudah retak.
Mamahnya pun menjadi hening melihat kebotol kecil yang dapat terlihat sisi retaknya. Sedangkan Yusra menatap mamahnya tegas akan mengatakan sesuatu. “Tentu mamah masih ingat, mamah telah melihatku meminum segelas susu pada pagi tadi bukan?”, Yusra mengingatkannya lagi tegas. Mamahnya baru melihat padanya berdiam. “Yandra, mengapa mesti dia yang mengantarkan segelas susu ini untukku? Tidak bisakah mamah sendiri yang mengantarkannya untukku?”, tanyanya tegas.

Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar