Rabu, 13 Juli 2016

METAMORFOSA *3*



Pagi harinya, El Scant dan Re Becca sedang melakukan sarapan pagi bersama. Dan itu merupakan kegiatan paling rutin yang dilakukan oleh keduanya disetiap harinya. Setelah melakukan sarapan pagi bersama, Re Becca menemani El Scant beranjak pergi menuju ke teras rumah. Sebelum El Scant pergi kerumah sakit menjalani tugasnya sebagai seorang Dokter Spesialis Anak. Dan sesampainya mereka berdua diteras rumah, didepan pintu masuk rumah. Keduanya akan saling berbicara kecil.
“Hari ini adalah hari sabtu! Apa kamu bisa mendapatkan jadwal pulang sore lagi? Seperti pada hari sabtu sebelumnya?!”, tanya Re Becca tentang kepulangannya. Melihat biasa ke El Scant. El Scant yang sudah melihat padanya sejak tadi akan menjawab tanya darinya.
“Insya Allah! Bersabar saja dulu dalam masih menanti diriku untuk pulang kerumah!”, jawab El Scant lembut menatap bijak.
Re Becca menjadi tersenyum mulai menatap malu padanya. Kemudian El Scant mencium kening darinya sebelum beranjak pergi akan menuju ke mobil pribadinya. “Assalamu’alaikum!”, El Scant memberi kata pamit usainya mencium kening Re Becca. “Walaikumsalam!”, balas Re Becca mengucapkan salam balik masih dengan tatapan malu. Menunjukkan senyuman kecilnya. El Scant pun menjadi tertawa kecil menatapnya begitu bahagia, lalu beranjak menuju ke mobil pribadinya.
Sedangkan Re Becca hanya berdiam ditempat, melihat suami tercintanya itu yang baru saja memasuki mobil pribadinya dan kemudian mengendarainya meninggalkan halaman rumah. Re Becca yang sudah melihat suami tercintanya telah pergi meninggalkan halaman rumah untuk bekerja. Menjadi tersenyum-senyum sendiri merasa bersyukur karna telah diberi seorang imam seperti El Scant dari Tuhan untuknya.

Sore harinya. . . .

                Dikediamannya, Re Becca sedang berdiri di taman belakang rumahnya yang banyak tertanam pohon hijau, yang begitu menyejukkan sedang tumbuh subur. Ia sedang menikmati oksigen yang berasal dari beragam pohon ditaman itu. Ditambah lagi pada setiap pohon ditaman itu sudah berbuah. Ada empat macam buah yang telah berbuah pada setiap pohonnya. Yaitu buah mangga, buah jambu, buah sawo dan buah belimbing.
Disaat iklim yang suka berubah-ubah kini, keempat buah macam tersebut dapat menyegarkan suasana. Dan kini Re Becca masih berdiri menikmatinya dengan mengambil sesuatu dari saku pada celananya. Ia sedang memegang sebuah alat untuk mengetes kehamilan yang mungkin dalam waktu dekat akan dialaminya, pikirnya sejenak. Kemudian dengan tiba-tiba ada yang mendekapnya dari belakang. Sempat merasa terkejut kecil namun ia sudah mengetahui siapa yang telah mendekapnya.
 “Selamat datang, suami tercintaku!”, sapa Re Becca melirikkan kedua matanya kebelakang mengarah ke suaminya itu.
                “Kira-kira kapan yah, alat tes kehamilan yang sedang kau pegang itu akan dipergunakan?”, tanya El Scant mencoba menyinggungnya. Masih mendekapnya, bahkan lebih mengeratkan dekapannya.
                “Sampai dimana hari aku mulai mencurigai, dimana aku tidak mendapatkan untuk diperkenankan tidak melakukan ibadah sholat dan mengaji!”, sahut Re Becca menjawabnya begitu lembut. Melihat ke alat tes kehamilannya.
                El Scant pun menjadi tertawa kecil, merasa puas ketika mendengar jawaban Re Becca yang sudah dimengerti olehnya. “Aku sayang kamu, Re! Semoga Tuhan memperpanjang usia kebersamaan kita dalam pernikahan ini!”, bisik El Scant lembut ditelinga Re Becca sembari melirik ke wajahnya. Re Becca yang menjadi tersanjung, bahkan semakin tersanjung. Menghadapkan wajahnya sendiri ke wajah El scant, menunjukkan tatapan bahagia serta mesranya.
Dan El Scant yang sudah melihatnya, mencium kening darinya lagi menyampaikan rasa kasih sayangnya yang semakin besar hanya untuk istrinya itu. Sungguh kebersamaan yang begitu menggiurkan bila saja ada orang yang tak sengaja melihat kebersamaan dari keduanya.

METAMORFOSA
“Surga yang Terlewati”

Esoknya dihari minggu, El Scant dan Bayu serta para Tim Dokter yang bekerja disebuah rumah sakit tempat keduanya mengabdikan diri mereka. Sedang melakukan rapat dengan sang pemilik rumah sakit tersebut, termasuk juga sang manager rumah sakit. Mereka semua sedang membahas tentang tour pada setiap tahunnya. Tour yang dimaksud adalah, mereka semua diberi bagian untuk bekerja sementara dirumah sakit yang berada diluar kota Jakarta. Dan itu bisa memakan waktu satu bulan lebih.
Tour tersebut dilakukan hanya untuk megetahui potensi, kualitas seorang Dokter dalam melayani pengobatan pada pasiennya. Akankah semakin menurun atau semakin membaik, itulah pertanyaannya. Karna ketika mereka semua mendapatkan tour yang sedang dibahas itu, mereka akan dinilai oleh manager rumah sakit lain. Kemudian akan diserahkan kepada manager rumah sakit asal tempat mereka semua mengabdikan dirinya.
Dan kini ketika waktu sudah menunjukkan angka empat puluh lima menit. Rapat itupun dijedah selama duapuluh menit, karna sudah memasuki waktu istirahat untuk saling mendiskusikan tentang tour itu antar sesama Dokter. Semua para Tim Dokter mulai berdiskusi dengan teman-temannya, termasuk dengan El Scant yang akan berdiskusi dengan Bayu. “Ini merupakan kali ketiga! Kita mendapatkan tour ini!”, Bayu memulai melihat lurus kedepan. Lalu melihat ke Bayu yang duduk disamping kanannya.
“Kenapa lo tampak lesuh? Bukannya dulu kamu suka, karna kita bisa mendapat wawasan baru?!”, sambung El Scant mulai melihat curiga. Bayu baru melihat padanya, menampakkan wajah lesuhnya.
“Lo selalu peka terhadap raut wajah gue. Lo, sanggup, ninggalin istri lo selama satu bulan lebih? Gue tau, lo pasti juga tau?! Kalo lo udah gak bujangan lagi, Els!”, Bayu menanyakannya sambil mengingatkannya. Berbahasa tegas, menatap biasa.
“Re bukan anak kecil lagi! Cukup diberi pengertian, Re pasti bersabar kok nungguin gue sampe pulang kerumah!”, sanggah El Scant menatap pengertian.
“Gue singgung lo, karna gue punya anak kecil dirumah! Karna gak mungkin gue titipin dia dirumah sakit ini!”, Bayu mengeluhkan. Menatap mengeluh pula.
“Itu, biar nanti saja kita pikir bareng-bareng! Gak usah risau, pasti ada orang yang mau membantu kok! Percaya sama gue!”, El Scant berkata sedikit menyanggahnya tuk membuat Bayu menjadi sabar nan tenang.
Bayu yang sudah mendengar beberapa sanggahan kecil darinya, menjadi terdiam seketika mulai menatap sedikit sendu. Dan tidak disadari keduanya, waktu duapuluh menit untuk beristirahat yang telah disediakan sudah berlalu. Mahu tidak mahu mereka berdua harus kembali menjalani rapat. Mendengarkan informasi, arahan yang masih berhubungan dengan tour tersebut.

Sementara dikediaman El Scant. . . .

Re Becca yang baru saja keluar dari kamar mandi didalam kamarnya, langsung berjalan menuju kesebuah lemari kecil disamping tempat tidurnya. Kemudian ia membuka sebuah laci berniat akan mengambil sesuatu. Dan ketika baru membuka ia mengambil sebuah barang yang membuatnya sedikit terkejut diam. Sebab yang sebelumnya ia berniat akan mengambil sebuah pembalut, tetapi tiba-tiba saja mengambil sebuah alat tes kehamilan.
Re Becca pun menjadi hening seketika, menatapi sebuah alat tes kehamilan yang masih terpegang ditangannya. “Bertanda apakah ini? Mengapa aku seperti berandai akan datangnya seorang anak kerumah ini?”, tanya berbisik dihatinya mencoba memikirkan. Namun itu tidak berlangsung lama. Karna ia menyimpan sebuah alat tes kehamilan itu kembali mengaihkannya dengan mengambil sebuah pembalut, lalu beranjak akan memasuki kamar mandi didalam kamarnya lagi.
Re Becca telah berbisik dihatinya seperti tadi, itu karna sempat terbayang wajah seorang bayi terlintas dipikirannya. Saat masih menatapi sebuah alat tes kehamilan yang masih terpegang ditangannya tadi. Dan apa yang telah terjadi padanya tadi, akan benar terjadi padanya. Namun yang akan benar terjadi bukan tentang harapannya ingin hamil segera. Sebab akan ada sesuatu yang akan selalu menemaninya ketika El Scant sedang menjalani tournya, bekerja menjalani tugasnya diluar kota.

METAMORFOSA
“Surga yang Terlewati”

Pada malam harinya, Re Becca dan El Scant sedang bersantai ditempat tidur dikamar mereka berdua. Re Becca sedang tengkurap sambil melihat berkas-berkas pekerjaan milik El Scant, karna El Scant sedang mengecek beberapa berkas pekerjaannya dengan duduk manis ditempat tidurnya menghadap ke Re Becca. Re Becca yang masih melihat-lihat berkas-berkas pekerjaan milik El scant, tiba-tiba saja menemukan sebuah surat pemberitahuan.
Re Becca pun dengan santai membuka surat yang telah ditemukannya itu, berniat akan membacanya. Setelah dibacanya juga disimaknya secara keseluruhan, Re Becca baru mengerti kalau surat pemberitahuan itu menuliskan sebuah tour yang akan dijalani oleh El Scant. “Els, jadi kamu mau pergi?”, tanya Re Becca secara spontan melihat ke El Scant. El Scant terhenti sejenak dari mengecek beberapa berkasnya melihat padanya.
“Perginya sama kamu ya, Re!”, El Scant menyahutnya canda belum melihat sesuatu yang sudah dipegang oleh Re Becca. Melihat biasa. Re Becca bersabar dulu ketika sudah mendengar sahut darinya. Lalu menunjukkan sebuah surat pemberitahuan yang sudah ditemuinya ke El Scant. Dan El Scant baru tersadar ketika sudah melihat surat pemberitahuan yang ditunjukkan Re Becca padanya. “Oooh, ini!?!?”, El Scant berkata lagi mulai merasa bingung menatapi surat pemberitahuan itu.
“Tiga hari kedepan kamu akan pergi! Aku kesepian dong, di-ru-mah!”, ungkap Re Becca menatap mengeluh kepadanya. El Scant menggeleng lalu melihat ke Re Becca kembali. Re Becca merengutkan wajahnya masih menatap El Scant. “Aku akan berusaha mencarikan seorang teman untukmu! Kamu gak bakal ngerasa kesepian, selagi aku masih berada diluar kota menjalani masa tour yang sudah kamu ketahui dari surat itu!”, El Scant mencoba menasehatinya sembari meyakinkannya.
“Aku gak peduli, pokoknya aku bakal miss kamu banget deh!”, Re Becca berkata lagi dengan merubah wajahnya menjadi sedikit ceria kepada El Scant. Sedangkan El Scant hanya memberi senyuman, kembali dengan apa yang masih dikerjakannya. Maksud dari Re Becca, ia tidak bisa berkata “iya” atau “tidak” dengan sebuah nasehat yang sudah dikatakan oleh El Scant tadi padanya. Namun ada satu yang selalu dipercayainya, kalau El Scant hampir tidak pernah berdusta dengan perkataannya.

Sementara dikediaman Bayu. . . .

Bayu dikamarnya sendiri, ia sedang berusaha tuk menidurkan bayinya yang sudah diberi nama Raffisa. Dan nama itu diberikan oleh ayah kandung dari bayi tersebut. seperti pada hari-hari sebelumnya, Bayu mensholawati bayinya sebagai penghantar bayi itu untuk segera tertidur. Dan setelah mencoba selama sepuluh menit mencoba mensholawatinya, bayinya pun menjadi tertidur sedikit pulas didalam dekapannya.
Bayu mencium kening pada bayi itu, seraya menunjukkan rasa kasih sayangnya yang tulus dan ikhlas merawatnya sampai kini. Kemudian disaat ia sudah menaruh bayinya disampingnya, tiba-tiba saja ponselnya berdering menandakan ada sebuah pesan yang baru diterimanya melalui whatsapp. Dan Bayu langsung mengambil ponselnya yang tak jauh keberadaannya darinya berdiam. Ternyata sebuah pesan yang telah diterimanya itu adalah sebuah pesan dari El Scant.
El Scant menuliskan pesan, “Ada baiknya kamu menitipkan bayi Raffisa dengan Re! karna bayi Raffisa akan bisa merasakan kasih sayang dari seorang ibu, yaitu Re! Setuju ya, Bayu?”. Bayu yang sudah membaca pesan darinya membalas, “Ok! Aku langsung setuju! Hehehe”. Itulah apa yang sudah ditulis El Scant dalam pesannya kepada Bayu, beruntung Bayu langsung menyetujuinya. Namun daripada itu, El Scant memilih untuk tidak memberitahukannya kepada Re Becca.
Karna El Scant ingin memberikan surprise, sebelum kepergian dirinya keluar kota. Dan ia pun berharap saat ketika ia akan pergi dihari itu, ia bisa memberikan surprise yang telah dimaksud olehnya tadi secara bersamaan, terjadi dihari yang sama pula.

METAMORFOSA
“Surga yang Terlewati”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar