Rabu, 13 Juli 2016

METAMORFOSA *9*



Esoknya disiang hari, Re Becca sedang berbelanja disebuah supermarket. Ia disana sedang membeli bahan pangan bulanan, membeli telur dan sayur mayur. Dan di kasir supermarket tersebut, terlihat Inairtif sedang menunggu apa yang sudah dibelanjakannya diketahui berapa uang yang harus ia bayarkan. Tiba-tiba Inairtif melihat Re Becca berdiam disebelahnya, satu kasir dengannya. Inairtif yang melihat wajahnya, teringat dengan kecelakaan yang pernah terjadi padanya dulu.
Dulu kala saat menyelamatkan seorang wanita berhijab dari tabrakan maut, oleh sebuah kendaraan mobil. Kemudian dengan tiba-tiba Re Becca melihat padanya balik memberi senyuman menyapa, dan spontan Inairtif menjadi tertegun memberi senyuman balik padanya lalu mengalihkan pandangannya ke arah lain. “Ya Allah, dia adalah wanita yang terluka parah! Akibat dari kecelakaan yang menimpa kami pada dua tahun lalu!”, keluh Inairtif dihatinya baru menyadari mengingat masa lalu.

Sore harinya. . . .

Inairtif memilih untuk melakukan sholat ashar berjamaah disebuah masjid. Sebab disaat dirinya tidak sengaja berkendara dengan menggunakan kendaraan taxi, suara adzan menandakan tibanya sholat ashar telah berkumandang ramah. Dan karna itu Inairtif menghentikan kendaraan taxi tersebut hanya untuk bisa melakukan sholat ashar berjamaah dimasjid. Umat muslim pun ramai berdatangan ke masjid itu, membuat Inairtif bersemangat memantapkan tekadnya untuk melakukan sholat ashar berjamaah.
Dan setelah melakukan sholat ashar berjamaah, Inairtif melanjutkan untuk berdoa sebelum melepas mukena yang dikenakannya serta akan pergi meninggalkan masjid. Ia berdoa’a dengan kehusyuannya didalam hati, “Ya Allah, berilah aku kesempatan untuk membayar kesalahanku. Terhadap wanita yang sudah kutemui lagi siang tadi. sungguh, aku merasa terguncang mulai terbayang-bayangi kesalahanku pada kecelakaan yang pernah menimpa kami berdua pada dua tahun lalu!”.
Pinta Inairtif tulus dalam doanya, juga tatapan kedua matanya yang polos muali terlihat sendu. Lalu menutup wajahnya sejenak menangisi apa yang sudah dipintanya dalam doanya tadi. Dan doanya itu akan segera dijabah oleh Tuhannya. Namun dengan sebuah kejutan yang sangat tidak pernah terduga olehnya. Dan daripada itu, ia akan memilih tuk melakukannya meskipun ada rasa kurang ikhlas dihatinya demi menutupi kesalahan dirinya yang sebenarnya.

Malam harinya. . . .

Dimalam yang sudah berbau kesunyian amat pekat. Banyak orang yang sudah terlelap dalam tidurnya, karna kini sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Namun tidak pada Re Becca yang kini sedang duduk dikasur tempat tidurnya, ia memandangi wajah El Scant yang sudah terlelap dalam yang secara kebetulan wajahnya menghadap kepadanya. Re Becca menatapnya keluh, mengingat kenyataan kalau dirinya sudah benar divonis tidak bisa memiliki keturunan.
“Aku memang sudah tidak mempunyai rahim. Tetapi aku masih mempunyai Sang Maha Rahim!”, bisiknya kecil masih menatap keluh. Pikirnya, kalau sudah sampai hari ini ia merahasiakan, bahwa ia sudah mengetahui rahasia yang masih dirahasakan oleh El Scant dan ibu mertuanya. “Ya Rahim, aku baru mengerti bahkan sekarang lebih mengerti, mengapa mereka tidak pernah menyinggung tentang keturunan terhadap kami berdua!”, bisik kecilnya lagi sambil meneteskan airmata.
Re Becca berbisik kedua hal itu, karna sudah merasa luluh terhadap suami dan ibu mertuanya. Namun tiba-tiba ia berpikir untuk mencari seseorang yang bisa memberikan keturunan untuknya juga El Scant. Maksud dari pemikirannya, ia berkeinginan akan mencari seorang wanita yang bisa meminjamkan rahimnya untuk El Scant. Entah bagaimana memulai caranya, itu akan dipikirkannya segera tapi nanti. Sebab kini ia telah merebahkan tubuhnya untuk tidur mengistirahatkan pemikirannya.

METAMORFOSA
“Surga yang Terlewati”

Hari telah berganti, disebuah mall Re Becca sedang berjalan-jalan bersama teman-temannya dari waktu pertama mall tersebut dibuka. Re Becca disana bersama teman-temannya sedang berada ditempat pusat penjualan pakaian masih didalam mall tersebut. Ia dan teman-temannya sedang memanjakan mata untuk berbelanja namun tidak sampai menghambur-hamburkan uang. Dan kini Re Becca tertuju pada suatu tempat pakaian, yang sudah tertera rapi aneka pakaian anak kecil.
Ia beralih menuju ketempat tersebut karna pakaian anak-anak yang lucu kian menggemaskan, bila sudah dekat ia menghampirinya. Dan matanya pun menjadi berbinar-binar, saat ketika sudah sampai ketempat itu dengan sudah memegang sehelai pakaian bayi. Ia mulai terpesona, lalu tanpa sadar ia berjalan menuju kasir membeli sehelai baju bayi itu. Namun ketika sudah membayar harga dari pakaian bayi itu, dengan sudah memegang kantong plastik yang berisi pakaian bayi.
Re Becca mulai tersadar lalu berkata pada penjaga kasir, “Mbak, maaf sepertinya saya sudah keliru membeli pakaian bayi ini?!”. Re Becca berkata permisi bermaksud ingin mengembalikannya. Penjaga kasir itupun langsung menyahutnya, “Tapi kami sangat meminta maaf, jika barang yang sudah dibeli tidak diperkenankan untuk dikembalikan!”. Sahut penjaga kasir itu memakai kesopanan. Sedangkan Re Becca menjadi tertegun, menunjukkan senyuman kebingungan lalu beranjak pergi.
Disaat dirinya masih mencoba beranjak pergi untuk segera meninggalkan tempat tersebut, ia terpandang pada teman-temannya dikejauhan yang sedang asik memilih-milih pakaian. Langkahnya pun menjadi terhenti seketika, lalu mengirim whatsapp pada teman-temannya itu memberitahukan kalau dirinya harus pulang duluan daripada mereka. Dan untuk alasannya Re Becca tidak memberitahukannya. Kini Re Becca pun pergi dengan membawa pakaian bayi yang tidak sengaja telah dibelinya.

Sementara disana. . . .

Inairtif, ia sedang berjalan-jalan disebuah taman. Ia menghabiskan waktu luangnya sendiri ditaman itu, karna kakak iparnya yang bertugas menjaga keponakannya dirumah sakit. Sudah sekian tempat ia telusuri ditaman itu, dan semuanya turut membuat perasaannya lepas. Perasaannya karna trauma setelah putus dari tunangannya. Kemudian dengan tiba-tiba ia melihat anak muda yang berpacaran didepannya, dikejauhan. 
“Aku merindukan kenanganku dulu. Namun aku lebih memilih tidak berjodoh sekarang! Daripada tidak berjodoh dikemudian hari setelah sah menjadi suami istri.”, bisik keluhnya mengingat kenangan pahitnya dulu. Kenangan pahitnya itu telah dialaminya pada satu tahun lalu. Dan kemudian lagi, langkahnya menjadi terhenti karna melihat seorang wanita berhijab sedang duduk sendiri dari arah kanannya, masih ditaman tersebut. Lalu ia menjadi mendekat perlahan hingga terlihatlah sesuatu.
Inairtif melihat seorang wanita itu sedang memegang sehelai pakaian bayi. Sementara seorang wanita itu baru terpandang kepadanya. Inairtif menjadi terkejut seketika, karna seorang wanita itu adalah Re Becca. “Hai, kita berjumpa lagi!”, sapa Inairtif memulai untuk menyamankan suasana. Re Becca tersenyum padanya, membalas sapa. “Apakah anda berminat untuk saya temani? Karna, saya juga jalan-jalan sendiri ditaman ini!”, Inairtif menawarkan dirinya sambil tersenyum girang.
Re Becca pun menggeserkan dirinya memberi celah padanya untuk dapat duduk bersama. Dan Inairtif beralih duduk bersamanya, lalu mereka menjadi tertawa kecil saling berpandangan. “Terimakasih, aku terima dengan penawaran dirimu!”, ucap Re Becca menatap bahagia. Sedangkan Inairtif mulai teringat lagi kesalahannya sendiri, sehingga memalsukan senyumannya kepadanya. “Namun saat ini aku harus pulang! Bagaimana kalau kita bertemu lagi besok?”, Re Becca berkata pamit.
“Iya, tidak apa-apa! Kita akan bertemu lagi besok ditempat yang sama!”, Inairtif menyahut mempersilahkan. Dan Re Becca mengucap salam sebelum pergi, Inairtif pun membalas salamnya masih dengan memalsukan senyumnya. Pertemuan mereka yang sesaat berakhir sampai disitu namun pertemuan keduanya akan berlanjut pada hari esok. Dan yang membuat Inairtif menjadi gregetan adalah pertemuan keduanya bersama Re Becca pada hari esok.
Kesalahan baru saja dilakukannya, yaitu dirinya lupa bertanya nama dari Re Becca. Padahal dirinya sudah dua kali dipertemukan dalam dua kesempatan, dua hari yang berturut-turut pula.

METAMORFOSA
“Surga yang Terlewati”

Esoknya, disiang hari ditaman yang sama seperti dihari kemarin mereka bertemu. Kini mereka kembali bertemu dan sudah duduk bersama ditempat yang sama pula seperti dihari kemarin mereka bertemu. Dan mereka akan memulai perbincangan serius, dengan duduk bersebelahan saling berpandangan.
“Aku gelisah, aku tidak bisa menghalaunya! Aku galau, karna, aku tidak bisa memberikan keturunan untuk suamiku! Padahal, semula itulah tujuanku menerima pinangan darinya! Sebab Allah telah berfirman dalam Al-Qur’an, “maka kamu nikahilah wanita-wanita yang subur”! Tapi, adakah seseorang yang mau dengan ikhlasnya memberi solusi untukku?”, ujar Re Becca mengungkap resah disambung mempertanyakan. Melihat tanya.
“Jujur saja, aku tidak begitu dekat dengan Al-Qur’an! Bahkan dengan sholatnya pun, aku sering menunda waktu dari pelaksanaannya! Tapi daripadanya, adakah sebuah makna yang ingin kau sampaikan padaku?”, Inairtif bertanya dengan tertegun menatapnya. Re Becca memberi senyuman kecil lalu melihat lurus kedepan.
“Dua tahun lalu, aku telah diselamatkan oleh seorang wanita. Entah, dia masih gadis atau sudah mempunyai keluarga?! Namun yang sudah aku ketahui pasti, dia menyelamatkan aku dari sebuah kecelakaan sehingga perutku menabrak pada sebuah batu berukuran besar! Setelahnya, aku seketika menjadi hilang kesadaran disaat masih merasa kesakitan hebat pada perutku!”, Re Becca mulai bercerita. Inairtif mulai merasa tersingung hingga membuatnya gugup, namun masih merahasikannya.
“Lalu, tindakan apa yang Dokter lakukan terhadapmu?”, Inairtif mulai bertanya merasa sedikit iba disertai rasa bersalahnya.
Tiba-tiba Re Becca menjadi menangis tersedih sendiri, Inairtif membiarkannya karna memberi waktu untuk Re Becca melampiaskan emosinya dengan menangis seperti itu. “Rahimku, aku sudah tidak memiliki Rahim!”, Re Becca mulai berkata lagi begitu memilukan masih dalam tangisnya. Sedangkan Inairtif wajahnya menjadi memerah, hatinya bergetar merinding mulai merasa takut menatapi Re Becca. Kemudian Re Becca menghapus airmatanya sembari menghentikan tangisnya, berdiri dari duduknya.
“Aku mau, kau membantuku mencari orang yang telah membuatku kehilangan rahimku!”, pinta juga perintah darinya kepada Inairtif melihat lurus kedepan. Inairtif menjadi berdiri menatap terkejut padanya. “Ada apa? Sebabnya apa? Karna apa? Dan mengapa? Jawabannya adalah dia harus meminjamkan rahimnya kepada suamiku! Demi membayar dosanya terhadap kami, dengan melakukan program bayi tabung demi memberi keturunan dari kami!”, sambung pintanya melihat ke Inairtif.
Inairtif menjadi semakin terkejut, bahkan ikhlas dihatinya mulai terguncang karna tidak terima dengan apa yang sudah Re Becca tuturkan tadi terhadapnya. Inairtif memilih bungkam namun menjawab ketika Re Becca menanyakan nama dirinya, dan Re Becca pun memberitahukan namanya sendiri padanya. Mereka berdua baru berkenalan dengan mengucapkan sebuah nama dari mereka berdua setelah berbincang.
Kemudian Re Becca berkata pamit untuk pergi menyudahi pertemuan keduanya. Dan Inairtif mempersilahkan dengan mengangguk disertai senyuman tertegun melihatnya. Sungguh, kejutan pertama begitu menggemparkan hati dan perasaan dari Inairtif. Sementara itu, kejutan apakah yang akan didapati oleh Re Becca? Simak saja terus pada jalan cerita selanjutnya.

METAMORFOSA
“Surga yang Terlewati”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar