Esoknya disiang hari tepat
disebuah masjid, El Scant, Urnus juga Bayu baru saja keluar dari masjid bersama
lalu memakai sepatu mereka masing-masing. Usainya mereka bertiga mendirikan
sholat dzuhur berjamaah. Mereka tampak kompak dan rapi, karna sama-sama memakai
baju atasan muslim. Dan kini mereka bertiga sedang berjalan bersama menuju
kendaraan taxi yang menunggu, sebagai tumpangan bagi ketiganya.
Ketika mereka sudah memasuki ke dalam
kendaraan taxi itu, mereka bertiga duduk secara bersejajar dibelakang supir
taxi itu. Kemudian mereka bertiga membuka pakaian atasan muslim menunjukkan
pakaian kemeja berdasi mereka bertiga. Sementara pakaian atasan muslim milik
mereka masing-masing, digantung pada rebahan tempat duduk dibalik mereka
bertiga. Kini kendaraan taxi yang sedang mereka tumpangi telah berjalan
tigapuluh menit lalu, dan akan mengantarkan mereka ke café.
Selang waktu berjalan, El Scant,
Urnus juga Bayu kinipun sudah sampai disebuah café. Bahkan ketiganya sudah
duduk manis dalam satu meja bersama didalam café tersebut. mereka sedang
melakukan sebuah pertemuan, alias sebuah reuni setelah empat tahun tidak pernah
bertemu bertatap muka. Pesanan yang telah mereka bertiga pesan sudah ada
dimeja, tinggal saling mengobrol saja bertukar pikiran selagi waktu masih
memihak pada ketiganya.
“Sudah lama kita gak kumpul
dicafe, seperti pada momen hari ini.”, Urnus memulai dengan mencicipi
makanannya melihat ke mereka berdua. Mereka berdua menjadi tersenyum kecil.
“Kita ikhlas kok! Asalkan, kamu
disana sukses.”, El Scant menyahut dengan melihat padanya bijak diakhiri
senyuman.
“Karna silaturahmi tidak melihat
jarak! Tetapi melihat diri kita masing-masing, apakah masih bisa bersilaturahmi
dengan saudara yang jauh maupun dengan saudara yang sedekat nyawa kita dengan
ajal kita!”, Bayu menyambung melihat keduanya sedikit berbicara serius.
“Bayu, lo benar-benar temen gue
yang payah buat gue lupain! Karna kan, lo orang yang bermotivasi, dan rata-rata
nasehat yang lo sampein suka ada yang bener gitu!”, ungkap Urnus melihat bijak
ke Bayu.
El Scant menjadi tertawa kecil
menggeleng melihat ke Bayu pula. Bayu yang melihat keduanya pun, menjadi
tersenyum malu mulai mencicipi makanannya. “Subahanallah, semoga kebersamaan
ini takkan pernah terlupa meskipun nantinya akan terlekang oleh waktu.”, ucap
syukur El Scant disertai do’a melihat haru kepada kedua sahabatnya. Dan kedua
sahabatnya itu mengucapkan “Amin” serentak melihat bahagia padanya.
Lima hari kemudian. . . .
Malam ini, adalah malam pertama
akan didirikannya sholat tarawih, karna pada hari esok puasa pertama akan
dilakukan. Disetiap masjid akan siap dimakmurkan oleh umat muslim. Sebab bagi
umat muslim ketika bulan puasa, ramadhan telah datang adalah suatu kerahmatan
dari Tuhan. Karna mereka umat muslim, akan berlomba-lomba tuk mengumpulkan
pahala dari puasa, sholat tarawih serta tadarus. Mereka umat muslim juga
bersyukur karna diberi umur panjang sehingga bisa bertemu bulan suci ini.
El Scant dan keluarganya, kini
sedang memakmurkan masjid tuk segera mendirikan sholat tarawih didekat rumah
kediamannya. Disana, Bayu juga memakmurkan masjid tuk segera mendirikan sholat
tarawih didekat rumah kediamannya bersama Urnus. Dan disana lagi, Iniartif
bersama kakak iparnya serta Raffisa sudah memakmurkan masjid tuk segera
mendirikan sholat tarawih. Sungguh indah pada malam ini, karna setiap masjid
sudah dimakmurkan demi menjalankan ibadah setahun sekali.
METAMORFOSA
“Surga yang Terlewati”
Kini sudah sampai waktunya untuk sahur.
El scant, Bayu dan Urnus serta Inairtif. Kisah mereka berempat akan terbagi
dalam melakukan sahurnya dirumah kediaman masing-masing. Simak seperti berikut
ini.
Kediaman El Scant. . . .
Pukul
tiga lewat lima belas menit, Re Becca dan ibu mertuanya sedang menyiapkan makan
sahur. Keduanya sedang membantu asisten rumah tangganya dalam memasak masakan
untuk sahur yang pertama. Sementara El Scant, sedang membangunkan Dhiya
dikamarnya sendiri. El Scant berkata membujuknya untuk segera bangun, karna
pada malam harinya Dhiya meminta dibangunkan untuk ikut makan sahur bersama.
Dan
kini Re Becca dan ibu mertuanya sudah menyiapkan makanan untuk sahur dimeja
makan. Bahkan keduanya sudah duduk manis menunggu kedatangan El Scant yang
mungkin akan membawa Dhiya untuk makan sahur bersama. Dan kemudian mereka
berdua baru melihat El Scant sedang menuruni anak tangga dengan menggendong
Dhiya yang berwajahkan masih mengantuk. Seketika mereka berduapun menjadi
tersenyum menunggu keduanya, El Scant dan Dhiya.
Kediaman Bayu. . . .
Bayu
sedang berdiri dipagar lantai dua rumahnya, ia mengamati asisten rumahnya
menyiapkan makanan sahur dimeja makan. Kemudian ia beralih memasuki kamarnya
kembali, demi membangunkan Urnus yang masih terlelap. Bayu membangunkannya
dengan berteriak ditelinga Urnus, sehingga Urnus menjadi terbangun kaget dengan
langsung terduduk ditempatnya. “Harusnya lo gak perlu berteriak!!”, tegas Urnus
sambil berdiri dari tempat tidurnya.
“Sebelumnya,
harusnya lo gak usah tidur setelah melakukan sholat tahajud tadi!!”, sahut Bayu
tegas membalasnya. Lalu keduanya saling berpandangan, dan beranjak keluar dari
kamarnya untuk melakukan makan sahur bersama. Selama Urnus di Jakarta tinggal
dirumah Bayu karna tidak mebawa anak dan istrinya. Dan akan kembali ke America
pada bulan puasa kesepuluh.
Kediaman Inairtif. . . .
Dimeja
makan, Inairtif memberikan lauk pauk kepada kakak iparnya juga keponakannya,
Raffisa. Karna mereka bertiga bersiap akan menyantap makanan sahur. Dan kini
mereka bertiga berdo’a bersama sebelum menyantap makanan sahur, kemudian
memulai menyantap makanan sahur. Disaat mereka bertiga menyantap makanan
sahurnya masing-masing, ada canda yang mereka hadirkan agar tidak merasa kalau
setelah sahur harus menahan haus dan lapar dalam waktu cukup lama.
Pada
sahur yang pertama dibulan ramadhan, sebelum benar akan menjalani ibadah puasa.
Mereka begitu erat dengan hubungan persaudaraan, khususnya dengan Bayu yang
melakukan sahur bersama Urnus. Mereka bukan dilahirkan dalam satu keluarga,
namun hubungan persaudaraan yang ditunjukkan Bayu pada Urnus seperti saudara
kandung saja. Meski pada awal pertemanannya, Bayu suka merasa canggung sebab
Urnus masih memeluk agama katholik.
Dan
disuatu hari yang lalu ketika sudah mengetahui kalau Urnus telah menjadi muallaf,
Bayu merasa begitu bersyukur. Karna bila suatu saat nanti Urnus menginap
dirumahnya, mereka bisa melakukan ibadah wajib maupun sunnah bersama-sama. Pikirnya
pada dimasa lalu dan baru tercapai pada sekarang ini.
METAMORFOSA
“Surga yang Terlewati”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar