Pagi harinya, El Scant dan Re
Becca sedang melakukan sarapan pagi bersama. Dan itu merupakan kegiatan paling
rutin yang dilakukan oleh keduanya disetiap harinya. Setelah melakukan sarapan
pagi bersama, Re Becca menemani El Scant beranjak pergi menuju ke teras rumah.
Sebelum El Scant pergi kerumah sakit menjalani tugasnya sebagai seorang Dokter
Spesialis Anak. Dan sesampainya mereka berdua diteras rumah, didepan pintu
masuk rumah. Keduanya akan saling berbicara kecil.
“Hari ini adalah hari sabtu! Apa
kamu bisa mendapatkan jadwal pulang sore lagi? Seperti pada hari sabtu
sebelumnya?!”, tanya Re Becca tentang kepulangannya. Melihat biasa ke El Scant.
El Scant yang sudah melihat padanya sejak tadi akan menjawab tanya darinya.
“Insya Allah! Bersabar saja dulu
dalam masih menanti diriku untuk pulang kerumah!”, jawab El Scant lembut
menatap bijak.
Re Becca menjadi tersenyum mulai
menatap malu padanya. Kemudian El Scant mencium kening darinya sebelum beranjak
pergi akan menuju ke mobil pribadinya. “Assalamu’alaikum!”, El Scant memberi
kata pamit usainya mencium kening Re Becca. “Walaikumsalam!”, balas Re Becca
mengucapkan salam balik masih dengan tatapan malu. Menunjukkan senyuman
kecilnya. El Scant pun menjadi tertawa kecil menatapnya begitu bahagia, lalu
beranjak menuju ke mobil pribadinya.
Sedangkan Re Becca hanya berdiam
ditempat, melihat suami tercintanya itu yang baru saja memasuki mobil
pribadinya dan kemudian mengendarainya meninggalkan halaman rumah. Re Becca
yang sudah melihat suami tercintanya telah pergi meninggalkan halaman rumah
untuk bekerja. Menjadi tersenyum-senyum sendiri merasa bersyukur karna telah
diberi seorang imam seperti El Scant dari Tuhan untuknya.
Sore harinya. . . .
Dikediamannya,
Re Becca sedang berdiri di taman belakang rumahnya yang banyak tertanam pohon
hijau, yang begitu menyejukkan sedang tumbuh subur. Ia sedang menikmati oksigen
yang berasal dari beragam pohon ditaman itu. Ditambah lagi pada setiap pohon
ditaman itu sudah berbuah. Ada empat macam buah yang telah berbuah pada setiap
pohonnya. Yaitu buah mangga, buah jambu, buah sawo dan buah belimbing.
Disaat iklim yang suka
berubah-ubah kini, keempat buah macam tersebut dapat menyegarkan suasana. Dan
kini Re Becca masih berdiri menikmatinya dengan mengambil sesuatu dari saku
pada celananya. Ia sedang memegang sebuah alat untuk mengetes kehamilan yang
mungkin dalam waktu dekat akan dialaminya, pikirnya sejenak. Kemudian dengan
tiba-tiba ada yang mendekapnya dari belakang. Sempat merasa terkejut kecil
namun ia sudah mengetahui siapa yang telah mendekapnya.
“Selamat datang, suami tercintaku!”, sapa Re
Becca melirikkan kedua matanya kebelakang mengarah ke suaminya itu.
“Kira-kira
kapan yah, alat tes kehamilan yang sedang kau pegang itu akan dipergunakan?”,
tanya El Scant mencoba menyinggungnya. Masih mendekapnya, bahkan lebih
mengeratkan dekapannya.
“Sampai
dimana hari aku mulai mencurigai, dimana aku tidak mendapatkan untuk
diperkenankan tidak melakukan ibadah sholat dan mengaji!”, sahut Re Becca
menjawabnya begitu lembut. Melihat ke alat tes kehamilannya.
El
Scant pun menjadi tertawa kecil, merasa puas ketika mendengar jawaban Re Becca
yang sudah dimengerti olehnya. “Aku sayang kamu, Re! Semoga Tuhan memperpanjang
usia kebersamaan kita dalam pernikahan ini!”, bisik El Scant lembut ditelinga
Re Becca sembari melirik ke wajahnya. Re Becca yang menjadi tersanjung, bahkan
semakin tersanjung. Menghadapkan wajahnya sendiri ke wajah El scant, menunjukkan
tatapan bahagia serta mesranya.
Dan El Scant yang sudah
melihatnya, mencium kening darinya lagi menyampaikan rasa kasih sayangnya yang
semakin besar hanya untuk istrinya itu. Sungguh kebersamaan yang begitu
menggiurkan bila saja ada orang yang tak sengaja melihat kebersamaan dari keduanya.
METAMORFOSA
“Surga yang Terlewati”
Esoknya dihari minggu, El Scant
dan Bayu serta para Tim Dokter yang bekerja disebuah rumah sakit tempat
keduanya mengabdikan diri mereka. Sedang melakukan rapat dengan sang pemilik
rumah sakit tersebut, termasuk juga sang manager rumah sakit. Mereka semua
sedang membahas tentang tour pada setiap tahunnya. Tour yang dimaksud adalah, mereka
semua diberi bagian untuk bekerja sementara dirumah sakit yang berada diluar
kota Jakarta. Dan itu bisa memakan waktu satu bulan lebih.
Tour tersebut dilakukan hanya
untuk megetahui potensi, kualitas seorang Dokter dalam melayani pengobatan pada
pasiennya. Akankah semakin menurun atau semakin membaik, itulah pertanyaannya.
Karna ketika mereka semua mendapatkan tour yang sedang dibahas itu, mereka akan
dinilai oleh manager rumah sakit lain. Kemudian akan diserahkan kepada manager
rumah sakit asal tempat mereka semua mengabdikan dirinya.
Dan kini ketika waktu sudah
menunjukkan angka empat puluh lima menit. Rapat itupun dijedah selama duapuluh
menit, karna sudah memasuki waktu istirahat untuk saling mendiskusikan tentang
tour itu antar sesama Dokter. Semua para Tim Dokter mulai berdiskusi dengan
teman-temannya, termasuk dengan El Scant yang akan berdiskusi dengan Bayu. “Ini
merupakan kali ketiga! Kita mendapatkan tour ini!”, Bayu memulai melihat lurus
kedepan. Lalu melihat ke Bayu yang duduk disamping kanannya.
“Kenapa lo tampak lesuh? Bukannya
dulu kamu suka, karna kita bisa mendapat wawasan baru?!”, sambung El Scant
mulai melihat curiga. Bayu baru melihat padanya, menampakkan wajah lesuhnya.
“Lo selalu peka terhadap raut
wajah gue. Lo, sanggup, ninggalin istri lo selama satu bulan lebih? Gue tau, lo
pasti juga tau?! Kalo lo udah gak bujangan lagi, Els!”, Bayu menanyakannya
sambil mengingatkannya. Berbahasa tegas, menatap biasa.
“Re bukan anak kecil lagi! Cukup
diberi pengertian, Re pasti bersabar kok nungguin gue sampe pulang kerumah!”,
sanggah El Scant menatap pengertian.
“Gue singgung lo, karna gue punya
anak kecil dirumah! Karna gak mungkin gue titipin dia dirumah sakit ini!”, Bayu
mengeluhkan. Menatap mengeluh pula.
“Itu, biar nanti saja kita pikir
bareng-bareng! Gak usah risau, pasti ada orang yang mau membantu kok! Percaya
sama gue!”, El Scant berkata sedikit menyanggahnya tuk membuat Bayu menjadi
sabar nan tenang.
Bayu yang sudah mendengar beberapa
sanggahan kecil darinya, menjadi terdiam seketika mulai menatap sedikit sendu.
Dan tidak disadari keduanya, waktu duapuluh menit untuk beristirahat yang telah
disediakan sudah berlalu. Mahu tidak mahu mereka berdua harus kembali menjalani
rapat. Mendengarkan informasi, arahan yang masih berhubungan dengan tour
tersebut.
Sementara dikediaman El Scant. . . .
Re Becca yang baru saja keluar
dari kamar mandi didalam kamarnya, langsung berjalan menuju kesebuah lemari
kecil disamping tempat tidurnya. Kemudian ia membuka sebuah laci berniat akan
mengambil sesuatu. Dan ketika baru membuka ia mengambil sebuah barang yang
membuatnya sedikit terkejut diam. Sebab yang sebelumnya ia berniat akan
mengambil sebuah pembalut, tetapi tiba-tiba saja mengambil sebuah alat tes
kehamilan.
Re Becca pun menjadi hening
seketika, menatapi sebuah alat tes kehamilan yang masih terpegang ditangannya.
“Bertanda apakah ini? Mengapa aku seperti berandai akan datangnya seorang anak
kerumah ini?”, tanya berbisik dihatinya mencoba memikirkan. Namun itu tidak
berlangsung lama. Karna ia menyimpan sebuah alat tes kehamilan itu kembali
mengaihkannya dengan mengambil sebuah pembalut, lalu beranjak akan memasuki
kamar mandi didalam kamarnya lagi.
Re Becca telah berbisik dihatinya
seperti tadi, itu karna sempat terbayang wajah seorang bayi terlintas dipikirannya.
Saat masih menatapi sebuah alat tes kehamilan yang masih terpegang ditangannya
tadi. Dan apa yang telah terjadi padanya tadi, akan benar terjadi padanya. Namun
yang akan benar terjadi bukan tentang harapannya ingin hamil segera. Sebab akan
ada sesuatu yang akan selalu menemaninya ketika El Scant sedang menjalani
tournya, bekerja menjalani tugasnya diluar kota.
METAMORFOSA
“Surga yang Terlewati”
Pada malam harinya, Re Becca dan
El Scant sedang bersantai ditempat tidur dikamar mereka berdua. Re Becca sedang
tengkurap sambil melihat berkas-berkas pekerjaan milik El Scant, karna El Scant
sedang mengecek beberapa berkas pekerjaannya dengan duduk manis ditempat
tidurnya menghadap ke Re Becca. Re Becca yang masih melihat-lihat berkas-berkas
pekerjaan milik El scant, tiba-tiba saja menemukan sebuah surat pemberitahuan.
Re Becca pun dengan santai membuka
surat yang telah ditemukannya itu, berniat akan membacanya. Setelah dibacanya
juga disimaknya secara keseluruhan, Re Becca baru mengerti kalau surat pemberitahuan
itu menuliskan sebuah tour yang akan dijalani oleh El Scant. “Els, jadi kamu
mau pergi?”, tanya Re Becca secara spontan melihat ke El Scant. El Scant
terhenti sejenak dari mengecek beberapa berkasnya melihat padanya.
“Perginya sama kamu ya, Re!”, El
Scant menyahutnya canda belum melihat sesuatu yang sudah dipegang oleh Re
Becca. Melihat biasa. Re Becca bersabar dulu ketika sudah mendengar sahut
darinya. Lalu menunjukkan sebuah surat pemberitahuan yang sudah ditemuinya ke
El Scant. Dan El Scant baru tersadar ketika sudah melihat surat pemberitahuan
yang ditunjukkan Re Becca padanya. “Oooh, ini!?!?”, El Scant berkata lagi mulai
merasa bingung menatapi surat pemberitahuan itu.
“Tiga hari kedepan kamu akan
pergi! Aku kesepian dong, di-ru-mah!”, ungkap Re Becca menatap mengeluh
kepadanya. El Scant menggeleng lalu melihat ke Re Becca kembali. Re Becca
merengutkan wajahnya masih menatap El Scant. “Aku akan berusaha mencarikan
seorang teman untukmu! Kamu gak bakal ngerasa kesepian, selagi aku masih berada
diluar kota menjalani masa tour yang sudah kamu ketahui dari surat itu!”, El
Scant mencoba menasehatinya sembari meyakinkannya.
“Aku gak peduli, pokoknya aku
bakal miss kamu banget deh!”, Re Becca berkata lagi dengan merubah wajahnya
menjadi sedikit ceria kepada El Scant. Sedangkan El Scant hanya memberi
senyuman, kembali dengan apa yang masih dikerjakannya. Maksud dari Re Becca, ia
tidak bisa berkata “iya” atau “tidak” dengan sebuah nasehat yang sudah
dikatakan oleh El Scant tadi padanya. Namun ada satu yang selalu dipercayainya,
kalau El Scant hampir tidak pernah berdusta dengan perkataannya.
Sementara dikediaman Bayu. . . .
Bayu dikamarnya sendiri, ia sedang
berusaha tuk menidurkan bayinya yang sudah diberi nama Raffisa. Dan nama itu
diberikan oleh ayah kandung dari bayi tersebut. seperti pada hari-hari
sebelumnya, Bayu mensholawati bayinya sebagai penghantar bayi itu untuk segera
tertidur. Dan setelah mencoba selama sepuluh menit mencoba mensholawatinya,
bayinya pun menjadi tertidur sedikit pulas didalam dekapannya.
Bayu mencium kening pada bayi itu,
seraya menunjukkan rasa kasih sayangnya yang tulus dan ikhlas merawatnya sampai
kini. Kemudian disaat ia sudah menaruh bayinya disampingnya, tiba-tiba saja
ponselnya berdering menandakan ada sebuah pesan yang baru diterimanya melalui
whatsapp. Dan Bayu langsung mengambil ponselnya yang tak jauh keberadaannya
darinya berdiam. Ternyata sebuah pesan yang telah diterimanya itu adalah sebuah
pesan dari El Scant.
El Scant menuliskan pesan, “Ada
baiknya kamu menitipkan bayi Raffisa dengan Re! karna bayi Raffisa akan bisa
merasakan kasih sayang dari seorang ibu, yaitu Re! Setuju ya, Bayu?”. Bayu yang
sudah membaca pesan darinya membalas, “Ok! Aku langsung setuju! Hehehe”. Itulah
apa yang sudah ditulis El Scant dalam pesannya kepada Bayu, beruntung Bayu
langsung menyetujuinya. Namun daripada itu, El Scant memilih untuk tidak
memberitahukannya kepada Re Becca.
Karna El Scant ingin memberikan
surprise, sebelum kepergian dirinya keluar kota. Dan ia pun berharap saat ketika
ia akan pergi dihari itu, ia bisa memberikan surprise yang telah dimaksud
olehnya tadi secara bersamaan, terjadi dihari yang sama pula.
METAMORFOSA
“Surga yang Terlewati”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar