Minggu, 27 Maret 2016

Badung Location. . . . Season 2 #19

                Esok harinya, Yusra baru saja memasuki ruangannya dipagi hari, karna ia baru saja tiba dikantornya. Ketika baru menaruh tas kerjanya dikursi kerjanya, ia menemukan sebuah undangan untuknya yang mengagendakan sebuah pertemuan antar beberapa perusahaan. Lebih tepatnya lagi tujuan dari pertemuan tersebut untuk menjalin hubungan serta saling mengenal siapa saja yang telah berhasil mengelola perusahaan hingga masih tetap eksis pada setiap tahunnya.
                Usainya Yusra membaca agenda pada undangan tersebut, tiba-tiba saja ada yang membuka pintu ruangannya tanpa mengetuknya dulu. Dan Yusra menolehkan kepalanya melihat ke siapa yang telah berperilaku demikian. Ternyata yang berperilaku demikian adalah Clara, Clara yang tiba-tiba saja datang tanpa membuat janji dulu padanya. “Selamat pagi Yusra! Sorry, jikalau aku datang menemuimu sepagi ini!”, sapa Clara ketika berhenti disampingnya. Yusra baru memberi senyuman menyambutnya.
“Sepertinya, undangan yang masih kau pegang itu sama seperti undangan yang sudah aku terima tadi pagi pula!”, Clara memulai dengan melihat keundangan yang masih dipegang Yusra. Lalu melihat ke Yusra menatap ceria.
“Tentu saja, kau juga terlibat dalam pekerjaan diperusahaan yang besar! Maka dari itu Omah berantusias untuk menjodohkan kita!”, Yusra menyahut sedikit menyindir. Menatap biasa namun tegas.
“Gedungnya saja yang besar! Tapi levelnya, masih berkembang!”, buka Clara secara blak-blakan menganggap biasa. Masih menatap ceria.
Kemudian tiba-tiba ada suara Mirza yang mengatakan, “Yusra? Lo udah dateng apa belum? Gue mau ngomongin sesuatu!”, dari balik pintu luar ruangan Yusra yang masih tertutup. Mau tidak mau Yusra terpaksa menyuruh Clara untuk bersembunyi sejenak, lalu Yusra menyahut dari dalam mempersilahkan Mirza untuk masuk. Sementara Clara bersembuyi dikolong meja kerja Yusra. Dan kini Mirza memasuki ruangan Yusra dengan santai memakai tatapan sedikit konyol.
Lalu dengan tiba-tiba Mirza menabrak meja kerja Yusra karna langkahnya terpeleset hingga membuat Clara yang masih bersembunyi sempat menjadi terkejut. “Pagi-pagi aja lo udah mabuk! Belum juga lakuin malam pertama!”, tegur Yusra sedikit tegas. Mirza tertawa kecil akan menyahutnya lalu mereka berdua akan berbicara sedikit.
“Anyway, partner lo siapa buat hadirin acara yang masih lo pegang undangannya!”, Mirza mengejek sambil menahan tawa melihatnya.
“Yusra tidak pernah sendiri! lihat saja, tiga hari lagi bakal ada partner seorang wanita cantik, yang siap menemani gue menghadiri acara yang telah lo dan gue maksudkan!”, Yusra membantah ejekan Mirza sambil menyindir Clara yang masih bersembunyi dikolong meja kerjanya. Mirza melipatkan kedua tangannya didadanya menatap tegas.
“Katakan Yusra! Alangkah baiknya kau katakan padaku dulu siapa gadis itu! Agar aku tidak sibuk lagi untuk berkenalan dengan calon partnermu itu!”, bujuk rayu Mirza padanya.
“Kalau begitu, tunggu saja acara yang lo dan gue maksud dihari penyelenggarakannya! Dan aku sendiri yang akan mengenalkannya padamu, juga dengan mereka semua!”, Yusra memberi penjelasan yang mematikan Mirza hingga tak bisa membalas kata lagi.
Namun Mirza merasakan kepuasan dari perkataan darinya yang terakhir, kemudian permisi untuk pergi meninggalkan akan kembali keruang kerjanya sendiri. Setelah melihat Mirza keluar dari ruangannya dengan sudah menutup pintu ruangannya kembali, Yusra menyuruh Clara untuk keluar dari tempat persembunyiannya. Clara pun mengeluarkan dirinya dari tempat persembunyiannya dengan langsung menghadap ke Yusra, sedangkan Yusra membelakangi dirinya.
Dan kemudian Yusra berkata sesuatu kepadanya dengan masih membelakanginya, “Kau harus menemaniku ketika acara yang kami maksudkan itu sedang diselenggarakan!”, pinta Yusra berbahasa tegas. Sementara Clara yang sudah mendengar pinta darinya hanya berdiam menerima ajakan darinya.

Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”

Tiga hari kemudian. . . .

                Pada malam ini, Yusra benar membawa Clara sebagai partnernya disebuah acara pertemuan antar perusahaan. Dan kini ia telah berjalan berdampingan memasuki keruangan dimana acara tersebut telah diselenggarakan, sudah berlangsung pada lima menit yang lalu. Sementara didalam ruangan tersebut, Mirza bersama Eisya sedang berdiri menikmati hiburan yang ada sambil berbincang kecil. Begitupun Mora yang sedang mencoba aneka makanan yang telah disediakan disudut sana.
Kemudian mereka berdua menjadi terdiam saat ketika melihat Yusra bersama Clara sudah berhenti nyata didepan keduanya. Dan mereka berempat pun mulai saling melihat hening satu dengan yang lainnya. Sementara didekat pintu masuk ruangan tersebut, Qiera baru saja datang memasuki lalu berhenti dikejauhan karna melihat mereka berempat. Qiera masih berdiri menetap ditempatnya sambil melihat mereka berempat dikejauhan, dan mereka berempat akan mulai berbicara.
“Jadi dia, yang lo maksudkan akan menjadi partner lo dalam menghadiri acara pada malam ini?”, Mirza langsung menanyakan berbahasa sedikit canda melihat ke Clara dan Yusra. Clara dan Yusra melihat kepadanya balik, Eisya melihat ke Yusra mulai merasa bingung.
“Apa, Yusra tidak memperkenalkan aku kepada kalian berdua?”, Clara menanyakan balik kepada Mirza juga Eisya dengan kepolosannya. Yusra beralih melihat ke Clara.
“Mereka hanya mengenal namamu, Clara!”, Yusra memberi penjelasan. Lalu melihat ke Mirza dan Eisya. “Dia adalah Clara, teman baruku yang sempat kalian tanyakan dulu!”, Yusra semakin menjelaskan.
Mirza langsung memalingkan wajahnya dari Yusra dan Clara dengan mencoba melihat ke Eisya. Sedangkan Eisya melirikkan matanya ke Clara lalu ke Yusra, itu diulangi sebanyak tiga kali disambung melihat kebawah. “Teman baru Yusra, adalah teman baru untuk kita juga!”, Mirza mencoba membujuk Eisya yang sudah kelihatan setengah gelisah. Eisya baru melihat kepadanya setelah mendengar kata bujukkan darinya.
Kemudian tiba-tiba ada yang menyambung, dan yang menyambung itu bukan dari mereka berempat. Namun seorang wanita yang mengatakan, “Pantas saja kau tidak mengajakku untuk menjadi partnermu dalam acara pada malam ini! Rupanya kau sudah memiliki seorang teman wanita baru!”, bahasanya sedikit menyindir. Suara seorang wanita itu berasal dari dibalik Yusra, dan dengan serentak mereka berempat melihat kepada siapa yang telah berkata menyambung itu.
Ternyata seorang wanita yang telah menyambung itu adalah Qiera. “Shit! Gue kira elo Mora!”, Eisya langsung reflek mengungkapnya ketika sudah mengetahui. Sedangkan Qiera hanya tersenyum melihat mereka bertiga lalu berdiam melihat ke Clara. “Hey lady, siapa namamu?”, sapa Qiera sok akrab ke Clara. Yusra, Mirza juga Eisya menjadi sedikit kaget melihatnya manjadi serentak melihat ke Clara. Namun ketika Clara akan memberitahukan namanya, Qiera langsung menyambung katanya lagi.
“Kamu bareng aku aja yah! Soalnya aku lagi butuh temen cewe!”, sambung Qiera dengan menarik halus tangan kanan Clara. Clara pun menjadi bingung melihat Qiera yang baru dikenalnya itu. Ia memilih diam sembari melihat ke Yusra menatap seakan mempertanyakan. Yusra yang sudah mengertipun akan tatapan darinya akan memberi sebuah nasihat. “Sekarang saatnya kau harus memulai bersosialisasi dengan temanku! Termasuk dia, namanya Qiera!”, nasihat Yusra meyakinkannya.
Clara kembali melihat ke Qiera masih dengan rasa bingungnya. Kemudian bersedia untuk menemani Qiera yang telah memintanya tadi. Dan kini mereka berduapun mulai berjalan meninggalkan mereka bertiga yang masih menetap ditempatnya. Sementara Mora yang sudah melihat mereka berlima, menjadi hening seketika melihat Qiera yang sedang bersama Clara. Clara yang belum diketahuinya dan baru pertama dilihatnya bersama Yusra.

Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”

                Dan kini Yusra, Mirza, juga Eisya sedang duduk bersama dimeja bundar. Mereka bertiga duduk bersama sambil melihat Clara yang masih bersama Qiera dikejauhan. Ketiganya  mulai asik memandangi mereka berdua dikejauhan yang sedang asik pula dalam canda. Tak berapa lama kemudian, Yusra memalingkan pandangannya dari mereka berdua melihat secara bergantian kepada Mirza dan Eisya. Sedangkan Mirza dan Eisya baru melihat padanya balik.
                Eisya yang mulai penasaran, langsung berkata menanyakan kepada Yusra. “Yusra? Ada apa dengan caramu yang melihat kami seperti tadi?”, menatap tanya. Yusra baru melihat padanya seperti menyembunyikan sesuatu. Lalu beralih melihat ke Mirza masih seperti menyembunyikan sesuatu. Dan Mirza pun mempunyai sebuah ide untuk memancing Yusra berkata akan mengungkapkan sesuatu.
“Clara? Apakah dia hanya teman barumu?”, Mirza mulai menanyakan menatap sedikit canda. Yusra mengangguk masih dalam keadaan yang sama. “Kalau begitu, katakan pada kami darimana kamu bertemu dia? Dan juga dari siapa kamu bisa berkenalan dengan dia?”, sambung Mirza memancingnya.
“Yang pasti dari orang yang telah dikenalnya! Karna tidak mungkin dari orang asing!”, Eisya langsung menyambung melihat ke Mirza lalu ke Yusra. Melihat enteng.
“Tidak! Tapi, dari ambisi Omah dirumahku sendiri!”, ungkap Yusra mengejutkan Mirza dan Eisya hingga keduanya meanatap diam karna terkejut padanya. Sedangkan Yusra mulai berwajahkan gelisah masih melihat keduanya.
“Oh, cuma itu! Yasudah, kan Cuma berteman! Santai aja kaliiii!”, Mirza mengejeknya karna belum mengerti.
“Gue merasa bersalah aja, karna gue belum menceritakan sesungguhnya ke kalian! Tapi, gak usah dipikirin sih lagian juga gak penting!”, ungkap Yusra mengungkap kegelisahannya namun masih menyembunyikan sesuatu.
Mirza dan Eisya pun menjadi menggeleng sambil tersenyum menerima ungkapannya. Tapi sayang Mirza dan Eisya tidak peka dengan kata Yusra yang jelas-jelas mengatakan kalau dirinya belum menceritakan yang sesungguhnya kepada mereka berdua. Itu karna Mirza dan Eisya terlalu tegang mendengarkan kata terakhir dari Yusra hingga konsentrasi keduanya sedikit tidak sinkron.

Tiga hari kemudian. . . .

Pagi harinya, Yusra sedang melakukan sarapan pagi bersama keluarga besarnya. Usainya ia menghabiskan makanan sebagai sarapan diakhiri meminum segelas susu. Omah akan mengajaknya untuk membicarakan sesuatu.
“Yusra, Omah perhatikan kau sudah menjadi dekat dengan Clara! Bagaimana kalau pertunangan yang telah lama Omah biacrakan bersama keluarga Clara, dapat kau putuskan sekarang juga? Omah berharap, kau bisa menerimanya!”, Ujar Omah membahas tentang pertunangannya.    
                “Tu-na-ngan?”, Yusra menyahut tanya melihat kaku ke Omah. Begitupula dengan mamah, kakak juga kakak iparnya melihat ke Omah hening. Mereka terhenti dari makannya seketika. “Yusra, Yusra menyetujuinya Omah!”, Yusra terpaksa mengatakan menyetujui pertunangannya dengan Clara demi memuaskan ambisi dari Omahnya. Dan Omah langsung memeluk Yusra dengan perasaan amat bangga. Begtupula dengan mamah, kakak juga kakak iparnya ikut merasa bangga sembari tersenyum kecil.
                Kemudian Omah melepas pelukannya sambil mengatakan, “Sore nanti Omah harus pulang keluar negeri! Dan ketika Omah pulang kembali ke Indonesia, Omah akan melihat langsung acara pertunanganmu cucuku!”, menatap Yusra begitu bahagia.
                “Berapa lama Omah akan tinggal disana?”, tanya Yusra menatap tanya.
                “Kamu tidak perlu menunggu Omah dalam mempersiapkan acara pertunanganmu sayang! Tiga hari sebelum kepulangan Omah kembali kerumah kita, Mamah, kakak dan juga kakak iparmu akan mempersiapkan semuanya lebih dulu!”, mamahnya menyambung dengan merangkul Yusra dari belakang. Berbahasa sayang ke Yusra.
                Maksud dari perbincangan mereka, Yusra akan menjalani acara pertunangannya pada beberapa bulan kemudian yang masih menjadi rahasia sebab semuanya tergantung pada Omah. Dan bila Omah cepat kembali maka acara pertunangan Yusra akan cepat dilakukan, begitupun sebaliknya. Yusra masih duduk bersama mereka dimeja makan, ia baru menyadari lagi bahwa dirinya telah salah mengambil cara hidupnya. Namun apa daya dirinya kini telah tak berdaya.

Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar