Diruang ICCU, El Scant sedang
menjenguk Re Becca yang masih tertidur. El Scant baru memberanikan diri untuk melihat
istri tercintanya itu. Disamping tempat tidur istri tercintanya, El Scant hanya
diam meratapinya. Meratapi wajah istrinya yang tak lagi tersenyum saat sedang
bersama sebelum kecelakaan terjadi padanya. “Innallaha ma’ana”, bisiknya masih
menatapi wajah istrinya. Kemudian Re Becca membuka kedua matanya dengan
langsung melihat kepadanya.
“Kemana sa-ja, me-ngapa ba-ru
sekarang me-nemui aku?”, tanya Re Becca menatap kosong. Lalu menutup kedua
matanya kembali mengalami hilang kesadaran. El Scant menjadi terkejut lalu
memanggil seorang Dokter yang kebetulan sedang melewati dirinya dan Dokter
langsung menghampirinya segera memeriksa kondisi kesehatan dari Re Becca.
Sedangkan El Scant kembali diam melihat seorang Dokter itu sedang memeriksa
istrinya.
“Keluhan terakhir apa yang ingin
anda sampaikan, Dokter El Scant?”, tanya Dokter itu melihat ke El Scant usainya
memeriksa.
“Tadi, baru saja dia sempat siuman namun, dia tetidur lagi mendadak
hilang kesadaran!”, ujar El Scant menatap sedikit cemas kepadanya.
Seorang Dokter itupun tersenyum
melihat padanya, lalu melihat ke Re Becca. “Istri anda, hanya mengalami
kesadaran yang sesaat saja! Dan semoga, dari apa yang telah terjadi tadi akan
membuat istri anda akan segera mengalami siuman!”, Dokter itu berkata lagi menguatkan
El Scant. Kemudian berkata pamit untuk pergi kesuatu tempat, dan El Scant
mempersilahkannya dengan tangan terbuka. Dan usainya melihat seorang Dokter itu
pergi meninggalkannya.
El Scant berjalan mendekati istri
tercintanya itu lalu mencium keningnya. “Nyonya Dokter El Scant, gak boleh
lama-lama yah bobonya.”, bisik El Scant ditelinga Re Becca setelah mencium
keningnya. Lalu mengucapkan salam karna harus pergi dari ruangan ICCU
meninggalkannya lagi.
Beberapa saat kemudian. . . .
Ketika El Scant baru saja memasuki
ruangannya, sudah menutup pintu ruangannya. Ia menjadi terkejut saat ketika
sudah membelakangi pintu ruangannta melihat ke meja dikursinya. Karna telah
dilihatnya jika Bayu telah duduk dikursi kerjanya. El Scant yang sudah
mengetahuinya betul pun langsung berjalan menghampiri Bayu yang masih terduduk
melihat canda padanya. Dan kini El Scant telah duduk dikursi depan meja
kerjanya, bertukar posisi dengan Bayu.
Sementara Bayu memberikan sebuah
Koran yang sudah dibacanya ke El Scant, bersikap santai. “Kesabaranku belum
pulih. Kau ceritakan saja apa yang sudah kau simpulkan terhadap berita pada
Koran ini!”, perintah El Scant sesudah membaca judul pada sampul Koran
tersebut. Dan Bayu mulai mengujar, mengutarakan kesimpulan yang telah disimpulkannya
tadi saat masih berada dikantin rumah sakit. El Scant mendengarkannya dengan
serius karna ingin mengetahuinya lebih jelas.
Saat ketika Bayu sudah
menghentikan dalam mengujar, mengutarakan kesimpulannya padanya. El Scant
memberikan Koran tersebut kepada Bayu lagi. El Scant meminta Bayu untuk mencari
sesuatu yang lain, yang bisa membahayakan Re Becca saat kecelakaan sedang
terjadi. Bayu pun menurutinya, dan tak berapa lama ia menemukan sesuatu yang
mencurigakan dari gambar tempat kejadian. Dan Bayu akan berkata menyimpulkan
kecurigaannya.
“Re Becca jatuhnya ke arah samping
kanan, tepatnya di trotoar yang tersimpan sebuah batu berukuran besar! Dan bila
Re Becca jatuhnya kebelakang, pasti sudah ditabrak bukan? Dan juga itu bisa
membuat Re Becca mengalami cedera dikepalanya, cedera amat parah karna kumpulan
batu kerikil kecil yang tajam! Batu kerikil kecil yang tajam ini telah sengaja
dibuang, oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab!”, penjelasan Bayu tegas
menerangkan sambil memperhatikan secara teliti.
El Scant yang sudah mendengar
penjelasannya yang berupa keterangan, langsung mengambil Koran tersebut dari
pegangan Bayu. Lalu bergantian mencoba memperhatikan secara teliti gambar
tersebut. Setelah beberapa menit mencoba memperhatikan secara teliti gambar
tersebut, El Scant menyimpulkan yang sama dengannya. “Kasus ini sudah selesai!
Dan aku harap, kita akan menemukan saksi yang ikut terlibat dalam kasus ini!”,
El Scant mengutarakannya. Bayu tersenyum mengangguk.
METAMORFOSA
“Surga yang Terlewati”
Esok paginya, El scant menjemput
ibunya di terminal bus. Karna hari ini ibunya tiba di Jakarta dengan
menggunakan bus. Dan kini El Scant telah bertemu dengan ibunya di terminal bus
tersebut, lalu mengajaknya untuk segera ke parkiran kendaraan mobil akan
beralih dengan langsung menuju ke rumah sakit. Sebab ibunya ingin melihat kondisi
menantunya, Re Becca yang masih mengalami masa koma dirumah sakit tempat El
Scant mengabdi.
Selang beberapa saat berjalan,
kini El Scant dan ibunya telah sampai di rumah sakit. Disaat mereka berdua
sedang berjalan mulai mendekati ruang ICCU, El Scant berkata meminta maaf karna
tidak bisa mengantarkan ibunya sampai memasuki ruang ICCU. Karna jam prakteknya
sudah dimulai sekitar lima menit yang lalu. Dan ibunya pun menerimanya,
mengerti akan kesibukkan putranya dalam bekerja. Kebersamaan mereka berdua pun
terhenti sampai disitu saja.
Tertuju pada ibu dari El Scant, ia
kini sudah memasuki ruang ICCU. Bahkan ia sudah berdiri disamping tempat tidur
dimana menantunya sedang tertidur amat pulas. Baru mengetahui keadaan
menantunya, ia menjadi tersedih karna mengingat bahwa Rahim dari menantunya itu
sudah diangkat. Dan itu berarti menantunya tidak akan pernah bisa memberi
keturunan sebagai penerus dari putranya, El Scant. Ibu dari El Scant yang sudah
berpikiran seperti itupun, hanya diam meresapinya.
Selang beberapa jam kemudian. . . .
El Scant yang sudah mengakhiri jam
praktek kerjanya, berniat akan beralih menemui ibunya yang mungkin masih berada
diruang ICCU, pikirnya seketika. Sementara disana, didepan ruang ICCU ibu
darinya sedang duduk didepan jendela ruang ICCU sambil memikirkan sesuatu. Dan
tepat diarah kanan darinya sudah tak jauh dari keberadaannya, baru terlihat El
Scant sedang berjalan terburu-buru akan segera menghampiri dirinya.
Dalam keheningan, ibu dari El
Scant menatapi jendela ruang ICCU semakin memikirkan sesuatu. Kemudian menjadi
terbangun dari keheningan ketika El Scant menyapanya dengan langsung duduk
tepat disampingnya. “Ibu menjadi begitu cemas! Ketika ibu memikirkan bagaimana
kalau Re Becca mengetahui, kalau dirinya sudah tidak memiliki Rahim lagi? Bahkan
kini ibu begitu memikirkannya!”, ungkap ibunya masih menatapi jendela ruang
ICCU.
El Scant menjadi terdiam
disampingnya, sudah melihat padanya sedikit terkejut. “Aku sudah meminta mereka
yang sudah mengetahui keadaan dari, Re! untuk merahasiakannya dari Re, agar Re
bisa mengalami masa pemulihan yang cepat!”, ujar El Scant berkata jujur. Ibunya
menjadi melihat padanya lalu memberi senyuman tegar. Begitupun El Scant yang
langsung menjadi tersenyum tegar. Dan El Scant akan berkata lagi.
“Karna setiap manusia, tidak ada yang diberi
cobaan melebihi kemampuan dari manusia itu sendiri!”. ungkap El Scant berkata
menegarkan dirinya sendiri juga menegarkan ibunya. Menatap berkaca-kaca.
“Kamu harus bisa menghadapinya!
Buktikan kalau kamu bisa lulus dengan ujian ini! Karna Allah, beserta dengan
orang-orang yang sabar!”, sambung ibunya memberi belaian lembut dikepala
putranya juga senyuman menegarkan untuknya juga untuk dirinya sendiri.
Setelahnya berbicara, mereka
berdua saling memberi senyuman haru. Seolah-olah badai yang sedang menimpa
keluarga mereka berdua akan segera berlalu. La tahzan, itulah yang kini
tertanam dibenak mereka berdua yang paling dalam. Sehingga membuat keduanya
menjadi kuat setelah saling berbicara mencurahkan.
METAMORFOSA
“Surga yang Terlewati”
Disana, diruangannya sendiri Bayu
sedang duduk dikursi kerjanya. Ia sedang melihat Koran yang telah ditemuinya
pada hari kemarin, Koran yang ada hubungannya dengan kasus kecelakaan yang
dialami Re Becca bersama seorang gadis. Bayu sedang mengamati gambar tempat
kejadian perkara, lalu membaca apa yang telah diterangkan pada Koran tersebut.
Dan kemudian ia teringat saat dirinya bertemu dengan seorang gadis yang ikut
terlibat dalam kasus kecelakaan yang dialami Re Becca.
Pertama yang teringat oleh Bayu. . . .
“Iya! Nama saya, Inairtif! Dan
saya, baru saja datang dari luar kota sekitar tiga hari yang lalu!”, seorang
gadis itu langsung memberitahukan identitas dirinya dengan perasaan takut
menegangkan dirinya sendiri. Menatap tegang dan takut pula ke Dokter Bayu.
Sedangkan Dokter Bayu menjadi tersenyum kecil melihat kearah lain.
“Tujuan kami, ingin mendengarkan
lebih jelas pada kronologis dari kecelakaan yang telah dialami oleh kamu dan
seorang wanita disana!”, Dokter Soni langsung mengatakan tujuannya menatap tanya
ke gadis itu. Begitupun Bayu kepada gadis itu. Gadis itu mulai gugup menatapi
keduanya masih dengan rasa cemas nan takutnya. Lalu memilih melihat kebawah
akan menceritakan kronologisnya.
Kedua yang teringat oleh Bayu. . . .
“Pergilah! Kalau sampai dia disana
melihatmu, maka kasus yang sudah kau perbuat akan berlanjut! Sebab sebelumnya
aku dan Dokter Kandungan bersepakat tuk merahasiakan kasus darimu dulu! Karna
kami masih membutuhkan bukti lainnya!”, Dokter Bayu berbisiik tegas. Dan gadis
itu menyahutnya.
“Terimakasih, anda telah sedikit
berupaya tuk melindungi saya!”, usainya berkata gadis itupun pergi berlawanan
arah dari arah menuju ruang ICCU.
Setelah teringat dua hal itu. . . .
Dan
kini tiba-tiba saja Bayu menerima sebuah pesan suara dari ponselnya, pesan
suara itu dari El Scant yang mengabarkan sesuatu. El Scant mengabarkan sesuatu
dengan pesan suara itu mengatakan, “Re Becca sudah terbangun! Dia sudah
mengalami kesadaran yang akan membuat dirinya bisa pulih secepatnya, Insya Allah!
Tapi kita tetap harus mencari seorang saksi yang sedang bersamanya saat
kecelakaan itu terjadi!”.
Bayu
yang sudah menerimanya juga sudah mendengarnya, menatapi ponselnya teringat
sesuatu lagi. “Inairtif? Iya, saksinya adalah Ina!”, bisiknya ketika sudah
teringat masih menatapi ponselnya.
Sementara disana. . . .
Inairtif
atau Ina, ia sedang bermain dengan seorang bayi bersama seorang pria berdasi
disebuah rumah mewah nan megah. Mereka dirumah itu sedang bercanda dengan
seorang bayi yang ditimang oleh Ina. Dan yang menjadi pertanyaan, apakah Ina
dan mereka berdua dirumah mewah nan megah itu adalah keluarga? Itu dapat kita
ketahui secara seksama pada lanjutan kisah darinya, Inairtif dengan nama
panggilannya Ina.
METAMORFOSA
“Surga yang Terlewati”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar