Rabu, 13 Juli 2016

METAMORFOSA *1*



Cerita berawal dari bandara Soekarno Hatta. . . .

Di bandara Soekarno Hatta, Jakarta. Seorang pemuda berpakaian baju gamis berwarna putih beserta kopiah berwarna putih pula yang telah dikenakannya tepat dikepalanya. Sedang berdiri menunggu kedatangan seorang teman, sahabat karibnya sejak dulu. Pemuda itu bernama Bayuwangi yang akrab sekali dipanggil Bayu. Setelah beberapa saat menunggu, pemuda itupun melihat kedatangan seorang temannya tepat diarah kanan darinya. Seorang temannya itu berpakaian yang sama dengannya.
                Tersenyum sapa, dari Bayu sudah tertuju kepada seorang temannya yang baru saja terpandang balik kepadanya. Seorang temannya, sahabat karibnya sejak dulu itu bernama El Scant Shiraj yang akrab sekali dipanggil El Scant. Mereka bertemu diwaktu baru memasuki Sekolah Menengah Atas dulu. Keduanya mempunyai beberapa kesamaan. Yaitu sama-sama mencintai Al-Qur’an. Bahkan kini Bayu telah menjadi seorang Hafiz Qur’an, dan El Scant telah menjadi seorang Qori Tilawatil Qur’an.
Dan maksud dari Bayu menjemput El Scant di bandara tersebut. Karna El Scant baru saja menyelesaikan lomba Qori Tilawatil Qur’an di tanah arab sana, Saudi Arabia. Dan ada satu kesamaan lagi yang sangat beruntung mereka berdua dapatkan, yaitu sama-sama sudah menjadi seorang Dokter. Bayu sebagai Dokter Bedah Saraf, sedangkan El Scant sebagai seorang Dokter Spesialis Anak. Mereka berdua dulu saling menyeimbangi cita-cita dari mereka itu dengan memasuki kuliah kedokteran yang sama.
Kembali pada mereka berdua, kini Bayu dan El Scant sudah bertatap muka, berdiri sangat dekat berhadapan. Keduanya akan saling bertukar sapa bersambung akan berbicara singkat.
“El Scant Shiraj! Subahanallah, kamu dinobatkan sebagai Qori Tilawatil Qur’an terbaik dan yang pertama.”, sapa sambil memuji Bayu kepada El Scant. Melihat haru gembira.
“Alhamdulillah, ini adalah berkat dari kamu dan mereka yang mendukungku melalui sebuah doa.”, sahut El Scant bijak. Menatap bijak bahagia.
“Setelah kepulanganmu dari tanah Saudi Arabia sana? Apa yang telah kamu niatkan ketika sudah kembali ke Indonesia?”, Bayu mulai mengajaknya berbicara. Masih melihat haru bahagia.
“Aku ingin kembali kerumah sakit untuk menjalankan tugasku sebagai seorang Dokter, karna itulah kewajibanku! Dan pada beberapa bulan kemudian, aku berniat untuk menghalalkan seorang wanita, yang Insya Allah kesuciannya masih terjaga.”, ujar El Scant menatap yakin ke Bayu.
Bayu yang mendengar ujaran darinya menjadi tersenyum haru seketika. Lalu kedua matanya mulai berkaca-kaca seolah-olah ikut mendukung apa yang sudah diujarkan El Scant kepadanya. Dan El Scant yang sudah memahami dirinya itu, baru memeluknya memberikan semangat. Hubungan persahabatan yang mereka jalani, sudah memasuki sebuah hubungan kekeluargaan. Sehingga keduanya terkadang menjadi begitu haru tak berdaya namun tak jauh dari saling mendukung.
Dan itu bisa saja terjadi, bila salah satu dari mereka berdua datang dengan membawa kabar gembira, pengharapan baru atau sekalipun kabar duka.

METAMORFOSA
“Surga yang Terlewati”

Tiga bulan kemudian. . . .

                Niat untuk menghalalkan seorang wanita yang pernah disampaikan oleh El Scant dulu, sewaktu masih berada di bandara kepada Bayu. Kini benar-benar terlaksana, tepatnya pada hari ini. Karna tepatnya pada hari ini, El Scant akan segera menghalalkan seorang wanita bernama Re Becca bertempat disebuah masjid didekat rumah kediamannya sendiri. Re Becca adalah seorang wanita berhijab, yang sudah satu tahun menjalani ta’aruf dengannya. Sebab dalam islam tidak ada yang namanya berpacaran.
Dan tepatnya lagi pada saat ini ketika waktu menunjukkan jam delapan pagi, El Scant akan melakukan sebuah akad tuk membuktikan keseriusannya. Semua tamu terdekat pun sudah duduk manis memusatkan perhatiannya kepada sang pengantin pria, termasuk Bayu yang sudah duduk tak jauh darinya. Dan kini El Scant sedang melakukan akad nikahnya. Ia sedang berusaha mengucapkan ijab qabul dengan satu nafas.
Setelah berusaha, ia pun berhasil mengucapkankan ijab qabul dengan satu nafas. Semua tamu terdekat yang turut menghadirinya ikut terpaut akan suasana didalam masjid itu kemudian bersama saling merasa terharu, termasuk Bayu yang pada kedua matanya sudah berkaca-kaca. El Scant yang masih duduk usainya berhasil mengucapkan ijab qabul. Baru saja menerima sebuah hadiah yaitu sang pengantin wanita yang telah dihadiahkan hanya untuk dirinya.
Dan ketika sang pengantin wanita itu sudah duduk disampingnya. El Scant dipersilahkan untuk melihat lebih dekat dengannya, lalu mencium kening sang pengantin wanita itu yang sudah sah secara agama telah menjadi istri dirinya. Dan sang pengantin wanita itu berbalas mencium tangan El Scant dengan perasaan kasih, terharu telah menjadi sepasang suami istri. Bayu yang sudah melihat kedua pasangan pengantin yang sudah menyatu lagi sah itu, menjadi terkagum-kagum sendiri meratapi.
Begitupula dengan para tamu terdekat yang sudah ikut menghadiri lainnya. Satu kebahagiaan yang selalu hampir tidak pernah didapatkan oleh El Scant, yaitu keluarga besarnya dapat berkumpul bersama dengan dirinya seperti pada hari pernikahannya kini. Sebab keluarga besarnya menetap di kota Bogor, dan El Scant di Jakarta hanya sendiri karna sebelumnya menjadi seorang pemuda yang merantau ke Jakarta. Dan berkat kerja kerasnya, ia sudah memiliki rumah mewah namun sederhana di Jakarta.

Malam harinya. . . .

Malam hari pun tiba, dan waktu menunjukkan pukul Sembilan malam. Dirumah kediaman El Scant, sebagai pasangan pengantin baru mereka berdua telah merebahkan tubuh mereka dikasur tempat tidur tepatnya dikamar El Scant sendiri, bersebelahan berjarak sangat dekat. Sudah memakai baju tidur khusus couple berwarna biru, bersama menatapi langit-langit kamar. Sebab keduanya baru saja melakukan istirahat.
Setelah hampir seharian menjalani pesta pernikahan memakai unsur kesederhanaan. Didalam keadaan, posisi mereka yang masih seperti itu. Keduanya akan berbicara kecil sebelum memulai hubungan selanjutnya. Namun sesungguhnya keduanya sama-sama merasa masih malu, grogi, canggung dimalam pertamanya telah menjadi sepasang suami istri.
“Terimakasih, kamu sudah menghalalkanku dengan menikahiku hari ini! Tepatnya tadi sewaktu aku mendengar berita, kamu sudah berhasil mengucapkan ijab qabul demi menghalalkanku!”, Re Becca mengucapkan terimakasih dahulu memulai pembicaraan. Masih melihat kelangit-langit kamar.
“Sekarang aku sudah merasa sah! Karna aku telah menikahimu. Dan semoga pernikahan kita dipanjangkan oleh-Nya, sehingga pada kelak nanti kita akan bisa terbang bersama menuju surga-Nya.”, El Scant berbalas bijak mengungkap pengharapannya masih menatapi langit-langit kamarnya. Re Becca beralih menolehkan kepalanya kepada dirinya, melihat bahagia dengan senyuman kecil dibibirnya.
“Semoga denganmu, aku bisa menjalani kehidupan seperti Rasulullah!”, sambung Re Becca bijak mengungkap pengharapannya pula. El Scant menjadi tersenyum kecil lalu menolehkan balik kepalanya padanya, melihat bahagia menahan senyumnya.
“Katakan! Kehidupan seperti Rasulullah yang mana kau maksudkan, setelah beliau menikah?”, perintah disambung tanya El Scant padanya.
“Berpacaran setelah menikah. Sebab aku pernah mendengar yang menceritakan itu, tentang kehidupan Rasulullah setelah menikah.”, ujar Re Becca menatap jujur. El Scant pun menjadi tersenyum karna tak bisa lagi menahan senyumnya.
Kemudian El Scant mencoba tuk membelai rambut dari Re Becca seperti yang sering dilakukan Rasulullah dulu. El Scant membelainya lembut menunjukkan rasa kasihnya, Re Becca yang merasakan hanya menatapinya dengan ketenangan. Lalu El Scant mendekatkan wajahnya untuk berbisik. El Scant membisikkan, “Dulu, sangat benar yang pernah kudengar! Jika diantara dari istri Rasulullah, ada yang tidak bisa tidur jika rambutnya tidak dibelai oleh beliau!”.
Bisiknya lembut sehingga membuat Re Becca menjadi terenyuh dalam ketenangan. “Saat ini kamu telah membuktikan, kalau aku tidak salah menerimamu sebagai imam dalam hidupku.”, ungkap Re Becca menatap bahagia masih dalam ketenangan. El Scant pun menyambungnya, “Dan aku pun begitu! Semoga aku tidak pernah merasa keliru, karna telah memilihmu, untuk memintamu menjadi makmum dalam hidupku!”.
Usainya mereka berdua saling mengungkap apa yang ada didalam pikiran mereka masing-masing itu. Keduanya pun berlanjut akan melakukan sunnah rasul, yaitu dengan El Scant yang semakin membelai rambut dari Re Becca seakan-akan semakin merayunya saja. Apa yang sudah mereka bicarakan sebelumnya begitu manis, seperti mengisyaratkan mimpi-mimpi mereka berdua dihari kedepannya. Namun satu yang selalu mereka ingat, manusia hanyalah berencana dan Allah yang berkehendak.

METAMORFOSA
“Surga yang Terlewati”

Pagi harinya, El Scant beserta keluarga besarnya yang berjumlah enam orang sedang melakukan sarapan pagi bersama termasuk Re Becca. Keluarga besar dari El Scant terdiri dari kedua orangtuanya, seorang nenek dan seorang adik perempuan serta dua orang adik laki-lakinya. El Scant sangat khusus dipanggil oleh keluarganya dengan panggilan, Els. Tak jauh dari Re Becca, yang akrab dipanggil Re. Dan Re Becca memberitahukan nama panggilannya itu, ketika ibu dari El Scant menanyakannya.
Ketika masih melakukan sarapan pagi bersama sebagai awal bersilaturahmi sebagai keluarga, karna Re Becca merupakan seorang anggota keluarga baru dari keluarga besar dari El Scant. Keluarga besar dari El Scant sangat menerima kehadiran Re Becca, karna Re Becca adalah seorang wanita yang berhijab dan pasti bisa memegang teguh norma serta nilai agama. Dan tanpa diketahui Re Becca secara terbuka, keluarga besar El Scant begitu tertarik mempunyai menantu berhijab seperti dirinya.

Tujuh hari kemudian. . . .

Tepatnya pada hari ini, keluarga besar dari El Scant akan pulang ke Bogor dan cukup tujuh hari saja mereka semua menemani sang pengantin baru. Kini mereka semua telah berada di bandara dengan berbagai persiapan yang sudah matang. Mereka saling berdiri berhadapan berpandangan, dan ibu dari El Scant akan berkata memberikan sebuah pesan sebelum pamit akan segera pergi.
“Kamu berdua masih bisa dibilang sebagai pengantin baru! Maka dari itu ibu berpesan, perbanyaklah akur agar kamu berdua bisa menjadi sakinah, kemudian mawadah dan meneguhkannya diwarahmah!”, ibu dari El Scant memnitipkan pesannya penuh pengharapan. Menatap ceria ke El Scant dan Re Becca. El Scant dan Re Becca menjadi tersenyum malu melihat kepadanya.
“Els, sekarang kamu sudah tidak sendiri lagi! Karna sudah ada istrimu yang kan menyita sedikit waktu darimu. Maka dari itu, bersikap adillah dalam membagi waktumu! Waktu untuk bekerja, beribadah dengan berjamaah, dan waktu untuk bersama diwaktu kosongmu! Pesan ayah, gunakanlah peran istrimu untuk kebaikan agar bisa terus melangkah hingga ke warahmah!”, sambung ayah dari El Scant memberi pesannya. Melihat ceria, bijak kepada El Scant dan Re Becca.
Ketiga orang adiknya, menjadi tersenyum haru mendengar pesan yang berupa nasehat kepada kakaknya dan kakak iparnya. Begitupun dengan neneknya yang juga tersenyum haru, namun diam-diam membayangkan seorang cicid yang akan diterimanya dari kedua sang pengantin baru. Kemudian suara dari informasi memberitahukan kalau pesawat yang akan ditumpangi keluarga besarnya itu sudah dibuka, dan akan segera lepas landas pada tigapuluh menit kemudian.
Susana diantara merekapun berubah, yaitu saling berpamitan dengan berjabat tangan tak lupa dengan saling berpelukan. Setelah melakukan yang demikian, kini keluarga besarnya mulai bergegas berenjak bersama akan memasuki kedalam bandara. El Scant yang menyaksikannya menjadi tersedih namun memendamnya. “Sampai berjumpa lagi. Semoga Allah memberi umur panjang kepada mereka disana. Agar kami bisa dipertemukan lagi dengan kebahagiaan lebih dari ini!”, bisik El Scant meratapi.
Sedangkan Re Becca hanya memandangi El Scant yang masih meratapi kepergian dari keluarganya. Lalu secara tiba-tiba merasakan apa yang sudah terlanjur dirasakan El Scant kini. Kemudian Re Becca berkata, “Hey didekatmu masih ada aku! Masih ada pesan ayah, juga pesan ibu! Dan senyuman dari nenek, senyuman dari ketiga saudaramu! Semuanya akan selalu mengitari kita berdua bukan?”. Re Becca mencoba menegarkannya, menghiburnya.
Dan El Scant menjadi tertawa kecil lalu melihat ke Re Becca. “Re, mulai hari ini kamu yang bertugas untuk selalu menjagaku! Tolong, jangan pernah tinggalkan aku sendiri didalam istana sederhana, dirumah kita berdua!”, pinta memohon mencurahkan pengharapannya terhadap Re Becca. Dan Re Becca memberikan senyum lepasnya, menerima pintanya. Sejenak El Scant merasa buyar akan kesedihan yang sempat dirasakannya ketika melihat senyuman lepas dari dirinya.

METAMORFOSA
“Surga yang Terlewati”

Ketika hari sudah memasuki petang, suara adzan sholat maghrib baru saja berkumandang pertandakan sudah memasuki waktu untuk menunaikan ibadah sholat maghrib. El Scant dan Re Becca bersama pergi kekamar mandi didalam kamar mereka berdua, untuk segera berwudhu dengan memakai air keran yang berbeda. Keduanya berniat akan segera menunaikan ibadah sholat maghrib berjamaah walau kini hanya berdua saja.
Sebab pada hari-hari sebelumnya mereka berdua telah berjamaah bersama keluarga besarnya. Dan kini mereka berdua sudah berada dalam keadaan bersuci, berdiri diatas hamparan sajadah dengan sudah memakai perlengkapan alat sholat. El Scant memakai baju muslim beserta dengan sarung juga kopiahnya, dan Re Becca memakai mukenahnya. Dan El Scant pun mengucap takbir usainya mengucapkan niat untuk menunaikan sholat maghrib.
 Kemudian ada yang terbesit ditengah kehusyukan El Scant dalam bacaan sholatnya. Yaitu ketika El Scant sebagai imam mengucapkan doa Al-Fatihah yang berbunyi, “Wa laddoooooolliin”. Re Becca sebagai makmum pun menjawab, “Aamiin!”, dengan suara bersahaja. Dan dari apa yang terbesit pada dirinya itulah, yang membuat El Scant semakin khusyuk dari sholatnya. Subahanallah, apa yang baru saja dikerjakan keduanya, menunaikan sholat maghrib berjamaah.
Akan mengantarkan keduanya menaiki satu level  yaitu mawadah dari level yang mereka singgahi, sakinah. Ketika telah usai menunaikan sholat maghrib berjamaah, mereka berdua melanjutkannya dengan bersama mempelajari, membaca Al-Qur’an. Dan kini mereka sedang duduk berhadapan dengan dua buah Al-Qur’an didepan mereka masing-masing. “Els, aku sebagai istrimu ingin mendengar suara dari Qori Tilawatil Qur’an darimu!”, pinta Re Becca dengan permisi melihat canggung.
El Scant yang sudah mendengar pintanya menjadi tersenyum mengiyakannya. Lalu ia meminta Re Becca untuk membuka surah Al-Bayyinah di Al-Qur’an milik Re Becca sendiri. Maksud darinya agar Re Becca bisa belajar membaca Al-Qur’an dengan baik, ketika mendengar drinya sedang melatunkan ayat-ayat Al-Qur’an dari surah Al-Bayyinah. Re becca pun menurutinya, dan ketika El Scant baru saja memulai suara dari Qori Tilawatil Qur’annya, sesekali membuat Re Becca terdiam hening mendengarkan.
melihat ayat dari surah Al-Bayyinah yang sedang dibacakan oleh El Scant tersebut. Dan kegiatan bersama membaca Al-Qur’an mereka lakukan hingga waktu dari sholat isya tiba. Karna setelah melakukan sholat isya berjamaah, mereka akan segera melakukan makan malam bersama dilantai dasar rumah kediaman mereka bedua. Dan kegiatan tersebut akan terus mereka lakukan selagi El Scant sedang berada dirumah untuk bisa melakukan ibadah sholat berjamaah.
Mereka berdua adalah pasangan suami istri yang beruntung, karna hampir tidak pernah lalai dalam ibadah sholatnya. Dan khusus pada setiap hari jum’at, saat El Scant sedang berada dirumahpun tetap tidak bisa melakukan ibadah sholat dzuhur berjamaah dengan Re Becca dirumah kediamannya. Karna El Scant yang merupakan kaum adam, sangat diharuskan, diwajibkan untuk melakukan sholat jum’at dimasjid terdekat.
Bahkan karna ibadah dihari jum’at itu, El Scant membatasi jam prakteknya disebuah rumah sakit dari jam delapan pagi sampai jam sepuluh pagi saja. Satu jam lebih awal dari hari biasanya.

Disuatu hari kemudian. . . .

Hari ini adalah hari jum’at. El Scant yang masih membuka jam prakteknya disebuah rumah sakit, baru diketahui jika limabelas menit lagi jam prakteknya akan berakhir. Begitu sampai diujung waktunya, El Scant benar mengakhiri jam buka prakteknya sebagai Dokter Spesialis Anak. Dan kini ia sedang membuka pakaian berupa jas Dokternya, dengan menggantinya memakai pakaian muslim bagian atasnya saja. Setelahnya mengganti pakaian atasnya, El Scant pun berjalan akan keluar dari ruangannya.
Namun disaat ketika baru saja keluar dari ruangannya dengan menutup pintu ruangannya. Tiba-tiba saja ia menjadi terdiam karna melihat Bayu sudah berdiri didepannya, sudah pula mengganti pakaian atasnya yang sama dengannya hanya berbeda warna saja. “Seperti biasa. Ayp kita bergegas! Karna lima menit lagi adzan sholat jum’at akan dikumandangkan!”, ajak Bayu secara langsung tak ingin memperlambat. Dan El Scant pun mengangguk lalu mereka berdua bersama beranjak dari tempatnya.
Ada dua buah macam keunikan yang sering mereka berdua lakukan padA setiap hari jum’at tiba. Yaitu mereka melepas pakaian berupa jas Dokter mereka, dengan menggantikannya memakai pakaian muslim bagian atas. Dan ketika akan pergi menuju kesebuah masjid terdekat, mereka berdua memilih untuk menggunakan ojek yang sedang beroperasi disekitar rumah sakit. Alasan dari keduanya melakukan dua hal ini, hanya ingin tertampak sederhana dimata rakyat.
Khusus diluar jam kerjanya masing-masing. Sebab mereka telah mempunyai pemikiran, ketika melakukan ibadah sholat jum’at bersama disebuah masjid. Alangkah baiknya memakai pakaian muslim demi menyeimbangkan dengan semua majelis. Karna saat ketika melakukan sujud dalam sholat begitu terlihat semua orang adalah sama dihadapan Tuhannya. Tidak ada yang meninggi, dan tidak ada pula yang merendah.
Semuanya sama dan hanya Tuhan yang mengetahui, siapa diantara hambanya yang mendapatkan kenaikan derajat dari-Nya.

METAMORFOSA
“Surga yang Terlewati”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar