Esok
harinya, Yusra baru saja memasuki ruangannya dipagi hari, karna ia baru saja
tiba dikantornya. Ketika baru menaruh tas kerjanya dikursi kerjanya, ia
menemukan sebuah undangan untuknya yang mengagendakan sebuah pertemuan antar
beberapa perusahaan. Lebih tepatnya lagi tujuan dari pertemuan tersebut untuk
menjalin hubungan serta saling mengenal siapa saja yang telah berhasil
mengelola perusahaan hingga masih tetap eksis pada setiap tahunnya.
Usainya
Yusra membaca agenda pada undangan tersebut, tiba-tiba saja ada yang membuka
pintu ruangannya tanpa mengetuknya dulu. Dan Yusra menolehkan kepalanya melihat
ke siapa yang telah berperilaku demikian. Ternyata yang berperilaku demikian
adalah Clara, Clara yang tiba-tiba saja datang tanpa membuat janji dulu
padanya. “Selamat pagi Yusra! Sorry, jikalau aku datang menemuimu sepagi ini!”,
sapa Clara ketika berhenti disampingnya. Yusra baru memberi senyuman
menyambutnya.
“Sepertinya, undangan yang masih
kau pegang itu sama seperti undangan yang sudah aku terima tadi pagi pula!”,
Clara memulai dengan melihat keundangan yang masih dipegang Yusra. Lalu melihat
ke Yusra menatap ceria.
“Tentu saja, kau juga terlibat
dalam pekerjaan diperusahaan yang besar! Maka dari itu Omah berantusias untuk
menjodohkan kita!”, Yusra menyahut sedikit menyindir. Menatap biasa namun
tegas.
“Gedungnya saja yang besar! Tapi
levelnya, masih berkembang!”, buka Clara secara blak-blakan menganggap biasa.
Masih menatap ceria.
Kemudian tiba-tiba ada suara Mirza
yang mengatakan, “Yusra? Lo udah dateng apa belum? Gue mau ngomongin sesuatu!”,
dari balik pintu luar ruangan Yusra yang masih tertutup. Mau tidak mau Yusra
terpaksa menyuruh Clara untuk bersembunyi sejenak, lalu Yusra menyahut dari
dalam mempersilahkan Mirza untuk masuk. Sementara Clara bersembuyi dikolong
meja kerja Yusra. Dan kini Mirza memasuki ruangan Yusra dengan santai memakai
tatapan sedikit konyol.
Lalu dengan tiba-tiba Mirza
menabrak meja kerja Yusra karna langkahnya terpeleset hingga membuat Clara yang
masih bersembunyi sempat menjadi terkejut. “Pagi-pagi aja lo udah mabuk! Belum
juga lakuin malam pertama!”, tegur Yusra sedikit tegas. Mirza tertawa kecil
akan menyahutnya lalu mereka berdua akan berbicara sedikit.
“Anyway, partner lo siapa buat
hadirin acara yang masih lo pegang undangannya!”, Mirza mengejek sambil menahan
tawa melihatnya.
“Yusra tidak pernah sendiri! lihat
saja, tiga hari lagi bakal ada partner seorang wanita cantik, yang siap
menemani gue menghadiri acara yang telah lo dan gue maksudkan!”, Yusra
membantah ejekan Mirza sambil menyindir Clara yang masih bersembunyi dikolong
meja kerjanya. Mirza melipatkan kedua tangannya didadanya menatap tegas.
“Katakan Yusra! Alangkah baiknya
kau katakan padaku dulu siapa gadis itu! Agar aku tidak sibuk lagi untuk
berkenalan dengan calon partnermu itu!”, bujuk rayu Mirza padanya.
“Kalau begitu, tunggu saja acara
yang lo dan gue maksud dihari penyelenggarakannya! Dan aku sendiri yang akan
mengenalkannya padamu, juga dengan mereka semua!”, Yusra memberi penjelasan
yang mematikan Mirza hingga tak bisa membalas kata lagi.
Namun Mirza merasakan kepuasan
dari perkataan darinya yang terakhir, kemudian permisi untuk pergi meninggalkan
akan kembali keruang kerjanya sendiri. Setelah melihat Mirza keluar dari
ruangannya dengan sudah menutup pintu ruangannya kembali, Yusra menyuruh Clara
untuk keluar dari tempat persembunyiannya. Clara pun mengeluarkan dirinya dari
tempat persembunyiannya dengan langsung menghadap ke Yusra, sedangkan Yusra
membelakangi dirinya.
Dan kemudian Yusra berkata sesuatu
kepadanya dengan masih membelakanginya, “Kau harus menemaniku ketika acara yang
kami maksudkan itu sedang diselenggarakan!”, pinta Yusra berbahasa tegas.
Sementara Clara yang sudah mendengar pinta darinya hanya berdiam menerima
ajakan darinya.
Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”
Tiga hari kemudian. . . .
Pada
malam ini, Yusra benar membawa Clara sebagai partnernya disebuah acara
pertemuan antar perusahaan. Dan kini ia telah berjalan berdampingan memasuki
keruangan dimana acara tersebut telah diselenggarakan, sudah berlangsung pada
lima menit yang lalu. Sementara didalam ruangan tersebut, Mirza bersama Eisya
sedang berdiri menikmati hiburan yang ada sambil berbincang kecil. Begitupun
Mora yang sedang mencoba aneka makanan yang telah disediakan disudut sana.
Kemudian mereka berdua menjadi
terdiam saat ketika melihat Yusra bersama Clara sudah berhenti nyata didepan
keduanya. Dan mereka berempat pun mulai saling melihat hening satu dengan yang
lainnya. Sementara didekat pintu masuk ruangan tersebut, Qiera baru saja datang
memasuki lalu berhenti dikejauhan karna melihat mereka berempat. Qiera masih
berdiri menetap ditempatnya sambil melihat mereka berempat dikejauhan, dan
mereka berempat akan mulai berbicara.
“Jadi dia, yang lo maksudkan akan
menjadi partner lo dalam menghadiri acara pada malam ini?”, Mirza langsung
menanyakan berbahasa sedikit canda melihat ke Clara dan Yusra. Clara dan Yusra
melihat kepadanya balik, Eisya melihat ke Yusra mulai merasa bingung.
“Apa, Yusra tidak memperkenalkan
aku kepada kalian berdua?”, Clara menanyakan balik kepada Mirza juga Eisya
dengan kepolosannya. Yusra beralih melihat ke Clara.
“Mereka hanya mengenal namamu,
Clara!”, Yusra memberi penjelasan. Lalu melihat ke Mirza dan Eisya. “Dia adalah
Clara, teman baruku yang sempat kalian tanyakan dulu!”, Yusra semakin
menjelaskan.
Mirza langsung memalingkan
wajahnya dari Yusra dan Clara dengan mencoba melihat ke Eisya. Sedangkan Eisya
melirikkan matanya ke Clara lalu ke Yusra, itu diulangi sebanyak tiga kali
disambung melihat kebawah. “Teman baru Yusra, adalah teman baru untuk kita
juga!”, Mirza mencoba membujuk Eisya yang sudah kelihatan setengah gelisah.
Eisya baru melihat kepadanya setelah mendengar kata bujukkan darinya.
Kemudian tiba-tiba ada yang
menyambung, dan yang menyambung itu bukan dari mereka berempat. Namun seorang
wanita yang mengatakan, “Pantas saja kau tidak mengajakku untuk menjadi
partnermu dalam acara pada malam ini! Rupanya kau sudah memiliki seorang teman
wanita baru!”, bahasanya sedikit menyindir. Suara seorang wanita itu berasal
dari dibalik Yusra, dan dengan serentak mereka berempat melihat kepada siapa
yang telah berkata menyambung itu.
Ternyata seorang wanita yang telah
menyambung itu adalah Qiera. “Shit! Gue kira elo Mora!”, Eisya langsung reflek
mengungkapnya ketika sudah mengetahui. Sedangkan Qiera hanya tersenyum melihat
mereka bertiga lalu berdiam melihat ke Clara. “Hey lady, siapa namamu?”, sapa
Qiera sok akrab ke Clara. Yusra, Mirza juga Eisya menjadi sedikit kaget
melihatnya manjadi serentak melihat ke Clara. Namun ketika Clara akan
memberitahukan namanya, Qiera langsung menyambung katanya lagi.
“Kamu bareng aku aja yah! Soalnya
aku lagi butuh temen cewe!”, sambung Qiera dengan menarik halus tangan kanan
Clara. Clara pun menjadi bingung melihat Qiera yang baru dikenalnya itu. Ia
memilih diam sembari melihat ke Yusra menatap seakan mempertanyakan. Yusra yang
sudah mengertipun akan tatapan darinya akan memberi sebuah nasihat. “Sekarang saatnya
kau harus memulai bersosialisasi dengan temanku! Termasuk dia, namanya Qiera!”,
nasihat Yusra meyakinkannya.
Clara kembali melihat ke Qiera
masih dengan rasa bingungnya. Kemudian bersedia untuk menemani Qiera yang telah
memintanya tadi. Dan kini mereka berduapun mulai berjalan meninggalkan mereka
bertiga yang masih menetap ditempatnya. Sementara Mora yang sudah melihat
mereka berlima, menjadi hening seketika melihat Qiera yang sedang bersama
Clara. Clara yang belum diketahuinya dan baru pertama dilihatnya bersama Yusra.
Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”
Dan
kini Yusra, Mirza, juga Eisya sedang duduk bersama dimeja bundar. Mereka
bertiga duduk bersama sambil melihat Clara yang masih bersama Qiera dikejauhan.
Ketiganya mulai asik memandangi mereka
berdua dikejauhan yang sedang asik pula dalam canda. Tak berapa lama kemudian,
Yusra memalingkan pandangannya dari mereka berdua melihat secara bergantian
kepada Mirza dan Eisya. Sedangkan Mirza dan Eisya baru melihat padanya balik.
Eisya
yang mulai penasaran, langsung berkata menanyakan kepada Yusra. “Yusra? Ada apa
dengan caramu yang melihat kami seperti tadi?”, menatap tanya. Yusra baru
melihat padanya seperti menyembunyikan sesuatu. Lalu beralih melihat ke Mirza
masih seperti menyembunyikan sesuatu. Dan Mirza pun mempunyai sebuah ide untuk
memancing Yusra berkata akan mengungkapkan sesuatu.
“Clara? Apakah dia hanya teman
barumu?”, Mirza mulai menanyakan menatap sedikit canda. Yusra mengangguk masih
dalam keadaan yang sama. “Kalau begitu, katakan pada kami darimana kamu bertemu
dia? Dan juga dari siapa kamu bisa berkenalan dengan dia?”, sambung Mirza
memancingnya.
“Yang pasti dari orang yang telah dikenalnya!
Karna tidak mungkin dari orang asing!”, Eisya langsung menyambung melihat ke
Mirza lalu ke Yusra. Melihat enteng.
“Tidak! Tapi, dari ambisi Omah
dirumahku sendiri!”, ungkap Yusra mengejutkan Mirza dan Eisya hingga keduanya
meanatap diam karna terkejut padanya. Sedangkan Yusra mulai berwajahkan gelisah
masih melihat keduanya.
“Oh, cuma itu! Yasudah, kan Cuma
berteman! Santai aja kaliiii!”, Mirza mengejeknya karna belum mengerti.
“Gue merasa bersalah aja, karna
gue belum menceritakan sesungguhnya ke kalian! Tapi, gak usah dipikirin sih
lagian juga gak penting!”, ungkap Yusra mengungkap kegelisahannya namun masih
menyembunyikan sesuatu.
Mirza dan Eisya pun menjadi
menggeleng sambil tersenyum menerima ungkapannya. Tapi sayang Mirza dan Eisya
tidak peka dengan kata Yusra yang jelas-jelas mengatakan kalau dirinya belum
menceritakan yang sesungguhnya kepada mereka berdua. Itu karna Mirza dan Eisya
terlalu tegang mendengarkan kata terakhir dari Yusra hingga konsentrasi
keduanya sedikit tidak sinkron.
Tiga hari kemudian. . . .
Pagi harinya, Yusra sedang
melakukan sarapan pagi bersama keluarga besarnya. Usainya ia menghabiskan makanan
sebagai sarapan diakhiri meminum segelas susu. Omah akan mengajaknya untuk
membicarakan sesuatu.
“Yusra, Omah perhatikan kau sudah
menjadi dekat dengan Clara! Bagaimana kalau pertunangan yang telah lama Omah
biacrakan bersama keluarga Clara, dapat kau putuskan sekarang juga? Omah berharap,
kau bisa menerimanya!”, Ujar Omah membahas tentang pertunangannya.
“Tu-na-ngan?”,
Yusra menyahut tanya melihat kaku ke Omah. Begitupula dengan mamah, kakak juga
kakak iparnya melihat ke Omah hening. Mereka terhenti dari makannya seketika.
“Yusra, Yusra menyetujuinya Omah!”, Yusra terpaksa mengatakan menyetujui
pertunangannya dengan Clara demi memuaskan ambisi dari Omahnya. Dan Omah
langsung memeluk Yusra dengan perasaan amat bangga. Begtupula dengan mamah,
kakak juga kakak iparnya ikut merasa bangga sembari tersenyum kecil.
Kemudian
Omah melepas pelukannya sambil mengatakan, “Sore nanti Omah harus pulang keluar
negeri! Dan ketika Omah pulang kembali ke Indonesia, Omah akan melihat langsung
acara pertunanganmu cucuku!”, menatap Yusra begitu bahagia.
“Berapa
lama Omah akan tinggal disana?”, tanya Yusra menatap tanya.
“Kamu
tidak perlu menunggu Omah dalam mempersiapkan acara pertunanganmu sayang! Tiga
hari sebelum kepulangan Omah kembali kerumah kita, Mamah, kakak dan juga kakak
iparmu akan mempersiapkan semuanya lebih dulu!”, mamahnya menyambung dengan
merangkul Yusra dari belakang. Berbahasa sayang ke Yusra.
Maksud
dari perbincangan mereka, Yusra akan menjalani acara pertunangannya pada
beberapa bulan kemudian yang masih menjadi rahasia sebab semuanya tergantung
pada Omah. Dan bila Omah cepat kembali maka acara pertunangan Yusra akan cepat
dilakukan, begitupun sebaliknya. Yusra masih duduk bersama mereka dimeja makan,
ia baru menyadari lagi bahwa dirinya telah salah mengambil cara hidupnya. Namun
apa daya dirinya kini telah tak berdaya.
Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar