Minggu, 27 Maret 2016

Badung Location. . . . Season 2 #10

                Malam harinya, Mirza merayakan kebehasilannya dalam melakukan persentasenya tadi siang dengan pergi mengunjungi BAR bersama Yusra. Keduanya sedang meminum minuman anggur nol alkohol, sambil melihat penari BAR ditengah redupnya cahaya. Keduanya begitu sangat menikmati sambil bercanda dengan wanita-wanita seksi yang setiap kali datang hanya tuk menggoda mereka berdua saja.
Suasana didalam BAR semakin malam semakin ramai saja, dan itu membuat keduanya betah berlama-lama bersantai didalam BAR tersebut. Mirza dan Yusra berada didalam BAR tersebut dari jam sepuluh malam, dan pada pukul dua dini hari keduanya pergi dari BAR tersebut beralih untuk pulang kerumah kediaman masing-masing.

Pada pertengahan harinya. . . .

                Yusra kembali bekerja dan sudah berada diruang kerjanya, ia sedang berdiri melihat pemandangan luar dari jendela ruang kerjanya. Mencoba menyegarkan matanya dengan melihat beberapa pohon kelapa yang pada dedaunnya sedang melambai-lambai dikejauhan. Begitupun angin yang mulai terasa amat sejuk meniupi dirinya, layaknya tiupan angin disore hari ketika sedang bersantai disebuah pantai.
Dan Yusra mulai mencoba meresapinya, menghirupnya perlahan membawa ketenangan untuk dirinya. Sementara ditempat lain, Mirza baru saja keluar dari ruang kerjanya sembari menutup kembali pintu ruangannya. Lalu ia berjalan akan menuju ketempat fotokopi, namun ketika baru berjalan enam langkah tiba-tiba saja ponselnya berdering. Dan setelah diperiksa, diterimanya sebuah pesan jika Qiera telah menunggunya dilobby kantor untuk menanyakan sesuatu padanya.
Mirza yang baru mengetahuinya pun mencoba berbalik akan beranjak menuju kelobby kantor, namun ada saja yang menghentikannya. Dan yang menghentikannya itu adalah Yusra. Sebab Yusra telah memanggil dirinya sesaat akan melangkah, secara terpaksa Mirza berbalik lagi melihat ke Yusra. “Baru saja aku berniat akan menemuimu didalam ruang kerjamu! Eh, gak taunya dirimu sudah ada didepan ruang kerjamu sendiri!”, ujar Yusra melihat biasa.
“Yusra, telah ada seseorang yang sedang menungguku lebih dulu! Kau, tunggu saja aku didalam ruang kerjaku!”, Mirza memberitahukan dengan maksud agar Yusra bisa menunggu untuk bicara dengannya.
“Tapi Mir…?”, saat Yusra akan menanyakan Mirza langsung menarik Yusra memasuki kedalam ruang kerjanya. Mirza telah mencoba mengurung Yusra diruang kerjanya sendiri, sementara Mirza dengan cepat mengambil langkah untuk menemui Qiera sebelum Yusra melihatnya. Dan Yusra yang sudah berada didalam ruang kerja Mirza, mencoba mengintip suasana luar dengan membuka sedikit pintu ruang kerja tersebut. Lalu menutup pintunya kembali menunggu kedatangan Mirza.

Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”

Qiera masih menunggu kedatangan Mirza dilobby kantor, berdiri disamping tiang dilobby kantor seorang diri. Tak berapa lama menunggu, Mirza baru muncul dengan baru saja keluar dari dalam pintu masuk menuju kelobby kantor mencoba mendekati Qiera yang masih belum mengetahuinya. “Anyeong!”, Mirza menyapa saat sudah berdiri disamping Qiera. Mirza memakai bahasa Korea karna Qiera sangat menyukai film drama Korea.
Dan Qiera yang sudah mendengarnya menjadi tersenyum lalu melihat ceria kepadanya. Sedangkan Mirza mulai menunjukkan ekspresi wajahnya sendiri seperti monyet  memakai canda. “Hei monyet!”, tegur Qiera mengejeknya. Mirza mulai mengembalikan ekpresi wajahnya yang normal seperti biasa.
“Kedatanganku kesini, hanya untuk mengetahui keberadaan Yandra! Karna, aku baru mengetahui jika kau adalah kakak kandungnya! Aku mengetahuinya dari pak Mirzain, ayahmu Mirza! Karna kemarin, aku sempat ikut menghadiri pertemuan antara papahmu dan papahku! Jadi, bisakah kau jelaskan padaku! Aku berjanji aku akan merahasiakannya!”, ujar Qiera menceritakannya berlanjut membuat janji padanya.
“Iya, Yandra memang adikku! Adik yang baru aku temukan, setelah beberapa tahun lamanya kami terpaksa harus terpisah!”, Mirza mulai menceritakannya menatap hening.
“Kemarin pak Mirzain menceritakan itu padaku! Yandra juga adalah seorang istri dari Yusra, dan kini nasibnya berada dipengadilan! Yang menjadi pertanyaan dariku, dimana Yandra sekarang! Kau pasti sudah mengetahui keberadaan dirinya bukan?”, Qiera memancingnya untuk bicara memberitahukan dimana Yandra telah berada.
“Dia sedang bersama pak Mirzain! Kemanapun pak Mirzain pergi bertugas, maka dia akan selalu ikut bersamanya! Aku tidak bisa beritahu hari ini dia sedang berada dimana, begitupula dengan hari esok dan seterusnya! Karna sebelum dia pulang ke Indonesia, maka dia tidak akan pernah menetap pada satu tempat tinggal!”, Mirza menjelaskannya secara panjang lebar. Masih menatap hening.
“Tapi, aku hanya ingin bertemu dengannya sekali saja! Aku ingin berkenalan dengannya! Sebab Yusra telah berhasil merahasiakan Yandra dariku! Sehingga aku tidak sempat tuk mengenal Yandra, tidak sempat mengenali wajahnya juga tidak sempat mengenali suaranya!”, keluh Qiera mengingat yang tlah berlalu.
“Aku sama sekali tidak mengetahui apa yang sesungguhnya ada didalam pemikiran Yusra tentang Yandra! Yusra sangat misterius dalam mengenai Yandra, jujur saja kami tidak bisa menebak! Apakah Yusra membenci, masih mempermainkan atau mencintainya sekalipun!”, Mirza juga berkeluh. Mulai menatap menyerah.
 “Apa yang kau katakan, itulah yang sedang aku pikirkan Mirza! Aku sudah mengetahui cerita mereka berdua dari pak Mirzain! Dan aku harus berpura-pura tidak mengetahui cerita dari keduanya!”, Qiera mengungkapnya mulai menatap sendu.
“Aku yang menceritakannya pada pak Mirzain, agar beliau tidak merasa kaget ketika mengetahui nasib dari putrinya! Oyah, rahasiakan pembicaraan kita dari Yusra! Karna kurasa Yusra sudah bahagia dengan kehidupannya yang sekarang!”, Mirza berkata bijak secara terbuka.
Qiera adalah seorang wanita yang penuh perasaan, penuh pengertian pula. Kedua matanya mulai berkaca-kaca masih menatap sendu pada Mirza, sedangkan Mirza mulai menggeleng resah mengisyaratkan dirinya untuk tidak menangis.
“Semuanya akan baik-baik saja bukan? Aku melihat ada cinta ditatapan Yusra untuk Yandra, sewaktu aku berbicara menanyakan Yandra dengannya! Aku gak rela jika mereka harus berpisah, sementara cinta telah menyertai dari keduanya!”, ungkap Qiera semakin mengungkapnya memberitahukan.
“Yusra telah bersikap misterius! sikap misteriusnya tidak sama dengan, saat ketika dirinya telah diam-diam menyukai dirimu dulu! Oyah, Yusra telah menungguku didalam! Ada baiknya kita berpisah dulu sebelum dia melihat pertemuan kita dilobby!”, Mirza mengungkap kebingungannya. Lalu mengajak Qiera untuk mengakhiri pertemuannya.
Qiera pun memberi senyum disambung tawa kecil mengakhirinya, lalu melambaikan tangannya mengucapkan selamat tinggal. Mirza pun melambaikan tangannya juga mengucapkan sampai jumpa. Dan kemudian mereka berdua saling beranjak meninggalkan tempatnya, beralih menuju pada tujuan masing-masing.

Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”

                Kini Mirza telah memasuki ruangan kerjanya kembali, mendadak ia telah lupa kalau ruang kerjanya sedang tak berpenghuni. Padahal beberapa saat sebelumnya ia telah mengurung Yusra didalam ruang kerjanya sendiri. Dan itu baru diingatnya ketika sudah duduk manis dikursi kerjanya. Seketika mulai mengingatnya, Mirza langsung berdiri akan beranjak dari ruang kerjanya menuju keruang kerja Yusra. Sebab dipikirnya jika Yusra telah menunggunya disana.
                Sementara disana diruang kerjanya, Yusra memang sedang menunggu kedatangan Mirza. Yusra sedang berdiri didepan jendelanya, menikmati pemandangan yang ada. Ia kembali menyegarkan matanya dengan melihat pohon kelapa juga merasakan tiupan angin yang mulai terasa berhawa sedikit panas. Kemudian didengarnya jika suara pintu ruang kerjanya telah terbuka, dan itu menandakan kalau Mirza sudah datang memasuki ruang kerjanya. Pikirnya seketika lalu berbalik kebelakang.
Ternyata apa yang telah dipikirkannya tadi memanglah benar adanya. Dan kini Mirza sudah berdiri didepannya dengan berjarak lima langkah didepannya, melihat biasa. “Sekarang adalah menit yang ke empat puluh lima aku menunggumu diruang kerjaku sendiri! Duapuluh lima menitnya sebagian aku telah menunggumu diruang kerjamu tadi, Mirza!”, Yusra menegurnya tegas kecil. Menatap biasa.
“Aku, baru saja usai bertemu dengan seseorang yang bercerita tentang sebuah tatapan dari seseorang! katanya sih, orang yang baru saja aku temui tadi bercerita kalau dirinya telah melihat sebuah tatapan cinta dari seseorang!”, Mirza mulai menceritakan.
“Ya aku tau! Orang yang baru saja kau temui adalah seorang wanita, yang bercerita tentang orang yang diyakini sedang mengasihinya bukan?”, Yusra tepat dalam menebak. Namun salah ketika melanjuti tebakkannya.
“Tidak, Yusra! Justru seorang wanita itu, melihat ada tatapan cinta pada seorang mantan kekasihnya!”, Mirza membantah. Yusra langsung menyahutnya lagi.
“Mungkin saja seorang mantannya itu kembali menyukai dirinya! Cinta lama belum kelar!”, sahut Yusra belum mengerti.
“Bukan itu juga! Biar aku memperjelaskannya lagi! Kau diam dulu karna aku belum sepenuhnya berbicara!”, bantahnya lagi disambung bentak kecil. Yusra mengalah diam memakai wajah masa bodoh. “Seorang mantannya itu, telah menunjukkan sebuah tatapan cinta saat bercerita tentang seorang wanita barunya! Artinya, dia sudah move on dari seorang wanita yang baru aku temui tadi!”, penjelasan Mirza berbahasa bijak. Hingga membuat Yusra teringat saat Qiera bertanya tentang Yandra kepadanya.
Yusra menjadi tersenyum ketika sudah mengingatnya, melihat kearah lain. Kemudian kembali melihat ke Mirza sambil mengatakan, “Sebuah tatapan cinta itu akan bisa terlihat! Ketika disaat yang sama kita sedang memikirkan seseorang itu, kemudian ada orang yang menanyakan tentang seseorang itu yang sedang kita pikirkan!”, ungkap Yusra menyadarkan Mirza kalau dirinya sedang berkata jujur.
Mirza, wajahnya menjadi berseri dengan tiba-tiba, Yusra yang melihat wajahnya tiba-tiba menjadi berseri-seri mulai merasa aneh. Lalu Mirza menyambung kata darinya, “Yusra, ini bukan love is bestfriend! Tapi, love is your wife!”, Mirza mengatakannya penuh keceriaan. Kemudian pergi meninggalkannya dengan keluar dari ruang kejanya. Sementara Yusra baru saja mulai tersadar dari makna perkataan yang disampaikan oleh Mirza barusan kepadanya.
Dan kini Yusra menjadi merenung menatapi pintu ruang kerjanya lalu berbisik, “Love is your wife! Your wife, astaga maksudnya adalah milikku! Jadi makna dari perkataannya ialah, cinta adalah istriku!”, Yusra mencoba menjabarkannya sendiri meskipun sempat merasa kaget ketika semakin menyadarinya. Kemudian mengangkat kedua telapak tangannya menutupi wajahnya sendiri, berharap apa yang telah dikatakan Mirza tadi kepadanya adalah sebuah halusinasinya saja.

Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar