Esok paginya, sekitar pukul
delapan pagi Bayu akan segera melakukan tindakan operasi terhadap seorang
wanita yang akan melahirkan seacra caesar. Tugasnya sebagai Dokter Bedah kini
sangat beresiko. Karna pasiennya tersebut harus berjuang keras hingga nyaris,
harus memiilih apakah nyawa dari seorang pasiennya itu sendiri atau nyawa calon bayinya yang harus
diselamatkan oleh Bayu. Karna keadaan pasien wanitanya itu sangat kritis namun
harus dilakukan tindakan operasi Caesar.
Dan kini, tepatnya pada pukul
tujuh lewat tigapuluh menit. Bayu memilih tuk berdiam diri diruang kerjanya
sendiri. Berkonsentrasi memikirkan tekadnya untuk menyelamatkan pasien wanita
dan calon bayinya itu. Sementara waktu yang tersisa hanya tigapuluh menit saja
untuk melakukan operasi caesar terhadap pasien wanitanya itu. Dan Bayu
memanfaatkan waktu singkat tersebut dengan berdzikir, serta berdoa untuk
keselamatan pasien wanitanya dan calon bayinya itu.
Ia berharap kalau akhirnya setelah
mengoperasi caesar pasien wanitanya itu, dapat berjalan lancar dan bisa
menyealmatkan nyawa keduanya. Namun ada satu yang selalu ia ingat, jika manusia
hanya berencana dalam pengharapannya dan Allah yang menghendakinya. Setelah
beberapa saat ia berdzikir, serta berdoa penuh demi pasien wanitanya dan
bayinya itu. Asisten dari dirinya itupun memanggilnya jika waktu untuk
mengoperasi caesar pada pasien wanitanya itu sudah tiba.
Bayu yang sudah mendengarnya,
beranjak dari duduknya beralih mengambil pakaian berwarna hijau tua untuk
segera melakukan tindakan operasi. Dan kini sudah berjalan menuju ke ruang
operasi lalu memasuki ruangan operasi. Sesampainya ia didalam ruang operasi
tersebut dengan sudah berada disamping pasien wanitanya itu. Bayu meratapinya
mencoba tuk menegarkan dirinya sendiri dan diri wanita itu. Dan wanita itu baru
saja tersenyum menatapnya mengisyaratkan tentang kesiapannya.
“Dokter, terutamakanlah anakku!
Sebab ayahnya begitu menantikan kelahirannya!”, ucap dengan meminta pasien
wanitanya itu kepadanya lalu tak sadarkan diri. Karna obat bius yang telah
disuntikkan pada pasien wanita itu sudah bekerja. Bayu yang sudah mengtahuinya
pun meminta para suster yang bertugas untuk memindahkan pasien wanita itu
kedalam kamar operasi. Dan sesampainya dikamar operasi Bayu langsung melakukan
tindakan operasi, memulai dengan berucap basmalah.
Dua jam kemudian. . . .
Setelah dua jam berjuang, Bayu
berhasil mengangkat bayi dari Rahim pasien wanitanya itu. Bayu pun menjadi
tersenyum melihat bayi yang sedang menangis dipegang oleh suster yang bertugas.
“Alhamdulillah, Mahasuci Allah dengan kebesaran-Nya!”, ucap sukur Bayu dengan
spontan membuat mereka yang ikut serta dalam membantunya mengoperasi pasien
wanitanya merasa lega. Namun dengan tiba-tiba suara pada monitor jantung pasien
wanita itu menandakan kondisi sedang kritis.
Sontak Bayu menjadi terkejut lalu
secara spontan ia berjuang lagi memberi pertolongan yang kedua masih kepada
pasien wanitanya itu. Dan setelah tiga menit berjuang bersama dengan suster
yang bertugas membantunya. Seorang suster yang memantau monitor detak jantung
pasien wanita itu, berkeluh mengucapkan, “Dia sudah memutuskan berjihad,
Dokter!”. Bayu yang sudah mendengarnya, sudah pula menatapi wajah dari wanita
itu merasakan sedikit kegagalannya dalam menyelamatkannya.
Dan Bayu terpaksa harus mengakui
kalau perjuangan dirinya sudah cukup sampai disini saja, karna pasien wanitanya
itu sudah meninggal dunia. Para suster yang bertugas membantunya, beralih
membersihkan tempat tidur serta pasien wanitanya itu yang sudah menjadi jasad.
Sementara Bayu beralih keluar dari kamar operasi berniat akan pergi ke kamar
mandi, untuk mengambil air wudhu karna akan bersuci demi melawan bisikkan setan
yang menyalahkan dirinya atas kegagalannya tadi.
METAMORFOSA
“Surga yang Terlewati”
Dikamar jenazah, jasad pasien
wanita dari Bayu telah dipindahkan. Jasad pasien wanita dari Bayu itu sedang
ditemani suaminya sendiri. seorang suami dirinya yang telah pergi, sedang
meratapi wajahnya termenung memendam kesedihannya. “Tuhan telah menukar
kepergian dirimu dengan kedatangan putri kecil kita! Insya Allah, putri kecil
kita akan selalu diberkahi dalam menjalani hidupnya kelak!”, ucap pengharapan
suami dari pasien wanita itu mencoba mengikhlaskan.
Sementara disana. . . .
Bayu yang sudah bisa meyakinkan
dirinya, bahwa ia sudah berhasil mengusir bisikan setan yang menyalahi dirinya
atas kegagalannya tadi. Mulai beranjak dari tempatnya akan keluar dari ruang
kerjanya, berniat akan menjenguk bayi yang baru saja diselamatkan olehnya tadi.
Dan saat ketika baru saja melewati jendela diruangan bayi, langkahnya menjadi
terhenti karna melihat seorang pria sedang menimang bayi itu dalam keadaan
hening menatapi wajah bayi tersebut.
Seketika Bayu menjadi merasa
tersentuh lalu melangkah lagi berniat akan menghampiri seorang pria itu.
Sesampainya Bayu didekat pria itu, ia baru mendengar jika pria itu sedang
mengadzankan bayi tersebut. Dan Bayu pun memilih untuk berdiam dulu
mendengarkannya. Setelah diketahuinya jika pria itu usai mengadzankan bayinya.
Bayu langsung menyapanya dengan mengucapkan salam. Pria itu langsung
meresponnya dengan mengucapkan salam baik sambil menaruhkan bayinya ditempat
tidur.
“Kalau boleh saya ketahui, siapa
seorang ibu yang telah melahirkan seorang bayi nan mungil ini?”, tanya Bayu
berhasa bijak. Melihat bijak pula ke pria itu.
“Dia sudah berjihad! Dan peristiwa
ini sungguh benar-benar berada diluar apa yang kami pernah bayangkan!”,
pengakuan pria itu mengingatkan Bayu tentang seorang pasien wanitanya yang
telah meninggal tadi.
“Maafkan saya. Saya sudah berusaha
tetapi Tuhan telah berkehendak lain!”, Bayu meminta maaf mengingat
perjuangannya tadi. Masih menatap bijak.
“Walaupun begitu, saya masih tetap
bersyukur! Karna Tuhan masih menganugerahi seorang anak kepada saya. Tetapi
yang sedang menjadi pemikiran saya kini, kepada siapa anak saya harus
dititipkan? Karna pada sebelumnya saya sudah terlanjur menandatangani kontrak,
untuk bekerja diluar kota selama tiga bulan!”, pria itu mencurahkan isi
pemikirannya menatap mohon ke Bayu.
Bayu menjadi hening seketika
menatapnya diam. Sedangkan pria itu beralih melihat kebayinya. Kemudian Bayu
memantapkan hatinya untuk berkata, “Ya, saya bersedia menjadi orangtua asuh sementara
untuknya!”. Pria itu menjadi terdiam ketika baru saja mendengarnya, lalu
melihat ke Bayu lagi. “Izinkan saya tuk mengobati rasa kegagalan saya dalam
menyelamatkan istri anda! Dengan menjadi orangtua asuh sementara dari bayi
anda!”, katanya sekali lagi tuk lebih meyakinkan. Menatap jujur.
Pria itupun menjadi tersenyum
melihat ketegasannya dalam berbicara, lalu pria itu berkata bahwa ia mau
menerimanya menjadi orangtua asuh sementara untuk bayinya. Bayu yang sudah
mendengarnya menjadi tersenyum bahagia. Dan mereka berdua membuat kesepakatan
jika Bayu harus memberikan bayi itu kepada pria yang seabgai ayahnya kembali.
Ketika waktu tiga bulan lamanya sudah berlalu, dijemput oleh seseorang dari
pihak pria tersebut.
METAMORFOSA
“Surga yang Terlewati”
Esok
harinya, El Scant yang sudah mengetahui bahwa jam prakteknya telah berakhir.
Berniat akan keluar dari ruangan prakteknya, bergegas akan mendatangi Bayu
diruangannya disana. Beruntung, keduanya telah mengabdikan dirinya sebagai
seorang Dokter disebuah rumah sakit yang sama. Kembali pada El Scant, saat
ketika telah sampai keruangan Bayu dan akan segera membuka pintu ruangan Bayu
tersebut. El Scant bertepatan dengan seorang suster yang akan memasuki ruangan
Bayu pula.
Dan sejenak langkah keduanya pun
menjadi terhenti, saling memandangi merasa aneh. Kemudian El Scant melihat
seorang bayi yang sedang ditimang oleh suster itu, memancingnya untuk berbicara
menanyakan. “Ada keluhan apa pada bayi itu? Setidaknya seorang suster
memeriksakan bayi itu dulu padaku!”, tegur El Scant menasehatinya. Suster itu
menjadi menatapnya bingung. Lalu suster itu menyahutnya, “Ini, adalah seorang
bayi yang akan dirawat oleh Dokter Bayu sementara!”.
El Scant menjadi terkejut seketika
melihat ke suster itu, lalu melihat keseorang bayinya. Dan El Scant meminta
suster itu tuk menyerahkan bayi tersebut kepadanya sendiri, dengan mengatakan
kalau dirinyalah yang akan memberikan bayi tersebut ke Dokter Bayu. Suster
itupun memberikan bayi tersebut kepada El Scant, lalu berkata berpamitan untuk
pergi kembali menjalani tugasnya. El Scant yang sudah benar sedang menimang
bayi tersebut, mencoba beralih memasuki ruangan Bayu.
Dan ketika baru saja memasuki
ruangan Bayu, El Scant melihat kalau Bayu sedang duduk dikursi kerjanya,
membelakanginya dengan menghadap kejendela luar ruangannya. Melihat posisi
duduk dari Bayu seperti itu, El Scant berniat akan mengisenginya dengan
mengeluarkan kata-kata yang akan menyindir Bayu. El Scant akan menyamarkan
suaranya dengan ketegasan berdiam didepan meja kerjanya. Dan Bayu akan mengira
kalau El Scant adalah seorang pemilik rumah sakit yang diabdikannya.
“Selamat siang Dokter Bayu! Aku
baru saja mendengar kabar, kalau anda sedang menjalani profesi kedua sebagai
orangtua asuh dari seorang bayi!”, El Scant berkata dengan menyamarkan suaranya
tegas. Bayu menjadi terdiam melihat lurus kedepan, tertuju pada jendela
didepannya.
“Iya, mungkin benar kata anda.
Kalau apa yang anda bicarakan tadi merupakan profesi yang kedua.”, Bayu
mengakuinya sambil berpikir siapakah orang yang sedang berbicara dengannya.
“Apakah secara diam-diam anda
sudah menikah? Atau, anda telah terlanjur melakukan hubungan terlarang? Sungguh
mengejutkan jikalau pertanyaan yang kedua dari saya benar terjadi, Dokter!!”,
El Scant menanyakannya lagi semakin menyamarkan suaranya tegas.
Mendengar pertanyaan darinya itu,
Bayu menundukkan kepalanya melihat kebawah lalu berbalik mencoba menghadap ke
pada siapa yang sedang berbicara dengannya. Namun ia sudah berpikir kalau siapa
yang sedang berbicara dengannya adalah seorang pemilik rumah sakit yang
diabdikannya. Namun saat ketika menegakkan kembali kepalanya, memberanikan diri
tuk mencoba menatapnya. Ia menjadi terkejut karna telah keliru mengenali
seseorang.
Bayu baru mengetahui kalau orang
yang sedang berbicara, menanyakan tegas padanya tadi adalah El Scant. Bayu pun
langsung merasa gemas melangkahkan kakinya menghampiri El Scant yang sedang
menimang seorang bayi. “Dasar! Lo berhasil ngerjain gue buat hari ini, mas
broooo!”, keluh Bayu ketika sudah berdiam disamping El Scant. “Ceritakan
padaku! Sebenarnya anak siapa ini?”, balas El Scant menanyakan tentang bayi
yang masih ditimangnya. Melihat canda namun serius ke Bayu.
Bayu memberi senyuman, menatap
bahagia bercampur haru ke El scant akan berbicara lagi sembari menjelaskannya.
“Dia adalah anak dari seorang wanita yang sudah berjihad saat aku sedang
melakukan operasi Caesar. Pertama, aku sudah berhasil mengangkatnya dari Rahim
ibunya. Dan setelahnya ibu darinya memberikan sebuah detak jantung yang
terakhir.”, Bayu menceritakannya dengan meratapi bayi itu.
Usainya mendengarkan cerita
darinya, El Scant menanyakan tentang ayah dari bayi itu. Dan Bayu menceritakan
kalau ayah dari bayi itu harus bekerja diluar kota dalam waktu tiga bulan.
Diceritakannya pula kalau ayah dari bayi itu mengizinkannya tuk menjadi
orangtua asuh dari bayinya, dan akan dikembalikan pada ayahnya pada tiga bulan
kemudian sesuai dengan kesepakatan yang sudah dibuat oleh keduanya.
Setelah mendengarkan cerita
darinya lagi, El Scant memberikan bayi itu kepada Bayu. Dan Bayu langsung
menerimanya sambil tersenyum haru meratapi wajah dari bayi itu yang begitu
polos dalam tidurnya. El Scant yang melihatnya pun ikut merasakan yang sama
dengannya.
METAMORFOSA
“Surga yang Terlewati”
Pada malam harinya, dirumah
kediaman Bayu. Bayu memutuskan untuk tidur bersama seorang bayi yang sudah
berada ditanggung jawab dirinya dikamarnya sendiri. Dan kini dirinya sedang
berusaha tuk menidurkan bayinya itu didalam dekapannya. Pertama ia mencoba
menyanyikan lagu berjudul nina bobo, namun tak kunjung membuat bayinya itu menjadi
tertidur. Lalu mencoba lagi dengan menyanyikan lagu tersebut menggunakan bahasa
jawa, namun masih saja bayinya itu tidak tertidur.
Kemudian secara tiba-tiba, Bayu
mempunyai ide cemerlang untuk mensholawati bayinya itu saja. Berharap jika
bayinya itu akan tertidur ketika sedang disholawatinya. Dan Bayu pun memulai
mensholawati bayinya dengan menatapnya mulai mengantuk. Dan tidak sampai
sepuluh menit, bayinya menjadi tertidur seperti apa yang sudah diharapkannya tadi.
Mengetahui bayinya yang sudah tertidur, Bayu mencium kening pada bayi tersebut
lalu menaruhnya tepat disampingnya untuk tidur bersamanya.
Dirumah kediaman El Scant. . . .
El Scant dan istrinya, Re Becca
sedang berbaring dikasur tempat tidur dikamar mereka berdua. Re Becca berbaring
lurus melihat ke El Scant, sedangkan El Scant berbaring menghadap ke Re Becca.
Keduanya saling bertatapan mesra, menggambarkan tentang mereka yang masih
menjadi pasangan pengantin baru. Dan kemudian El Scant akan bercerita, lalu
mereka berdua akan saling berbicara.
“Tadi, sewaktu aku masih berada
dirumah sakit. Aku menyempatkan untuk bergegas menuju keruangan kerja Bayu. Kau
pasti tidak mengetahui, apa yang sudah aku saksikan disana?”, El Scant mulai
bercerita memberikan teka-teki kecil. Re Becca menjadi tersenyum menggeleng
menatapnya.
“Memangnya apa yang sudah kau
saksikan disana? Dan apakah begitu menarik untuk aku ketahui?!”, sahut Re Becca
menanyakan dengan sedikit menyindir. El Scant mengangguk menatapnya
bermain-main.
“Dokter Bayuwangi, telah mengambil
tanggung jawab untuk menjadi orangtua asuh sementara terhadap seorang bayi
perempuan. Wajahnya cantik, dan begitu polos ketika sedang tertidur tadi seperti
kertas putih tak bernoda.”, El Scant menceritakannya dengan menyanjung seorang
bayi yang telah ditemuinya pada siang tadi.
“Ooh, terimakasih anda telah
menyanjungku sampai seperti itu!”, sahut Re Becca seolah-olah menganggap El
Scant telah memujinya tadi. menatap bahagia.
“Bukan kamu, Re! Tapi Raffisa, si
bayi yang telah aku maksudkan tadi!”, sanggah El Scant menegaskan kecil lalu
membelakanginya. Berpura-pura ngambek.
Re Becca menjadi hening seketika,
lalu beralih menjadi tersenyum dengan menatapi langit-langit kamar. Dan saat
ketika Re Becca akan memejamkan kedua matanya. El Scant berkata, “Selamat tidur
sayang. Semoga Tuhan mempertemukan kita dimimpi yaaaa.”, kata ucapannya masih
membelakangi Re Becca. Re Becca pun menjawab, “Insya Allah!”, lalu memejamkan kedua
matanya untuk tidur beristirahat. Dan El Scant yang sudah terpejam menjadi
tersenyum ketika mendengar jawaban darinya.
METAMORFOSA
“Surga yang Terlewati”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar