Kemudian Yusra menurunkan botol
kecll itu masih menatap tegas kepada mamahnya. “Apakah mamah masih ingat dengan
pengorbanan Yusra meminum segelas susu milik Yandra, karna Yandra tidak bisa
meminum susu putih! Dan tadi, Yandra melakukan pengorbanan itu hingga dirinya
harus menahan rasa mualnya karna sudah menghabiskan segelas susu yang mamah
sediakan untuk Yusra! Katakan pada Yusra, apa maksud dari mamah melakukan itu
pada kami?”, Yusra menceritakan lalu menanyakan.
“Dulu juga ada seorang peri, dia
mengantarkan segelas susu untuk anakku bila anakku telah lupa tuk meminumnya!
Dan kini, anakku sangat merindukan dirinya itu!”, mamahnya mengulang kata yang
pernah diucapkan Yusra dengan memakai bahasanya sendiri. Sontak Yusra menjadi
kaget terdiam seketika, menatap kaku.
“Jadi, mamah sudah mengerti dengan
kata Yusra yang pernah Yusra ucapkan itu dengan mamah mengulangnya memakai
bahasa mamah sendiri?! Dan hanya dia yang bisa melakukannya!”, Yusra bertanya
masih dengan kagetnya namun merasa sedikit lega berharap akan ada celah
untuknya sendiri kembali pada Yandra. Kemudian berpamitan untuk memasuki rumah
dengan membuang botol kecil ketempat sampah didekatnya.
Sementara mamahnya mulai merasa
bisa memahami keinginan dari Yusra yang sebenarnya. Namun tidak bisa
menjanjikan akan memenuhinya atau malah sebaliknya, tidak sama sekali.
Sepertinya hubungan bathin antara keduanya yang sebagai Ibu dan Anak mulai
memiliki signal untuk saling memahami apa yang sudah terpendam.
Malam harinya. . . .
Dikamarnya, Yusra sedang bersandar
ditempat tidurnya dengan meluruskan kedua kakinya ditempat tidurnya. Ia sedang
bersantai dengan memainkan laptopnya, dan kini ia akan mengajak Mirza mengobrol
melalui chat lewat akun facebook. Yusra memulai chatnya dengan kata sapa,
“Malam sayang”, memakai emoticon senyum. Mirza yang sudah membaca chat darinya
pun membalas, “Ampun cyiiiiin”, memakai emoticon tertawa terpingkal-pingkal.
Dan mereka saling menyambung chat.
“Lo besok ajak siapa aja? Partner
boleh lebih dari satu orang kan?”, chat Yusra menanyakan tentang acara pada
esok hari.
“Lo diundang lewat online juga?
Iya nih, gue mau bawa Eisya sama Mora!”, balas Mirza.
Namun ketika Yusra akan menjawab
chatnya lagi dengan Mirza, mendadak laptop miliknya kehabisan daya baterai. Mau
tak mau pun Yusra mengakhiri chatnya dengan beranjak pergi menuju kelantai
bawah untuk mengambil air minum didapur rumahnya. Sesampainya dilantai bawah
dan sudah mendekati dapur rumahnya, langkahnya menjadi berhenti seketika karna
melihat Omah keluar dari dalam dapur rumah yang kini sedang berjalan
mendekatinya.
“Omah….?”, sapanya sedikit tanya
menatap segan. Sedangkan Omah baru berhenti didepannya, menatap tegas. “Besok
malam, kau akan pergi bersama Clara! Omah tau kau juga diundang secara online
bukan, begitupun Clara?! Besok adalah hari ulang tahun perusahaan teman
kerjasama perusahaan kita! Jadi kau tidak boleh datang dengan seorang diri,
mengerti!?”, Omah langsung mengungkap keinginannya. Sedikit menuntut.
“Baik Omah! Yusra akan pergi
bersama Clara! Lagipula, disana Yusra akan berjumpa dengan teman-teman
Yusra….?”, Yusra berkata menerimanya. Namun dipotong oleh Omah secara tiba-tiba
ketika akan berbicara menjelaskan sesuatu. “Kenalkan Clara kepada teman-temanmu
lagi! Karna Omah sudah meminta Clara memperkenalkan kau juga dengan
teman-temannya!”, perintah Omah dengan memotong secara tiba-tiba. Lalu pergi
meninggalkan.
Sementara Yusra masih berdiri
ditempatnya sambil merenungkan tentang sebuah acara pada hari esok, tepatnya
dimalam hari. Ia merenungkan bahwa acara pada hari esok, tepatnya dimalam hari
akan ada sebuah pertemuan yang tak terduga antara Clara dan Yandra. Dirinya
sudah bisa memastikan, namun tidak untuk keduanya, Clara dan Yandra.
Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”
Esoknya
disore hari dikediaman Yusra, Yusra sudah pulang dari kantornya juga sudah
memasuki rumah akan menaiki tangga menuju kamarnya. Namun tiba-tiba saja
langkahnya menjadi terhenti saat ketika baru saja menginjaki satu buah anak
tangga, sebab Omah telah memanggilnya sembari berjalan menghampiri dirinya.
Sementara Yusra masih berdiam ditempat baru menolehkan kepalanya tuk melihat ke
Omah.
Dan dilihatnya kini Omah sudah
berhenti disampingnya dengan menunjukkan sebuah kemeja berwarna biru. “Omah
mau, kamu memakai kemeja ini! Karna Clara akan memakai gaun berwarna biru pula
pada acara malam nanti!”, Omah mengatakan keinginannya dan menjelaskannya.
Yusra hanya berdiam mencoba mengambil kemeja berwarna biru persembahan darinya.
Omah pun langsung merasa bahagia karna telah dilihatnya Yusra menerima kemeja
berwarna biru persembahan darinya itu.
Kemudian Omah beranjak
meninggalkannya kedapur dan Yusra mulai menaiki anak tangga membawa kemeja berwarna
biru persembahan dari Omah. Namun ketika sudah sampai dilantai atas, akan
segera membuka pintu kamarnya. Tiba-tiba saja ada yang menghentikannya lagi,
dengan memanggil namanya pula sama percis yang telah dilakukan oleh Omah tadi.
Dan kali ini yang menghentikannya adalah sosok mamahnya yang sudah berhenti
disampingnya.
“Mamah?”, sapa Yusra ketika sudah
mengetahui dengan melihat kepadanya langsung. “Apa mamah mau memberiku suatu
barang, yang harus Yusra kenakan pada malam nanti?”, tanya Yusra sedikit menganggap
sama dengan apa yang telah Omah persembahkan padanya tadi. Mamahnya menggeleng
menatap kaku namun memendam perhatiannya. “Yusra tidak tau, Omah melakukan ini
dengan sadar atau tidak! Iyah, Omah perlakukan Yusra dengan Clara seperti
couple saja!”, ungkapnya.
“Jika kamu tidak menganggap Clara
sebagai couplemu! Lalu siapa Yusra?”, mamahnya menanyakan balik seolah-olah
mendukung Omah. Yusra menahan hasratnya untuk mengatakan nama seseorang dengan
memilih diam, menatap kaku. “Apakah dia Yandra?”, tanya mamahnya sedikit
membuat Yusra mengalami mati gaya. Yusra menggeleng, mamahnya memilih diam
juga.
“Mamah jangan menanyakan tentang
nama siapapun saat ini? Karna saat ini, Yusra sangat wajib untuk lebih mematuhi
apa yang Omah inginkan! Sebab dan karnanya, Yusra bisa memilih waktu kapan
Yusra mematuhinya, termasuk kapan Yusra bisa berpaling sejenak tidak
mematuhinya!”, ungkap Yusra memakai tatapan memohon.
“Mama sedikit terpukau dengan
kata-katamu! Sayang, anak mamah, mamah akan selalu mendukungmu! Walaupun mamah
tidak bisa menunjukkannya, tapi percayalah mamah akan selalu mendukungmu! Sebab
seorang Ibu lebih mengerti daripada siapapun terhadap buah hatinya!”, ungkap
mamahnya membuat Yusra begitu tersanjung sehingga memeluknya teramat merasa
haru.
“Sekarang Yusra mulai memahami
sesuatu mamah! Disana juga ada seorang ibu yang begitu menjaga anaknya agar
tidak ada yang megambilnya dari dekapannya! Karna mendapat dekapan seorang ibu,
bagi Yusra itu sangat mahal harganya!”, Yusra semakin mengungkap mengingat perjuangan
Yandra dalam menjaga putranya.
Kemudian mereka berdua saling
melepaskan pelukannya masing-masing. Saling bertatapan menunjukkan emosi
masing-masing. “Kamu istirahat dulu! Persiapkan dirimu untuk menghadiri acara
pada malam nanti”, usainya mengatakan itu mamahnya beranjak pergi meninggalkan.
Sedangkan Yusra melihat ke kemeja persembahan dari Omahnya sesaat baru memulai
membuka pintu kamarnya sembari memasukinya.
Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”
Malampun
tiba, acara yang dimaksud mulai terlaksana. Kini Yusra bersama keluarga
besarnya sudah tiba ditempat dimana acara yang dimaksud telah terlaksana.
Disana mereka bertemu langsung dengan keluarga dari Clara sembari
bersilaturahmi antara kedua keluarga. Clara tampak begitu anggun memakai sebuah
gaun berwarna biru persembahan dari Omah, dan Yusra sudah mengetahui itu. Namun
tidak bagi kedua keponakan Yusra yang ikut serta dalam acara tersebut.
Mereka berdua yang sebagai
keponakan dari Yusra, melihat aneh dengan penampilan Clara yang seanggun itu.
Kemudian mereka, keluarga besar Yusra dan Clara berpencar meninggalkan Yusra
dan Clara untuk berdua saja. “Kau tampak anggun pada malam ini! Aku bangga
mempunyai teman sepertimu untuk menemaniku pada malam ini!”, puji Yusra menatap
terkesima pada Clara. Sedangkan Clara hanya tersenyum malu mengajaknya untuk
berpindah ketempat yang lain.
Begitupula Mirza yang membawa
Yandra, Eisya juga Mora telah tiba lebih dulu daripada Yusra beserta keluarga
besarnya. Mereka sedang berbincang-bincang dengan berdiri sambil memegang
segelas minuman. Ditengah Yandra masih berbincang-bincang bersama mereka,
tiba-tiba saja ia terpandang pada seorang wanita yang sedang bersama Yusra.
Bukan wajah, juga bukan pakaian yang sedang ia pandangi dari wanita itu. Namun sebuah
kalung yang sedang dikenakan oleh wanita itu.
Sementara Yusra dan seorang
wanita itu yang sebenarnya Clara, belum menyadari jika Yandra sedang memandangi
keduanya. Kemudian Yandra berkata permisi untuk pergi ketempat lain kepada
mereka bertiga, tanpa memberitahukan alasannya. Dan mereka bertiga langsung
mempersilahkannya lalu kembali berbincang-bincang, dan Yandra mulai beranjak
menghampiri Yusra yang sudah berjalan terpisah meninggalkan Clara.
Dan kini Yandra telah berhasil
menghampiri Yusra dengan menepuk pelan pundak Yusra dari arah belakang Yusra.
Yusra pun langsung berhenti dengan berbalik kebelakang. Sejenak mereka
bertatapan diam menahan hasrat ingin bertanya. Kemudian Yandra akan bertanya
memulai percakapan antara keduanya. “Kau telah pintar memilih pasangan!”, sapa
Yandra memujinya. Lalu melihat kearah kanannya dikejauhan, “Disana aku juga
melihat keluarga besarmu!”, melihat kembali ke Yusra.
“Oyah, aku baru saja hampir
melupakan sesuatu!”, Yandra berkata lagi berlagak lupa. Yusra masih berdiam
semakin menatapnya. “Selamat yah, kamu sudah bertunangan dengan dia! Dia yang
telah memakai kalung bekas diriku!”, ucapan Yandra membuat Yusra merasa sedikit
dihina. “Selamat juga untuk kamu, yang sudah menjadi seorang ibu tunggal untuk
putraku!”, balas Yusra mengungkap apa yang sudah diketahuinya.
Yandra berpaling melihat ke
keluarga besar Yusra kembali dikejauhan. “Mereka belum mengetahui, jadi tidak
perlu cemas dalam memandangi mereka disana!’’, Yusra menambahkannya. Yandra
kembali melihat padanya, menahan cemasnya. “katakan padaku, siapa nama lengkap
dari Cillo!? Aku ayah biologisnya sangat berhak mengetahuinya!”, tanya Yusra
memerintahkannya sedikit keras.
“Jangan menghakimiku Yusra! Aku
sudah lama menderita, sedangkan kau berbahagia dengan wanita itu!”, Yandra
membela dirinya sendiri.
“Kau harus memberitahuku sekarang
juga! Lagipula, aku sudah terlanjur mengetahui kalau Cillo adalah putraku! Atau
lebih baik, aku memberitahukan Omah tentang Cillo agar apa yang kamu takutkan
akan benar terjadi!”, Yusra semakin memintanya berlanjut mengancamnya secara
halus. Yandra menggeleng menunjukkan cemasnya.
“Yusrandra!”, Yandra
mengatakannya.
“Katakan sekali lagi!”, Yusra
memintanya mengulang katanya sebab kurang jelas mendengarnya.
“Yus-ran-dra! Aku memakai,
gabungan dari nama kita untuk Cillo!”, Yandra mengulanginya sembarii
menjelaskannya. Menatap segan.
Yusra sudah mendengarnya jelas
menatapi kedua bola mata dari Yandra begitu tajam memendam sesuatu. Karna
diam-diam Yusra menahan hasratnya untuk memeluk Yandra, hatinya menjadi luluh
karna Yandra telah berkata jujur kembali. Ketika dirasanya sudah cukup, Yusra
berpaling pergi meninggalkan, begitupun Yandra yang berpaling pergi pula
meninggalkan tempatnya. Namun mereka berdua
mendapat kepuasan karna sudah berbicara secara empat mata ditengah
keramaian.
Dan ternyata Yusra berpaling pergi
meninggalkan Yandra kembali ke Clara. Saat ketika sudah bersama Clara, Clara
mengajaknya untuk berdansa dtengah orang-orang yang sedang berdansa dengan
pasangan masing-masing. Sementara Yandra yang masih berjalan mendekati Mirza,
Eisya juga Mora. Langkahnya menjadi terhenti seketika, karna tidak sengaja
melihat Yusra sedang berdansa bersama seorang wanita yang baru diingatnya
bernama Clara.
Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar