Rabu, 13 Juli 2016

METAMORFOSA *4*



Hari cepat berganti, dan hari ini adalah hari dimana El Scant akan pergi keluar kota demi menjalani masa tournya. Dikediamannya sendiri, El Scant dan Re Becca sedang berdiri diteras rumahnya. Mereka sedang berbincang-bincang kecil, bercanda apa saja yang membuat suasana hati keduanya menjadi tenang. Kemudian mereka berdua melihat pintu gerbang rumah terbuka, lalu terlihatlah sebuah mobil melewati pintu gerbang rumah memasuki halaman rumah.
Dan mobil itupun berhenti masih dihalaman rumah, menghadap ke mereka berdua yang masih berdiri bersama diteras rumah. Sang pengendara mobil itu adalah Bayu yang baru saja keluar dari mobilnya, berjalan lalu memilih berdiam didepan mobilnya dengan membelakangi. Kini Bayu sudah berdiri membelakangi mobilnya dengan gagah, tersenyum manis melihat mereka berdua yang masih saja berdiri didepan teras rumah mereka memandangi Bayu.
Dan kemudian mereka berdua mulai beranjak akan menghampiri Bayu, lalu berdiam dihadapan Bayu. Mereka bertiga saling berpandangan kaku. “Aku pinjam suamimu, untuk menjalani masa tour kami!”, Bayu berkata permisi melihat ke Re Becca. Re Becca tersenyum menunjukkan wajah sudah mengerti. “Sepertinya, ada sesuatu yang begitu tidak boleh ketinggalan? Dan harus diserahkan kepada Re Becca sekarang juga!”, tegur El Scant menyambung melihat canda ke Bayu.
Bayu yang sudah mengerti maksud dari perkataan El Scant, berjalan lagi menuju pintu mobil sebelah kiri bagian depan. Lalu ia membuka pintunya mengambil seorang bayi perempuan berpakaian gaun sederhana lengkap dengan bando dikepalanya. Setelahnya mengambil juga menutup pintu mobilnya kembali, Bayu berjalan lagi menuju tempatnya tadi. Re Becca yang melihat Bayu menimang seorang bayi perempuan, menjadi terdiam terpana kepada seorang bayi perempuan itu.
Bahkan ia masih terdiam terpana melihat bayi perempuan itu, hingga Bayu sudah berhenti didepannya sembari memberikan bayi perempuan tersebut. “Inilah, sosok bayi yang bernama Raffisa. Yang sudah aku ceritakan pada malam itu!”, buka El Scant mengingatkannya. Lalu Bayu menyambungnya, “Aku dan El Scant dangat cerdas bukan?! Karna kami memberi seorang teman kecil yang begitu menggemaskan!”, bernada sedikit heboh.
Re Becca yang sudah mendengar perkataan dari keduanya dengan masih melihat ke bayi perempuan itu, menjadi berani mengambil bayi perempuan itu dari Bayu tanpa merasa canggung. “Semoga saja dengan aku yang membantu tuk menjaga Raffisa. Bisa membuatku mendapatkan seorang anak dalam waktu dekat!”, kata pengharapan Re Becca melihat ke Bayu dan El Scant. Mendekap Raffisa dengan rasa bahagianya. Dan rasa bahagianya itupun tertular pada El Scant dan Bayu yang melihat.
Setelah melihat pemandangan yang demikian, Bayu beranjak beralih membuka bagasi mobilnya dan El Scant menyusulnya dengan membawa koper miliknya sendiri. Sesampainya ke bagasi mobilnya, Bayu mengambil koper yang berisi kebutuhan dari bayi Raffisa. Sementara El Scant menaruhkan koper miliknya sendiri dibagasi mobil Bayu. Kemudian mereka berdua memasuki mobil Bayu secara bersamaan, karna harus segera pergi ke bandara.
Dan Re Becca yang masih mendekap bayi Raffisa, memberi senyuman kepada mereka berdua yang akan segera pergi. Re Becca berdiri ditempat saat ketika Bayu sudah memundurkan mobilnya untuk keluar dari halaman rumah. Kemudian Bayu memutarkan setir mobilnya kearah kanan sedikit mengencangkan untuk menuju jalan arah bandara. Kembali pada Re Becca, saat ketika sudah diliahatnya pintu gerbang rumah sudah tertutup kembali.
Re Becca bersama bayi Raffisa itupun beralih akan memasuki rumah dengan membawa koper berisi kebutuhan dari bayi Raffisa. Tanpa disadari olehnya, inilah sesuatu misterius yang terjadi padanya. Saat ia keliru mengambil sesuatu, yaitu mengambil sebuah alat tes kehamilan dimana sebelumnya ia telah berniat untuk mengambil pembalut, pada hari kemarin. Dan ini juga jawaban dari pertanyaan darinya. Bayi Raffisa adalah sesuatu yang akan selalu menemaninya selagi El Scant berada diluar kota.

METAMORFOSA
“Surga yang Terlewati”

Setelah satu bulan setengah berjalan, El Scant dan Bayu dikabarkan akan pulang kembali ke Jakarta karna sudah selesai menjalani masa tour mereka, dan tepatnya pada hari ini. Begitupun Re Becca dikediamannya sendiri, sedang mendandani bayi Raffisa untuk menyambut kedatangan mereka berdua yang akan langsung menuju ke rumah kediamannya. Re Becca sudah cukup merasa puas dalam menjaga bayi Raffisa, selama Bayu masih menjalani masa tournya di kota Bogor.
Dan kini bayi Raffisa sudah tampak cantik nan anggun, memakai gaun sederhana dengan lingkaran dikepalanya seperti seorang malaikat kecil. Setelah beberapa saat berlalu, suara bel rumah kediamannya pun berbunyi, dan itu menandakan jika dua orang yang masih ditunggu kedatangannya telah tiba. Re Becca yang sudah mendengar suara bel rumah kediamannnya, langsung berjalan menghampiri pintu masuk rumah kediamannya berniat akan membukakannya.
Sementara tepat didepan pintu masuk rumah, El Scant dan Bayu sedang menunggu pintu masuk rumah didepan keduanya berharap pintu masuk akan dibuka oleh seseorang yang sedang berada didalam. Dan kini pintu masuk rumah dibuka oleh Re Becca, dengan menimang bayi Raffisa yang kecantikannya telah sempurna. El Scant dan Bayu pun dibuat begitu terkesima, terpana memandangi bayi Raffisa. “Subahanallah!”, ucap syukur keduanya serentak.
Sementara Re Becca yang sudah mendengarnya, baru saja berkata dengan mempersilahkan keduanya untuk masuk segera beristirahat. Dan mereka bertiga pun beranjak memasuki kedalam rumah akan segera melakukan acara makan siang bersama. Kemudian disaat acara makan siang bersama tengah mereka lakukan, suasana persahabatan berpadu dengan suasana kekeluargaan. Dan lebih dominan kebersamaan mereka dalam melakukan acara makan siangnya, tampak seperti kekeluargaan.

Esoknya. . . .

Seperi pada hari biasanya, Re Becca dan El Scant berada diteras rumah disetiap paginya, sebelum El Scant pergi kerumah sakit untuk bekerja kembali. Disaat sedang masih berdiri bersama diteras rumah, Re Becca akan menyinggung sesuatu pada El Scant. Pandangan keduanya sama-sama tertuju lurus kedepan. “Kemarin, kau lupa mencium keningku. Sebelum kamu pergi ke luar kota.”, Re Becca mengulang yang telah lalu. El Scant baru menyadarinya lalu melihat padanya.
“Kalau memang begitu, mengapa kamu diam saja?! Karna kalau saja kamu menegurku, tentu aku mengingat kewajibanku itu sebelum pergi bersama Bayu.”, El Scant mengungkap kekeliruannya dengan menanyakan. Melihat bingung karna baru saja menyadari. Re Becca menjadi tersenyum lalu melihat padanya balik. El Scant yang melihatnya tersenyum, mengangkat tangan kirinya tuk membelai kepala dari Re Becca.
Dan Re Becca yang merasakan belaian darinya, masih melihatnya menjadi tersanjung. Kemudian El Scant beralih mencium keningnya lalu mengucapkan, “Assalamu’alaikum”. Re Becca pun menjadi tertawa kecil lalu mengucapkan salam balik, “Walaikumsalam”. Setelah mendengar ucapan salam balik darinya, El Scant baru mulai beranjak bergegas menuju mobilnya berniat akan segera pergi menuju rumah sakit untuk bekerja kembali.
Sementara Re Becca hanya berdiri ditempat dengan perasaan senang melihat suami tercintanya akan pergi mencari nafkah untuk kelangsungan hidup mereka berdua.

METAMORFOSA
“Surga yang Terlewati”

Setelah beberapa hari berjalan, dirumah kediamannya sendiri. Bayu sedang menimang manja bayi Raffisa. Sebab pada hari ini Bayu akan mengembalikan bayi Raffisa kepada ayah kandungnya. Karna kesepakatan yang telah mereka berdua janjikan telah sampai tepatnya pada hari ini. Bayu masih saja menimang manja bayi Raffisa, dengan mensholawatinya. Sebab telah dipikirnya, jika hari ini adalah hari terakhir untuk dirinya mensholawati bayi Raffisa.
Tak lama kemudian, asisten rumahnya datang kepadanya dengan mengatakan kalau seorang wanita telah datang untuk menjemput bayi Raffisa. Bayu pun merasa terkejut kecil sehingga membalikkan tubuhnya kebelakang mengarah ke pintu masuk rumahnya. Untuk sejenak ia berpikir, akankah ia sanggup tuk berpisah dengan bayi Raffisa atau tidak? Namun yang selalu diteguhkannya, hak orang lain yaitu ayah kandung dari bayi Raffisa sangat kuat dibanding dirinya sendiri.
Dan kini Bayu mulai melangkah mendekati pintu masuk rumah, dengan ditemani asisten rumahnya yang membawa koper berisi kebutuhan dari bayi Raffisa. Saat ketika sudah berada diteras rumahnya, berhadapan dengan seorang wanita yang akan menjemput bayi Raffisa. Bayu mulai berkata menitipkan pesannya, “Sampaikan pada ayahnya, kalau saya begitu menyayangi putrinya. Dan sampaikan padanya pula, bila ada kesempatan pertemukan saya dengan putrinya lagi!”.
Kata dalam pesan yang disampaikan olehnya begitu tegar. Dan kini mulai merasa gemetar saat ketika harus memberikan bayi Raffisa kepada seorang wanita itu. seorang wanita itupun menjadi tersenyum haru melihat padanya, lalu berkata pamit untuk segera pergi meninggalkannya. Dengan perasaan setengah ikhlas dihatinya, Bayu mengangguk menatapi wajah bayi Raffisa yang sedang melihat diam padanya.
Dan ketika seorang wanita itu berbalik pergi membawa bayi Raffisa, Bayu meneteskan airmatanya merasa sedikit tersakiti. Bahkan Bayu berada dalam keadaan yang seperti itu, hingga seorang wanita itu telah tiada lagi dipandangannya karna sudah pergi meninggalkan rumahnya dengan kendaraan mobilnya. Dan selama ia masih berhadapan dengan seorang wanita tadi, ia sama sekali tidak memperhatikan betul wajah dari seorang wanita itu.
Karna dirinya terlalu fokus dengan wajah bayi Raffisa, dimana bayi Raffisa terus menatap padanya diam. Sebelum keduanya benar-benar berpisah.

Satu minggu kemudian. . . .

Bayu diruangannya, sedang meratapi ponselnya. Ia telah tidak sengaja membuka galeri foto pada ponselnya, dimana ada beberapa foto bayi Raffisa telah tersimpan digaleri foto pada ponselnya. Kemudian secara tiba-tiba asisten dirinya memanggil namanya, memberitahukan kalau pasien di unit gawat darurat sudah bisa ditangani dengan melakukan tindakan operasi segera. Karna pasien yang dimaksud sudah menjalani pemeriksaan secara itensif oleh dokter jaga di UGD.
Tanpa harus lebih mencerna apa yang sudah diberitahukan oleh asistennya itu dulu, Bayu langsung bergegas untuk segera pergi ke UGD dengan membawa beberapa orang suster tuk mendampinginya. Demi mengetahui kondisi pasien yang telah dimaksud untuk segera dibawa kedalam kamar operasi. Setibanya di UGD, Bayu dan beberapa orang susternya sempat menjadi berbeda haluan saat ketika akan mendatangi pasien yang telah dimaksud tadi.
Mengetahui itu, beberapa orang suster yang telah mendampinginya memilih tuk mengikutinya saja dengan perasaan sedikit bingung. Dan Bayu yang sudah yakin telah menemukan pasien yang dimaksudkannya tadi, meminta beberapa orang suster yang masih mendampinginya untuk membawa segera pasien yang sudah ditemuinya kini keruang operasi. Namun ketika pasien yang dimaksud berada diruang tunggu khusus pasien yang akan menjalani tindakan operasi.
Dokter jaga UGD menjadi terkejut, karna Dokter Bayu telah keliru membawa pasien. Dan Dokter jaga UGD langsung memberitahukannya kepada Dokter Bayu tentang kekeliruannya itu, karna bertepatan kalau Dokter Bayu sedang berdiam disampingnya melihat pasien yang dimaksud. Dokter Bayu yang baru saja mendengar tentang kekeliruannya dari Dokter jaga UGD, langsung meminta beberapa orang suster tadi untuk menukar pasien di UGD, secepatnya harus dibawa ke ruang operasi.
Beberapa orang suster itupun menuruti perintah darinya, sedangkan Dokter Bayu meminta maaf kepada pasien yang telah dibawanya tadi. Usainya meminta maaf kepada pasien yang telah keliru dibawanya tadi, Dokter Bayu meminta maaf ke Dokter jaga UGD atas kekeliruan yang telah tidak sengaja dilakukannya. Dan Dokter jaga UGD hanya tersenyum menerima permintaan maaf darinya.

METAMORFOSA
“Surga yang Terlewati”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar