Rabu, 13 Juli 2016

METAMORFOSA *17*



Esoknya disiang hari tepat disebuah masjid, El Scant, Urnus juga Bayu baru saja keluar dari masjid bersama lalu memakai sepatu mereka masing-masing. Usainya mereka bertiga mendirikan sholat dzuhur berjamaah. Mereka tampak kompak dan rapi, karna sama-sama memakai baju atasan muslim. Dan kini mereka bertiga sedang berjalan bersama menuju kendaraan taxi yang menunggu, sebagai tumpangan bagi ketiganya.
Ketika mereka sudah memasuki ke dalam kendaraan taxi itu, mereka bertiga duduk secara bersejajar dibelakang supir taxi itu. Kemudian mereka bertiga membuka pakaian atasan muslim menunjukkan pakaian kemeja berdasi mereka bertiga. Sementara pakaian atasan muslim milik mereka masing-masing, digantung pada rebahan tempat duduk dibalik mereka bertiga. Kini kendaraan taxi yang sedang mereka tumpangi telah berjalan tigapuluh menit lalu, dan akan mengantarkan mereka ke café.
Selang waktu berjalan, El Scant, Urnus juga Bayu kinipun sudah sampai disebuah café. Bahkan ketiganya sudah duduk manis dalam satu meja bersama didalam café tersebut. mereka sedang melakukan sebuah pertemuan, alias sebuah reuni setelah empat tahun tidak pernah bertemu bertatap muka. Pesanan yang telah mereka bertiga pesan sudah ada dimeja, tinggal saling mengobrol saja bertukar pikiran selagi waktu masih memihak pada ketiganya.
“Sudah lama kita gak kumpul dicafe, seperti pada momen hari ini.”, Urnus memulai dengan mencicipi makanannya melihat ke mereka berdua. Mereka berdua menjadi tersenyum kecil.
“Kita ikhlas kok! Asalkan, kamu disana sukses.”, El Scant menyahut dengan melihat padanya bijak diakhiri senyuman.
“Karna silaturahmi tidak melihat jarak! Tetapi melihat diri kita masing-masing, apakah masih bisa bersilaturahmi dengan saudara yang jauh maupun dengan saudara yang sedekat nyawa kita dengan ajal kita!”, Bayu menyambung melihat keduanya sedikit berbicara serius.
“Bayu, lo benar-benar temen gue yang payah buat gue lupain! Karna kan, lo orang yang bermotivasi, dan rata-rata nasehat yang lo sampein suka ada yang bener gitu!”, ungkap Urnus melihat bijak ke Bayu.
El Scant menjadi tertawa kecil menggeleng melihat ke Bayu pula. Bayu yang melihat keduanya pun, menjadi tersenyum malu mulai mencicipi makanannya. “Subahanallah, semoga kebersamaan ini takkan pernah terlupa meskipun nantinya akan terlekang oleh waktu.”, ucap syukur El Scant disertai do’a melihat haru kepada kedua sahabatnya. Dan kedua sahabatnya itu mengucapkan “Amin” serentak melihat bahagia padanya.                            

Lima hari kemudian. . . .

Malam ini, adalah malam pertama akan didirikannya sholat tarawih, karna pada hari esok puasa pertama akan dilakukan. Disetiap masjid akan siap dimakmurkan oleh umat muslim. Sebab bagi umat muslim ketika bulan puasa, ramadhan telah datang adalah suatu kerahmatan dari Tuhan. Karna mereka umat muslim, akan berlomba-lomba tuk mengumpulkan pahala dari puasa, sholat tarawih serta tadarus. Mereka umat muslim juga bersyukur karna diberi umur panjang sehingga bisa bertemu bulan suci ini.
El Scant dan keluarganya, kini sedang memakmurkan masjid tuk segera mendirikan sholat tarawih didekat rumah kediamannya. Disana, Bayu juga memakmurkan masjid tuk segera mendirikan sholat tarawih didekat rumah kediamannya bersama Urnus. Dan disana lagi, Iniartif bersama kakak iparnya serta Raffisa sudah memakmurkan masjid tuk segera mendirikan sholat tarawih. Sungguh indah pada malam ini, karna setiap masjid sudah dimakmurkan demi menjalankan ibadah setahun sekali.

METAMORFOSA
“Surga yang Terlewati”

Kini sudah sampai waktunya untuk sahur. El scant, Bayu dan Urnus serta Inairtif. Kisah mereka berempat akan terbagi dalam melakukan sahurnya dirumah kediaman masing-masing. Simak seperti berikut ini.

Kediaman El Scant. . . .

                Pukul tiga lewat lima belas menit, Re Becca dan ibu mertuanya sedang menyiapkan makan sahur. Keduanya sedang membantu asisten rumah tangganya dalam memasak masakan untuk sahur yang pertama. Sementara El Scant, sedang membangunkan Dhiya dikamarnya sendiri. El Scant berkata membujuknya untuk segera bangun, karna pada malam harinya Dhiya meminta dibangunkan untuk ikut makan sahur bersama.
                Dan kini Re Becca dan ibu mertuanya sudah menyiapkan makanan untuk sahur dimeja makan. Bahkan keduanya sudah duduk manis menunggu kedatangan El Scant yang mungkin akan membawa Dhiya untuk makan sahur bersama. Dan kemudian mereka berdua baru melihat El Scant sedang menuruni anak tangga dengan menggendong Dhiya yang berwajahkan masih mengantuk. Seketika mereka berduapun menjadi tersenyum menunggu keduanya, El Scant dan Dhiya.

Kediaman Bayu. . . .

                Bayu sedang berdiri dipagar lantai dua rumahnya, ia mengamati asisten rumahnya menyiapkan makanan sahur dimeja makan. Kemudian ia beralih memasuki kamarnya kembali, demi membangunkan Urnus yang masih terlelap. Bayu membangunkannya dengan berteriak ditelinga Urnus, sehingga Urnus menjadi terbangun kaget dengan langsung terduduk ditempatnya. “Harusnya lo gak perlu berteriak!!”, tegas Urnus sambil berdiri dari tempat tidurnya.
                “Sebelumnya, harusnya lo gak usah tidur setelah melakukan sholat tahajud tadi!!”, sahut Bayu tegas membalasnya. Lalu keduanya saling berpandangan, dan beranjak keluar dari kamarnya untuk melakukan makan sahur bersama. Selama Urnus di Jakarta tinggal dirumah Bayu karna tidak mebawa anak dan istrinya. Dan akan kembali ke America pada bulan puasa kesepuluh.

Kediaman Inairtif. . . .

                Dimeja makan, Inairtif memberikan lauk pauk kepada kakak iparnya juga keponakannya, Raffisa. Karna mereka bertiga bersiap akan menyantap makanan sahur. Dan kini mereka bertiga berdo’a bersama sebelum menyantap makanan sahur, kemudian memulai menyantap makanan sahur. Disaat mereka bertiga menyantap makanan sahurnya masing-masing, ada canda yang mereka hadirkan agar tidak merasa kalau setelah sahur harus menahan haus dan lapar dalam waktu cukup lama.
                Pada sahur yang pertama dibulan ramadhan, sebelum benar akan menjalani ibadah puasa. Mereka begitu erat dengan hubungan persaudaraan, khususnya dengan Bayu yang melakukan sahur bersama Urnus. Mereka bukan dilahirkan dalam satu keluarga, namun hubungan persaudaraan yang ditunjukkan Bayu pada Urnus seperti saudara kandung saja. Meski pada awal pertemanannya, Bayu suka merasa canggung sebab Urnus masih memeluk agama katholik.
                Dan disuatu hari yang lalu ketika sudah mengetahui kalau Urnus telah menjadi muallaf, Bayu merasa begitu bersyukur. Karna bila suatu saat nanti Urnus menginap dirumahnya, mereka bisa melakukan ibadah wajib maupun sunnah bersama-sama. Pikirnya pada dimasa lalu dan baru tercapai pada sekarang ini.

METAMORFOSA
“Surga yang Terlewati”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar