Lima hari kemudian. . . .
Pertemuan yang diinginkan Omah pun
telah tiba, tepatnya pada hari ini. Pertemuan itu dilakukan dikolam renang
tepatnya berlokasi dibelakang rumah kediaman Yusra. Posisi tempat duduk Omah
membelakangi pintu masuk rumah menghadap kekolam renang didepannya. Tepatnya
disebuah kursi persegi panjang bersama mamah dari Yusra. Dan kini Omah dan
mamah dari Yusra sudah duduk bersama dikursi tempatnya tersebut sambil menunggu
kedatangan Yusra dan kawan-kawan.
“Omah, apa yang akan kita bahas
dalam pertemuan ini?”, tanya mamah dari Yusra melihat lurus kedepan.
“Banyak! Saya tidak bisa
memberitahukannya satu-persatu!”, sahut Omah masih merahasiakan.
“Apakah yang akan kita bahas dalam
pertemuan ini, hanya tentang Yusra, Clara dan Yandra saja?”, tanya mamah dari Yusra
ingin mengetahui lebih jelas.
“Bukan hanya tentang anakmu, Clara
dan Yandra! Tapi tentang mereka bertiga lagi, Mirza, Mora juga Eisya!”, Omah
tidak menampik tetapi menambahkannya.
Mamah dari Yusra pun menoleh
melihat ke Omah disebelahnya, menatap tanya karna belum mengetahui secara
jelas. Kemudian mendengar suara jejak sepatu dari arah belakang mereka berdua,
mereka berduapun berdiri ditempat menolehkan kepalanya serentak melihat
kebelakang. Dan ternyata suara jejak kaki yang mengusik mereka berdua itu adalah
kedatangan mereka berenam. Clara, Yusra, Yandra dan kawan-kawan.
Mereka berenam pun kini berdiri menatap
diam secara bersejajar melihat Omah dan mamah dari Yusra. “Kalian sudah datang?
Ayo silahkan duduk!”, mamah dari Yusra langsung mempersilahkan menatap ceria.
Omah langsung menyambung, “Yusra, Clara, dan Yandra duduk dikursi persegi
panjang yang telah saya sediakan disisi kanan dari saya!”, Omah memerintah
melihat ke Yusra, Clara dan Yandra secara bergantian.
“Dan kalian, Mirza, Eisya dan Mora
duduk dikursi persegi panjang yang telah saya sediakan disisi kiri saya!”,
sambung perintahnya melihat ke Mirza, Eisya dan Mora secara bergantian pula. Dan
kini ketetapan mereka berenam mulai terpecah beralih untuk duduk sesuai dengan
formasi yang telah diperintahkan oleh Omah. Usainya memberi perintah, Omah dan
mamah dari Yusra duduk kembali dengan bersamaan.
Begitupun dengan mereka berenam
yang sudah duduk manis bersama melihat ke Omah dan mamah dari Yusra.
Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”
Melihat mereka semua yang sudah
duduk manis menunggu Omah untuk memulai pembicaraan, Omah pun akan memulai
pembahasannya pada pertemuan hari ini. Omah akan memulai pembicaraan dengan
mengulang yang telah lama berlalu, akan menyindir kecil. Dan kini Omah melihat
ke Mirza, Eisya dan Mora akan berbicara menanyakan. “Sebelumnya, siapa diantara
kalian bertiga yang sudah mempunyai ide untuk melakukan sebuah pernikahan
sandiwara! Atau lebih tepatnya lagi sebuah pernikahan diatas matrai?!”, tanya
Omah mengulang yang telah lama berlalu. Menatap tegas.
“Saya, Omah!”, Mirza langsung
mengaku menatap segan.
“Kami berdua juga membantu dalam
melakukan itu, Omah!”, Mora menyambung mengakuinya juga menatap segan. Eisya
mengangguk menatap segan mengakuinya pula.
“Jadi sekarang saya sudah bersikap
adil bukan! Bukankah kalian bertiga dulu telah meminta cucu saya untuk menikahi
Yandra! Begitupula saya meminta cucu saya untuk segera menikahi Clara!”, sahut
Omah mengatakan keadilannya menatap menyindir ke mereka bertiga.
Mereka bertiga menjadi terdiam
semakin menatap segan ke Omah. Sementara Omah beralih melihat ke Yandra yang sedang
terbawa dalam lamunan menatapi kolam renang. Yandra sedang mengingat
kenangannya dulu saat bercengkrama dengan Yusra dikolam renang itu. Kemudian
Omah yang sudah mengetahui keadaan Yandra yang seperti itu, akan berkata
menanyakan sesuatu kepadanya dengan berpikir kalau Yandra tidak akan mendengarnya
karna masih terbawa dalam lamunan.
“Yandra, jelaskan pada saya!
Mereka bertiga telah menjanjikanmu apa, sehingga kau mau menikah dengan cucu
saya?”, Omah menanyakannya menatap tegas. Semua pun kini beralih melihat ke
Yandra sedikit serius. Dan Yandra baru mengalihkan pandangannya dengan langsung
melihat ke Omah begitu sudah mendengarnya, menatap tenang. “Mereka hanya menjanjikan
tanggung jawab mereka untuk saya, Omah! dan tidak lebih daripada itu!”,
sahutnya menjawab tentang kebenarannya.
Omah baru tersadar bahwa
pemikirannya tadi telah salah terhadap Yandra. Sementara Yandra beralih melihat
ke Yusra, dan Yusra yang melihat padanya lebih dulu langsung memalingkan
wajahnya dengan menunduk kebawah. Karna sesuai denagn janjinya, jika salah-satu
dari mereka tidak boleh saling bertatapan ataupun saling melihat satu sama
lain. Kemudian Omah berkata untuk menjeda pembicaraan dalam pertemuan dalam
beberapa saat.
Mereka berenam yang sudah
mendengarnya pun mulai bernafas lega, karna suasana yang tadinya dirasa tegang kini
dapat dilepaskan sejenak. Dan asisten rumah kediaman Yusra mendatangi mereka
semua sembari memberi minuman jus mangga dan minuman jus jeruk. Suasana
bersahabat diantara mereka semua pun mulai dirasa, karna merasa bebas untuk
berbicara apapun sesuai kehendak masing-masing. Dan itu dapat dilihat dari
Mirza, Eisya dan Mora yang mulai saling berbisik kecil.
Setelah beberapa saat mereka
bersantai menikmati waktu istirahat yang singkat, mereka semua akan melanjutkan
pembahasannya lagi. Mereka masih berdiam ditempatnya masih pula bersikap
santai, dan kemudian mamah dari Yusra akan memberi pertanyaan ke Yusra dengan
langsung melihat ke Yusra. “Yusra, katakan pada mamah! Adakah seorang wanita
lain selain Yandra dan Clara yang kini masih duduk bersamamu?”, mamah dari
Yusra menanyakan itu padanya bermaksud akan mendapat kejelasan.
Clara dan Yandra menjadi terkejut
menatap mamah dari Yusra, terdiam seketika. Sementara Yusra hanya terkejut
bingung lalu berbisik, “Mamah sedang berbicara apa?”, tanyanya berbisik dihati
menatap diam ke mamahnya. Mamahnya yang melihat Yusra memilih diam dan hanya
menatapinya pun beralih menoleh melihat ke Omah, memberi isyarat kepada Omah
untuk menanyakan lagi pada Yusra tentang pertanyaan darinya tadi.
Dan Omah yang sudah mengerti
dengan tatapan dari mamahnya itu akan menanyakannya lagi ke Yusra. “Yusra,
katakan kepada mamahmu! Adakah seorang wanita lagi selain mereka berdua yang
sampai kini masih bersamamu?”, Omah mengulang petanyaan dari mamahnya memakai
bahasanya sendiri. Yusra yang sudah mendengar dua buah pertanyaan yang bermaksud
sama, namun berbeda dalam bahasa penyampaiannya hanya menggeleng benar-benar
tidak mengerti.
“Baiklah, kalau begitu biarkan
saja mamah yang memulainya! Katakan dan jelaskan pada kami semua, siapa itu
Mirzara?”, mamahnya mulai memberitahukan maksud dari pertanyaannya tadi. Mirza,
Eisya juga Mora menjadi terkejut menatap padanya. Begitupun Yandra dan Clara,
sementara Yusra masih merasa bingung harus menjawab apa. Kemudian Yusra akan
membuat pernyataan dari Mirzara yang akan membuat mereka menjadi terkejut karna
sebelumnya mereka semua belum mengetahuinya.
Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”
“Mirzara, dia adalah seorang
wanita! Dia pernah merawatku, ketika keluargaku sedang tidak bersamaku disini!
Namun karna ada suatu hal, dia harus pergi jauh-jauh dari kehidupanku! Dan
suatu ketika dia telah kembali, dia datang dengan mendonorkan darahnya ke Omah!
Aku tau, dia pasti merasa bahagia kini karna bisa melihat Omah sudah sembuh seperti
sedia kala!”, pernyataan Yusra mengejutkan semuanya hingga membuat mereka
menjadi terdiam mendengarkan saja.
Mamahnya yang baru mendengar
pernyataan tentang Mirzara dari Yusra, beralih melihat ke Omah dari melihat
Yusra. Sedangkan Omah menjadi terkesan berhasrat ingin bertemu dengan Mirzara,
menatap Yusra sedikit sedih. Sementara Yandra merasa nafasnya sedikit
ngos-ngosan dan wajahnya tampak sedikit pucat, ia seperti menahan rasa gelisah
setelah apa yang sudah didengarnya dari pernyataan Yusra tentang Mirzara.
“Lalu mengapa kau merahasiakannya
dari kami? Apa karna hanya dia, kau mengesampingkan kami berdua yang sebagai
keluargamu?”, mamahnya bertanya lagi. Omah memilih diam menahan hasratnya masih
memakai wajah sedikit sedih.
“Bukan begitu mamah! Justru
sebaliknya, Mirzara ingin Yusra kembali kepada keluarga besarnya! Karna Mirzara
sangat mengetahui, kalau Yusra begitu merasa kesepian ketika keluarga besarnya
sedang tidak bersamanya disini!”, Yandra langsung menyambung menjelaskannya
beralasan mewakili Mirzara.
Mamah dari Yusra menjadi bingung
akan menanyakan sesuatu kepada Yandra, berharap bisa menuntaskan beberapa hal
yang menjadi tanya dihatinya. “Katakan padaku, Yusra mengenal Mirzara sebelum
mengenal kamu atau sesudah mengenal kamu!”, tanya mamah dari Yusra sedikit
menegaskan hingga semua kini perhatiannya berpusat ke Yandra. Yandra pun
menarik nafasnya lalu menghembuskannya mengatakan, “Setelah Yusra mengenalku,
mamah!”.
Setelah menjawab pertanyaan
darinya, Yandra beralih melihat ke Yusra dan secara tidak sadar mereka berdua
saling bertatapan. Lalu terhenti saat ketika mengetahui ada Yuska, kakak
iparnya juga kedua keponakannya baru saja datang menghampiri mereka semua.
Anehnya, Yuska sedang menggendong bayi Cillo dan mereka berdiam dibelakang Omah
dan mamah Yusra. Mirza, Eisya juga Mora melihat ke Yuska sambil berpikir
bagaimana bisa Yuska membawa bayi Cillo.
Begitupula Yandra bepikir yang
sama seperti pemikiran dari mereka bertiga. Lain dengan mamah dari Yusra yang
sudah mengetahui tentang bayi Cillo akan mengutarakannya ke Omah. “Dia adalah
Cillo, anak dari Mirzara yang tak lain adalah seorang adik perempuan dari
Mirza!”, mamah dari Yusra mengutarakannya sedikit girang melihat ke Omah. Omah
menjadi semakin berhasrat ingin bertemu dengan Mirzara. Mirza, Eisya juga Mora
saling berpandangan satu sama lain menatap tanya.
Kemudian Omah mengatakan Sesuatu
kepada mereka semua,”Saya rasa, cukup sampai disini! Dan sekarang, kalian semua
boleh pergi meninggalkan rumah ini!”. Omah memberi perintah melihat ke Mirza,
Eisya dan Mora. lalu beralih melihat ke Yuska akan menanyakan sesuatu. “Siapa
yang telah memerintahkanmu untuk membawa Cillo kesini?”, tanya Omah menatap
tanya. Mamah dari Yusra baru tersadar melihat ke Mirza diam, dan Mirza
menggeleng tidak mengetahui kepadanya.
Kemudian Yandra menjawab
pertanyaan dari Omah ke Yuska, “Saya Omah!”, Yandra membuat pengakuan palsu.
Yusra yang masih disampingnya hanya berdiam karna dirinyalah sendiri yang
meminta Yuska untuk membawa Cillo kerumahnya. Dan Yuska juga kakak iparnya
hanya berdiam pula mengikuti apa yang telah dilakukan Yusra. “Adakah alasan
yang ingin kau sampaikan, mengapa kau meminta Yuska untuk membawa Cillo
kesini!”, tanya mamah dari Yusra merasa bingung.
“Itu semua karna, perintah dari
Yusra!”, Yandra mejawab sedikit gugup. Dan semua pun memusatkan perhatiannya ke
Yandra. Lain dengan Yusra yang langsung menoleh ke Yandra menatap tanya.
“Sudahlah, semua ini kau yang telah merencanakannya bukan! Aku sudah
menyelamatkanmu hari ini!”, Yandra berbisik amat pelan menatapnya biasa. Yusra
baru mengerti maksud darinya. Kemudian mereka berdua berpaling melihat ke Omah
lagi.
Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”
Dan kini mereka semua yang masih terduduk
menjadi berdiri dengan serentak, saling berpandangan antara satu ke yang
lainnya. Tak lupa juga senyum berupa kelegaan mereka tunjukkan, kemudian Yusra
berjalan menghampiri Yuska berniat akan mengambil bayi Cillo darinya. Dan
sesampainya didekat Yuska, Yusra langsung mengambil bayi Cillo memakai senyuman
bahagia hingga membuat Yuska sedikit menjadi kaget sesaat.
Mamah dan Omahnya pun ikut bahagia
melihatnya tanpa mengetahui sesuatu. Mirza, Eisya juga Mora sedikit merasa
tersentuh haru begitu melihatnya. Begitupun dengan Clara dan Yandra yang masih
berdiam ditempat. Dan kemudian Mirza, Eisya juga Mora serta Yandra memutuskan
untuk pulang. Mereka berempat kini sedang berjalan mendekati Yusra yang masih
bermain, memanjakan bayi Cillo. Sementara Yusra baru tersadar kalau dirinya
harus memberikan bayi Cillo kepada mereka berempat.
Sesaat ketika baru saja terpandang
kepada mereka berempat yang sudah berhenti didekatnya. Yusra pun menjadi hening
seketika menatapi keempatnya, begitupula mereka semua menjadi hening melihat
padanya. “Yandra, aku mau kamu yang mengambil bayi Cillo dan membawanya pulang!
Karna aku tau, kamu sangat menyayangi anak kecil bukan?”, perintah Yusra
melihat ke Yandra sambil menahan ketidak relaannya jika bayi Cillo harus pergi
dari rumahnya.
Dan Yandra menurutinya dengan
berjalan gugup lalu mengambil bayi Cillo dari dirinya, menatap menahan haru. Setelah
Yandra mengambil bayi Cillo dari Yusra, Yandra melihat ke Omah dan mamah dari
Yusra sembari berkata pamit. Dan mereka berdua langsung mempersilahkannya
memakai wajah gembira. Ketika sudah mengetahui itu, mereka berempat pun
beranjak pergi dengan melewati pintu samping rumah yang jalannya tembus sampai
kehalaman depan rumah kediaman Yusra.
“Melihat mereka, mamah jadi ingin
memiliki seorang cucu lagi!”, ungkap keinginan mamahnya melihat ke Yusra.
Sedangkan Yusra baru saja melihat padanya balik. “Ah, mamah! Bisanya menggoda
Yusra saja!”, sahut Yusra memakai canda. Clara menjadi tertawa kecil
mendengarnya, sementara mamah dan Omah serta Yuska juga istrinya dan kedua anak
kembarnya beralih memasuki rumah dengan tertawa berbisik meninggalkan.
Dan kini hanya tinggal mereka
berdua saja dikolam renang tersebut. “Yusra, aku ingin mengetahui Mirzara?
Andai saja dirinya dapat kau hadirkan juga disini tadi!”, Clara berkata
menyinggung. Yusra baru saja melihat padanya dari menatapi keluarganya yang
sudah memasuki rumah.
“Sedari tadi kau hanya diam
mendengarkan perdebatan kami saja! Bahkan dirimu tidak sempat say “hai” dengan
istriku sebelum benar digantikan oleh dirimu!”, Yusra mengalihkan perkataan
dari Clara. menatapnya biasa dan santai.
“Yusra, aku ingin mengetahui
Mirzara! Andai saja dirinya dapat kau hadirkan juga disini tadi!”, Clara
mengulangi katanya semakin menyinggungnya dengan berjalan mendekati Yusra lalu
berhenti didepannya. Menatap begitu tegas ingin mengetahui.
“Bukankah sudah kau dengar kalau
Yandra sudah berkata tentang Mirzara tadi? Secara sengaja Yandra telah berkata
tentang dirinya sendiri! Hanya kalian saja yang kurang mengetahui sesuatu!”,
Yusra memberi penjelasan yang membuat Clara menjadi bingung karna belum
mengerti.
“Kalau begitu pertemukan kami yang
belum mengetahui sesuatu dari Mirzara, dengan Mirzara secara langsung! Agar
tidak ada kesalah pahaman tentang siapa itu Mirzara!”, Clara memintanya tegas
memohon kecil. Yusra menjadi terdiam menatapnya. “Dan lagi, aku tidak mau
pernikahan kita berdua sampai terjadi! Mungkin Yandra akan segera menjadi
mantan istrimu, tapi bukan berarti aku yang kan mengganti posisinya!”, sambung
Clara berbisik amat kecil menolaknya.
Yusra semakin menjadi terdiam
menatapnya, kemudian Clara menarik tangannya membawanya kedalam memasuki rumah
untuk bergabung kembali dengan keluarga besar dari Yusra. Yusra yang secara
diam-diam sudah mengetahui jalan pemikiran dari Clara, menurutinya saja tanpa
mengomentari,
Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar