Minggu, 27 Maret 2016

Badung Location. . . . Season 2 #28

         Kini Yusra telah duduk dikursi kerjanya, ia masih mengamati proposal yang telah diserahkan pak Mirzain padanya. Tujuan pak Mirzain menginginkan Yusra untuk ikut serta dalam memajukan rumah sakit yang telah didirikannya diluar negeri sana, atau bahasa sederhananya dikenal dengan ikut serta dalam bekerjasama. Yusra masih mengamati isi dari proposal tersebut, yang berupa visi dan misi dalam akan memajukan rumah sakit tersebut.
Selang beberapa waktu berjalan, Yandra kembali memasuki ruangan Yusra berniat untuk meminta proposal yang telah diserahkan oleh pak Mirzain tadi kepada Yusra. Sementara Yusra baru saja menutup proposal itu lalu terpandang ke Yandra yang juga baru saja berhenti didepan meja kerjanya dengan memandanginya sangat biasa. Sejenak keduanya kembali berpandangan diam. Kemudian Yandra memberanikan diri untuk memulai pembicaraan.
“Jikalau sudah mengamati secara keseluruhan isi dari proposal itu, maka berikanlah padaku dan aku akan memberikannya kepada pak Mirzain!”, Yandra memulai segan begitupun tatapannya. Yusra berdiri dari duduknya akan menanyakan sesuatu.
“Siapa dirimu yang sebenarnya? Sebab kamu yang ku kenal dulu sangat berbeda dengan yang baru ku kenal sekarang!?”, Yusra langsung mengungkap tanyanya menatap serius menegaskan. Yandra menjadi terdiam menatap sedikit tegang sesaat.
“Berikan proposal itu segera padaku! Karna pak Mirzain disana tidak bisa lama menunggu!”, Yandra berbicara mengalihkannya menatap begitu tegang.
“Aku tidak akan memberikannya sebelum kamu menjawab pertanyaanku tadi!”, Yusra semakin menatap serius menegaskan. Yandra mendesah perlahan dengan melirikkan kedua matanya kebawah.
“Aku, adalah Yandra! Tapi namaku yang sebenarnya, adalah Mirzara! Alamrhumah, ibuku mengganti namaku dengan nama Yandra! Aku, adalah putri kandung dari pak Mirzain yang telah hilang dulu! Dan Mirza, adalah seorang kakak kandungku!”, Yandra menjelaskannya membuka rahasia jati dirinya sendiri. Sontak Yusra menjadi terkejut menatap Yandra, sebab merasa telah dibohongi oleh Mirza mengenai rahasia tentang Yandra. Kemudian Yandra melirikkan kedua matanya kembali ke Yusra.
“Bukankah sudah pernah aku katakan padamu, kalau aku tidak menyukai wanita pembohong! Itu dulu yah?”, Yusra mengingatkan Yandra menatap jahat disertai senyuman kecil. “Dan sekarang lagi aku katakan padamu, bahwa aku tidak suka dengan wanita yang mengalihkan pembicaraan sebelumnya!”, katanya lagi dengan memberi proposal itu ke Yandra. Menyindir halus. Dan Yandra pun mengambil proposal itu dengan menahan suasana hatinya yang kini terguncang.
Sedangkan Yusra masih tetap dengan pendiriannya tadi. “Aku harap, kau tidak akan mencampuri kemarahanmu padaku dengan pak Mirzain!”, Yandra kembali berkata memohon melihat segan ke Yusra. Yusra menggeleng resah meskipun kedua tatapan matanya mengisyaratkan kecewa besar padanya. Yandra semakin menatap segan disertai dengan ketegangan, menahan hasratnya ingin menunjukkan sebuah senyuman.
“Yusra, sekiranya kau sudah tenang nanti! Ma-ka kabari aku, agar a-ku bi-sa meminta maaf tanpa, ada rasa kesegenan didalam diriku!”, Yandra berusaha berbicara teramat gugup menahan guncangan kecil didirinya. Yusra mengangguk lalu berbalik membelakanginya, karna tidak sanggup melihat Yandra terpaku tegang seperti itu. “Pergilah, sebelum aku berkata lagi yang mungkin akan lebih menyakitimu!”, kata pengusiran halus dari Yusra namun menyembunyikan rasa pedulinya.
Dan kemudian Yandra mejadi tersenyum diam-diam dibalik Yusra, lalu berbalik pergi menahan rasa lega yang baru dirasanya. Sementara Yusra masih dalam keadaan yang sama, “Kerinduanku sudah sedikit terobati!”, bisiknya dihati menatapi jendela didepannya. Tanpa dipahami keduanya, mereka berdua telah merasa lega setelah perdebatan yang terjadi diantara keduanya tadi.

Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”

                Disana, dirumah sakit Fachri sedang memeriksa kesehatan Omah dari Yusra. Setelah melakukan beberapa pemeriksaan, Omah dari Yusra dinyatakan pulih dan esok sudah bisa pulang kerumah. Namun Fachri tetap menasehati Omah untuk beristirahat yang cukup dirumah, tidak boleh stress dan juga melakukan tugas yang terbilang berat. Omah dari Yusra yang telah mendengar nasehat darinya pun menjadi tersenyum mengiyakannya. Kemudian Omah dari Yusra akan berbicara memujinya.
“Beruntung Omah ditangani sama seorang Dokter seperti kamu! Kamu masih muda, baik dan juga teman baik Yusra bukan?”, puji Omah sembari menanyakan. Menatap ceria. Fachri menjadi tertawa menatap ceria padanya pula. “Kau sudah berhasil dalam mencari duniamu sendiri! sama seperti cucuku, Yusra! Oyah, apakah kamu sudah berhasil juga dalam mencari pasangan hidup?”, sambung Omah lagi membuat Fachri sedikit bingung tuk menjawabnya.
“Semua akan ada waktunya, Omah! kalau begitu, Fachri pamit dulu ya Omah! Sebab pasien Fachri yang lain sedang menunggu!”, Fachri menjawabnya dengan yakin lalu mengalihkannya berkata pamit. Omah dari Yusra pun mengizinkan sebab telah mengerti dengan tugas Fachri sebagai seorang Dokter.

Pada sore harinya. . . .

Dikediaman Mirza, Eisya dan Mora sedang bermain bersama bayi Cillo dihalaman depan rumah. Mereka duduk dalam satu buah ayunan dengan Mora yang menimang bayi Cillo. Keduanya sedang berayun-ayun bersama melantunkan sebuah lagu indah untuk bayi Cillo. Mereka berdua begitu terkagum-kagum gemas, karna bayi Cillo yang semakin hari semakin tumbuh besar, juga wajahnya yang semakin rupawan. Mereka berdua menganggap bayi Cillo adalah bayi impor dari Negara India.
Alis matanya lebat nan hitam seperti Yusra, begitupun hidungnya mancung seperti Yusra. Bulu matanya panjang nan lentik seperti Yandra, begitupun bentuk bibirnya seperti gunung sama dengan Yandra. Sementara bentuk wajahnya, rambutnya juga raut wajahnya mirip sekali dengan gambaran Yusra diwaktu kecil. Jadi siapapun yang melihatnya pasti akan memuji bayi Cillo yang semakin hari kerupawannya terlihat jelas bahkan bertambah. Dan kini keduanya akan berbicara singkat.
“Jikalau Yusra dapat melihat bayi Cillo sekali lagi! Mungkin dia akan dapat memahami kesamaan dari bayi Cillo dengan dirinya!”, Eisya mengungkap sedikit haru menatap bayi Cillo.
“Tidak usah tanyakan itu lagi! Bukankah dari awalnya bayi Cillo adalah darah dagingnya? Dan tentu saja masih kita ingat bukan, saat Yusra mendonorkan darahnya hanya tuk menolong bayi Cillo dari mautnya?’’, sahut Mora mengungkap juga menatap bayi Cillo memakai perasaannya.
“Jadi maksudnya, dari itu semua maka hubungan bathin Yusra ke bayi Cillo akan kuat! Dan bisa saja menguak rahasia yang sudah sejak lama kita sembunyikan?”, Eisya menungkap isi pemikirannya melihat diam ke Mora.
Mora menjadi tertawa kecil melihat ke Eisya, “Semuanya akan baik-baik saja!”, lalu kembali menatapi bayi Cillo masih dengan tertawa kecilnya. Dan Eisya pun ikut menjadi tertawa kecil kemudian mereka berdua kembali melatunkan lagu indah untuk bayi Cillo yang mulai mengantuk.

Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”

                Esoknya disiang hari, Omah dari Yusra sudah pulang kerumah bersama keluarganya. Dan kinipula Omah telah duduk bersama keluarganya diruang keluarga. Mereka sedang berbincang-bincang disertai canda. Ditengah kebersamaan mereka, tiba-tiba saja mereka serentak melihat ke Yusra yang baru saja datang dengan wajah sumringah. Diam-diam Yusra akan memberitahukan sebuah berita gembira untuk mereka semua, keluarganya.
Dan kini Yusra telah berhenti didepan mereka semua yang masih duduk bersama. Yusra memandangi mereka satu persatu menahan rasa bahagianya karna Omah kesayangannya sudah sembuh, terlebih lagi ia sudah menemukan Yandra kembali dikehidupannya setelah lama mencari serta menunggu. “Yusra, membawa kabar bahagia untuk kalian semua!”, Yusra mulai mengungkapnya menatapi mereka satu persatu sembari menjaga sikapnya. Mereka semua menatap tanya padanya.
“Katakan pada mamah! Kabar bahagia apakah itu?”, mamahnya langsung menanyakan masih menatap tanya.
“Kabar bahagia itu, adalah Yandra telah kembali!”, Yusra mengatakannya begitu bahagia melihat mereka semua. Omah menjadi hening sedikit mencurigai, begitupula mamahnya.
“Om, tante yang dibandara sudah datang ya?”, Cherish dan Ferish menanyakannya serentak dengan tertawa kecil melihat ke Yusra. Yusra baru tersadar atas apa yang sudah terlanjur dikatakannya tadi, melihat hening ke Cherish dan Ferish.
“Begini, eeemb, maksudnya! Kabar bahagianya Yandra akan bisa membantu proses perceraian kami! Bahkan bisa lebih, cepat! Iya bisa lebih cepat!”, Yusra mencoba mengalihkannya dengan berkata bohong kepada mereka keluarganya. Keluarganya pun menjadi lega namun merasa bingung. Sedangkan Cherish dan Ferish mendesah resah mengira kalau tante yang dibandara tidak bisa pulang kerumah bermain bersama mereka berdua.
“Omah, Yusra bahagia melihat Omah sudah sehat kembali! Dan kini, sudah saatnya Yusra untuk kembali kekantor!”, Yusra berkata lagi untuk pamit kembali ke kantor karna tidak mau mendengar pertanyaan dari Omah mengenai perceraiannya. Keluarganya pun memberi senyuman mempersilahkannya sebab sudah mengerti tentang jam kerja Yusra yang masih berjalan dikantornya. Dan kini Yusra bisa merasa bebas dari keluarganya dengan beralasan untuk pergi kembali ke kantornya.
Setelah mengetahui Yusra sudah pergi keluar dari rumah karna harus bergegas kembali ke kantor, Omah akan mengungkap sesuatu apa yang baru saja terfikirkan olehnya. “Cermati anakmu tadi! Dia lebih dulu memberitahukan kabar bahagia mengenai Yandra, dan Omahnya dinomer dua kan!”, keluh Omah kepada mama Yusra. Melihat resah. Mamah Yusra hanya tersenyum menggeleng. Lalu Yuska sebagai kakak kandung Yusra akan menyahutnya dengan melihat ceria ke Omah.
“Yuska rasa Omah sedikit cemburu ya dengan Yandra? Hayo….?”, Yuska sedikit mengejek sembari mengajak Omah untuk bercanda. Omah dan mamahnya serentak melihat ke Yuska.
“Bukan begitu maksud Omah! Omah mempunyai sebuah pemikiran, kalau Yusra telah bertolak belakang dengan penyampaiannya tadi! Omah mulai curiga, kalau Yusra memang ada sesuatu dengan Yandra!”, Omah mulai mengungkap isi pemikirannya menatap resah ke Yuska. Mamahnya mulai sepeti telah mengingat sesuatu masih melihat ke Yuska sedikit resah.
“Omah, tidak baik mencurigai sesuatu sebelum menemukan kebenarannya! Yuska yakin, Yusra tadi sedang berkata jujur! Dan Yuska juga yakin, apa yang ada dipikiran Omah itu hanyalah sebuah hasutan dari kecemburuan Omah saja! Percayalah!”, Yuska mencoba menenangkannya. Omah menerimanya berwajahkan jutek dengan mengambil tabloid sembari akan membacanya. Meskipun begitu, Yuska tetap merasa lega karna Omah sudah bisa bersikap tenang.
Sedangkan mamahnya baru saja teringat dengan perkataan Yusra, “Dulu juga ada seorang peri, dia mengantarkan segelas susu untukku bila aku telah lupa tuk meminumnya! Dan kini, aku sangat merindukan dirinya itu!”, beberapa waktu lalu. Mamahnya pun kini mulai mengerti, jikalau Yusra yang sebagai anaknya sudah menganggap kehadiran Yandra begitu berarti disisinya. Seketika mamahnya menjadi resah, was-was seorang diri menatapi mereka semua yang masih duduk besama.              

Badung Location. . . . Season 2

“Pernikahan Diatas Matrai”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar