Rabu, 13 Juli 2016

METAMORFOSA *12*



Esoknya, usainya melakukan sarapan pagi serta mendampingi El Scant ketika hendak akan pergi bekerja ke rumah sakit. Re Becca sudah terduduk manis didalam kamarnya sendiri, menghadap kejendela kamarnya sambil memegang sehelai pakaian bayi perempuan. Sehelai pakaian bayi perempuan yang sudah secara tidak disengaja dibeli olehnya pada dua tahun lalu. Re Becca begitu tersenyum manja meratapi pakaian bayi perempuan miliknya, seolah-olah mimpinya kan menjadi nyata.
Sementara disana, Inairtif sedang muntah-muntah dikamar mandi didalam kamarnya sendiri, dirumah kediamannya milik kakak iparnya. Ia telah merasakan mual dari malam kemarin, namun mengalami muntah-muntah baru pada pagi ini. Usainya membersihkan area mulutnya, Inairtif beranjak keluar kemudian terduduk dikasur tempat tidurnya. “Harus ya, aku beli tes kehamilan? Karna kan, malam itu….?”, bisiknya teringat pada malam dimana ia telah terjebak semalam bersama Dokter Bayu.
Dan ketika hari sudah mulai memasuki pertengahan hari, Inairtif berada disebuah apotek membeli sebuah alat tes kehamilan. Usainya membayar alat tes kehamilan tersebut, Inairtif beralih pergi ketoilet masih diapotek itu. ia akan melakukan tes kehamilan didalam toilet apotek itu. Setelah pada lima menit kemudian, Inairtif keluar dari toilet itu berjalan sambil memikirkan sesuatu. “Apa, aku sudah positif untuk itu????”, tanyanya berulang kali dihati setelah mengetahui hasil dari alat tes kehamilannya.
Bahkan tanya itu dibawanya hingga saat malam mulai datang, tepatnya kini waktu menunjukkan pukul delapan malam. “Kenapa siang begitu cepat berlalu? Padahal, aku merasa sore belum begitu ramah datang menyapaku tadi!?!?!”, bisiknya berkeluh berdiam dikursi didalam kamarnya. “Almarhum kakak, kakak ipar dan semuanya maafih aku!!!!”, sambungnya mulai menangis terisak-isak mengingat wajah mereka yang telah disebutnya tadi.
Kemudian beralih dengan berpindah tempat duduk dikursi yang bermeja. Ia duduk disitu dengan melipatkan kedua tangannya diatas meja sembari menundukkan kepalanya masih menangis terisak-isak. Lalu dilanjuti dengan menghidupkan radio dimejanya itu, akan mendengarkan siaran pada radio itu secara cuma-cuma. Tanpa terpikirkan olehnya, jika pada siaran radio itu berisi sebuah siaran dakwah tentang pendonor tuk menumbuhkan benih dirahim seorang wanita yang bukan istrinya.
Siaran pada radio itu bercerita, memberi donor yang berupa benih pada Rahim wanita yang bukan istrinya. Sama saja seorang itu telah menyirami tanaman milik tetangganya, yang artinya kurang baik. Begitupula dengan seorang itu telah menyirami air mani pada Rahim wanita yang bukan istrinya, ini termasuk tidak baik bahkan bisa disebut telah berzina. Dan Islam sudah mengharamkan tindakan ini, karna secara otomatis wanita tersebut telah mengandung benih yang bukan dari suaminya sendiri.
Inairtif yang menyimak siaran tersebut, menegakkan kepalanya terbangun dari tunduknya teringat pada Re Becca yang sebagai wanita berhijab. “Re Becca adalah wanita yang berhijab. Aku tidak mungkin membiarkannya meminta pada suaminya untuk melakukan itu!!!! iya, aku akan memberikan anak untuk mereka, tapi bukan dengan cara seperti yang sudah dijelaskan oleh siaran pada radio ini!!!!”, katanya tegas berniat melindungi Re Becca dan suaminya dari dosa zina.
Namun dari apa yang sudah dikatakannya itu, Inairtif masih akan menyembunyikan kesalahannya terhadap Re Becca dengan suaminya. Dan ia juga akan menutupi kesuciannya yang telah ternoda hanya karna pada malam itu, berpura-pura mengorbakan kesuciannya dengan meminjamkan rahimnya terhadap Re Becca dan suaminya.

METAMORFOSA
“Surga yang Terlewati”

Hari telah berganti, pada pukul Sembilan pagi, Re Becca kembali mengajak Inairtif untuk bertemu disebuah café yang pada hari kemarin telah dikunjungi keduanya. Dan Inairtif tiba di café tersebut pada tigapuluh menit kemudian. Dan kini mereka berdua telah bertemu, saling menyapa dengan baru saja duduk bersama dalam satu meja di café tersebut. Mereka berduapun akan langsung membicarakan apa yang sudah menjadi topik dari pembicaraan mereka kemarin.
“Aku masih tetap dengan pendirianku, kalau aku akan meminjamkan rahimku untuk kamu dan suamimu!”, tegas Inairtif memulai. Melihat biasa.
“Waw, ini kali kedua aku mendengar kamu menyampaikan itu. Terimakasih, dan kapan kita akan memulainya?”, Re Becca berkata canggung menanyakan namun wajahnya ceria melihat padanya. Inairtif menjadi terdiam seketika, melihat kebawah.
“Esok! Iyah, esok!”, tegas kembali Inairtif melihat gugup ke Re Becca.
“Oya, kalau begitu nanti ketika kita usai bertemu. Aku akan langsung membicarakan ini dengan suamiku!!”, ujar Re Becca menerimanya dengan senyuman sedikit tegas.
Inairtif yang mendengar kata darinya, menjadi terkejut hening kecil. Lalu ia teringat pada siaran dari radio pada tadi malam, juga dengan apa yang sudah ia katakan setelah mendengarkan siaran radio pada tadi malam. “Tidak!!!! Maksudku, biar saja temanku yang mendonorkan, maaf, sperma miliknya tuk disuntikkan pada rahimku!”, sanggah Inairtif dengan rasa tulusnya tidak menginginkan bencana terjadi pada Re Becca dan suaminya.
Re Becca yang semula menjadi terdiam mendengar sanggahan darinya, seketika kini Re Becca menjadi tersenyum mengangguk. Karena telah melihat ketulusan dari kedua mata Inairtif yang menatap padanya. “Kabari aku, bila nanti prosesnya telah selesai! Daaaan, kamu benar divonis telah positif hamil!”, perintah tegas Re Becca berbahasa bijak. Inairtif pun mengangguk merasa lega karna Re Becca telah mau mendengarkan pintanya.

Selang waktu berjalan. . . .

Kini Inairtif sedang berada disebuah masjid, ia baru saja selesai mendirikan sholat ashar berjamaah dimasjid tersebut. Dengan dirinya masih memakai mukenah menutupi auratnya, ia akan memohon pada Tuhannya dengan kehusyuan dalam doanya. “Ya Allah, sungguh telah sempurna dosa yang kuperbuat dari ketiga kesalahanku. Aku takut, selagi perbuatan zina belum terungkap oleh mereka. Lindungilah calon buah hatiku ini dari ancaman buruk, Ya Allah,”, doanya tulus memilukan perasaannya.
Do’anya bersuara kecil, namun menyimpan kepiluan begitu dalam. Namun Inairtif masih bisa menahan tangisnya dari menahan butir-butir dosanya yang mungkin akan terus bertambah. “Lindungilah Dokter Bayu, karna sesungguhnya dia adalah seorang yang berkeperibadian baik.”, sambung do’anya semakin memilukan hatinya. Inairtif berdo’a untuk Dokter Bayu, karna merasa sudah mengikhlaskan apa yang sudah terlanjur terjadi padanya dan dirinya.
Sementara disana, Bayu yang sedang berada dimusholla rumah sakit. Menyempatkan diri untuk berdo’a setelah mendirikan sholat ashar. “Ya Allah, aku ikhlas bila pahala yang aku dapatkan, tidak dikehendaki oleh-Mu. Namun daripada itu, berilah jalan untukku mengetahui kebenaran dari kejadian pada malam itu. Sebelum benar-benar aku mendapati sebuah keterlambatan. Berilah waktu dan kesempatan untukku, untuk bertangung jawab sebelum ajal datang menjemputku!”.
Baru saja usai mengucapkan kalimat terakhir dalam do’anya, ia menjadi terisak-isak sambil memejamkan kedua matanya dihujani linangan airmatanya. Karna Bayu merasa terguncang ketika mulai terpikirkan bahkan sangat erat, jika dirinya telah dikalahkan oleh syahwatnya. “Aku tidak semulia nabi, Ya Allah…..!”, sambung doa’anya berkeluh kecil begitu merasa adanya sebuah penyesalan. Keadaan dimusholla amat sepi, karna banyak jamaah yang sudah pergi meninggalkan.
Ditambah sebab itulah Bayu semakin terbawa dalam emosinya, emosi yang ditimbulkan dari bayang-bayang kesalahan yang sudah terlanjur dibuatnya pada malam itu.      

METAMORFOSA
“Surga yang Terlewati”

Malam hari telah datang, Re Becca berada didalam kamarnya sedang menunggu kedatangan El Scant tuk menemuinya. Angannya berkata, bahwa ia ingin sekali menyampaikan sebuah kabar gembira. Saat ketika sudah melihat El Scant memasuki kamar tuk menemuinya. Ia juga merasa jika kebahagiaannya dalam berumah tangga dengan El Scant, akan bertambah ketika seorang anak telah hadir mengilhami kerukunan dari rumah tangga mereka berdua.
Dan dirinya yang sedang berdiri didepan jendela kamarnya, tiba-tiba saja mendengar ada yang membuka pintu kamar hingga membuat dirinya langsung berbalik melihat kearah pintu kamarnya. Ternyata yang membuka pintu kamarnya itu adalah El Scant, El Scant yang sedang berjalan menujunya melihat dengan wajah lesuh. Sementara Re Becca, menunjukkan senyum bahagia lepasnya lalu berlari menujunya balik dan berhenti dengan memeluk bahagia suaminya.
El Scant menjadi terdiam kaget menerima pelukan darinya, lalu mendengar curahan darinya. “Aku telah menemukan seseorang. Seseorang yang telah rela memberikan bayinya untuk kita rawat bersama-sama, Els! Dan semoga, dengan cara kita merawat bayi darinya, kita bisa mendapatkan keturunan yang sudah kita idamkan lama?!!”, Re Becca bercurah sedikit menggebu namun merahasiakan ketahuannya tentang dirinya sendiri yang sudah tak lagi memiliki Rahim.
El Scant menjadi terdiam kaget kembali, melihat ke Re Becca semakin menampakkan wajah lesuhnya. Sedangkan Re Becca baru melihat padanya setelah bersandar kepalanya didada dari El Scant. Mereka berdua saling berpandangan sejenak, lalu Re Becca berkata lagi. “Aku tidak salah kan, Els?”, tanya Re Becca mulai menatap berkaca-kaca. El Scant menggeleng sambil memberikan senyuman kecilnya masih terdiam kaget, lalu memeluk Re Becca dengan memanjakannya.
Dan Re Becca yang merasa dipeluknya manja, menjadi haru hingga meneteskan airmatanya. Sedangkan El Scant mulai berpikir, siapakah seseorang yang telah dimaksud oleh Re Becca, yang telah rela memberikan bayinya untuk mereka berdua rawat. Namun pemikirannya itu El Scant simpan untuk dirinya sendiri dulu. Sebab tidak mau membuat Re Becca menjadi ragu atas kebahagian yang belum sampai, yang sudah dicurahkannya tadi.
Pada tiga hari kemudian, Re Becca yang sedang merapikan tempat tidur didalam kamarnya sendiri dipagi hari. Tiba-tiba saja mendengar kalau ponselnya berdering menandakan sebuah pesan telah diterima pada ponselnya. Dan Re Becca pun menjadi beralih tuk memeriksa pesan apa yang telah diterima pada ponselnya itu. Ternyata pesan yang telah diterima pada ponselnya itu adalah dari Inairtif. Inairtif mengirimkan pesan yang membuat dirinya menjadi senyum-senyum sendiri.
Karna Inairtif menuliskan pesan yang berupa bahwa Inairtif sudah melakukan proses bayi tabung, dijelaskannya lagi kalau teman dirinya sudah mendonorkan sperma kepadanya yang akan menjadi benih dan akan segera tumbuh menjadi seorang bayi. Namun dituliskannya pada kalimat terakhir, kalau dirinya akan pergi mengasingkan diri ke kota lain demi menjaga kehamilannya itu. Re Becca yang sudah membaca pesan darinya, langsung menyemangatinya dengan mengirim pesan balik.

METAMORFOSA
“Surga yang Terlewati”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar