Rabu, 13 Juli 2016

METAMORFOSA *13*



Disana, tepatnya disebuah taman Inairtif sedang duduk sendiri melihat keramaian yang ada. Ia sedang bersantai mencoba menghilangkan tiga buah kesalahan yang masih menaunginya. “Nabi Muhammad, selalu dinaungi oleh awan. Aku, masih saja dinaungi oleh ketiga kesalahan karna diriku sendiri.”, bisik kecil Inairtif melihat-lihat keramaian yang ada. Kemudian ia berdiri dengan melangkah maju lima langkah mulai menikmati keramaian yang ada.
“Entah mengapa, aku seperti membutuhkan teman tuk menghiburku saat ini?!”, bisik kecilnya lagi sedikit tegas. Lalu menghadap kearah kanan, berdiam ditempat juga telah melihat seorang pria berdasi sedang berjalan menujunya. “Ya, aku mengenal seorang pria berdasi itu.”, ujarnya dihati meratapi seorang pria berdasi yang masih berjalan menujunya. Dan kini seorang pria berdasi itu telah berhenti dihadapannya, berjarak dua langkah didepannya.
Mereka berdua kini saling berpandangan. Inairtif memandanginya biasa namun menyimpan tanya, sedangkan seorang pria berdasi itu memandanginya sedikit curiga. Seorang pria berdasi itu adalah Bayu, atau Dokter Bayu. “Dokter?”, tanya Inairtif memulai percakapan. Dokter Bayu mengubah wajahnya dengan melihat sedikit nakal disertai senyuman nakal pula.
“Apa kabar dirimu? Setelah semalam kita terjebak digubuk pada malam itu?”, Bayu menggodanya kecil.
“Bukankah sudah kutitipkan pesan pada memo diponselmu, kalau kita tidak perlu membahas tentang malam itu?!”, tegas kecil Inairtif menatap tegas pula.
“Karna kalau aku mengajakmu tuk membahasnya lagi. Maka kamu akan berandai ingin mengulanginya lagi bukan?”, Bayu memberi sindiran sedikit keras.
“Oyah, sepertinya Dokter yang telah menginginkan lagi terhadap perkataan Dokter yang kedua tadi?!”, balas Inairtif tegas memberi sindiran balik.
Bayu pun menjadi terdiam seketika, mengubah wajahnya menjadi sinish menatap Inairtif. Dan Inairtif menatap sinish balik namun bermain-main. Dalam beberapa saat mereka berdua seperti itu, kemudian Bayu membuka kata untuk mendapatkan sebuah kejelasan darinya. “Katakan padaku, anggap saja aku orang biasa, apa yang sudah terjadi pada malam itu?”, perintah Bayu dengan berjalan dua langkah kedepan. Menatap sedikit tajam tanya.
“Pagi harinya, aku menemukan kancing bajuku terbuka. Daaaan, entahlah aku tidak mau membahasnya!!!!”, ujarnya bercerita diakhiri ketegasan. Menatap menyerah. Lalu Dokter Bayu menyambung menanyakan, “Why????”, menatap bingung masih tajam berkeluh. Inairtif menggeleng mencoba bungkam karna telah teringat bahwa benih yang tidak dinginkan telah tumbuh dirahimnya. “Itu berarti, memang tidak terjadi apa-apa dengan dirimu.”, ungkap Bayu dengan senyuman nakal.
Dan tiba-tiba Inairtf menampar pipi kanan darinya sedikit keras, karna reflek mengingat bahwa telah ada sesuatu yang hidup dirahimnya. “Beruntunglah seorang pria, kesalahan pada malam itu tidak tampak pada fisiknya!! Dan seorang wanita, bla-bla-bla!!”, ungkap Inairtif masih merahasiakan sesuatu yang telah terjadi padanya sendiri. Bayu wajahnya begitu bingung menatapi Inairtif, akan kata-kata darinya tadi. Bayu tidak memkirkan rasa sakit dari tamparan yang baru saja diberikan olehnya.
“Kalau memang tidak ada kejelasan yang bisa kau berikan padaku sekarang? Maka pergilah! Biarkan aku menjadi pupus sendiri disini.”, Bayu berkata menyerah menatap menyerah. Inairtif menjadi berbalik membelakangi setelah mendengar kata darinya yang berupa perintah. Lalu airmatanya jatuh secara diam-diam, sedangkan Bayu menatapinya belum merasa puas terhadapnya. “Sebenarnya, aku tadi hanya memancing. Aku tidak berbicara nakal secara sungguhan!!!!”, keluh tegas bisik hatinya.
Dan kemudian Inairtif melangkah tuk beranjak pergi meninggalkannya tanpa pamit. Sedangkan Bayu masih berdiam mulai meratapi kepergiannya. Inairtif memilih pergi, agar Bayu tidak bertanya tentang apa yang sudah dibicarakan tadi. Karna kalau sampai kehamilannya diketahui oleh Bayu, maka rencananya tuk memberikan bayi yang masih tumbuh kepada Re Becca akan gagal. Sebab Bayu akan menghalangi dirinya bila sudah mengetahui kalau Inairtif telah mengandung benih darinya.

METAMORFOSA
“Surga yang Terlewati”

Malam pun tiba, disaat dirumah kediaman El Scant sedang melakukan makan malam bersama. Re Becca berniat akan mengatakan sesuatu, dan tepatnya kini ketika dilihatnya Ibu dan El Scant sebentar lagi akan menyudahi santapan makan malamnya. “Ibu, El Scant, aku mau mengatakan sesuatu?”, Re Becca memulai permisi melihat keduanya. Ibu dan El Scant melihat santai padanya masih mengunyah makanannya masing-masing.
“Sudah pernah Re Becca katakan, kalau Re Becca sebentar lagi punya baby meskipun diberikan oleh wanita lain. Karna itu, Re Becca mau mengatakan sesuatu yang sudah tadi Re Becca permisi kan.”, sambungnya mulai melihat segan kepada keduanya. Ibu dan El Scant baru menatap mempersilahkan padanya. “Itu Re Becca lakukan, karna Re Becca sudah mengetahui tidak lagi mempunyai Rahim.”. Sambung lagi kata terakhirnya membuat Ibu dan El Scant menjadi terkejut secara bersamaan.
Ibu dari El Scant menjadi menatap terkejut, dan El Scant menjadi tersedak dari minumnya. “Ya Allah, Re!! jadi kamu sengaja bersembunyi, dibalik apa yang sudah kamu ketahui???”, tegas El Scant menanyakan masih terkejut. Melihat diam tanya padanya. Sambung ibu dari El Scant, “Sudah Els, kita masih bersyukur Re Becca bisa menanggapinya dengan bijak.”, katanya melihat bijak ke El Scant masih terkejut. Sementara Re Becca memberikan senyuman kepada keduanya, masih bijak melalukannya.

Beberapa saat kemudian. . . .

Kini El Scant dan Re Becca sudah berada didalam kamar mereka, sudah berbaring ditempat tidur bersiap akan tidur. Posisi El Scant berbaring bersahaja dikasur tempat tidurnya, sedangkan Re Becca berbaring dengan mendekapnya disebelah kanan tubuh dari El Scant. Re Becca sedang mendekap bermanja direbahan dada sebelah kanan dari El Scant. Dan dengan posisi tidur mereka seperti itu, keduanya akan berbicara kecil, masing-masing menatap langit-langit kamar.
“Mengapa kamu baru menunjukkan apa yang sudah kamu ketahui, Re?”, tanya El Scant membelai rambut dari Re Becca.
“Aku hanya tidak ingin bertengkar!! Maka dari itu aku memilih tuk meredamnya sendiri dulu!!”, sahut Re Becca tegas mejawabnya.
Mendengar kata darinya itu, El Scant semakin membelai rambut darinya disambung dengan tangan sebelahnya yang mendekap balik tubuh dari Re Becca. Lalu keduanya sama-sama beralih memejamkan kedua matanya untuk tidur. Meniadakan malam agar tidak terasa panjang, hingga pada esok harinya terasa begitu cepat ketika pejaman kedua mata keduanya telah terbuka.

Dan ketika sudah memasuki sepertiga malam. . . .

Disana, dirumah kediaman Bayu. Bayu baru saja selesai mendirikan sholat tahajud yang disambung dengan berdo’a lebih dulu sebelum mengakhiri, kemudian disambungnya lagi menunggu waktu sholat subuh tiba. Bayu berdo’a meminta kelancaran rizkinya pada hari ini, juga ketepatan siaganya dalam melayani pasiennya yang membutuhkan bantuan pertolongan dirinya. Usainya berdo’a yang demikian, ia melanjutkannya dengan membaca tiga surat terakhir dari juz 30.
Dimulai dari surat Al-Ikhlas, Al-Falaq dan terakhir surat An-Nas. Karna pada setiap usai mendirikan sholat wajib maupun sholat sunnah, Bayu selalu mengamalkan hafizh qur’annya dengan mengulang-ngulang hafalannya. Kembali pada Bayu, ketika baru memulai membaca surat Al-Ikhlas dengan menghafalnya. Suaranya dan hatinya bergetar, karna mengingat arti dari surah Al-Ikhlas tersebut.
Dan ketika melanjutinya dengan membaca surah Al-Falaq, getaran yang dirasanya semakin kuat memancingnya ingin sekali meneteskan airmatanya. Terakhir sebagai penutup, ia memabca surah An-Nas dengan menangis kecil terisak-isak mengingat dosanya. Dosa yang belum diketahui olehnya, apakah sudah terjadi sesuatu karna ia telah kalah oleh syahwatnya pada malam itu, kala dirinya sedang bersama Inairtif yang telah terjebak semalam disebuah gubuk.
Hingga pada waktu sholat subuh tiba, Bayu mulai menegarkan dirinya menghentikan isak tangisnya dengan berdiri tegak. Ia berusaha kuat tuk tegak berdiri dalam mendirikan sholat subuh, namun sebelumnya ia harus melakukan sholat sunnah sebelum melakukan sholat subuh setelah adzan selesai dikumandangkan. Dimulai hari ini, Bayu akan terus dibayang-bayangi dosanya itu hingga sampai diamana Inairtif akan kembali ditemukannya pada suatu hari nanti. Dan itu telah menjadi rahasia Tuhan.

METAMORFOSA
“Surga yang Terlewati”

Beberapa bulan kemudian. . . .

Re Becca dirumah kediamannya, terlihat tergesah-gesah ketika sedang berjalan dihalaman rumahnya hingga sampai membuka pintu gerbang rumahnya, dan langkahnya menjadi terhenti tepat diluar didepan pintu gerbang rumahnya. Ia sedang menemui seseorang diluar pintu gerbang rumahnya dengan berjalan ke arah kanannya, mendekati seseorang yang telah ditemuinya. Seseorang itu adalah wanita berhijab syar’I serta dengan pakaian dress panjang yang syar’I pula.
Dan seorang wanita itu adalah Inairtif yang menimang bayinya, yang akan diberikan kepada Re Becca seperti yang sudah pernah dijanjikannya dulu. Kini mereka sudah berdiri berhadapan, saling memandangi sejenak lalu Inairtif memberikan bayinya. Re Becca pun mengambil bayi itu dengan melihat ke bayi itu lalu melihat ke Inairtif lagi. “Aku sudah memenuhi janjiku! Dan keinginanmu sudah tercapai!”, Inairtif berkata tegas kecil menyampaikan perpisahannya kepada mereka berdua. Menatap senyum.
Kemudian beralih dengan memasuki mobil yang ditumpanginya untuk pergi meninggalkan. Sementara Re Becca merasa tersentuh atas ketulusan darinya, lalu melihat ke wajah bayi itu yang sedang ditimangnya kini sambil berkata tegas kecil, “Aku sudah tuntas menghukum ibumu! Dan kini, aku akan merawatmu dengan ketulusanku, baby!!!”. Setelah melihat Inairtif pergi dengan kendaraannya. Setelahnya lagi, Re Becca berjalan beralih akan memasuki rumah kembali membawa bayi mungilnya.
Pada sore harinya, Re Becca dan ibu mertuanya sedang bermain dengan bayi mungil itu. mereka sedang saling berbalas kata berhubungan dengan bayi itu. Dan keduanya tampak sedikit tidak sabar tuk menunjukkan bayi itu kepada El Scant yang sudah sebagai sosok ayah angkatnya. Bayi itu belum diberi nama, karna menunggu El Scant yang kan memberi nama bayi mungil itu. Bayi mungil itu berjenis kelamin perempuan, berwajahkan cantik seperti ibu kandungnya, Inairtif.

Dan ketika malam telah tiba. . . .

Re Becca sudah berada didalam kamarnya, ia sedang menimang bayi mungil itu terduduk santai dikasur tempat tidurnya. Tak berapa lama kemudian, El Scant yang baru datang memasuki kamarnya menjadi terkejut ketika baru terpandang ke Re Becca yang sudah menimang seorang bayi mungil. Sesaat sudah menutup pintu kamarnya, membelakanginya. Sementara Re Becca menjadi tersenyum padanya lalu berdiri menghadap padanya, masih menimang bayi mungil itu berniat akan menunjukkannya.
“Astaga, ternyata apa yang sudah kau tunggu telah datang.”, El Scant mulai berkata sedikit takjub dengan berjalan mendekati Re Becca. “Bukan astaga, tetapi subahanallah!!”, sanggah Re Becca dengan senyum bahagia. Dan El Scant kini sudah berada didepannya melihat wajah dari bayi itu.
“Siapa nama kamu, sayang?”, El Scant menanyakan nama dari bayi mungil itu seolah-olah sedang bertanya pada bayi mungil itu sendiri. Mulai menatap berbinar-binar.
“Aku, sedari tadi menunggu ayah untuk memberikan sebuah nama untukku.”, jawab Re Becca seolah-olah bayi mungil itu sendiri yang berbicara menyahutnya. Melihat ke bayi mungil itu bahagia.
El Scant pun langsung menjawabnya. “Dhiya Shiraj! Dhiya berarti sinar! Shiraj adalah nama depan dari ayah! Dan Dhiya Shiraj ialah, seorang anggota keluarga baru yang kan menyinarkan keluarga dari Shiraj Mochtar!”, tegas El Scant memberi penjelasan melihat ke bayi mungil itu. Dan Re Becca menjadi tertawa kecil sudah menerimanya. Sedangkan El Scant mendekap Re Becca dari samping dan mereka berdua bersama menatapi wajah bayi itu merasa senang.

METAMORFOSA
“Surga yang Terlewati”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar