Hari telah berganti, hari ini
adalah hari libur kerja. Jadi Bayu bisa berkunjung kerumah kediaman dari
Inairtif, mewujudkan apa yang sudah Inairtif katakan padanya melalui sebuah
pesan dihari kemarin. Dan Bayu sudah mengabari Inairtif melalui sebuah pesan sejak
baru saja memasuki mobil kendaraannya, akan segera mengendarainya sendiri.
selang waktu berjalan, kini Bayu sudah berada dijalan dekat rumah kediaman dari
Inairtif berada.
Begitu sampai dirumah kediaman
dari Inairtif, Bayu disambut Raffisa yang sudah menunggu kedatangannya sedang
berdiri dibagian tengah halaman rumah. Sesaat Bayu sudah berjalan menuju
kehalaman rumah, sudah membelakangi pintu gerbang rumah. Lalu Bayu melihat
kearah samping kanannya, ada ibu dan Inairtif sudah duduk menunggunya tepat ditaman
samping halaman. Keduanya menunjukkan senyum sambutan padanya. Bayu menjadi
terhenti langkahnya sejenak melihat ke Raffisa.
“Ayo, om. Kita duduk bareng sama
omah juga tante!”, ajak Raffisa berwajahkan ceria lalu beranjak lebih dulu
menghampiri mereka berdua. Bayu pun menyusulnya tuk menghampiri mereka berdua. Dan
kini Bayu telah duduk disamping ibu, sedangkan Raffisa duduk disamping
Inairtif. Posisi kursi yang diduduki Bayu dan Raffisa, sama-sama menyerong
kedalam. “Bukankah, kau sering menghabiskan waktu luangmu ditempat terbuka.”,
tanya Inairtif mencoba menyapanya.
Memberi senyum melihat bahagia.
Bayu mengangguk mengiyakan, memberi senyum pula mencoba menatapinya. Namun
tidak menemukan mata dari Inairtif yang dulu pernah melihat dirinya. “Jaga pandanganmu,
nak. Ini bulan suci, bahkan dibulan yang lainnya juga kamu wajib menjaga
pandanganmu.”, tegur ibu dari Inairtif ketika tidak sengaja melihat Bayu yang sedang
menatapi putrinya. Inairtif menjadi tertawa kecil melihat ke Raffisa, Raffisa
pun begitu padanya.
Sedangkan Bayu menjadi salah
tingkah, memilih melihat kebawah sambil berkata, “Maaf ibu, bukan maksudku berperilaku
yang demikian.”. Pinta maafnya menyadari kesalahannya.
“Dimana keluargamu, apa keluargamu
sudah tau tentang kesalahan apa yang sudah kamu lakukan bersama putri saya?”,
tanya ibu dari Inairtif melihat serius padanya. Bayu menjadi terdiam berpikir,
lalu melihat ke ibu dari Inairtif.
“Saya tidak pernah
menceritakannya, ibu. Tapi bila saya diberitahu tentang kenyataan yang
sebenarnya oleh Ina, maka saya akan menceritkan penuh kepada keluarga saya.”,
ujar Bayu mengutarakannya berandai mengetahui lebih awal yang telah lalu.
“Mengapa kamu tidak berusaha,
membujuknya tuk bercerita tentang kenyataan yang baru kamu ketahui?”, tanya Ibu
dari Inairtif ingin mengetahui jawaban darinya.
“Dia lebih mengutamakan
kesalahannya pada istri dari temanku. Karna jika saya sudah mengetahui
kenyataan itu, saya tidak akan membiarkannya tuk memberi putri kami pada
mereka. Karna, saya mengutaman tanggung jawab saya sebagai ayah dari putri
kami.”, ungkap Bayu mengutarakan isi pemikirannya jika memang sudah mengetahui
kenyataan itu sebelumnya.
Ibu dari Inairtif menjadi hening menatapnya,
sedikit merasa puas dari jawaban dirinya. lalu beralih melihat ke Inairtif,
Inairtif pun melihat ke ibunya sambil mengangguk mengedipkan kedua matanya.
Bayu mulai merasa bingung melihat sikap dari keduanya. Kemudian ibu dari
Inairtif mengajak Inairtif serta Raffisa tuk berdiri dari duduknya, disusul
oleh ibunya. Lalu melihat ke Bayu sambil berkata, “Tunggulah disini sebentar,
sebab saya harus berbicara tanpa kamu bersama anak saya serta Raffisa!”.
Ibu dari Inairtif memberi perintah
kepada Bayu, memberi ketegasan. Bayu menjadi bingung lagi menatapi ibu dari
Inairtif, “Insya Allah, saya akan usahakan”, jawabnya menerima. Sebab hati
kecilnya berharap bisa bertemu dengan Inairtif yang dulu pernah ditemuinya. Dan
mereka bertigapun mulai beranjak bersama meninggalkan Bayu, sikapnya sama-sama
cuek pula. Bayu yang sudah melihat mereka bertiga bersikap cuek, hanya berdiam
menunggu hikmah yang akan didapatinya setelah ini, pikirnya.
METAMORFOSA
“Surga yang Terlewati”
Setelah lima menit Bayu menunggu,
masih duduk dalam keadaan seorang diri ditempatnya. Tiba-tiba saja Bayu
mendengar suara dari Inairtif membacakan ulang isi dari surat, yang telah
ditulisnya dan telah sampai pada Inairtif dihari kemarin. Bayu menjadi terdiam
kaku mendengarkannya, melihat lurus kedepan hening lalu berdiri dari duduknya.
Lalu menghadapkan tubuhnya ke arah suara dari Inairtif itu berasal, barulah
dilihatnya kalau Inairtif sedang menghampiri dirinya.
“Maha Besar Engkau, Tuhanku. Telah
memberiku hikmah, sementara baru saja tadi aku memikirkan hikmah setelah ini.”,
bisik Bayu dihatinya menatapi Inairtif yang masih berusaha menghampirinya.
“Suara itu, adalah suara dimana
kita pernah saling berbicara. Mata itu, adalah mata saat dimana pertama kamu
melihatku. Dan hati kecilku, baru meneriakkan namamu seakan-akan menyambut
kedatanganmu kini didepanku.”, ungkap Bayu ketika mengetahui Inairtif sudah
berhenti didepannya.
“Ternyata, Dokter masih menyimpan
kenangan dulu. Dan baru saja Dokter mengutarakan kenangan dulu itu.”, Inairtif
menyahut berbalas mengenang yang dulu.
Bayu menjadi hening menatapinya,
bertanya sendiri mengapa baru merasa telah menemukan Inairtif yang dulu.
Berbeda ketika sedang duduk bersama Inairtif, saat tadi. Sedangkan Inairtif
memberinya senyum lalu beralih melihat kepintu masuk rumah disana. Dan Bayu
mengikutinya masih menatap hening dalam tanyanya sendiri. Kemudian menjadi
terkejut karna menemukan Inairtif yang lain, yang baru saja membuka pintu masuk
rumah dan berdiri disana.
“Apakah aku sedang dipermainkan?
Cukup aku menjadi yang tertinggal, dan yang ditinggal!”, tanya Bayu berkeluh
menegaskan melihat ke Inairtif yang sedang berada disini. Mulai merasa sebuah
keanehan. “Sudah, jangan drama dulu, Dokter!”, sanggah Inairtif menghentikannya
melihat ke Bayu. Inairtif lain yang sedang berada disana mulai berkata terhadap
mereka berdua. “Aku menunggu kabar baik dari kalian berdua. Ina dan Dokter
Bayu.”, Inairtif dengan berteriak kecil memakai keceriaan.
Inairtif yang sedang bersama Bayu,
menjadi tersenyum bahagia. Sedangkan Bayu beralih melihat Inairtif didepannya,
memakai wajah tanya menunggu penjelasan darinya. “Jadi, kalian berdua adalah
saudara kembar? Sungguh, kalian hanya memiliki satu perbedaan, yaitu hanya nama
panggilannya saja.”, tanya Bayu lalu mengutarakan pengamatannya. Inairtif yang
sudah melihat padanya menjadi tersenyum mengangguk.
“Kita berjumpa lagi di Jakarta,
Dokter.”, Inairtif berucap selamat datang menatap ceria. Bayu teringat pada
chat terakhir sewaktu Inairtif masih berada dluar kota. “Dan sekarang baru
kumengerti, bagaimana membuatmu untuk berpikir dua kali ketika akan
meninggalkanku lagi.”, Bayu mengutarakan sedikit isi hatinya. Masih hening,
tenang. Inairtif berdiam menatapnya akan berbicara menyahutnya hingga membuat
Bayu menjadi terkejut sejenak.
“Tapi sayang, sebentar lagi aku
harus membicarakan pernikahanku dengan seorang pria. Sebab, telah ada seorang
pria yang sedang menungguku tuk membicarakan itu, Dokter.”, Inairtif berbicara
menyatakan mmakai keseriusan dirinya sendiri. Bayu menjadi tertegun, gugup
serta terkejut sejenak. Wajahnya mulai menyerah akan sebuah pernyataan,
teringat dengan kegagalannya untuk menemui Inairtif demi membicarakan
keseriusan tentang hubungan keduanya.
“Dokter, aku sama sekali tidak
menyukai, Dokter. Karna, aku sudah terlanjur mencintai seorang pria dari ayah
kandung putriku sendiri.”, Inairtif berkata mencoba menyindirnya. Bayu yang
sudah mengerti maksud dari sindirannya, merasa lemas tersenyum lepas karna
bahagia. “Insya Allah, sebelum dimana hari umat muslim kembali pada fitrahnya.
Kita berdua sudah menjadi pasangan yang halal lagi baik dihadapan-Nya.”, Bayu
langsung berbicara pada topiknya.
Menetapkan hari dimana keduanya
akan melepaskan status lajang mereka. Inairtif menjadi tersenyum malu, karna
begitu tersanjungi lalu menunjukkan jari manisnya yang telah memakai cincin
dari pemberiannya. Dan Bayu yang sudah melihatnya menjadi bahagia bahkan amat
bahagia, namun tidak sampai berlebihan. Sementara ibu, saudara perempuannya,
serta Raffisa telah melihat keduanya dari jendela didalam rumah.
Mereka bertiga juga ikut merasa
bahagia karna melihat keduanya yang kelihatannya akan bersatu. Dan tinggal
menunggu harinya saja tuk menyaksikan penyatuan cinta diantara keduanya.
METAMORFOSA
“Surga yang Terlewati”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar