Rabu, 13 Juli 2016

METAMORFOSA *6*



Diruang ICCU, El Scant sedang menjenguk Re Becca yang masih tertidur. El Scant baru memberanikan diri untuk melihat istri tercintanya itu. Disamping tempat tidur istri tercintanya, El Scant hanya diam meratapinya. Meratapi wajah istrinya yang tak lagi tersenyum saat sedang bersama sebelum kecelakaan terjadi padanya. “Innallaha ma’ana”, bisiknya masih menatapi wajah istrinya. Kemudian Re Becca membuka kedua matanya dengan langsung melihat kepadanya.
“Kemana sa-ja, me-ngapa ba-ru sekarang me-nemui aku?”, tanya Re Becca menatap kosong. Lalu menutup kedua matanya kembali mengalami hilang kesadaran. El Scant menjadi terkejut lalu memanggil seorang Dokter yang kebetulan sedang melewati dirinya dan Dokter langsung menghampirinya segera memeriksa kondisi kesehatan dari Re Becca. Sedangkan El Scant kembali diam melihat seorang Dokter itu sedang memeriksa istrinya.
“Keluhan terakhir apa yang ingin anda sampaikan, Dokter El Scant?”, tanya Dokter itu melihat ke El Scant usainya memeriksa.
“Tadi, baru saja dia sempat  siuman namun, dia tetidur lagi mendadak hilang kesadaran!”, ujar El Scant menatap sedikit cemas kepadanya.
Seorang Dokter itupun tersenyum melihat padanya, lalu melihat ke Re Becca. “Istri anda, hanya mengalami kesadaran yang sesaat saja! Dan semoga, dari apa yang telah terjadi tadi akan membuat istri anda akan segera mengalami siuman!”, Dokter itu berkata lagi menguatkan El Scant. Kemudian berkata pamit untuk pergi kesuatu tempat, dan El Scant mempersilahkannya dengan tangan terbuka. Dan usainya melihat seorang Dokter itu pergi meninggalkannya.
El Scant berjalan mendekati istri tercintanya itu lalu mencium keningnya. “Nyonya Dokter El Scant, gak boleh lama-lama yah bobonya.”, bisik El Scant ditelinga Re Becca setelah mencium keningnya. Lalu mengucapkan salam karna harus pergi dari ruangan ICCU meninggalkannya lagi.

Beberapa saat kemudian. . . .

Ketika El Scant baru saja memasuki ruangannya, sudah menutup pintu ruangannya. Ia menjadi terkejut saat ketika sudah membelakangi pintu ruangannta melihat ke meja dikursinya. Karna telah dilihatnya jika Bayu telah duduk dikursi kerjanya. El Scant yang sudah mengetahuinya betul pun langsung berjalan menghampiri Bayu yang masih terduduk melihat canda padanya. Dan kini El Scant telah duduk dikursi depan meja kerjanya, bertukar posisi dengan Bayu.
Sementara Bayu memberikan sebuah Koran yang sudah dibacanya ke El Scant, bersikap santai. “Kesabaranku belum pulih. Kau ceritakan saja apa yang sudah kau simpulkan terhadap berita pada Koran ini!”, perintah El Scant sesudah membaca judul pada sampul Koran tersebut. Dan Bayu mulai mengujar, mengutarakan kesimpulan yang telah disimpulkannya tadi saat masih berada dikantin rumah sakit. El Scant mendengarkannya dengan serius karna ingin mengetahuinya lebih jelas.
Saat ketika Bayu sudah menghentikan dalam mengujar, mengutarakan kesimpulannya padanya. El Scant memberikan Koran tersebut kepada Bayu lagi. El Scant meminta Bayu untuk mencari sesuatu yang lain, yang bisa membahayakan Re Becca saat kecelakaan sedang terjadi. Bayu pun menurutinya, dan tak berapa lama ia menemukan sesuatu yang mencurigakan dari gambar tempat kejadian. Dan Bayu akan berkata menyimpulkan kecurigaannya.
“Re Becca jatuhnya ke arah samping kanan, tepatnya di trotoar yang tersimpan sebuah batu berukuran besar! Dan bila Re Becca jatuhnya kebelakang, pasti sudah ditabrak bukan? Dan juga itu bisa membuat Re Becca mengalami cedera dikepalanya, cedera amat parah karna kumpulan batu kerikil kecil yang tajam! Batu kerikil kecil yang tajam ini telah sengaja dibuang, oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab!”, penjelasan Bayu tegas menerangkan sambil memperhatikan secara teliti.
El Scant yang sudah mendengar penjelasannya yang berupa keterangan, langsung mengambil Koran tersebut dari pegangan Bayu. Lalu bergantian mencoba memperhatikan secara teliti gambar tersebut. Setelah beberapa menit mencoba memperhatikan secara teliti gambar tersebut, El Scant menyimpulkan yang sama dengannya. “Kasus ini sudah selesai! Dan aku harap, kita akan menemukan saksi yang ikut terlibat dalam kasus ini!”, El Scant mengutarakannya. Bayu tersenyum mengangguk.   

METAMORFOSA
“Surga yang Terlewati”

Esok paginya, El scant menjemput ibunya di terminal bus. Karna hari ini ibunya tiba di Jakarta dengan menggunakan bus. Dan kini El Scant telah bertemu dengan ibunya di terminal bus tersebut, lalu mengajaknya untuk segera ke parkiran kendaraan mobil akan beralih dengan langsung menuju ke rumah sakit. Sebab ibunya ingin melihat kondisi menantunya, Re Becca yang masih mengalami masa koma dirumah sakit tempat El Scant mengabdi.
Selang beberapa saat berjalan, kini El Scant dan ibunya telah sampai di rumah sakit. Disaat mereka berdua sedang berjalan mulai mendekati ruang ICCU, El Scant berkata meminta maaf karna tidak bisa mengantarkan ibunya sampai memasuki ruang ICCU. Karna jam prakteknya sudah dimulai sekitar lima menit yang lalu. Dan ibunya pun menerimanya, mengerti akan kesibukkan putranya dalam bekerja. Kebersamaan mereka berdua pun terhenti sampai disitu saja.
Tertuju pada ibu dari El Scant, ia kini sudah memasuki ruang ICCU. Bahkan ia sudah berdiri disamping tempat tidur dimana menantunya sedang tertidur amat pulas. Baru mengetahui keadaan menantunya, ia menjadi tersedih karna mengingat bahwa Rahim dari menantunya itu sudah diangkat. Dan itu berarti menantunya tidak akan pernah bisa memberi keturunan sebagai penerus dari putranya, El Scant. Ibu dari El Scant yang sudah berpikiran seperti itupun, hanya diam meresapinya.

Selang beberapa jam kemudian. . . .

El Scant yang sudah mengakhiri jam praktek kerjanya, berniat akan beralih menemui ibunya yang mungkin masih berada diruang ICCU, pikirnya seketika. Sementara disana, didepan ruang ICCU ibu darinya sedang duduk didepan jendela ruang ICCU sambil memikirkan sesuatu. Dan tepat diarah kanan darinya sudah tak jauh dari keberadaannya, baru terlihat El Scant sedang berjalan terburu-buru akan segera menghampiri dirinya.
Dalam keheningan, ibu dari El Scant menatapi jendela ruang ICCU semakin memikirkan sesuatu. Kemudian menjadi terbangun dari keheningan ketika El Scant menyapanya dengan langsung duduk tepat disampingnya. “Ibu menjadi begitu cemas! Ketika ibu memikirkan bagaimana kalau Re Becca mengetahui, kalau dirinya sudah tidak memiliki Rahim lagi? Bahkan kini ibu begitu memikirkannya!”, ungkap ibunya masih menatapi jendela ruang ICCU.
El Scant menjadi terdiam disampingnya, sudah melihat padanya sedikit terkejut. “Aku sudah meminta mereka yang sudah mengetahui keadaan dari, Re! untuk merahasiakannya dari Re, agar Re bisa mengalami masa pemulihan yang cepat!”, ujar El Scant berkata jujur. Ibunya menjadi melihat padanya lalu memberi senyuman tegar. Begitupun El Scant yang langsung menjadi tersenyum tegar. Dan El Scant akan berkata lagi.
 “Karna setiap manusia, tidak ada yang diberi cobaan melebihi kemampuan dari manusia itu sendiri!”. ungkap El Scant berkata menegarkan dirinya sendiri juga menegarkan ibunya. Menatap berkaca-kaca.
“Kamu harus bisa menghadapinya! Buktikan kalau kamu bisa lulus dengan ujian ini! Karna Allah, beserta dengan orang-orang yang sabar!”, sambung ibunya memberi belaian lembut dikepala putranya juga senyuman menegarkan untuknya juga untuk dirinya sendiri.
Setelahnya berbicara, mereka berdua saling memberi senyuman haru. Seolah-olah badai yang sedang menimpa keluarga mereka berdua akan segera berlalu. La tahzan, itulah yang kini tertanam dibenak mereka berdua yang paling dalam. Sehingga membuat keduanya menjadi kuat setelah saling berbicara mencurahkan.

METAMORFOSA
“Surga yang Terlewati”

Disana, diruangannya sendiri Bayu sedang duduk dikursi kerjanya. Ia sedang melihat Koran yang telah ditemuinya pada hari kemarin, Koran yang ada hubungannya dengan kasus kecelakaan yang dialami Re Becca bersama seorang gadis. Bayu sedang mengamati gambar tempat kejadian perkara, lalu membaca apa yang telah diterangkan pada Koran tersebut. Dan kemudian ia teringat saat dirinya bertemu dengan seorang gadis yang ikut terlibat dalam kasus kecelakaan yang dialami Re Becca.

Pertama yang teringat oleh Bayu. . . .

“Iya! Nama saya, Inairtif! Dan saya, baru saja datang dari luar kota sekitar tiga hari yang lalu!”, seorang gadis itu langsung memberitahukan identitas dirinya dengan perasaan takut menegangkan dirinya sendiri. Menatap tegang dan takut pula ke Dokter Bayu. Sedangkan Dokter Bayu menjadi tersenyum kecil melihat kearah lain.
“Tujuan kami, ingin mendengarkan lebih jelas pada kronologis dari kecelakaan yang telah dialami oleh kamu dan seorang wanita disana!”, Dokter Soni langsung mengatakan tujuannya menatap tanya ke gadis itu. Begitupun Bayu kepada gadis itu. Gadis itu mulai gugup menatapi keduanya masih dengan rasa cemas nan takutnya. Lalu memilih melihat kebawah akan menceritakan kronologisnya.

Kedua yang teringat oleh Bayu. . . .

“Pergilah! Kalau sampai dia disana melihatmu, maka kasus yang sudah kau perbuat akan berlanjut! Sebab sebelumnya aku dan Dokter Kandungan bersepakat tuk merahasiakan kasus darimu dulu! Karna kami masih membutuhkan bukti lainnya!”, Dokter Bayu berbisiik tegas. Dan gadis itu menyahutnya.
“Terimakasih, anda telah sedikit berupaya tuk melindungi saya!”, usainya berkata gadis itupun pergi berlawanan arah dari arah menuju ruang ICCU.

Setelah teringat dua hal itu. . . .

                Dan kini tiba-tiba saja Bayu menerima sebuah pesan suara dari ponselnya, pesan suara itu dari El Scant yang mengabarkan sesuatu. El Scant mengabarkan sesuatu dengan pesan suara itu mengatakan, “Re Becca sudah terbangun! Dia sudah mengalami kesadaran yang akan membuat dirinya bisa pulih secepatnya, Insya Allah! Tapi kita tetap harus mencari seorang saksi yang sedang bersamanya saat kecelakaan itu terjadi!”.
                Bayu yang sudah menerimanya juga sudah mendengarnya, menatapi ponselnya teringat sesuatu lagi. “Inairtif? Iya, saksinya adalah Ina!”, bisiknya ketika sudah teringat masih menatapi ponselnya.

Sementara disana. . . .

                Inairtif atau Ina, ia sedang bermain dengan seorang bayi bersama seorang pria berdasi disebuah rumah mewah nan megah. Mereka dirumah itu sedang bercanda dengan seorang bayi yang ditimang oleh Ina. Dan yang menjadi pertanyaan, apakah Ina dan mereka berdua dirumah mewah nan megah itu adalah keluarga? Itu dapat kita ketahui secara seksama pada lanjutan kisah darinya, Inairtif dengan nama panggilannya Ina.

METAMORFOSA
“Surga yang Terlewati”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar