Minggu, 27 Maret 2016

Badung Location. . . . Season 2 #14

                Esoknya, Mora masih berbaring dikasur tempat tidurnya sambil melihat kejendela kamarnya yang terbuka. Ia sedang menunggu pukul tujuh pagi demi memastikan keberangaktan Fachri ke Malaysia. Berkali-kali ia melihat jam menghitung sisa-sisa menit menuju pukul tujuh pagi. Dan kini waktupun menunjukkan tepat pukul tujuh pagi. Mora yang sudah mengetahuinya, mencoba tuk menghubungi Fachri.
Namun tanda tidak tersambung karna nomor ponsel Fachri sedang tidak aktif baru diketahui dirinya juga. Usainya mengetahui kedua hal itu, Mora pun menyimpulkan jika Fachri telah terbang dengan pesawat yang ditumpanginya menuju Malaysia. “Kini dirimu sudah dibawa pergi dengan penerbangan pesawat yang telah kau tumpangi! Semoga kedamaian menyertaimu hingga sesampainya kau di negeri Jiran itu!”, doa Mora sederhan dipanjatkan untuk Fachri yang sudah dicintainya.
Sementara pada sore harinya, Mora memilih berjalan-jalan ditaman biasa seorang diri. Sebab ia membutuhkan waktu untuk sendiri saja, menjauh dari para temannya yang mungkin bisa menemaninya. Dan ditempat lain masih ditaman yang sama, Yusra telah duduk dibangku taman menghadap kedanau didepannya. Ia sedang termenung dalam keheningannya sendiri, meratapi cara hidupnya yang telah dirasanya semakin membawanya kedalam jurang penderitaan.
Kemudian disaat yang tak terduga, Mora melihat Yusra sedang duduk dengan menghisap sesuatu tak jauh diarah samping depannya. Rasa penasaran mulai ada pada dirinya, lalu berjalan pelan mendekati Yusra dan kini telah duduk secara tiba-tiba disampingnya. Sementara Yusra baru saja tersadar, berhenti dari menghisap sesuatu dengan melihat ke Mora. Dan Mora yang sudah mengetahui apa yang telah dilakukan Yusra saat ini akan mengajaknya berbicara.
“Kau sedang menghisap minuman jenis apa?”, tanya Mora melihat lurus kedepan.
“Minuman keras dengan sedikit alkohol, namun aku telah menambahkan ganja didalamnya!”, sahut Yusra menjelaskannya secara jujur. Masih melihat ke Mora.
“Pikiranku lagi kacau! Tadinya aku pikir, jika aku saja yang memilih untuk berjalan-jalan sendiri ditaman ini! Tapi ketika aku baru saja melewati danau ini, aku telah menemukanmu duduk sendiri disini!”, ungkap Mora masih melihat lurus kedepan. Memakai tatapan lesuh sedkit putus asa.
“Saat ini, mataku yang salah memandang atau memang begitu adanya?”, tanya Yusra sedikit menyindir. Mora menjadi melihat padanya. “Dimana gelang itu? Gelang yang membuatmu menjadi kacau pada hari kemarin? Kamu galau….?”, Yusra menyambung tanyanya menatap menyindirnya. Mora langsung menyahutnya.
“Gelang itu, sudah aku kembalikan pada orangnya!”, Mora menyahut dengan memotong. Menatap tegas. “Percuma saja mengajak berteman, tapi diakhirnya mengajak tuk saling menghindari!”, sambung Mora sedikit mengeluhkan dengan melihat lurus kedepan lagi.
Yusra yang sudah mendengar keluhnya menjadi tertawa kecil dan sesekai menghisap minumannya, minuman keras sedikit alcohol namun telah ditambahkan ganja didalamnya. Usainya tertawa kecil Yusra memberikan minuman itu didepan wajah Mora. Tetapi Mora menolaknya dengan berkata, “Aku bukan sepertimu! Melampiaskan ketidak tenangan dengan meminum minuman terlarang!”, masih melihat lurus kedepan.
Dan Yusra menjadi tertawa kecil kembali akan berkata lagi menyahutnya. “Bagiku, inilah tempat teraman untukku menikmati minuman terlarang ini! Para pengunjung taman ini tidak akan pergi menghampiri diriku, kalau mereka tidak mengenalku! Tapi kau Mora, malah memergoki untuk saat ini saja!”, Yusra berkata mulai setengah menjadi mabuk. Sedangkan Mora baru melihat padanya berdiam diri.
Sementara Yusra berdiri dari duduknya, lalu melangkah tiga langkah kedepan mendekati pinggir danau itu. “Hey! Jangan berpikir bodoh untuk menyebur kedanau itu!”, tegur Mora melarangnya. Sebab Mora berpikir kalau Yusra mulai berniat untuk menyebur kedanau itu karna Yusra sudah setengah menjadi mabuk. Dan lagi Yusra menjadi tetawa sambil meminum minuman terlarangnya sesekali, lalu menepuk kepalanya tiga kali karna merasa sedikit pusing.

Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”

                “Sebenarnya aku sudah lelah! Selalu memakai cara hidupku yang sangat berbalik, dengan cara hidupku yang kumau!”, Yusra mengungkap dengan melihat wajahnya keair danau. “Yandra, dialah yang selalu membuat diriku seperti ini! Aku benar-benar tidak mengetahui keberadaannya sekarang! Dan yang aku punya hanyalah beberapa foto kenangan darinya saja! Bahkan sangat tersimpan rapi dikamarnya, dikediamanku!”, Yusra mencoba mencurahkan isi hatinya juga isi pemikirannya.
“Lalu bagaimana dengan aku? Mungkin nasibku akan sama seperti nasibmu! Setelah bertemu lalu  berpisah dalam sekejap! Namun dibalik itu, adakah pertemuan yang bisa mengubah status jika seseorang yang sedang meninggalkan kita itu akan dapat kita miliki? Aku tidak bisa menerima nasibku itu, jikalau aku harus bernasib sama denganmu Yusra!”, Mora ikut mencurahkannya terbawa sauasana melihat ke Yusra yang masih membelakanginya.
“Penderitaanku sudah panjang, bahkan bisa lebih panjang! Selagi Yandra belum menemuiku walaupun hanya untuk berpisah denganku lagi! Dan setelah itu, aku tidak bisa membayangi hidupku masih dalam penderitaan atau….?”, belum usai Yusra mencurahkannya lagi. Mora langsung memotongnya dengan berdiri dari duduknya.
“Itu karna kebodohan darimu Yusra! Kau tidak bisa mengenal keinginan dari hatimu sendiri, kau jarang mendengarkannya bukan? Dan kini, kau akan menjalani cara hidupmu mengikuti cara seperti yang ditunjukkan oleh mereka keluargamu!”, Mora mulai menghakiminya. Yusra menjadi berbalik menghadapnya menatap terkejut.
“Sebelumnya aku tidak sepenuhnya menyadari! Tapi sekarang, aku mulai menyadari sepenuhnya kalau cara hidupku kini memang salah!”, Yusra mengungkapnya lagi lalu melihat kebawah. Tertunduk seketika.
“Aku akan menyimpan rahasia tentang perasaanmu kepada Yandra! Tapi kau harus merahasikannya juga, kalau aku telah merahasiakan perasaanku kepada Fachri!” pinta Mora hingga membuat Yusra menjadi melihat padanya lagi semakin terkejut.
Kemudian Yusra teringat saat ketika tidak sengaja menemui Mora sedang berdiri didepan kolam sambil melihat sebuah gelang yang sempat ditanyainya tadi. Dan disitu mereka berdua berbicara soal perasaan. “Jadi, gelang itu adalah pemberian dari….?”, Yusra bertanya tentang gelang itu lagi. Namun dipotong oleh Mora lagi dengan langsung meluruskannya, “Fachri!”.
“Kalau begitu, berarti kita telah berada ditengah-tengah mereka!”, keluh Yusra menatap terkejut.
“Tidak Yusra, Yandra tidak mempunyai perasaan lagi pada Fachri! Dan Fachri, hatinya telah berhasil dicuri olehku! Dia yang mengatakannya sendiri!”, Mora berkata menolak sembari menjelaskannya menatap santai. Yusra menggeleng tidak mempercayainya. “Dengarkan aku Yusra! Yandra, hanya wanita dimasa lalunya! Dan Mora, adalah wanitanya yang sekarang!”, Mora semakin menjelaskannya.
Dan kemudian Yusra menyambung meluruskan kata darinya, “Mora, adalah calon wanita dimasa depannya!”. Begitu mendengarnya Mora langsung menutup mulut Yusra agar tidak berkata lagi. Lalu menggelengkan kepalanya sembari menurunkan tangannya dari menutup mulut Yusra. Yusra yang merasa terbebas kembali meminum minuman terlarangnya menatap diam kepadanya. Sedangkan Mora mengajaknya untuk pergi ke mall demi menyudahi kegalauan mereka berdua.
Setelah beberapa saat berjalan, Yusra dan Mora kini telah berada didalam mall. Mereka akan menuju kepusat permainan, namun ketika baru akan memasuki kepusat permainan tersebut. Mora memeriksa pakaian Yusra, sedangkan Yusra hanya diam melihatnya. “Eeeeemb, good! Very good! Ternyata kau tidak membawa minuman itu kemari!”, tegur Mora melihat ceria usainya memeriksa kemudian pergi memasuki pusat permainan lebih dulu.

Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”

Sementara Yusra masih berdiri ditempat sambil berbisik, “Mora terlalu berlebihan!”. Usainya berbisik Yusra pun berjalan akan menyusul Mora untuk ikut bermain bersama. Dan kini mereka berdua baru memulai permainan pada satu permainan secara bergantian, begitupula saat ketika mereka beralih pada permainan yang lain. Dan juga tak jarang dari mereka berdua berebut untuk bermain pada satu permainan, siapa yang lebih dulu melakukan permainan tersebut.

Pada malam harinya. . . .

                Yusra dan Mora melanjutkan jalan-jalan mereka menuju ke cafe biasa, disana keduanya akan bertemu dengan Mirza bersama Eisya yang telah menunggu keduanya. Setelah beberapa saat berjalan Yusra dan Mora telah tiba dicafe tersebut akan menghampiri Mirza bersama Eisya didepan café tersebut. Dan kini mereka berempat telah bersama dengan berdiri membentuk sebuah lingkaran.
“Lama amit ah, gue nunggu kalian disini sudah tigapuluh menit ya!”, Eisya menegur keduanya. Berbahasa sedikit frontal namun melihat santai ke mereka berdua. Mora teringat saat dirinya menunggu Fachri sambil menghitung menit pada jam tangannya, melihat diam ke Mora.
“Kami baru saja pulang dari mall! Biasalah, kami berdua tiba-tiba aja kangen sama suasana dimall!”, sahut Yusra melihat biasa ke Eisya. Mora mulai memeriksa dompetnya.
“Astaga, gue udah habisin duaratus ribu hanya bermain difunstation doang!”, keluh kaget Mora ketika mengetahuinya. Melihat kemereka bertiga.
“Gue, kalo diinget-inget sih abis tigaratus ribuan! Dari kantor gue bawa satu juta terus sekarang mungkin, tinggal tujuhratus ribuan!”, Yusra menyahut melihat ke Mora. Mirza mulai menatap curiga ke Yusra.
“Pasti lo nyiapin duit sebegitu banyak, cuma mau beli minuman keras kan?”, Mirza langsung mengungkap yang telah dicurigainya. Yusra dan Eisya melihat kaget ke Mirza. Sedangkan Mora melihat ke Yusra mengingat apa yang telah dilihatnya tadi sore.
“Yusra berdiam seorang diri ditepi danau!”, sahut Mora memberitahu. Yusra dan Mirza beralih melihat ke Mora. “Dia meminum muniman keras dengan sedikit alkohol!”, sambung Mora menjelaskan masih melihat ke Yusra. Eisya mulai merasa bingung melihat perdebatan ketiganya.
“Minuman keras dengan sedikit alkohol? Itu sudah biasa! Bahkan aku sering mengkonsumsinya, sewaktu kami berdua mengunjungi BAR tempat biasa kami berhura-hura!”, Mirza mengatakan dengan mengingat yang tlah lalu.
“Hey! Dia juga menambahkan ganja didalam minuman keras itu!”, Mora memperjelaskannya lagi dengan berbisik melihat ke Mirza.
Eisya menjadi terkejut kecil melihat ke Mirza. Kemudian Yusra menyambung, “Kenikmatan akan bertambah, jika minuman keras ditambahkan dengan ganja!”, dengan tersenyum melihat kebawah. Eisya mulai merasa cemas menatap Mirza, Mora hanya berdiam mendengarkan Yusra melihat biasa. Dan lalu Mirza menjadi melangkah maju berdiam didepan Yusra, menatap seakan ingin meminta sesuatu.
“Aku terpancing ingin merasakan kenikmatan….?”, belum tuntas Mirza mengatakannya Eisya langsung berlari kecil kearahnya lalu menutup mulutnya. Yusra dan Mora seketika melihat keduanya.
“Hentikan sekarang Yusra! Jangan bicarakan lagi tentang ganja itu!”, Eisya membentak Yusra dengan berbisik.
Yusra hanya tersenyum mengangguk. Sedangkan Eisya baru melepaskan tangannya dari menutup mulut Mirza lalu membawanya memasuki café. Sementara Yusra dan Mora kini menjadi saling berpandangan dan lalu beralih menyusul mereka berdua memasuki kedalam café tersebut. sesampainya didalam café serta sudah duduk bersama, mereka berempat bersikap biasa saja melupakan perdebatan yang terjadi diluar café tadi. Dan mereka menciptakan suasana bersahabat kembali.

Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar