Esoknya, usainya melakukan sarapan
pagi serta mendampingi El Scant ketika hendak akan pergi bekerja ke rumah
sakit. Re Becca sudah terduduk manis didalam kamarnya sendiri, menghadap
kejendela kamarnya sambil memegang sehelai pakaian bayi perempuan. Sehelai
pakaian bayi perempuan yang sudah secara tidak disengaja dibeli olehnya pada
dua tahun lalu. Re Becca begitu tersenyum manja meratapi pakaian bayi perempuan
miliknya, seolah-olah mimpinya kan menjadi nyata.
Sementara disana, Inairtif sedang
muntah-muntah dikamar mandi didalam kamarnya sendiri, dirumah kediamannya milik
kakak iparnya. Ia telah merasakan mual dari malam kemarin, namun mengalami
muntah-muntah baru pada pagi ini. Usainya membersihkan area mulutnya, Inairtif
beranjak keluar kemudian terduduk dikasur tempat tidurnya. “Harus ya, aku beli
tes kehamilan? Karna kan, malam itu….?”, bisiknya teringat pada malam dimana ia
telah terjebak semalam bersama Dokter Bayu.
Dan ketika hari sudah mulai
memasuki pertengahan hari, Inairtif berada disebuah apotek membeli sebuah alat
tes kehamilan. Usainya membayar alat tes kehamilan tersebut, Inairtif beralih
pergi ketoilet masih diapotek itu. ia akan melakukan tes kehamilan didalam
toilet apotek itu. Setelah pada lima menit kemudian, Inairtif keluar dari
toilet itu berjalan sambil memikirkan sesuatu. “Apa, aku sudah positif untuk
itu????”, tanyanya berulang kali dihati setelah mengetahui hasil dari alat tes
kehamilannya.
Bahkan tanya itu dibawanya hingga
saat malam mulai datang, tepatnya kini waktu menunjukkan pukul delapan malam.
“Kenapa siang begitu cepat berlalu? Padahal, aku merasa sore belum begitu ramah
datang menyapaku tadi!?!?!”, bisiknya berkeluh berdiam dikursi didalam
kamarnya. “Almarhum kakak, kakak ipar dan semuanya maafih aku!!!!”, sambungnya
mulai menangis terisak-isak mengingat wajah mereka yang telah disebutnya tadi.
Kemudian beralih dengan berpindah
tempat duduk dikursi yang bermeja. Ia duduk disitu dengan melipatkan kedua
tangannya diatas meja sembari menundukkan kepalanya masih menangis
terisak-isak. Lalu dilanjuti dengan menghidupkan radio dimejanya itu, akan
mendengarkan siaran pada radio itu secara cuma-cuma. Tanpa terpikirkan olehnya,
jika pada siaran radio itu berisi sebuah siaran dakwah tentang pendonor tuk
menumbuhkan benih dirahim seorang wanita yang bukan istrinya.
Siaran pada radio itu bercerita,
memberi donor yang berupa benih pada Rahim wanita yang bukan istrinya. Sama
saja seorang itu telah menyirami tanaman milik tetangganya, yang artinya kurang
baik. Begitupula dengan seorang itu telah menyirami air mani pada Rahim wanita
yang bukan istrinya, ini termasuk tidak baik bahkan bisa disebut telah berzina.
Dan Islam sudah mengharamkan tindakan ini, karna secara otomatis wanita
tersebut telah mengandung benih yang bukan dari suaminya sendiri.
Inairtif yang menyimak siaran
tersebut, menegakkan kepalanya terbangun dari tunduknya teringat pada Re Becca
yang sebagai wanita berhijab. “Re Becca adalah wanita yang berhijab. Aku tidak
mungkin membiarkannya meminta pada suaminya untuk melakukan itu!!!! iya, aku
akan memberikan anak untuk mereka, tapi bukan dengan cara seperti yang sudah
dijelaskan oleh siaran pada radio ini!!!!”, katanya tegas berniat melindungi Re
Becca dan suaminya dari dosa zina.
Namun dari apa yang sudah
dikatakannya itu, Inairtif masih akan menyembunyikan kesalahannya terhadap Re
Becca dengan suaminya. Dan ia juga akan menutupi kesuciannya yang telah ternoda
hanya karna pada malam itu, berpura-pura mengorbakan kesuciannya dengan
meminjamkan rahimnya terhadap Re Becca dan suaminya.
METAMORFOSA
“Surga yang Terlewati”
Hari telah berganti, pada pukul
Sembilan pagi, Re Becca kembali mengajak Inairtif untuk bertemu disebuah café
yang pada hari kemarin telah dikunjungi keduanya. Dan Inairtif tiba di café
tersebut pada tigapuluh menit kemudian. Dan kini mereka berdua telah bertemu,
saling menyapa dengan baru saja duduk bersama dalam satu meja di café tersebut.
Mereka berduapun akan langsung membicarakan apa yang sudah menjadi topik dari
pembicaraan mereka kemarin.
“Aku masih tetap dengan
pendirianku, kalau aku akan meminjamkan rahimku untuk kamu dan suamimu!”, tegas
Inairtif memulai. Melihat biasa.
“Waw, ini kali kedua aku mendengar
kamu menyampaikan itu. Terimakasih, dan kapan kita akan memulainya?”, Re Becca
berkata canggung menanyakan namun wajahnya ceria melihat padanya. Inairtif
menjadi terdiam seketika, melihat kebawah.
“Esok! Iyah, esok!”, tegas kembali
Inairtif melihat gugup ke Re Becca.
“Oya, kalau begitu nanti ketika
kita usai bertemu. Aku akan langsung membicarakan ini dengan suamiku!!”, ujar
Re Becca menerimanya dengan senyuman sedikit tegas.
Inairtif yang mendengar kata
darinya, menjadi terkejut hening kecil. Lalu ia teringat pada siaran dari radio
pada tadi malam, juga dengan apa yang sudah ia katakan setelah mendengarkan siaran
radio pada tadi malam. “Tidak!!!! Maksudku, biar saja temanku yang mendonorkan,
maaf, sperma miliknya tuk disuntikkan pada rahimku!”, sanggah Inairtif dengan
rasa tulusnya tidak menginginkan bencana terjadi pada Re Becca dan suaminya.
Re Becca yang semula menjadi
terdiam mendengar sanggahan darinya, seketika kini Re Becca menjadi tersenyum
mengangguk. Karena telah melihat ketulusan dari kedua mata Inairtif yang
menatap padanya. “Kabari aku, bila nanti prosesnya telah selesai! Daaaan, kamu
benar divonis telah positif hamil!”, perintah tegas Re Becca berbahasa bijak.
Inairtif pun mengangguk merasa lega karna Re Becca telah mau mendengarkan
pintanya.
Selang waktu berjalan. . . .
Kini Inairtif sedang berada
disebuah masjid, ia baru saja selesai mendirikan sholat ashar berjamaah
dimasjid tersebut. Dengan dirinya masih memakai mukenah menutupi auratnya, ia
akan memohon pada Tuhannya dengan kehusyuan dalam doanya. “Ya Allah, sungguh
telah sempurna dosa yang kuperbuat dari ketiga kesalahanku. Aku takut, selagi
perbuatan zina belum terungkap oleh mereka. Lindungilah calon buah hatiku ini
dari ancaman buruk, Ya Allah,”, doanya tulus memilukan perasaannya.
Do’anya bersuara kecil, namun
menyimpan kepiluan begitu dalam. Namun Inairtif masih bisa menahan tangisnya
dari menahan butir-butir dosanya yang mungkin akan terus bertambah.
“Lindungilah Dokter Bayu, karna sesungguhnya dia adalah seorang yang berkeperibadian
baik.”, sambung do’anya semakin memilukan hatinya. Inairtif berdo’a untuk
Dokter Bayu, karna merasa sudah mengikhlaskan apa yang sudah terlanjur terjadi
padanya dan dirinya.
Sementara disana, Bayu yang sedang
berada dimusholla rumah sakit. Menyempatkan diri untuk berdo’a setelah
mendirikan sholat ashar. “Ya Allah, aku ikhlas bila pahala yang aku dapatkan,
tidak dikehendaki oleh-Mu. Namun daripada itu, berilah jalan untukku mengetahui
kebenaran dari kejadian pada malam itu. Sebelum benar-benar aku mendapati
sebuah keterlambatan. Berilah waktu dan kesempatan untukku, untuk bertangung
jawab sebelum ajal datang menjemputku!”.
Baru saja usai mengucapkan kalimat
terakhir dalam do’anya, ia menjadi terisak-isak sambil memejamkan kedua matanya
dihujani linangan airmatanya. Karna Bayu merasa terguncang ketika mulai
terpikirkan bahkan sangat erat, jika dirinya telah dikalahkan oleh syahwatnya.
“Aku tidak semulia nabi, Ya Allah…..!”, sambung doa’anya berkeluh kecil begitu
merasa adanya sebuah penyesalan. Keadaan dimusholla amat sepi, karna banyak
jamaah yang sudah pergi meninggalkan.
Ditambah sebab itulah Bayu semakin
terbawa dalam emosinya, emosi yang ditimbulkan dari bayang-bayang kesalahan
yang sudah terlanjur dibuatnya pada malam itu.
METAMORFOSA
“Surga yang Terlewati”
Malam hari telah datang, Re Becca
berada didalam kamarnya sedang menunggu kedatangan El Scant tuk menemuinya.
Angannya berkata, bahwa ia ingin sekali menyampaikan sebuah kabar gembira. Saat
ketika sudah melihat El Scant memasuki kamar tuk menemuinya. Ia juga merasa
jika kebahagiaannya dalam berumah tangga dengan El Scant, akan bertambah ketika
seorang anak telah hadir mengilhami kerukunan dari rumah tangga mereka berdua.
Dan dirinya yang sedang berdiri
didepan jendela kamarnya, tiba-tiba saja mendengar ada yang membuka pintu kamar
hingga membuat dirinya langsung berbalik melihat kearah pintu kamarnya. Ternyata
yang membuka pintu kamarnya itu adalah El Scant, El Scant yang sedang berjalan
menujunya melihat dengan wajah lesuh. Sementara Re Becca, menunjukkan senyum
bahagia lepasnya lalu berlari menujunya balik dan berhenti dengan memeluk
bahagia suaminya.
El Scant menjadi terdiam kaget
menerima pelukan darinya, lalu mendengar curahan darinya. “Aku telah menemukan
seseorang. Seseorang yang telah rela memberikan bayinya untuk kita rawat
bersama-sama, Els! Dan semoga, dengan cara kita merawat bayi darinya, kita bisa
mendapatkan keturunan yang sudah kita idamkan lama?!!”, Re Becca bercurah
sedikit menggebu namun merahasiakan ketahuannya tentang dirinya sendiri yang
sudah tak lagi memiliki Rahim.
El Scant menjadi terdiam kaget
kembali, melihat ke Re Becca semakin menampakkan wajah lesuhnya. Sedangkan Re
Becca baru melihat padanya setelah bersandar kepalanya didada dari El Scant.
Mereka berdua saling berpandangan sejenak, lalu Re Becca berkata lagi. “Aku
tidak salah kan, Els?”, tanya Re Becca mulai menatap berkaca-kaca. El Scant
menggeleng sambil memberikan senyuman kecilnya masih terdiam kaget, lalu
memeluk Re Becca dengan memanjakannya.
Dan Re Becca yang merasa
dipeluknya manja, menjadi haru hingga meneteskan airmatanya. Sedangkan El Scant
mulai berpikir, siapakah seseorang yang telah dimaksud oleh Re Becca, yang
telah rela memberikan bayinya untuk mereka berdua rawat. Namun pemikirannya itu
El Scant simpan untuk dirinya sendiri dulu. Sebab tidak mau membuat Re Becca
menjadi ragu atas kebahagian yang belum sampai, yang sudah dicurahkannya tadi.
Pada tiga hari kemudian, Re Becca
yang sedang merapikan tempat tidur didalam kamarnya sendiri dipagi hari. Tiba-tiba
saja mendengar kalau ponselnya berdering menandakan sebuah pesan telah diterima
pada ponselnya. Dan Re Becca pun menjadi beralih tuk memeriksa pesan apa yang
telah diterima pada ponselnya itu. Ternyata pesan yang telah diterima pada
ponselnya itu adalah dari Inairtif. Inairtif mengirimkan pesan yang membuat
dirinya menjadi senyum-senyum sendiri.
Karna Inairtif menuliskan pesan
yang berupa bahwa Inairtif sudah melakukan proses bayi tabung, dijelaskannya
lagi kalau teman dirinya sudah mendonorkan sperma kepadanya yang akan menjadi
benih dan akan segera tumbuh menjadi seorang bayi. Namun dituliskannya pada
kalimat terakhir, kalau dirinya akan pergi mengasingkan diri ke kota lain demi
menjaga kehamilannya itu. Re Becca yang sudah membaca pesan darinya, langsung
menyemangatinya dengan mengirim pesan balik.
METAMORFOSA
“Surga yang Terlewati”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar