Hari cepat berganti, dan hari ini
adalah hari dimana El Scant akan pergi keluar kota demi menjalani masa tournya.
Dikediamannya sendiri, El Scant dan Re Becca sedang berdiri diteras rumahnya.
Mereka sedang berbincang-bincang kecil, bercanda apa saja yang membuat suasana
hati keduanya menjadi tenang. Kemudian mereka berdua melihat pintu gerbang
rumah terbuka, lalu terlihatlah sebuah mobil melewati pintu gerbang rumah
memasuki halaman rumah.
Dan mobil itupun berhenti masih
dihalaman rumah, menghadap ke mereka berdua yang masih berdiri bersama diteras
rumah. Sang pengendara mobil itu adalah Bayu yang baru saja keluar dari
mobilnya, berjalan lalu memilih berdiam didepan mobilnya dengan membelakangi.
Kini Bayu sudah berdiri membelakangi mobilnya dengan gagah, tersenyum manis
melihat mereka berdua yang masih saja berdiri didepan teras rumah mereka
memandangi Bayu.
Dan kemudian mereka berdua mulai
beranjak akan menghampiri Bayu, lalu berdiam dihadapan Bayu. Mereka bertiga
saling berpandangan kaku. “Aku pinjam suamimu, untuk menjalani masa tour
kami!”, Bayu berkata permisi melihat ke Re Becca. Re Becca tersenyum
menunjukkan wajah sudah mengerti. “Sepertinya, ada sesuatu yang begitu tidak
boleh ketinggalan? Dan harus diserahkan kepada Re Becca sekarang juga!”, tegur
El Scant menyambung melihat canda ke Bayu.
Bayu yang sudah mengerti maksud
dari perkataan El Scant, berjalan lagi menuju pintu mobil sebelah kiri bagian
depan. Lalu ia membuka pintunya mengambil seorang bayi perempuan berpakaian
gaun sederhana lengkap dengan bando dikepalanya. Setelahnya mengambil juga
menutup pintu mobilnya kembali, Bayu berjalan lagi menuju tempatnya tadi. Re
Becca yang melihat Bayu menimang seorang bayi perempuan, menjadi terdiam
terpana kepada seorang bayi perempuan itu.
Bahkan ia masih terdiam terpana
melihat bayi perempuan itu, hingga Bayu sudah berhenti didepannya sembari
memberikan bayi perempuan tersebut. “Inilah, sosok bayi yang bernama Raffisa.
Yang sudah aku ceritakan pada malam itu!”, buka El Scant mengingatkannya. Lalu
Bayu menyambungnya, “Aku dan El Scant dangat cerdas bukan?! Karna kami memberi
seorang teman kecil yang begitu menggemaskan!”, bernada sedikit heboh.
Re Becca yang sudah mendengar
perkataan dari keduanya dengan masih melihat ke bayi perempuan itu, menjadi
berani mengambil bayi perempuan itu dari Bayu tanpa merasa canggung. “Semoga
saja dengan aku yang membantu tuk menjaga Raffisa. Bisa membuatku mendapatkan
seorang anak dalam waktu dekat!”, kata pengharapan Re Becca melihat ke Bayu dan
El Scant. Mendekap Raffisa dengan rasa bahagianya. Dan rasa bahagianya itupun
tertular pada El Scant dan Bayu yang melihat.
Setelah melihat pemandangan yang
demikian, Bayu beranjak beralih membuka bagasi mobilnya dan El Scant
menyusulnya dengan membawa koper miliknya sendiri. Sesampainya ke bagasi
mobilnya, Bayu mengambil koper yang berisi kebutuhan dari bayi Raffisa.
Sementara El Scant menaruhkan koper miliknya sendiri dibagasi mobil Bayu.
Kemudian mereka berdua memasuki mobil Bayu secara bersamaan, karna harus segera
pergi ke bandara.
Dan Re Becca yang masih mendekap
bayi Raffisa, memberi senyuman kepada mereka berdua yang akan segera pergi. Re
Becca berdiri ditempat saat ketika Bayu sudah memundurkan mobilnya untuk keluar
dari halaman rumah. Kemudian Bayu memutarkan setir mobilnya kearah kanan
sedikit mengencangkan untuk menuju jalan arah bandara. Kembali pada Re Becca,
saat ketika sudah diliahatnya pintu gerbang rumah sudah tertutup kembali.
Re Becca bersama bayi Raffisa
itupun beralih akan memasuki rumah dengan membawa koper berisi kebutuhan dari
bayi Raffisa. Tanpa disadari olehnya, inilah sesuatu misterius yang terjadi
padanya. Saat ia keliru mengambil sesuatu, yaitu mengambil sebuah alat tes
kehamilan dimana sebelumnya ia telah berniat untuk mengambil pembalut, pada
hari kemarin. Dan ini juga jawaban dari pertanyaan darinya. Bayi Raffisa adalah
sesuatu yang akan selalu menemaninya selagi El Scant berada diluar kota.
METAMORFOSA
“Surga yang Terlewati”
Setelah satu bulan setengah
berjalan, El Scant dan Bayu dikabarkan akan pulang kembali ke Jakarta karna
sudah selesai menjalani masa tour mereka, dan tepatnya pada hari ini. Begitupun
Re Becca dikediamannya sendiri, sedang mendandani bayi Raffisa untuk menyambut
kedatangan mereka berdua yang akan langsung menuju ke rumah kediamannya. Re
Becca sudah cukup merasa puas dalam menjaga bayi Raffisa, selama Bayu masih menjalani
masa tournya di kota Bogor.
Dan kini bayi Raffisa sudah tampak
cantik nan anggun, memakai gaun sederhana dengan lingkaran dikepalanya seperti
seorang malaikat kecil. Setelah beberapa saat berlalu, suara bel rumah
kediamannya pun berbunyi, dan itu menandakan jika dua orang yang masih ditunggu
kedatangannya telah tiba. Re Becca yang sudah mendengar suara bel rumah
kediamannnya, langsung berjalan menghampiri pintu masuk rumah kediamannya
berniat akan membukakannya.
Sementara tepat didepan pintu masuk
rumah, El Scant dan Bayu sedang menunggu pintu masuk rumah didepan keduanya
berharap pintu masuk akan dibuka oleh seseorang yang sedang berada didalam. Dan
kini pintu masuk rumah dibuka oleh Re Becca, dengan menimang bayi Raffisa yang
kecantikannya telah sempurna. El Scant dan Bayu pun dibuat begitu terkesima,
terpana memandangi bayi Raffisa. “Subahanallah!”, ucap syukur keduanya
serentak.
Sementara Re Becca yang sudah
mendengarnya, baru saja berkata dengan mempersilahkan keduanya untuk masuk
segera beristirahat. Dan mereka bertiga pun beranjak memasuki kedalam rumah
akan segera melakukan acara makan siang bersama. Kemudian disaat acara makan
siang bersama tengah mereka lakukan, suasana persahabatan berpadu dengan
suasana kekeluargaan. Dan lebih dominan kebersamaan mereka dalam melakukan
acara makan siangnya, tampak seperti kekeluargaan.
Esoknya. . . .
Seperi pada hari biasanya, Re
Becca dan El Scant berada diteras rumah disetiap paginya, sebelum El Scant
pergi kerumah sakit untuk bekerja kembali. Disaat sedang masih berdiri bersama
diteras rumah, Re Becca akan menyinggung sesuatu pada El Scant. Pandangan
keduanya sama-sama tertuju lurus kedepan. “Kemarin, kau lupa mencium keningku. Sebelum
kamu pergi ke luar kota.”, Re Becca mengulang yang telah lalu. El Scant baru
menyadarinya lalu melihat padanya.
“Kalau memang begitu, mengapa kamu
diam saja?! Karna kalau saja kamu menegurku, tentu aku mengingat kewajibanku
itu sebelum pergi bersama Bayu.”, El Scant mengungkap kekeliruannya dengan
menanyakan. Melihat bingung karna baru saja menyadari. Re Becca menjadi
tersenyum lalu melihat padanya balik. El Scant yang melihatnya tersenyum,
mengangkat tangan kirinya tuk membelai kepala dari Re Becca.
Dan Re Becca yang merasakan belaian
darinya, masih melihatnya menjadi tersanjung. Kemudian El Scant beralih mencium
keningnya lalu mengucapkan, “Assalamu’alaikum”. Re Becca pun menjadi tertawa
kecil lalu mengucapkan salam balik, “Walaikumsalam”. Setelah mendengar ucapan
salam balik darinya, El Scant baru mulai beranjak bergegas menuju mobilnya
berniat akan segera pergi menuju rumah sakit untuk bekerja kembali.
Sementara Re Becca hanya berdiri
ditempat dengan perasaan senang melihat suami tercintanya akan pergi mencari nafkah
untuk kelangsungan hidup mereka berdua.
METAMORFOSA
“Surga yang Terlewati”
Setelah beberapa hari berjalan, dirumah
kediamannya sendiri. Bayu sedang menimang manja bayi Raffisa. Sebab pada hari
ini Bayu akan mengembalikan bayi Raffisa kepada ayah kandungnya. Karna kesepakatan
yang telah mereka berdua janjikan telah sampai tepatnya pada hari ini. Bayu
masih saja menimang manja bayi Raffisa, dengan mensholawatinya. Sebab telah
dipikirnya, jika hari ini adalah hari terakhir untuk dirinya mensholawati bayi
Raffisa.
Tak lama kemudian, asisten
rumahnya datang kepadanya dengan mengatakan kalau seorang wanita telah datang
untuk menjemput bayi Raffisa. Bayu pun merasa terkejut kecil sehingga
membalikkan tubuhnya kebelakang mengarah ke pintu masuk rumahnya. Untuk sejenak
ia berpikir, akankah ia sanggup tuk berpisah dengan bayi Raffisa atau tidak?
Namun yang selalu diteguhkannya, hak orang lain yaitu ayah kandung dari bayi
Raffisa sangat kuat dibanding dirinya sendiri.
Dan kini Bayu mulai melangkah
mendekati pintu masuk rumah, dengan ditemani asisten rumahnya yang membawa
koper berisi kebutuhan dari bayi Raffisa. Saat ketika sudah berada diteras
rumahnya, berhadapan dengan seorang wanita yang akan menjemput bayi Raffisa.
Bayu mulai berkata menitipkan pesannya, “Sampaikan pada ayahnya, kalau saya
begitu menyayangi putrinya. Dan sampaikan padanya pula, bila ada kesempatan
pertemukan saya dengan putrinya lagi!”.
Kata dalam pesan yang disampaikan
olehnya begitu tegar. Dan kini mulai merasa gemetar saat ketika harus
memberikan bayi Raffisa kepada seorang wanita itu. seorang wanita itupun
menjadi tersenyum haru melihat padanya, lalu berkata pamit untuk segera pergi
meninggalkannya. Dengan perasaan setengah ikhlas dihatinya, Bayu mengangguk
menatapi wajah bayi Raffisa yang sedang melihat diam padanya.
Dan ketika seorang wanita itu
berbalik pergi membawa bayi Raffisa, Bayu meneteskan airmatanya merasa sedikit tersakiti.
Bahkan Bayu berada dalam keadaan yang seperti itu, hingga seorang wanita itu
telah tiada lagi dipandangannya karna sudah pergi meninggalkan rumahnya dengan
kendaraan mobilnya. Dan selama ia masih berhadapan dengan seorang wanita tadi,
ia sama sekali tidak memperhatikan betul wajah dari seorang wanita itu.
Karna dirinya terlalu fokus dengan
wajah bayi Raffisa, dimana bayi Raffisa terus menatap padanya diam. Sebelum
keduanya benar-benar berpisah.
Satu minggu kemudian. . . .
Bayu diruangannya, sedang meratapi
ponselnya. Ia telah tidak sengaja membuka galeri foto pada ponselnya, dimana
ada beberapa foto bayi Raffisa telah tersimpan digaleri foto pada ponselnya.
Kemudian secara tiba-tiba asisten dirinya memanggil namanya, memberitahukan
kalau pasien di unit gawat darurat sudah bisa ditangani dengan melakukan
tindakan operasi segera. Karna pasien yang dimaksud sudah menjalani pemeriksaan
secara itensif oleh dokter jaga di UGD.
Tanpa harus lebih mencerna apa
yang sudah diberitahukan oleh asistennya itu dulu, Bayu langsung bergegas untuk
segera pergi ke UGD dengan membawa beberapa orang suster tuk mendampinginya.
Demi mengetahui kondisi pasien yang telah dimaksud untuk segera dibawa kedalam
kamar operasi. Setibanya di UGD, Bayu dan beberapa orang susternya sempat
menjadi berbeda haluan saat ketika akan mendatangi pasien yang telah dimaksud
tadi.
Mengetahui itu, beberapa orang
suster yang telah mendampinginya memilih tuk mengikutinya saja dengan perasaan
sedikit bingung. Dan Bayu yang sudah yakin telah menemukan pasien yang
dimaksudkannya tadi, meminta beberapa orang suster yang masih mendampinginya
untuk membawa segera pasien yang sudah ditemuinya kini keruang operasi. Namun
ketika pasien yang dimaksud berada diruang tunggu khusus pasien yang akan
menjalani tindakan operasi.
Dokter jaga UGD menjadi terkejut,
karna Dokter Bayu telah keliru membawa pasien. Dan Dokter jaga UGD langsung
memberitahukannya kepada Dokter Bayu tentang kekeliruannya itu, karna
bertepatan kalau Dokter Bayu sedang berdiam disampingnya melihat pasien yang
dimaksud. Dokter Bayu yang baru saja mendengar tentang kekeliruannya dari
Dokter jaga UGD, langsung meminta beberapa orang suster tadi untuk menukar
pasien di UGD, secepatnya harus dibawa ke ruang operasi.
Beberapa orang suster itupun
menuruti perintah darinya, sedangkan Dokter Bayu meminta maaf kepada pasien
yang telah dibawanya tadi. Usainya meminta maaf kepada pasien yang telah keliru
dibawanya tadi, Dokter Bayu meminta maaf ke Dokter jaga UGD atas kekeliruan
yang telah tidak sengaja dilakukannya. Dan Dokter jaga UGD hanya tersenyum
menerima permintaan maaf darinya.
METAMORFOSA
“Surga yang Terlewati”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar