Rabu, 15 Februari 2017

S A C Uku #39

Dua minggu kemudian. . . .

Di sore hari, pesta pernikahan Negara dan Dilara sedang di selenggarakan. Negara dan Dilara sedang duduk di pelaminan, berpakaian pengantin berwarna putih. Keduanya tampak seperti raja dan ratu, yang sedang duduk di kursi singgasana megah. Sinar pancaran bahagia begitu merona dari sang kedua pengantin, melihat ke para tamu yang sudah turut menghadiri. Kemudian seorang kakak dari Negara, datang menghampiri Dilara dengan membawakan sebuah buket bunga.
Kakak dari Negara meminta keduanya untuk melempar buket bunga yang akan di tangkap oleh para tamu yang secara kebetulan, sedang melajang. Dilara pun menyetujui permintaan dari kakak dari Negara yang bernama Kusuma New Delhi. Dan Dilara bersama Negara mulai berjalan bersama ke depan, lalu berhenti dengan membelakangi para tamu. Sementara beberapa tamu yang secara kebetulan sedang melajang.
Mulai berebut dalam berbaris demi bisa menangkap buket bunga yang akan di lemparkan oleh kedua sang pengantin. “Aku harap, yang menangkap buket bunga ini adalah Milara.”, bisik Negara ketika akan bersiap tuk melemparkan buket bunga itu. Melihat ceria ke Dilara. “Bagiku, Firlana yang akan menangkap buket bunga ini.”, balas Dilara mengutarakan pengharapannya. Usainya berbicara, mereka berduapun mulai melemparkan buket bunga itu.
Lalu menjadi saling berhadapan bersama melihat ke siapa yang telah berhasil menangkap buket bunga itu. Ternyata yang berhasil menangkap buket bunga itu adalah Milara, Milara yang terdiam kaget melihat buket bunga yang sudah terlanjur ada di pegangan tangannya. Kemudian melihat ke Firlana yang secara kebetulan sedang berada disampingnya sejak tadi. “Firlana, mahukah kau menikah denganku?”, pinta langsung Milara padanya melihat tertegun.
Firlana menjadi terdiam kaget melihat padanya, berpaling sebentar melihat ke Dilara. Dilara menjadi mengangguk mempersilahkannya tuk menerima Milara. Dan Firlana kembali melihat ke Milara mengatakan, “Iya, aku mau. Sebab inilah jawaban dari kecurigaan saya, seketika kita sedang bersama dalam hubungan pekerjaan.”. semua tamu yang sempat menjadi hening dalam memperhatikan keduanya, tiba-tiba menjadi tertawa bertepuk tangan memberi selamat pada keduanya.
Begitupula Negara menjadi terharu melihat pemandangan dari keduanya, sedangkan Dilara mencubit pipi sebelah kanan dari dirinya sehingga membuat Negara menjadi melihat padanya. “Negara, hari ini bukan hanya hari bahagia untuk kita. Tetapi juga hari bahagia untuk mereka berdua.”, ungkap Dilara menatap haru. Negara pun menyambung, “Iya, kita telah berhasil menyatukan hati dari sahabat kita masing-masing. Sungguh aku semakin mencintaimu.”.
Usainya Dilara mendengar kata sambungnya, Dilara berjalan mendekati lalu mencium bibir dari Negara. Sedangkan Negara menjadi reflek menutupi bibir keduanya yang sudah tersentuh menggunakan tangan kanannya, baru membalas mencium bibir dari Dilara. Raya bersama Nil Ra, Firlana masih bersama Milara, menjadi bertepuk tangan sambil tertawa lucu gemas karna meiihat pemandangan dari kedua sang pengantin.

“Inilah jalan cerita cinta yang berujung kebahagian di akhir, setelah menunggu dalam penantian”
-Selesai-

S A C Uku
bukan cerita cinta segitiga!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar