Cerita berawal dari bandara Soekarno Hatta. . . .
Di bandara Soekarno Hatta,
Jakarta. Seorang pemuda berpakaian baju gamis berwarna putih beserta kopiah
berwarna putih pula yang telah dikenakannya tepat dikepalanya. Sedang berdiri
menunggu kedatangan seorang teman, sahabat karibnya sejak dulu. Pemuda itu
bernama Bayuwangi yang akrab sekali dipanggil Bayu. Setelah beberapa saat
menunggu, pemuda itupun melihat kedatangan seorang temannya tepat diarah kanan
darinya. Seorang temannya itu berpakaian yang sama dengannya.
Tersenyum
sapa, dari Bayu sudah tertuju kepada seorang temannya yang baru saja terpandang
balik kepadanya. Seorang temannya, sahabat karibnya sejak dulu itu bernama El
Scant Shiraj yang akrab sekali dipanggil El Scant. Mereka bertemu diwaktu baru
memasuki Sekolah Menengah Atas dulu. Keduanya mempunyai beberapa kesamaan.
Yaitu sama-sama mencintai Al-Qur’an. Bahkan kini Bayu telah menjadi seorang Hafiz
Qur’an, dan El Scant telah menjadi seorang Qori Tilawatil Qur’an.
Dan maksud dari Bayu menjemput El
Scant di bandara tersebut. Karna El Scant baru saja menyelesaikan lomba Qori Tilawatil
Qur’an di tanah arab sana, Saudi Arabia. Dan ada satu kesamaan lagi yang sangat
beruntung mereka berdua dapatkan, yaitu sama-sama sudah menjadi seorang Dokter.
Bayu sebagai Dokter Bedah Saraf, sedangkan El Scant sebagai seorang Dokter
Spesialis Anak. Mereka berdua dulu saling menyeimbangi cita-cita dari mereka itu
dengan memasuki kuliah kedokteran yang sama.
Kembali pada mereka berdua, kini Bayu
dan El Scant sudah bertatap muka, berdiri sangat dekat berhadapan. Keduanya
akan saling bertukar sapa bersambung akan berbicara singkat.
“El Scant Shiraj! Subahanallah, kamu
dinobatkan sebagai Qori Tilawatil Qur’an terbaik dan yang pertama.”, sapa
sambil memuji Bayu kepada El Scant. Melihat haru gembira.
“Alhamdulillah, ini adalah berkat
dari kamu dan mereka yang mendukungku melalui sebuah doa.”, sahut El Scant
bijak. Menatap bijak bahagia.
“Setelah kepulanganmu dari tanah
Saudi Arabia sana? Apa yang telah kamu niatkan ketika sudah kembali ke
Indonesia?”, Bayu mulai mengajaknya berbicara. Masih melihat haru bahagia.
“Aku ingin kembali kerumah sakit
untuk menjalankan tugasku sebagai seorang Dokter, karna itulah kewajibanku! Dan
pada beberapa bulan kemudian, aku berniat untuk menghalalkan seorang wanita,
yang Insya Allah kesuciannya masih terjaga.”, ujar El Scant menatap yakin ke
Bayu.
Bayu yang mendengar ujaran darinya
menjadi tersenyum haru seketika. Lalu kedua matanya mulai berkaca-kaca
seolah-olah ikut mendukung apa yang sudah diujarkan El Scant kepadanya. Dan El
Scant yang sudah memahami dirinya itu, baru memeluknya memberikan semangat.
Hubungan persahabatan yang mereka jalani, sudah memasuki sebuah hubungan
kekeluargaan. Sehingga keduanya terkadang menjadi begitu haru tak berdaya namun
tak jauh dari saling mendukung.
Dan itu bisa saja terjadi, bila
salah satu dari mereka berdua datang dengan membawa kabar gembira, pengharapan
baru atau sekalipun kabar duka.
METAMORFOSA
“Surga yang Terlewati”
Tiga bulan kemudian. . . .
Niat
untuk menghalalkan seorang wanita yang pernah disampaikan oleh El Scant dulu,
sewaktu masih berada di bandara kepada Bayu. Kini benar-benar terlaksana,
tepatnya pada hari ini. Karna tepatnya pada hari ini, El Scant akan segera
menghalalkan seorang wanita bernama Re Becca bertempat disebuah masjid didekat
rumah kediamannya sendiri. Re Becca adalah seorang wanita berhijab, yang sudah
satu tahun menjalani ta’aruf dengannya. Sebab dalam islam tidak ada yang
namanya berpacaran.
Dan tepatnya lagi pada saat ini
ketika waktu menunjukkan jam delapan pagi, El Scant akan melakukan sebuah akad
tuk membuktikan keseriusannya. Semua tamu terdekat pun sudah duduk manis
memusatkan perhatiannya kepada sang pengantin pria, termasuk Bayu yang sudah
duduk tak jauh darinya. Dan kini El Scant sedang melakukan akad nikahnya. Ia
sedang berusaha mengucapkan ijab qabul dengan satu nafas.
Setelah berusaha, ia pun berhasil
mengucapkankan ijab qabul dengan satu nafas. Semua tamu terdekat yang turut
menghadirinya ikut terpaut akan suasana didalam masjid itu kemudian bersama
saling merasa terharu, termasuk Bayu yang pada kedua matanya sudah
berkaca-kaca. El Scant yang masih duduk usainya berhasil mengucapkan ijab
qabul. Baru saja menerima sebuah hadiah yaitu sang pengantin wanita yang telah dihadiahkan
hanya untuk dirinya.
Dan ketika sang pengantin wanita
itu sudah duduk disampingnya. El Scant dipersilahkan untuk melihat lebih dekat
dengannya, lalu mencium kening sang pengantin wanita itu yang sudah sah secara
agama telah menjadi istri dirinya. Dan sang pengantin wanita itu berbalas
mencium tangan El Scant dengan perasaan kasih, terharu telah menjadi sepasang
suami istri. Bayu yang sudah melihat kedua pasangan pengantin yang sudah
menyatu lagi sah itu, menjadi terkagum-kagum sendiri meratapi.
Begitupula dengan para tamu
terdekat yang sudah ikut menghadiri lainnya. Satu kebahagiaan yang selalu
hampir tidak pernah didapatkan oleh El Scant, yaitu keluarga besarnya dapat
berkumpul bersama dengan dirinya seperti pada hari pernikahannya kini. Sebab
keluarga besarnya menetap di kota Bogor, dan El Scant di Jakarta hanya sendiri
karna sebelumnya menjadi seorang pemuda yang merantau ke Jakarta. Dan berkat
kerja kerasnya, ia sudah memiliki rumah mewah namun sederhana di Jakarta.
Malam harinya. . . .
Malam hari pun tiba, dan waktu
menunjukkan pukul Sembilan malam. Dirumah kediaman El Scant, sebagai pasangan
pengantin baru mereka berdua telah merebahkan tubuh mereka dikasur tempat tidur
tepatnya dikamar El Scant sendiri, bersebelahan berjarak sangat dekat. Sudah
memakai baju tidur khusus couple berwarna biru, bersama menatapi langit-langit
kamar. Sebab keduanya baru saja melakukan istirahat.
Setelah hampir seharian menjalani
pesta pernikahan memakai unsur kesederhanaan. Didalam keadaan, posisi mereka
yang masih seperti itu. Keduanya akan berbicara kecil sebelum memulai hubungan
selanjutnya. Namun sesungguhnya keduanya sama-sama merasa masih malu, grogi,
canggung dimalam pertamanya telah menjadi sepasang suami istri.
“Terimakasih, kamu sudah
menghalalkanku dengan menikahiku hari ini! Tepatnya tadi sewaktu aku mendengar
berita, kamu sudah berhasil mengucapkan ijab qabul demi menghalalkanku!”, Re
Becca mengucapkan terimakasih dahulu memulai pembicaraan. Masih melihat
kelangit-langit kamar.
“Sekarang aku sudah merasa sah!
Karna aku telah menikahimu. Dan semoga pernikahan kita dipanjangkan oleh-Nya,
sehingga pada kelak nanti kita akan bisa terbang bersama menuju surga-Nya.”, El
Scant berbalas bijak mengungkap pengharapannya masih menatapi langit-langit
kamarnya. Re Becca beralih menolehkan kepalanya kepada dirinya, melihat bahagia
dengan senyuman kecil dibibirnya.
“Semoga denganmu, aku bisa
menjalani kehidupan seperti Rasulullah!”, sambung Re Becca bijak mengungkap
pengharapannya pula. El Scant menjadi tersenyum kecil lalu menolehkan balik
kepalanya padanya, melihat bahagia menahan senyumnya.
“Katakan! Kehidupan seperti
Rasulullah yang mana kau maksudkan, setelah beliau menikah?”, perintah
disambung tanya El Scant padanya.
“Berpacaran setelah menikah. Sebab
aku pernah mendengar yang menceritakan itu, tentang kehidupan Rasulullah
setelah menikah.”, ujar Re Becca menatap jujur. El Scant pun menjadi tersenyum
karna tak bisa lagi menahan senyumnya.
Kemudian El Scant mencoba tuk
membelai rambut dari Re Becca seperti yang sering dilakukan Rasulullah dulu. El
Scant membelainya lembut menunjukkan rasa kasihnya, Re Becca yang merasakan
hanya menatapinya dengan ketenangan. Lalu El Scant mendekatkan wajahnya untuk
berbisik. El Scant membisikkan, “Dulu, sangat benar yang pernah kudengar! Jika
diantara dari istri Rasulullah, ada yang tidak bisa tidur jika rambutnya tidak
dibelai oleh beliau!”.
Bisiknya lembut sehingga membuat
Re Becca menjadi terenyuh dalam ketenangan. “Saat ini kamu telah membuktikan,
kalau aku tidak salah menerimamu sebagai imam dalam hidupku.”, ungkap Re Becca
menatap bahagia masih dalam ketenangan. El Scant pun menyambungnya, “Dan aku
pun begitu! Semoga aku tidak pernah merasa keliru, karna telah memilihmu, untuk
memintamu menjadi makmum dalam hidupku!”.
Usainya mereka berdua saling
mengungkap apa yang ada didalam pikiran mereka masing-masing itu. Keduanya pun
berlanjut akan melakukan sunnah rasul, yaitu dengan El Scant yang semakin
membelai rambut dari Re Becca seakan-akan semakin merayunya saja. Apa yang
sudah mereka bicarakan sebelumnya begitu manis, seperti mengisyaratkan
mimpi-mimpi mereka berdua dihari kedepannya. Namun satu yang selalu mereka
ingat, manusia hanyalah berencana dan Allah yang berkehendak.
METAMORFOSA
“Surga yang Terlewati”
Pagi harinya, El Scant beserta
keluarga besarnya yang berjumlah enam orang sedang melakukan sarapan pagi
bersama termasuk Re Becca. Keluarga besar dari El Scant terdiri dari kedua
orangtuanya, seorang nenek dan seorang adik perempuan serta dua orang adik
laki-lakinya. El Scant sangat khusus dipanggil oleh keluarganya dengan
panggilan, Els. Tak jauh dari Re Becca, yang akrab dipanggil Re. Dan Re Becca
memberitahukan nama panggilannya itu, ketika ibu dari El Scant menanyakannya.
Ketika masih melakukan sarapan
pagi bersama sebagai awal bersilaturahmi sebagai keluarga, karna Re Becca
merupakan seorang anggota keluarga baru dari keluarga besar dari El Scant.
Keluarga besar dari El Scant sangat menerima kehadiran Re Becca, karna Re Becca
adalah seorang wanita yang berhijab dan pasti bisa memegang teguh norma serta
nilai agama. Dan tanpa diketahui Re Becca secara terbuka, keluarga besar El
Scant begitu tertarik mempunyai menantu berhijab seperti dirinya.
Tujuh hari kemudian. . . .
Tepatnya pada hari ini, keluarga
besar dari El Scant akan pulang ke Bogor dan cukup tujuh hari saja mereka semua
menemani sang pengantin baru. Kini mereka semua telah berada di bandara dengan
berbagai persiapan yang sudah matang. Mereka saling berdiri berhadapan
berpandangan, dan ibu dari El Scant akan berkata memberikan sebuah pesan
sebelum pamit akan segera pergi.
“Kamu berdua masih bisa dibilang
sebagai pengantin baru! Maka dari itu ibu berpesan, perbanyaklah akur agar kamu
berdua bisa menjadi sakinah, kemudian mawadah dan meneguhkannya diwarahmah!”,
ibu dari El Scant memnitipkan pesannya penuh pengharapan. Menatap ceria ke El
Scant dan Re Becca. El Scant dan Re Becca menjadi tersenyum malu melihat
kepadanya.
“Els, sekarang kamu sudah tidak
sendiri lagi! Karna sudah ada istrimu yang kan menyita sedikit waktu darimu.
Maka dari itu, bersikap adillah dalam membagi waktumu! Waktu untuk bekerja,
beribadah dengan berjamaah, dan waktu untuk bersama diwaktu kosongmu! Pesan
ayah, gunakanlah peran istrimu untuk kebaikan agar bisa terus melangkah hingga
ke warahmah!”, sambung ayah dari El Scant memberi pesannya. Melihat ceria,
bijak kepada El Scant dan Re Becca.
Ketiga orang adiknya, menjadi
tersenyum haru mendengar pesan yang berupa nasehat kepada kakaknya dan kakak
iparnya. Begitupun dengan neneknya yang juga tersenyum haru, namun diam-diam
membayangkan seorang cicid yang akan diterimanya dari kedua sang pengantin
baru. Kemudian suara dari informasi memberitahukan kalau pesawat yang akan
ditumpangi keluarga besarnya itu sudah dibuka, dan akan segera lepas landas
pada tigapuluh menit kemudian.
Susana diantara merekapun berubah,
yaitu saling berpamitan dengan berjabat tangan tak lupa dengan saling
berpelukan. Setelah melakukan yang demikian, kini keluarga besarnya mulai
bergegas berenjak bersama akan memasuki kedalam bandara. El Scant yang menyaksikannya
menjadi tersedih namun memendamnya. “Sampai berjumpa lagi. Semoga Allah memberi
umur panjang kepada mereka disana. Agar kami bisa dipertemukan lagi dengan
kebahagiaan lebih dari ini!”, bisik El Scant meratapi.
Sedangkan Re Becca hanya memandangi
El Scant yang masih meratapi kepergian dari keluarganya. Lalu secara tiba-tiba
merasakan apa yang sudah terlanjur dirasakan El Scant kini. Kemudian Re Becca
berkata, “Hey didekatmu masih ada aku! Masih ada pesan ayah, juga pesan ibu!
Dan senyuman dari nenek, senyuman dari ketiga saudaramu! Semuanya akan selalu
mengitari kita berdua bukan?”. Re Becca mencoba menegarkannya, menghiburnya.
Dan El Scant menjadi tertawa kecil
lalu melihat ke Re Becca. “Re, mulai hari ini kamu yang bertugas untuk selalu menjagaku!
Tolong, jangan pernah tinggalkan aku sendiri didalam istana sederhana, dirumah
kita berdua!”, pinta memohon mencurahkan pengharapannya terhadap Re Becca. Dan
Re Becca memberikan senyum lepasnya, menerima pintanya. Sejenak El Scant merasa
buyar akan kesedihan yang sempat dirasakannya ketika melihat senyuman lepas
dari dirinya.
METAMORFOSA
“Surga yang Terlewati”
Ketika hari sudah memasuki petang,
suara adzan sholat maghrib baru saja berkumandang pertandakan sudah memasuki
waktu untuk menunaikan ibadah sholat maghrib. El Scant dan Re Becca bersama
pergi kekamar mandi didalam kamar mereka berdua, untuk segera berwudhu dengan
memakai air keran yang berbeda. Keduanya berniat akan segera menunaikan ibadah
sholat maghrib berjamaah walau kini hanya berdua saja.
Sebab pada hari-hari sebelumnya mereka
berdua telah berjamaah bersama keluarga besarnya. Dan kini mereka berdua sudah
berada dalam keadaan bersuci, berdiri diatas hamparan sajadah dengan sudah
memakai perlengkapan alat sholat. El Scant memakai baju muslim beserta dengan
sarung juga kopiahnya, dan Re Becca memakai mukenahnya. Dan El Scant pun
mengucap takbir usainya mengucapkan niat untuk menunaikan sholat maghrib.
Kemudian ada yang terbesit ditengah kehusyukan
El Scant dalam bacaan sholatnya. Yaitu ketika El Scant sebagai imam mengucapkan
doa Al-Fatihah yang berbunyi, “Wa laddoooooolliin”. Re Becca sebagai makmum pun
menjawab, “Aamiin!”, dengan suara bersahaja. Dan dari apa yang terbesit pada
dirinya itulah, yang membuat El Scant semakin khusyuk dari sholatnya.
Subahanallah, apa yang baru saja dikerjakan keduanya, menunaikan sholat maghrib
berjamaah.
Akan mengantarkan keduanya menaiki
satu level yaitu mawadah dari level yang
mereka singgahi, sakinah. Ketika telah usai menunaikan sholat maghrib
berjamaah, mereka berdua melanjutkannya dengan bersama mempelajari, membaca
Al-Qur’an. Dan kini mereka sedang duduk berhadapan dengan dua buah Al-Qur’an
didepan mereka masing-masing. “Els, aku sebagai istrimu ingin mendengar suara
dari Qori Tilawatil Qur’an darimu!”, pinta Re Becca dengan permisi melihat
canggung.
El Scant yang sudah mendengar
pintanya menjadi tersenyum mengiyakannya. Lalu ia meminta Re Becca untuk
membuka surah Al-Bayyinah di Al-Qur’an milik Re Becca sendiri. Maksud darinya
agar Re Becca bisa belajar membaca Al-Qur’an dengan baik, ketika mendengar drinya
sedang melatunkan ayat-ayat Al-Qur’an dari surah Al-Bayyinah. Re becca pun
menurutinya, dan ketika El Scant baru saja memulai suara dari Qori Tilawatil
Qur’annya, sesekali membuat Re Becca terdiam hening mendengarkan.
melihat ayat dari surah Al-Bayyinah
yang sedang dibacakan oleh El Scant tersebut. Dan kegiatan bersama membaca Al-Qur’an
mereka lakukan hingga waktu dari sholat isya tiba. Karna setelah melakukan
sholat isya berjamaah, mereka akan segera melakukan makan malam bersama
dilantai dasar rumah kediaman mereka bedua. Dan kegiatan tersebut akan terus
mereka lakukan selagi El Scant sedang berada dirumah untuk bisa melakukan
ibadah sholat berjamaah.
Mereka berdua adalah pasangan
suami istri yang beruntung, karna hampir tidak pernah lalai dalam ibadah
sholatnya. Dan khusus pada setiap hari jum’at, saat El Scant sedang berada
dirumahpun tetap tidak bisa melakukan ibadah sholat dzuhur berjamaah dengan Re
Becca dirumah kediamannya. Karna El Scant yang merupakan kaum adam, sangat
diharuskan, diwajibkan untuk melakukan sholat jum’at dimasjid terdekat.
Bahkan karna ibadah dihari jum’at
itu, El Scant membatasi jam prakteknya disebuah rumah sakit dari jam delapan
pagi sampai jam sepuluh pagi saja. Satu jam lebih awal dari hari biasanya.
Disuatu hari kemudian. . . .
Hari ini adalah hari jum’at. El
Scant yang masih membuka jam prakteknya disebuah rumah sakit, baru diketahui
jika limabelas menit lagi jam prakteknya akan berakhir. Begitu sampai diujung
waktunya, El Scant benar mengakhiri jam buka prakteknya sebagai Dokter
Spesialis Anak. Dan kini ia sedang membuka pakaian berupa jas Dokternya, dengan
menggantinya memakai pakaian muslim bagian atasnya saja. Setelahnya mengganti
pakaian atasnya, El Scant pun berjalan akan keluar dari ruangannya.
Namun disaat ketika baru saja
keluar dari ruangannya dengan menutup pintu ruangannya. Tiba-tiba saja ia menjadi
terdiam karna melihat Bayu sudah berdiri didepannya, sudah pula mengganti
pakaian atasnya yang sama dengannya hanya berbeda warna saja. “Seperti biasa.
Ayp kita bergegas! Karna lima menit lagi adzan sholat jum’at akan
dikumandangkan!”, ajak Bayu secara langsung tak ingin memperlambat. Dan El
Scant pun mengangguk lalu mereka berdua bersama beranjak dari tempatnya.
Ada dua buah macam keunikan yang
sering mereka berdua lakukan padA setiap hari jum’at tiba. Yaitu mereka melepas
pakaian berupa jas Dokter mereka, dengan menggantikannya memakai pakaian muslim
bagian atas. Dan ketika akan pergi menuju kesebuah masjid terdekat, mereka
berdua memilih untuk menggunakan ojek yang sedang beroperasi disekitar rumah
sakit. Alasan dari keduanya melakukan dua hal ini, hanya ingin tertampak
sederhana dimata rakyat.
Khusus diluar jam kerjanya
masing-masing. Sebab mereka telah mempunyai pemikiran, ketika melakukan ibadah
sholat jum’at bersama disebuah masjid. Alangkah baiknya memakai pakaian muslim
demi menyeimbangkan dengan semua majelis. Karna saat ketika melakukan sujud dalam
sholat begitu terlihat semua orang adalah sama dihadapan Tuhannya. Tidak ada
yang meninggi, dan tidak ada pula yang merendah.
Semuanya sama dan hanya Tuhan yang
mengetahui, siapa diantara hambanya yang mendapatkan kenaikan derajat dari-Nya.
METAMORFOSA
“Surga yang Terlewati”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar