Rabu, 13 Juli 2016

METAMORFOSA *2*



Esok paginya, sekitar pukul delapan pagi Bayu akan segera melakukan tindakan operasi terhadap seorang wanita yang akan melahirkan seacra caesar. Tugasnya sebagai Dokter Bedah kini sangat beresiko. Karna pasiennya tersebut harus berjuang keras hingga nyaris, harus memiilih apakah nyawa dari seorang pasiennya itu  sendiri atau nyawa calon bayinya yang harus diselamatkan oleh Bayu. Karna keadaan pasien wanitanya itu sangat kritis namun harus dilakukan tindakan operasi Caesar.
Dan kini, tepatnya pada pukul tujuh lewat tigapuluh menit. Bayu memilih tuk berdiam diri diruang kerjanya sendiri. Berkonsentrasi memikirkan tekadnya untuk menyelamatkan pasien wanita dan calon bayinya itu. Sementara waktu yang tersisa hanya tigapuluh menit saja untuk melakukan operasi caesar terhadap pasien wanitanya itu. Dan Bayu memanfaatkan waktu singkat tersebut dengan berdzikir, serta berdoa untuk keselamatan pasien wanitanya dan calon bayinya itu.
Ia berharap kalau akhirnya setelah mengoperasi caesar pasien wanitanya itu, dapat berjalan lancar dan bisa menyealmatkan nyawa keduanya. Namun ada satu yang selalu ia ingat, jika manusia hanya berencana dalam pengharapannya dan Allah yang menghendakinya. Setelah beberapa saat ia berdzikir, serta berdoa penuh demi pasien wanitanya dan bayinya itu. Asisten dari dirinya itupun memanggilnya jika waktu untuk mengoperasi caesar pada pasien wanitanya itu sudah tiba.
Bayu yang sudah mendengarnya, beranjak dari duduknya beralih mengambil pakaian berwarna hijau tua untuk segera melakukan tindakan operasi. Dan kini sudah berjalan menuju ke ruang operasi lalu memasuki ruangan operasi. Sesampainya ia didalam ruang operasi tersebut dengan sudah berada disamping pasien wanitanya itu. Bayu meratapinya mencoba tuk menegarkan dirinya sendiri dan diri wanita itu. Dan wanita itu baru saja tersenyum menatapnya mengisyaratkan tentang kesiapannya.
“Dokter, terutamakanlah anakku! Sebab ayahnya begitu menantikan kelahirannya!”, ucap dengan meminta pasien wanitanya itu kepadanya lalu tak sadarkan diri. Karna obat bius yang telah disuntikkan pada pasien wanita itu sudah bekerja. Bayu yang sudah mengtahuinya pun meminta para suster yang bertugas untuk memindahkan pasien wanita itu kedalam kamar operasi. Dan sesampainya dikamar operasi Bayu langsung melakukan tindakan operasi, memulai dengan berucap basmalah.

Dua jam kemudian. . . .

Setelah dua jam berjuang, Bayu berhasil mengangkat bayi dari Rahim pasien wanitanya itu. Bayu pun menjadi tersenyum melihat bayi yang sedang menangis dipegang oleh suster yang bertugas. “Alhamdulillah, Mahasuci Allah dengan kebesaran-Nya!”, ucap sukur Bayu dengan spontan membuat mereka yang ikut serta dalam membantunya mengoperasi pasien wanitanya merasa lega. Namun dengan tiba-tiba suara pada monitor jantung pasien wanita itu menandakan kondisi sedang kritis.
Sontak Bayu menjadi terkejut lalu secara spontan ia berjuang lagi memberi pertolongan yang kedua masih kepada pasien wanitanya itu. Dan setelah tiga menit berjuang bersama dengan suster yang bertugas membantunya. Seorang suster yang memantau monitor detak jantung pasien wanita itu, berkeluh mengucapkan, “Dia sudah memutuskan berjihad, Dokter!”. Bayu yang sudah mendengarnya, sudah pula menatapi wajah dari wanita itu merasakan sedikit kegagalannya dalam menyelamatkannya.
Dan Bayu terpaksa harus mengakui kalau perjuangan dirinya sudah cukup sampai disini saja, karna pasien wanitanya itu sudah meninggal dunia. Para suster yang bertugas membantunya, beralih membersihkan tempat tidur serta pasien wanitanya itu yang sudah menjadi jasad. Sementara Bayu beralih keluar dari kamar operasi berniat akan pergi ke kamar mandi, untuk mengambil air wudhu karna akan bersuci demi melawan bisikkan setan yang menyalahkan dirinya atas kegagalannya tadi.

METAMORFOSA
“Surga yang Terlewati”

Dikamar jenazah, jasad pasien wanita dari Bayu telah dipindahkan. Jasad pasien wanita dari Bayu itu sedang ditemani suaminya sendiri. seorang suami dirinya yang telah pergi, sedang meratapi wajahnya termenung memendam kesedihannya. “Tuhan telah menukar kepergian dirimu dengan kedatangan putri kecil kita! Insya Allah, putri kecil kita akan selalu diberkahi dalam menjalani hidupnya kelak!”, ucap pengharapan suami dari pasien wanita itu mencoba mengikhlaskan.

Sementara disana. . . .

Bayu yang sudah bisa meyakinkan dirinya, bahwa ia sudah berhasil mengusir bisikan setan yang menyalahi dirinya atas kegagalannya tadi. Mulai beranjak dari tempatnya akan keluar dari ruang kerjanya, berniat akan menjenguk bayi yang baru saja diselamatkan olehnya tadi. Dan saat ketika baru saja melewati jendela diruangan bayi, langkahnya menjadi terhenti karna melihat seorang pria sedang menimang bayi itu dalam keadaan hening menatapi wajah bayi tersebut.
Seketika Bayu menjadi merasa tersentuh lalu melangkah lagi berniat akan menghampiri seorang pria itu. Sesampainya Bayu didekat pria itu, ia baru mendengar jika pria itu sedang mengadzankan bayi tersebut. Dan Bayu pun memilih untuk berdiam dulu mendengarkannya. Setelah diketahuinya jika pria itu usai mengadzankan bayinya. Bayu langsung menyapanya dengan mengucapkan salam. Pria itu langsung meresponnya dengan mengucapkan salam baik sambil menaruhkan bayinya ditempat tidur.
“Kalau boleh saya ketahui, siapa seorang ibu yang telah melahirkan seorang bayi nan mungil ini?”, tanya Bayu berhasa bijak. Melihat bijak pula ke pria itu.
“Dia sudah berjihad! Dan peristiwa ini sungguh benar-benar berada diluar apa yang kami pernah bayangkan!”, pengakuan pria itu mengingatkan Bayu tentang seorang pasien wanitanya yang telah meninggal tadi.
“Maafkan saya. Saya sudah berusaha tetapi Tuhan telah berkehendak lain!”, Bayu meminta maaf mengingat perjuangannya tadi. Masih menatap bijak.
“Walaupun begitu, saya masih tetap bersyukur! Karna Tuhan masih menganugerahi seorang anak kepada saya. Tetapi yang sedang menjadi pemikiran saya kini, kepada siapa anak saya harus dititipkan? Karna pada sebelumnya saya sudah terlanjur menandatangani kontrak, untuk bekerja diluar kota selama tiga bulan!”, pria itu mencurahkan isi pemikirannya menatap mohon ke Bayu.
Bayu menjadi hening seketika menatapnya diam. Sedangkan pria itu beralih melihat kebayinya. Kemudian Bayu memantapkan hatinya untuk berkata, “Ya, saya bersedia menjadi orangtua asuh sementara untuknya!”. Pria itu menjadi terdiam ketika baru saja mendengarnya, lalu melihat ke Bayu lagi. “Izinkan saya tuk mengobati rasa kegagalan saya dalam menyelamatkan istri anda! Dengan menjadi orangtua asuh sementara dari bayi anda!”, katanya sekali lagi tuk lebih meyakinkan. Menatap jujur.
Pria itupun menjadi tersenyum melihat ketegasannya dalam berbicara, lalu pria itu berkata bahwa ia mau menerimanya menjadi orangtua asuh sementara untuk bayinya. Bayu yang sudah mendengarnya menjadi tersenyum bahagia. Dan mereka berdua membuat kesepakatan jika Bayu harus memberikan bayi itu kepada pria yang seabgai ayahnya kembali. Ketika waktu tiga bulan lamanya sudah berlalu, dijemput oleh seseorang dari pihak pria tersebut.

METAMORFOSA
“Surga yang Terlewati”

                Esok harinya, El Scant yang sudah mengetahui bahwa jam prakteknya telah berakhir. Berniat akan keluar dari ruangan prakteknya, bergegas akan mendatangi Bayu diruangannya disana. Beruntung, keduanya telah mengabdikan dirinya sebagai seorang Dokter disebuah rumah sakit yang sama. Kembali pada El Scant, saat ketika telah sampai keruangan Bayu dan akan segera membuka pintu ruangan Bayu tersebut. El Scant bertepatan dengan seorang suster yang akan memasuki ruangan Bayu pula.
Dan sejenak langkah keduanya pun menjadi terhenti, saling memandangi merasa aneh. Kemudian El Scant melihat seorang bayi yang sedang ditimang oleh suster itu, memancingnya untuk berbicara menanyakan. “Ada keluhan apa pada bayi itu? Setidaknya seorang suster memeriksakan bayi itu dulu padaku!”, tegur El Scant menasehatinya. Suster itu menjadi menatapnya bingung. Lalu suster itu menyahutnya, “Ini, adalah seorang bayi yang akan dirawat oleh Dokter Bayu sementara!”.
El Scant menjadi terkejut seketika melihat ke suster itu, lalu melihat keseorang bayinya. Dan El Scant meminta suster itu tuk menyerahkan bayi tersebut kepadanya sendiri, dengan mengatakan kalau dirinyalah yang akan memberikan bayi tersebut ke Dokter Bayu. Suster itupun memberikan bayi tersebut kepada El Scant, lalu berkata berpamitan untuk pergi kembali menjalani tugasnya. El Scant yang sudah benar sedang menimang bayi tersebut, mencoba beralih memasuki ruangan Bayu.
Dan ketika baru saja memasuki ruangan Bayu, El Scant melihat kalau Bayu sedang duduk dikursi kerjanya, membelakanginya dengan menghadap kejendela luar ruangannya. Melihat posisi duduk dari Bayu seperti itu, El Scant berniat akan mengisenginya dengan mengeluarkan kata-kata yang akan menyindir Bayu. El Scant akan menyamarkan suaranya dengan ketegasan berdiam didepan meja kerjanya. Dan Bayu akan mengira kalau El Scant adalah seorang pemilik rumah sakit yang diabdikannya.
“Selamat siang Dokter Bayu! Aku baru saja mendengar kabar, kalau anda sedang menjalani profesi kedua sebagai orangtua asuh dari seorang bayi!”, El Scant berkata dengan menyamarkan suaranya tegas. Bayu menjadi terdiam melihat lurus kedepan, tertuju pada jendela didepannya.
“Iya, mungkin benar kata anda. Kalau apa yang anda bicarakan tadi merupakan profesi yang kedua.”, Bayu mengakuinya sambil berpikir siapakah orang yang sedang berbicara dengannya.
“Apakah secara diam-diam anda sudah menikah? Atau, anda telah terlanjur melakukan hubungan terlarang? Sungguh mengejutkan jikalau pertanyaan yang kedua dari saya benar terjadi, Dokter!!”, El Scant menanyakannya lagi semakin menyamarkan suaranya tegas.
Mendengar pertanyaan darinya itu, Bayu menundukkan kepalanya melihat kebawah lalu berbalik mencoba menghadap ke pada siapa yang sedang berbicara dengannya. Namun ia sudah berpikir kalau siapa yang sedang berbicara dengannya adalah seorang pemilik rumah sakit yang diabdikannya. Namun saat ketika menegakkan kembali kepalanya, memberanikan diri tuk mencoba menatapnya. Ia menjadi terkejut karna telah keliru mengenali seseorang.
Bayu baru mengetahui kalau orang yang sedang berbicara, menanyakan tegas padanya tadi adalah El Scant. Bayu pun langsung merasa gemas melangkahkan kakinya menghampiri El Scant yang sedang menimang seorang bayi. “Dasar! Lo berhasil ngerjain gue buat hari ini, mas broooo!”, keluh Bayu ketika sudah berdiam disamping El Scant. “Ceritakan padaku! Sebenarnya anak siapa ini?”, balas El Scant menanyakan tentang bayi yang masih ditimangnya. Melihat canda namun serius ke Bayu.
Bayu memberi senyuman, menatap bahagia bercampur haru ke El scant akan berbicara lagi sembari menjelaskannya. “Dia adalah anak dari seorang wanita yang sudah berjihad saat aku sedang melakukan operasi Caesar. Pertama, aku sudah berhasil mengangkatnya dari Rahim ibunya. Dan setelahnya ibu darinya memberikan sebuah detak jantung yang terakhir.”, Bayu menceritakannya dengan meratapi bayi itu.
Usainya mendengarkan cerita darinya, El Scant menanyakan tentang ayah dari bayi itu. Dan Bayu menceritakan kalau ayah dari bayi itu harus bekerja diluar kota dalam waktu tiga bulan. Diceritakannya pula kalau ayah dari bayi itu mengizinkannya tuk menjadi orangtua asuh dari bayinya, dan akan dikembalikan pada ayahnya pada tiga bulan kemudian sesuai dengan kesepakatan yang sudah dibuat oleh keduanya.
Setelah mendengarkan cerita darinya lagi, El Scant memberikan bayi itu kepada Bayu. Dan Bayu langsung menerimanya sambil tersenyum haru meratapi wajah dari bayi itu yang begitu polos dalam tidurnya. El Scant yang melihatnya pun ikut merasakan yang sama dengannya.

METAMORFOSA
“Surga yang Terlewati”

Pada malam harinya, dirumah kediaman Bayu. Bayu memutuskan untuk tidur bersama seorang bayi yang sudah berada ditanggung jawab dirinya dikamarnya sendiri. Dan kini dirinya sedang berusaha tuk menidurkan bayinya itu didalam dekapannya. Pertama ia mencoba menyanyikan lagu berjudul nina bobo, namun tak kunjung membuat bayinya itu menjadi tertidur. Lalu mencoba lagi dengan menyanyikan lagu tersebut menggunakan bahasa jawa, namun masih saja bayinya itu tidak tertidur.
Kemudian secara tiba-tiba, Bayu mempunyai ide cemerlang untuk mensholawati bayinya itu saja. Berharap jika bayinya itu akan tertidur ketika sedang disholawatinya. Dan Bayu pun memulai mensholawati bayinya dengan menatapnya mulai mengantuk. Dan tidak sampai sepuluh menit, bayinya menjadi tertidur seperti apa yang sudah diharapkannya tadi. Mengetahui bayinya yang sudah tertidur, Bayu mencium kening pada bayi tersebut lalu menaruhnya tepat disampingnya untuk tidur bersamanya.

Dirumah kediaman El Scant. . . .

El Scant dan istrinya, Re Becca sedang berbaring dikasur tempat tidur dikamar mereka berdua. Re Becca berbaring lurus melihat ke El Scant, sedangkan El Scant berbaring menghadap ke Re Becca. Keduanya saling bertatapan mesra, menggambarkan tentang mereka yang masih menjadi pasangan pengantin baru. Dan kemudian El Scant akan bercerita, lalu mereka berdua akan saling berbicara.
“Tadi, sewaktu aku masih berada dirumah sakit. Aku menyempatkan untuk bergegas menuju keruangan kerja Bayu. Kau pasti tidak mengetahui, apa yang sudah aku saksikan disana?”, El Scant mulai bercerita memberikan teka-teki kecil. Re Becca menjadi tersenyum menggeleng menatapnya.
“Memangnya apa yang sudah kau saksikan disana? Dan apakah begitu menarik untuk aku ketahui?!”, sahut Re Becca menanyakan dengan sedikit menyindir. El Scant mengangguk menatapnya bermain-main.
“Dokter Bayuwangi, telah mengambil tanggung jawab untuk menjadi orangtua asuh sementara terhadap seorang bayi perempuan. Wajahnya cantik, dan begitu polos ketika sedang tertidur tadi seperti kertas putih tak bernoda.”, El Scant menceritakannya dengan menyanjung seorang bayi yang telah ditemuinya pada siang tadi.
“Ooh, terimakasih anda telah menyanjungku sampai seperti itu!”, sahut Re Becca seolah-olah menganggap El Scant telah memujinya tadi. menatap bahagia.
“Bukan kamu, Re! Tapi Raffisa, si bayi yang telah aku maksudkan tadi!”, sanggah El Scant menegaskan kecil lalu membelakanginya. Berpura-pura ngambek.
Re Becca menjadi hening seketika, lalu beralih menjadi tersenyum dengan menatapi langit-langit kamar. Dan saat ketika Re Becca akan memejamkan kedua matanya. El Scant berkata, “Selamat tidur sayang. Semoga Tuhan mempertemukan kita dimimpi yaaaa.”, kata ucapannya masih membelakangi Re Becca. Re Becca pun menjawab, “Insya Allah!”, lalu memejamkan kedua matanya untuk tidur beristirahat. Dan El Scant yang sudah terpejam menjadi tersenyum ketika mendengar jawaban darinya.

METAMORFOSA
“Surga yang Terlewati”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar