Minggu, 27 Maret 2016

Badung Location. . . . Season 2 #1


                Kini sudah memasuki hari ketiga Yusra tertidur mengalami masa koma, masih pula berada diruang ICCU. Dan beruntung ia telah dirawat ditempat rumah sakit dimana Fachri telah mengabdikan dirinya sebagai seorang Dokter. Yusra yang masih tertidur menjalani masa komanya, didatangi oleh Mirza yang kini sudah memasuki ruang ICCU sedang berjalan pelan meratapi keadaan Yusra. Dan ini ketiga kalinya ia menjenguk Yusra masih dalam keadaan yang masih sama.
“Hey! Lo gak mau bangun lagi?”, tegur Mirza berbisik ketika sudah berdiam disamping Yusra dengan berdiri meratapinya. “Gue kesini udah tiga kali sama sekarang! Lo masih gak mau bicara sama gue, buka mata lo dan tatap gue sebentar saja!”, bisik Mirza kembali membujuknya namun Yusra tidak meresponnya lagi. Kemudian Mirza menyentuh sembari mengangkat telapak tangan Yusra yang terpasang jarum infus, lalu dirabanya dengan tetesan airmatanya yang mulai terjatuh.
Sementara tatapannya masih meratapi wajah Yusra. “Gue pergi dulu yah! Tapi lo gak boleh pergi juga dari kami semua! Pokoknya lo harus bangun, karna ada seorang sang penerus dari lo yang akan lahir! Dan akan memanggilmu “Ayah” dikemudian hari nanti!”, bujuk Mirza lagi sembari berpamitan dengannya. Karna Mirza akan segera melangsungkan pertunangannya bersama Eisya diluar negeri, tepatnya di London.

Sementara disana. . . .

                Yandra yang sudah tiga hari berada diluar negeri mengikuti ayahnya sedang bertugas, mulai terpikirkan tentang keadaan teman-temannya yang berada di Indonesia. Sebab ponselnya telah hilang sesaat sudah tiba dibandara di negeri orang tersebut. Dan tidak ada media yang bisa menghubungi teman-temannya yang berada di Indonesia. Sementara itu, kini Yandra telah berada dirumah sakit tempat ayahnya bertugas selama beberapa minggu saja.
Yandra mencoba memasuki ruang praktek ayahnya yang sedang beristirahat. Sesampainya didalam ruang praktek ayahnya, ia diberi sebuah ponsel baru sebagai pengganti ponselnya yang telah hilang oleh pak Mirzain, ayahnya. Yandra pun merasa terkejut kecil lalu memeluk pak Mirzain sembari mengucapkan terimakasih.
“Kartunya sudah ayah belikan, sudah terdaftar pula dan sekarang kamu harus segera menghubungi Mirza! Sebab ayah takut kakakmu telah mengkhawatirkanmu, karna ketiadaan kabar darimu yang sudah berada diluar negeri!”, perintah pak Mirzain usainya melepaskan pelukan darinya. Menatap serius sebab sudah mengetahui sesuatu.
“Makasih ayah, Yandra senang banget diberi ponsel baru sama ayah! Karna secara kebetulan saja Yandra mulai terpikirkan sama kakak, juga sama teman-teman Yandra di Indonesia!”, sahutnya mencurahkan isi pada pemikirannya.
Dan kemudian Yandra berkata pamit pada pak Mirzain untuk keluar dari ruang prakteknya, berniat akan menghubungi Mirza. Sesampainya diluar ruang praktek pak Mirzain, Yandra baru saja menduduki dirinya dikursi didepan ruang praktek pak Mirzain dengan langsung menghubungi Mirza. Dan kini ia sedang berbicara dengan Mirza, setelah berbasa-basi tiba-tiba saja Mirza memberikan kabar yang begitu mengejutkan dirinya. Baru diketahuinya jika kabar Yusra sedang tidak baik-baik saja.
Diceritakannya pula oleh Mirza jika Yusra mengalami sakit keras karna telah berani menghirup zat beracun, sehingga Yusra menjalani masa koma dan sampai pada hari ini Yusra belum sama-sekali menunjukkan tanda-tanda kesadarannya. Dan itu sudah berlangsung selama tiga hari dengan hari sekarang. Usainya menceritakan itu, Mirza juga memberitahukan bahwa ia dan teman-temannya berusaha menghubungi Yandra, namun tak ada satupun yang berhasil.
Kini Mirza baru mengetahui jika ponsel milik Yandra telah hilang seketika Yandra baru saja memberitahukannya. Dan Mirza mengakhiri pembicaraannya melalui telepon dengan meminta Yandra untuk terus berdoa agar Yusra dapat mengakhiri masa komanya. Setelah pembicaraan keduanya berakhir, Yandra menjadi termenung mengingat hari-hari terakhirnya bersama Yusra sebelum dirinya pergi tanpa berpamitan secara bertatap muka kepada Yusra. Dan airmatanya menetes seketika.

Kembali ke Indonesia. . . .

Yusra yang masih menjalani masa koma, tiba-tiba saja seperti merasakan jika Yandra telah mengetahui keadaan dirinya kini. Dan itu berpengaruh dengan detak jantungnya yang mulai naik melewati dua angka dari angka normal pada monitor detak jantungnya. Juga dengan nafasnya yang mulai naik seperti memberi harapan baru. Seorang suster yang kebetulan akan memeriksanya, menjadi kaget memperhatikan monitor detak jantungnya dan nafasnya.
Sebab pada sebelumnya detak jantung, juga nafasnya mudah naik turun sehingga suster yang bertugas harus sering memeriksa keadaannya. Kemudian seorang suster tersebut beralih akan memanggil Dokter yang menanganinya untuk memeriksanya secara langsung. Sesaat setelah seorang suster itu pergi darinya, Yusra membuka perlahan kedua matanya melihat kelangit-langit diatasnya. Lalu ia mendengarkan suara monitor yang menandakan detak jantungnya sudah sangat stabil.
Dan kemudian ia menjadi tersenyum kecil masih mendengarkan suara monitor yang menandakan detak jantungnya sudah sangat stabil, lalu kembali menutup kedua matanya kembali. Sementara seorang suster yang tadi baru saja datang kembali kepadanya bersama Dokter yang menanganinya, disaat dirinya sudah terpejam kembali. Namun detak jantungnya, nafasnya masih normal menunjukkan kestabilan.
Mengetahui keadaannya yang sekarang, Dokter memutuskan akan memindahkan Yusra keruangan ICU. Dan saat ketika Yusra baru saja dikeluarkan dari ruangan ICCU dengan sudah melewati pintu ruang ICCU, Fachri tidak sengaja melihatnya lalu beralih mengikuti para suster yang sedang membawa Yusra. Setelah beberapa saat Fachri mengikutinya, baru diketahui jika Yusra telah dipindahkan keruangan ICU. Fachri langsung merasa bersyukur kemudian memberitahukan apa yang baru saja disaksikannya tersebut kepada mereka bertiga, Mirza, Eisya dan Mora.

Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”

                Esok harinya, Yusra yang sudah dipindahkan keruang ICU kini akan kembali membuka kedua matanya. Saat ketika sudah membuka kedua matanya, dilihat olehnya jika omah sudah bediri disampingnya menatap diam. Omah akan mengajaknya berbicara yang membuat Yusra sedikit terkejut namun bisa sedikit sanggup menerimanya, meski harus mencoba menguati dirinya sendiri. Dan Omah langsung mengatakan bahwa ia akan melanjuti perjodohan yang dulu pernah ditolak oleh Yusra.
                Yusra sudah terlanjur mendengarnya, dan Yusra akan mengajak Omah berbicara membahas tentang Yandra, sedangkan Omah terpaksa meladeninya saat berbicara tentang Yandra.
“Sebegitukah Omah membenci kami, terutama pada Yandra? Sehingga Omah berani mengatakan itu lagi pada Yusra, yang masih terbaring lemah diruangan ICU ini!?”, Yusra berkata mengeluhkan menatapnya lemas.
“Tidak akan ada yang bisa kamu dapatkan sesuatu lagi, bila kamu masih tertuju padanya! Dia sudah meninggalkanmu, cucuku!”, ungkap Omah mencurahkan isi pemikirannya. Menatap biasa namun bahasanya menegaskan.
“Omah, dengarkan Yusra! Yandra terkadang seperti mamah, pernah menyuapi Yusra dengan segelas susu seketika Yusra lupa tuk meminumnya! Yandra juga terkadang seperti kak Yuska, yang membuat Yusra tidak tenang karna kejahilannya! Dan kadang Yandra seperti anak kecil, pernah bermanja dengan Yusra disaat yang tak terduga! Dan lagi, terkadang Yandra seperti Omah, berkata tegas mengenai sesuatu yang sedang kami bicarakan!”.
Yusra menceritakan tentang Yandra, menyamakannya dengan keluarganya. “Kamu jangan membela dia! Dia sudah pergi meninggalkanmu, berpamitan denganmu hanya meninggalkan sepucuk surat didalam kamarnya! Dan Omah sudah terlanjur mengetahui itu!”, Omah berkata melarangnya mulai menatap tegas. Dan percakapan, perdebatan kecil keduanya berakhir karna waktu jam besuk telah habis, begitupun Yusra bersikap mengalah padanya.
                Sore harinya, Yusra berdiam seorang diri diruang ICU, dan kini dirinya sedang diberi obat suntik oleh suster demi mengeluarkan zat beracun melalui saluran kemih. Usainya dirinya diberi obat suntik, suster itupun pergi darinya dan kemudian digantikan oleh Mora yang secara kebetulan telah datang menjenguk dirinya. Dan kini Mora telah berdiri disampingnya. Mereka memulai saling bertatapan diam, lalu terhenti karna Yusra mengajaknya bicara.
“Seperti pada waktu lalu, Fachri menanyakan dirimu karna tidak ikut bersama kami dalam menjemput Qiera untuk pulang dari rumah sakit! Dan kini, aku yang bertanya dimana Yandra telah berada?”, Pertanyaan Yusra menatap serius kepadanya. Mora mendadak menjadi terdiam menatapnya, setelah mendengar perkataannya. “Mora? Jawab aku?”, sambung lagi Yusra menegaskan.
“Yang pasti, Yandra telah berada ditempat yang aman! Jadi, jangan khawatirkan dirinya! Oyah, untuk soal tanggung jawab, Yandra telah mengalihkannya kepada kami! Dan lagi, kami yang akan bertanggung jawab jika memang ada yang terjadi padanya!”, jawab Mora memberi penjelasan menatap meyakinkannya. “Yusra, apa kau mulai mencarinya?”, tanya Mora. Yusra mengangguk menatap serius. “Kau mulai mengasihinya?”, tanya lagi Mora tuk lebih memastikan. Yusra mengangguk serius lagi.
Namun ketika Mora bertanya, “Kau sudah mencintainya?”, Yusra memalingkan tatapannya kearah lain. “Aku masih belum yakin tentang cinta itu yang tlah kau tanyakan!”, balas Yusra dengan keraguannya. Melihatnya yang seperti itu, Mora menjadi tertawa kecil menatapnya. Dan ketika Yusra melihat kepadanya lagi, Mora langsung berpura-pura melihat kearah lain sembari menghentikan tawa kecilnya.

Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”

                Sudah tiga hari berlalu, pertunangan Mirza dan Eisya pun dilaksanakan. Tepatnya dimalam hari di London, dihadiri pak Mirzain juga Yandra. Acara pertunangan mereka begitu romantis terlebih lagi saat keduanya saling bertukar memakaikan cincin. Lalu disambung dengan Mirza yang mengecup kening Eisya, melengkapkan berjalannya pertunangan keduanya. Dan Eisya yang sudah merasakan kecupannya menjadi terdiam menatap Mirza begitu tersipu malu, bahagia.
Sementara Di Indonesia, Yusra yang sudah pulih dari sakitnya dan sudah berada dirumah tepatnya kini sedang berada dikamarnya. Ia sedang berdiri menatapi langit malalui jendela kamarnya, merenungkan hari perceraiannya yang sudah tinggal menghitung hari saja. “Semuanya sudah aku persiapkan! Hanya tinggal melaksanakannya saja! Maaf, jika kau akan menjadi kecewa pada pelaksanaan perceraiian kita dihari itu!”, Yusra berbisik sambil tersenyum jahat masih menatapi langit.
Dan disana, Mora kembali mendapat telepon dari seorang misterius. setelah beberapa lama ia tidak mendapatkan telepon darinya. Mora yang sedang duduk dimeja belajarnya, hanya mendiamkannya saja mengamati seorang misterius yang kembali meneleponnya menggunakan nomor pribadi. “Mungkin dia kangen lagi buat ngerjain aku!”, bisik Mora menatap ponselnya. Sementara disana pula, Fachri mulai gelisah karna teleponnya tidak disahuti oleh seseorang.
Seseorang yang dulu pernah diteleponnya lalu diberikannya sebuah kata puitis. Dan seseorang itupun belum terungkap, alias masih tetap dirahasiakan olehnya sendiri.

Beberapa hari kemudian. . . .

Hari perceraian Yusra dan Yandra akan dilaksanakan pada hari ini, dipengadilan sesuai dengan tuntutan dari Omah. Dan kini keluarga dari Yusra terdiri dari mamah dan Omah sudah duduk menjadi saksi, dibelakang kursi Yusra yang sebagai penggugat. Sementara Yandra baru saja datang dengan memakai kacamata hitam menduduki kursi disebelah Yusra sebagai tergugat, yang akan diceraikan. Dan kini mereka sama-sama duduk dengan pandangan masing-masing lurus kedepan.
Sebagai saksi Yandra adalah Mora dan Fachri yang telah duduk berdampingan dibelakang kursi Yandra. Mengetahui semuanya yang turut hadir sudah siap, pak Hakim akan segera membacakan surat perceraian yang diajukan oleh Yusra. Pak Hakim membacakan jika Yusra menjatuhkan talak satu kepada Yandra, dengan alasan jika masih ada sebuah permasalahan yang belum dibicarakan lebih dulu sebelum melakukan sidang perceraian pada hari ini. Yandra membuka kacamatanya seketika sudah mengetahui.
Omah, mamah, Mora juga Fachri menjadi terkejut melihat ke pak Hakim yang sudah membacakannya. Begitupun Yandra yang baru saja berdiri akan melakukan sebuah penolakan.     
“Tidak! Ini tidak bisa diberlakukan! Bagaimanapun juga, pak Yusra harus memberikan talak tiga! Karna itulah tujuan kami yang sebenarnya!”, kata penolakan Yandra menegaskan melihat ke pak Hakim. Pak Hakim melihat kepadanya lalu melihat ke Yusra. Sementara Yusra baru saja berdiri dari duduknya melihat ke pak Hakim.
“Menurut pandangan hukum, setiap ada pasangan yang akan bercerai, maka diperlukan untuk melakukan mediasi lebih dulu! Dengan harapan akan mendapatkan jalan lain, selain jalan perceraian ini! Maka dari itu, saya menjatuhkan talak satu pada Nyonya Yandra! Agar bisa dibicarakan dulu secara kekeluargaan, agar kami tidak mendapati keputusan yang salah!”, Yusra berkata mengungkap isi pemikirannya.
“Tetapi saya mengaku keberatan pak Hakim! Kalau memang benar begitu, biarkan saya saja yang akan mengajukan talak tiga terhadapnya! Dan saya akan melakukannya pada delapan bulan yang akan datang! Cukup hari ini saja Tuan Yusra mempermainkan saya!”, Yandra berkata mengalah namun mengalihkan pengajuan perceraian kepada dirinya sendiri. Sebab telah merasa dikecewakan oleh Yusra.     
“Kabulkan saja permintaan darinya! Saya mengizinkannya!”, Yusra menerima peralihan darinya. Sedikit merasa lega karna telah berhasil mengecewakan Yandra.
Dan kemudian mereka sama-sama beralih duduk kembali menanti keputusan dari pak Hakim. Mereka berdua tak sekalipun saling memandang satu sama lain karna dari keangkuhan masing-masing. Tak perlu lama menunggu, pak Hakim pun memutuskan dengan mengabulkan permintaan dari Yandra karna Yusra yang sebagai penggugat telah mengizinkannya. Yandra yang sudah mendengarnya memakai kacamata hitamnya kembali merasa lega.
Sedangkan Yusra biasa saja masih terduduk lalu dipeluk oleh Omahnya dari belakang. Secara tersembunyi, Yusra menahan hasratnya tuk melihat wajah Yandra disampingnya. Dan saat ketika Yandra baru saja berdiri dari duduknya, ia terpandang melihat ke mamah Yusra yang juga melihat padanya berdiam. Lalu Yandra memalingkannya dengan melihat lurus kedepan kembali. Dan pak Hakim memutuskan jika sidang perceraian keduanya pada hari ini sudah berakhir .
Alasan Yandra mengambil keputusan yang demikian, karna ingin menyembunyikan kehamilannya. Ia takut jika keluarga Yusra mengetahuinya, termasuk Yusra maka hak asuh anaknya bisa diambil oleh mereka. Maka dari itu Yandra mengambil keputusan untuk menjatuhkan talak tiga pada delapan bulan kedepan   pada Yusra. Sebab telah dipikirnya jika pada delapan bulan kedepan ia telah melahirkan putra kandung dari Yusra, dan kehamilannya pun sudah tidak tertampak lagi.

Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar