Pada malam harinya, pembahasan
yang sudah dilakukan tadi siang berlanjut pada malam harinya. Kali ini hanya
Yusra dengan keluarganya saja, namun tidak diikuti kakak iparnya juga kedua
keponakan kembarnya. Yang mengikuti pembahasan dimalam harinya adalah Omah,
mamah, Yuska dan tentu dirinya juga, Yusra. Dan kini mereka sedang duduk
bersama diruang keluarga, duduk secara berhadapan yaitu Omah bersama mamahnya
dan Yuska bersama Yusra.
Setelah dirasa semuanya sudah
duduk rapih dan amat manis, Omah pun akan memulai pembahasannya dengan melihat
ke Yusra. “Bahkan pada malam ini, Omah harus menyinggung dirimu lagi tentang
Mirzara!”, Omah memulai dengan membahas tentang Mirzara lagi. Sebab Omah begitu
merasa penasaran terhadap Mirzara yang belum diketahui olehnya. Yuska menatap
diam ke Omah, dan mamahnya menatap ke Yusra tanya.
“Sangat perlu mengingat pembahasan
yang sudah dilakukan pada siang tadi! Dan tentu saja Omah masih mengingat apa
yang sudah disampaikan oleh Yusra, juga Yandra perihal tentang Mirzara bukan?”,
Yusra menyahut dengan meminta Omah tuk mengingat pembahasan yang sudah
dilakukan pada siang tadi membahas tentang Mirzara.
“Katakan, nak! Apakah Mirzara
sangat berperan penting dalam hidupmu kini, setelah kau mengenal Yandra dan
Clara?”, sambung mamahnya menanyakan yang bagi Yusra sedikit mematikannya.
Masih menatap tanya.
“Bahkan sangat berperan penting
dalam hidupku! Tapi yang sangat disayangkan, Yusra tidak bisa membawanya kesini
karna Yusra masih menghargai sebuah ambisi dari Omah! sebuah ambisi dari Omah
yang baru saja Yusra sadari, kalau ambisi itu merupakan sebuah obsesi! Omah
terobsesi untuk menjodohkan Yusra dengan Clara, dan itu yang kadang menjadi
derita untuk diri Yusra sendiri!”, Yusra membuat pengakuan menatap begitu
serius ke mamahnya. Yuska menunduk melihat kebawah.
“Jadi maksud darimu kini kau telah
mempersalahkan Omah dengan tutur bahasamu yang telah membuat pengakuan itu?!”,
tanya Omah sedikit bernada tinggi menatap kesal ke Yusra. Dan mereka bertiga
dengan bersamaan menatap sedikit kaget ke Omah. “Sadar atau tidak, kau sudah
menghianati dua orang wanita yang sangat masih dekat denganmu! Kau belum
menyelesaikan perceraianmu dengan Yandra, belum juga kau menikah dengan Clara!
dan sekarang kau menambah seorang lagi!?”.
Sambung Omah dengan membentak
keras Yusra sehingga membuat mereka bertiga menjadi tercengang seketika. Dan
Yusra berbisik dihatinya, “Bukan dua orang wanita! Tetapi hanya satu wanita
saja, Clara!”, masih menatap tercengang mendadak bungkam ke Omah. “Jangan
membuat Omah beserta keluarga besarmu menjadi sangat memalukan hanya karna
kebodohan yang sudah kau lakukan itu! Sebelum pernikahanmu ditetapkan, bawa
Mirzara kepada kami semua!”, Omah memberi perintah.
Omah memberi Yusra sebuah perintah
seperti itu, agar tidak terjadi kesalah pahaman yang bisa memalukan Yusra, Omah
beserta keluarga besarnya ketika pernikahan Yusra dan Clara sudah ditetapkan.
Karna Yusra telah memiliki seorang wanita idaman lain yang bernama Mirzara. Isi
dari pemikiran Omah seketika tadi saat masih berbicara. Setelah mendengar
kata-kata dari Omah yang berupa amarah padanya.
Yusra meneteskan airmatanya seakan
ingin mengatakan kalau semua itu tidak benar. Namun Yusra melanjutkan
bungkamnya dengan menutupi wajahnya menyapu airmatanya yang semakin deras
bercucuran, sebab dihatinya ia sedang menangis begitu lirih namun tak bersuara.
Mamahnya dan Yuska yang sudah melihat dirinya, hanya berdiam terpaksa
membiarkannya. Karna jikalau mereka berdua ikut berbicara, maka Omah akan lebih
panjang dalam berbicara membahasnya semakin keras.
Kemudian Omah berkata lagi memberi
perintah berupa mengusir Yusra secara halus. “Sekarang kamu pergi kekamarmu!
Omah tidak mau melihat wajahmu, sebelum Mirzara dapat kau bawa kepada kami
semua disini!”, perintah Omah begitu menyakiti Yusra. Dan Yusra yang sangat
merasa sakit karna perintahnya, bahkan semakin merasa sakit langsung beranjak
dengan berlari meninggalkan Omah dan mereka berdua. Ketegangan malam ini pun
terhenti, namun tetap berlanjut sebelum Mirzara terungkap.
Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”
Esok harinya, Yusra berdiam diri
didalam kamarnya. Ia sedang mencoba menjalani perintah dari Omah yang
dipikirnya sebagai hukuman untuk dirinya sendiri. Hukuman yang dimaksud Yusra
adalah tidak akan menunjukkan wajahnya kepada Omah, sebelum dirinya sendiri
membawa Mirzara kepada Omah. Dan kini Yusra berjalan menuju kejendela kamarnya,
lalu melihat-lihat pemandangan diluar jendela kamarnya yang tampak kosong
ketika sudah berdiri tegak didepan jendela kamarnya.
Namun ketika melihat kebawah dari
luar jendela kamarnya tersebut, tanpa disengaja melihat Omah sedang bersantai
menyirami bunga-bunga ditaman samping rumahnya. Yusra pun mulai menatapinya hening,
meski dibenaknya ingin sekali menyapa. Kemudian terpikirkan olehnya, jika ia
harus menghubungi Yandra untuk datang segera kerumah kediamannya sendiri demi
memperbaiki hubungannya dengan Omah agar tidak berlanjut panjang.
Dan Yusra pun langsung beralih
menuju ketempat tidurnya untuk mengambil ponselnya. Sesampainya ditempat
tidurnya, Yusra langsung mengambil ponselnya lalu menghubungi Yandra. Nasib
baik kini sedang ada padanya, tanpa menunggu waktu yang lama Yandra langsung
mengangkat telepon darinya dan Yusra langsung memberitahukan maksudnya tadi.
Yusra memintanya untuk segera datang kerumah kediamannya sendiri karna ada
sesuatu yang harus dikembalikan darinya, untuk Yandra.
Dan kini Yusra tinggal menunggu
kedatangan Yandra dirumah kediamannya sendiri, sebab Yandra sudah berkata “Iya”
tadi disaat masih berbicara melalui telepon.
Beberapa saat kemudian. . . .
Kini Yusra berada dibalkon depan
atas rumahnya, ia sedang menunggu kedatangan Yandra dengan berdiri tegak
didepan pagar dibalkon atas rumahnya. Tak berapa lama menunggu, Yusra pun
melihat Yandra memasuki rumahnya dengan melewati pintu gerbang rumahnya. Dan
ketika dilihatnya Yandra sudah berjalan memasuki sekitar taman samping
kiri-kanannya, Yusra memanggil namanya pelan sehingga hanya Yandra saja yang
dapat mendengar panggilannya itu.
Yandra pun menjadi terhenti lalu
mendongangkan kepalanya perlahan keatas mengarah kebalkon atas rumah kediaman
Yusra, lalu dilihatnya Yusra sedang tersenyum kecil padanya. Kemudian Yusra
mengisyaratkan pada Yandra untuk segera pergi kebalkon atas depan rumahnya
melalui pintu masuk rumah, dan Yandra langsung beranjak memasuki pintu rumah
bergegas akan menemuinya dibalkon depan atas rumah kediaman Yusra.
Yusra yang masih berdiam
ditempatnya, menggerakkan kedua tangannya untuk membuka sesuatu dilehernya. Ia
sedang berusaha membuka sebuah kalung dilehernya, dan ketika berhasil
membukanya Yusra berlanjut memegang kalung tersebut dengan masih menggunakan
kedua tangannya, mendiamkannya dihadapan wajahnya sendiri. Tangan kirinya
memegang sisi kiri kalung tersebut begitupula dengan tangan kanannya memegang
sisi kanan kalung tersebut.
Sementara dibawah balkon depan
atas rumahnya, Omah tidak sengaja melihat Yusra dalam keadaan seperti itu. Dan
seketika Omah teringat pada mimpinya tentang Yusra yang telah bersikap sama.
“Yusra? Satu dalam cerita yang terjadi didalam mimpiku baru menjadi nyata!”,
bisik Omah tanya baru menyadari menatapi Yusra yang melamun menatapi kalung
tersebut. Kemudian dilihatnya kehadiran Yandra yang baru saja mendatangi Yusra berdiam
tepat disamping kiri Yusra.
Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”
Omah yang mulai terkejut karna
kehadiran Yandra secara tiba-tiba dengan berdiam tepat disamping Yusra,
bergegas memasuki rumah mengalihkannya. Sementara Yusra masih belum menyadari
bahwa Yandra sudah berada disampingnya kini, bahkan mengetahui Omah yang sudah
melihat padanya sedari tadi pun belum sempat disadarinya. “Yusra? Apa yang mau
kamu kembalikan padaku?”, tegur Yandra berbisik lembut. Yusra melirikkan
matanya kesamping bawah mengarah ke Yandra.
“Kedua tanganku sedang memegang
apa?”, tanya Yusra masih melirikkan matanya kesamping bawah mengarah ke Yandra.
“Sebuah kalung!”, Yandra
menjawabnya dengan melihat ke kalung tersebut lalu melihat ke Yusra. Yusra
melirikkan matanya melihat ke kalung tersebut.
“Ternyata kau masih buta, kau
tidak melihat ada sesuatu yang lain pada kalung ini!”, Yusra mengatakan sebuah
teka-teki menegaskan kecil.
“Kalung itu milikmu, tidak alasan
bagimu untuk mengembalikannya padaku!”, Yandra berkata menolak dengan
menjelaskannya karna ketidak mengertiannya.
Mendengar kata penolakan darinya
itu, Yusra menjatuhkan kalung yang dipegangnya dengan memundurkan dirinya satu
langkah kebelakang. Dan kalung itupun jatuh terhempas, Yandra yang sudah
melihat kalung itu jatuh terhempas menjadi terkejut. Sebab baru dilihatnya ada
sebuah cincin pernikahannya dengan Yusra dulu, milik Yusra terikat ditali
kalung tersebut.
“Bagaimana ini? Apa yang terlintas
dipikiranmu setelah melihatnya yang sudah jatuh terhempas?”, Yusra berkeluh
memancingnya untuk berkata.
“Kau jatuhkan dan hempaskan cincin
itu, sama seperti aku yang merasa telah kau jatuhkan lalu kau hempaskan!
Rasanya retak, tapi gak berbeling!”, kata Yandra mengomentari dengan memakai
perasaannya sendiri berbahasa sedkit geram mengeluhkan. Yusra menjadi melihat
padanya terkejut tak menyangka bahwa Yandra akan berkata seperti itu.
“Lalu bagaimana dengan aku, yang
secara sembunyi-sembunyi masih memakai cincin dari pernikahan kita dengan
menaruhnya didalam bajuku! Tali dari kalung itu memang sering tertunjuk, tetapi
pada buah kalungnya selalu berusaha untuk aku sembunyikan agar tidak tertunjuk
secara terang-terangan! Sebab dan karnanya pada buah kalung itu merupakan
sebuah cincin pernikahan kita dulu!”, Yusra langsung mengeluhkan balik
mengutarakan yang sebenarnya.
Yandra menjadi sedikit luluh
mendengar perkataannya lalu melihat ke Yusra setelah mendengarkan. Kemudian
dilihatnya Yusra mengmbil kalung yang masih mengikat cincin pernikahannya.
Usainya mengambil kalung yang masih mengikat cincin pernikahannya itu, Yusra berkata
kembali dengan berdiri tegak menghadap ke Yandra. “Harga cincin ini sangat
tidak berharga! Yang berharga, saat kau melingkarkannya dijemariku dihari
bahagia kita dulu!”, pengakuan Yusra menatap meyakinkannya.
“Sekarang, pergilah kekamarmu yang
dulu pernah menjadi tempat istirahatmu! Karna sesuatu yang akan aku berikan padamu
telah ada dikamarmu didalam sana! Ikuti saja perintahku dan kumohon jangan
banyak bertanya!”, sambung Yusra memberi perintah. Usainya memberi perintah
kepadanya, Yusra mengajak Yandra memasuki kedalam rumah dengan tujuan yang
berbeda. Tujuan dari Yusra pergi kelantai bawah akan menemui Omah.
Sedangkan tujuan dari Yandra akan
segera memasuki bekas kamarnya dulu. Dan ketika sudah sampai memasuki kedalam bekas
kamarnya dulu, Yandra mendapat petunjuk yang akan menemukan sebuah tulisan
rahasia didinding didalam bekas kamarnya
dulu.
Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar