Disaat dirinya masih seperti menebarkan
pesonanya, tak sengaja melihat Yusra yang muncul dari tikungan taman dimana
seorang anak kecil perempuan tadi telah bergegas pergi meninggalkannya dengan melewati tikungan yang sama. Yandra pun
menjadi hening melihatnya, sementara Yusra baru terpandang padanya lalu langkahnya
menjadi terhenti seketika. Kemudian Yandra memalingkan wajahnya melihat kearah
lain, seperti sedang membuang muka.
Sebab Yandra teringat dengan perkataannya
sendiri pada waktu itu, karna dilandasi amarahnya ia berkata bahwa tidak mau
melihat wajah dari Yusra lagi. Begitupula dengan Yusra seperti terngiyang
kembali pada perkataan dari Yandra pada waktu
itu yang mengatakan bahwa Yandra tidak mau melihat wajahnya lagi. Kemudian
Yusra berbalik pergi kembali kejalan sebelumnya ia lewati demi menghindari
Yandra sebelum melihat kepadanya lagi.
Dan Yandra mulai bernafas lega
meresapinya saat ketika merasa kalau Yusra sudah pergi dengan berbalik arah
jalan kebelakang tidak mengusiknya, pikirnya. Saat ini mereka berdua saling
menghindari, namun dibalik sifat saling menghindari itu ada satu momen masih
ditaman itu yang akan membuat mereka berdua saling mengungkap yang sebenarnya
mereka ingini.
Sementara ditempat lain. . . .
Masih ditaman itu, disebuah tempat
lain ada seorang wanita muda sedang duduk sendiri menghadap kedanau kecil
didepannya. Seorang wanita itu adalah Clara, ia terduduk manis pada sebuah
bangku persegi panjang seperti menantikan kedatangan seseorang. Sementara dibalik
dirinya dikejauhan, terlihat Yusra sedang berjalan seperti akan menghampiri
dirinya perlahan. Dari sekian banyak pengunjung yang terlihat, hanya Yusra saja
yang terlihat seperti akan segera menghampirinya.
Dan kini Yusra telah berhasil
menghampiri Clara dengan langsung duduk disampingnya hingga membuat Clara
menjadi terusik. Karna terkejut dengan sikap Yusra yang sudah duduk secara
tiba-tiba tanpa berkata permisi dahulu.
“Darimana saja? Limabelas menit
telah terbuang sia-sia!”, tanya Clara sedikit tegas melihat ke Yusra
disampingnya. Sedangkan Yusra baru saja menolehkan kepalanya melihat Clara.
“Pada hari esok, Omah memintamu
untuk datang kerumah!”, Yusra langsung mengatakan tujuannya.
“Jadi kamu mengajakku untuk
bertemu ditaman ini! Hanya untuk mengatakan itu?”, tanya Clara setelah
mendengarnya. Menatap ingin mengetahuinya lagi. Yusra mengangguk menatapnya.
“Lalu kalung liontin ini, bagaimana Yusra?”, sambung Clara sambil menunjukkan
kalung liontin didadanya ke Yusra.
“Terserah! Karna pada hari esok,
bukan kamu saja yang dipersilahkan untuk mendatangi rumahku! Tetapi ada Mirza,
Eisya juga Mora serta Yandra!”, penjelasan Yusra menyerahkannya ke Clara.
Clara pun menjadi tersenyum
berpaling melihat lurus kedepan, begitupula Yusra yang mengikutinya. Dan
kemudian dikejauhan tepatnya diarah kanan dari Yusra, Yandra yang secara
kebetulan melewati disekitar tempat itu menjadi terhenti langkahnya sebab
melihat mereka berdua sedang duduk bersama. Dan kini Yandra menjadi melihat
hening pada mereka berdua dikejauhan, lalu berbisik sesuatu menatapi Yusra yang
mulai berbincang-bincang dengan Clara.
“Mungkin memang tidak seharusnya
aku melihat wajahnya lagi! Entah, sakit apakah ini? Aku tidak bisa melihat
keberadaan seorang temannya tepat disampingnya kini disana, Clara!”, bisiknya
sedikit lirih masih menatapi Yusra bahkan sangat menatapinya. Sementara Yusra
baru saja terpandang ke Yandra yang masih berdiam hening namun sudah melihat
kearah lain dikejauhan, diarah kanan dirinya sendiri.
“Sedang apa dia disana? Jujur
saja, untuk saat ini aku merasa ingin sekali ditatapnya!”, Yusra berbisik
dihatinya. Kemudian dilihatnya Yandra dikejauhan memilih beranjak dari tempat
itu demi menghindari Yusra yang belum diketahui olehnya kalau Yusra sudah
melihat dirinya. Sementara Yusra hanya berdiam melihat dirinya pergi lagi dan
lagi, namun tidak menceritakannya pada Clara kalau baru saja ia melihat Yandra
disekitar keduanya.
Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”
Pada malam harinya, usainya
melakukan makan malam bersama dirumahnya. Yusra baru saja akan mengirim pesan
siaran kepada Mirza, Eisya dan Mora saat dirinya sudah berada didalam kamarnya
dengan berdiri didepan jendela kamarnya. Namun ketika sudah mengeik pesannya,
hanya tinggal mengirimnya saja tiba-tiba ada yang membuka pintu kamarnya. Dan
Yusra pun membalikkan tubuhnya membelakangi jendela kamarnya, melihat ke siapa
yang telah membuka pintu kamarnya.
“Mamah?”, sapanya seketika baru
mengetahui. Sementara mamahnya masih berjalan menghampirinya lalu berhenti
berjarak tiga langkah didepannya. “Ada kabar baik untukmu, sayang!”, mamahnya
langsung berkata berwajahkan gembira. Yusra mulai menatap tanya berharap
mamahnya akan menyambung katanya lagi. Dan mamahnya pun menyambung katanya
lagi, “Omah, memundurkan waktu pertemuan Clara dengan Yandra, serta ketiga
temanmu tepatnya pada lima hari kemudian!”.
Yusra masih menatap tanya mulai
merasa bingung mengapa Omah tidak tetap pada pendiriannya. “Segera kabarkan kepada
mereka semua! Jika mereka semua harus datang kerumah ini pada lima hari
kemudian dimulai pada hari esok!”, mamahnya berkata lagi memberi perintah lalu
berbalik pergi beranjak keluar dari kamar Yusra meninggalkannya usainya memberi
berita tersebut. Dan kini Yusra meralat sedikit pesannya usainya melihat mamahnya
pergi meninggalkan.
Yusra meralat pesannya, “Omah mengundang
kalian semua pada lima hari kemudian untuk bertamu kesini! Jangan tanya padaku
alasannya apa, bagaimana, dan kenapa! Karna yang bisa menjawab hanya Omah,
sebab beliaulah yang telah merencanakan ini!”, usainya meralat pesannya Yusra
pun mengirimnya kepada Clara serta kepada ketiga temannya. Kemudian berbalik
menghadap kejendela kamarnya kembali yang masih terbuka.
Lalu mencoba menghubungi Yandra
tuk memberi berita yang demikian tadi, malam ini Yusra menspesialkan Yandra
dengan menghubunginya demi membertahukan berita yang demikian tadi. Sementara
Yandra disana sedang duduk dikursi goyang dikamarnya, sambil melihat keluar
dari jendela kamarnya yang terbuka. Kemudian ponselnya berdering dan secara
kebetulan ponsel miliknya sedang berada digenggaman tangannya.
Lalu mengangkatnya karna sudah
mengetahui jika Yusra yang telah meneleponnya. “Iyaaa?”, sapanya ketika baru
saja mengangkatnya dengan menghidupkan spiker ponselnya. Yusra disana langsung
bersapa balik, “Hey, dengan cara begini kita berbicara tidak perlu takut untuk
saling menatap bukan?”, sapanya dengan tertegun. Yandra menyahutnya, “Mungkin
baiknya begini!? Katakan saja!”, Yandra memintanya untuk berkata apa yang ingin
disampaikan darinya.
Yusra langsung menjawab, “Aku
mencintaimu!”, dengan bernada meyakinkannya namun sedikit menjadi terdiam.
Begitupula Yandra disana yang menjadi terdiam juga, hening seketika menatapi
ponselnya. Kemudian Yusra berkata lagi mengatakan alasannya mengapa menghubunginya,“Kamu,
dan mereka diundang kerumahku pada lima hari kemudian, dimulai dari hari esok!
Omah yang mengundang kamu dan mereka, aku berjanji, aku tidak akan melihatmu
jika kau lebih dulu melihatku!”.
“Kau berjanji untuk itu? Tapi
setidaknya antara kau dan aku, bisa melakukan curi-curi pandang seperti anak
ABG? Itu adalah maksud dari perkataanmu tadi bukan, yang belum sempat kamu
meluruskannya!”, Yandra langsung menyambung maksud dari perkataan Yusra tadi.
Yusra yang merasa jika Yandra sudah mengtahui isi pemikirannya langsung
memutuskan teleponnya karna merasa malu seketika. Sementara Yandra merasa belum
puas lalu menghubunginya balik.
Yandra mengambil kesempatan untuk
menghubunginya balik karna nomor ponselnya tak lagi diblokir oleh Yusra. Dan
kini Yusra mengangkat teleponnya dengan bungkam tak bersuara. Yandra yang sudah
merasa telepon darinya sudah diangkat namun Yusra memilih bungkam tak bersuara,
akan memberikan keluhan kepadanya. “Yusra, jika kau memang mencintaku!
Bagaimana bisa kau membiarkan dirimu bertunangan dengan Clara!?”, keluhnya
menggetarkan Yusra.
“Karna itu aku seperti membenci
Clara! karna Clara telah merebut apa yang masih menjadi hak ku, dan juga hak
anakku! Dan kini, semua terserah padamu, keluargamu juga Clara!”, sambung
Yandra memberi keluhan bernada haru lalu menutup telponnya. Yusra disana yang
sudah mendengar keluhannya pun menjadi terdiam, namun merasa sudah hampir
berhasil membuat Yandra kembali kepadanya. Entah apa yang sedang dipikirkan
Yusra kini, sebab ia masih terus saja merahasiakannya.
Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar