Esoknya disiang hari, Re Becca
sedang berbelanja disebuah supermarket. Ia disana sedang membeli bahan pangan
bulanan, membeli telur dan sayur mayur. Dan di kasir supermarket tersebut,
terlihat Inairtif sedang menunggu apa yang sudah dibelanjakannya diketahui
berapa uang yang harus ia bayarkan. Tiba-tiba Inairtif melihat Re Becca berdiam
disebelahnya, satu kasir dengannya. Inairtif yang melihat wajahnya, teringat
dengan kecelakaan yang pernah terjadi padanya dulu.
Dulu kala saat menyelamatkan
seorang wanita berhijab dari tabrakan maut, oleh sebuah kendaraan mobil.
Kemudian dengan tiba-tiba Re Becca melihat padanya balik memberi senyuman menyapa,
dan spontan Inairtif menjadi tertegun memberi senyuman balik padanya lalu
mengalihkan pandangannya ke arah lain. “Ya Allah, dia adalah wanita yang
terluka parah! Akibat dari kecelakaan yang menimpa kami pada dua tahun lalu!”,
keluh Inairtif dihatinya baru menyadari mengingat masa lalu.
Sore harinya. . . .
Inairtif memilih untuk melakukan
sholat ashar berjamaah disebuah masjid. Sebab disaat dirinya tidak sengaja
berkendara dengan menggunakan kendaraan taxi, suara adzan menandakan tibanya
sholat ashar telah berkumandang ramah. Dan karna itu Inairtif menghentikan
kendaraan taxi tersebut hanya untuk bisa melakukan sholat ashar berjamaah
dimasjid. Umat muslim pun ramai berdatangan ke masjid itu, membuat Inairtif
bersemangat memantapkan tekadnya untuk melakukan sholat ashar berjamaah.
Dan setelah melakukan sholat ashar
berjamaah, Inairtif melanjutkan untuk berdoa sebelum melepas mukena yang
dikenakannya serta akan pergi meninggalkan masjid. Ia berdoa’a dengan
kehusyuannya didalam hati, “Ya Allah, berilah aku kesempatan untuk membayar
kesalahanku. Terhadap wanita yang sudah kutemui lagi siang tadi. sungguh, aku
merasa terguncang mulai terbayang-bayangi kesalahanku pada kecelakaan yang
pernah menimpa kami berdua pada dua tahun lalu!”.
Pinta Inairtif tulus dalam doanya,
juga tatapan kedua matanya yang polos muali terlihat sendu. Lalu menutup
wajahnya sejenak menangisi apa yang sudah dipintanya dalam doanya tadi. Dan
doanya itu akan segera dijabah oleh Tuhannya. Namun dengan sebuah kejutan yang
sangat tidak pernah terduga olehnya. Dan daripada itu, ia akan memilih tuk
melakukannya meskipun ada rasa kurang ikhlas dihatinya demi menutupi kesalahan
dirinya yang sebenarnya.
Malam harinya. . . .
Dimalam yang sudah berbau
kesunyian amat pekat. Banyak orang yang sudah terlelap dalam tidurnya, karna
kini sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Namun tidak pada Re Becca yang kini
sedang duduk dikasur tempat tidurnya, ia memandangi wajah El Scant yang sudah
terlelap dalam yang secara kebetulan wajahnya menghadap kepadanya. Re Becca
menatapnya keluh, mengingat kenyataan kalau dirinya sudah benar divonis tidak
bisa memiliki keturunan.
“Aku memang sudah tidak mempunyai
rahim. Tetapi aku masih mempunyai Sang Maha Rahim!”, bisiknya kecil masih
menatap keluh. Pikirnya, kalau sudah sampai hari ini ia merahasiakan, bahwa ia
sudah mengetahui rahasia yang masih dirahasakan oleh El Scant dan ibu
mertuanya. “Ya Rahim, aku baru mengerti bahkan sekarang lebih mengerti, mengapa
mereka tidak pernah menyinggung tentang keturunan terhadap kami berdua!”, bisik
kecilnya lagi sambil meneteskan airmata.
Re Becca berbisik kedua hal itu,
karna sudah merasa luluh terhadap suami dan ibu mertuanya. Namun tiba-tiba ia
berpikir untuk mencari seseorang yang bisa memberikan keturunan untuknya juga
El Scant. Maksud dari pemikirannya, ia berkeinginan akan mencari seorang wanita
yang bisa meminjamkan rahimnya untuk El Scant. Entah bagaimana memulai caranya,
itu akan dipikirkannya segera tapi nanti. Sebab kini ia telah merebahkan tubuhnya
untuk tidur mengistirahatkan pemikirannya.
METAMORFOSA
“Surga yang Terlewati”
Hari telah berganti, disebuah mall
Re Becca sedang berjalan-jalan bersama teman-temannya dari waktu pertama mall
tersebut dibuka. Re Becca disana bersama teman-temannya sedang berada ditempat
pusat penjualan pakaian masih didalam mall tersebut. Ia dan teman-temannya
sedang memanjakan mata untuk berbelanja namun tidak sampai menghambur-hamburkan
uang. Dan kini Re Becca tertuju pada suatu tempat pakaian, yang sudah tertera
rapi aneka pakaian anak kecil.
Ia beralih menuju ketempat
tersebut karna pakaian anak-anak yang lucu kian menggemaskan, bila sudah dekat
ia menghampirinya. Dan matanya pun menjadi berbinar-binar, saat ketika sudah
sampai ketempat itu dengan sudah memegang sehelai pakaian bayi. Ia mulai
terpesona, lalu tanpa sadar ia berjalan menuju kasir membeli sehelai baju bayi
itu. Namun ketika sudah membayar harga dari pakaian bayi itu, dengan sudah
memegang kantong plastik yang berisi pakaian bayi.
Re Becca mulai tersadar lalu
berkata pada penjaga kasir, “Mbak, maaf sepertinya saya sudah keliru membeli
pakaian bayi ini?!”. Re Becca berkata permisi bermaksud ingin mengembalikannya.
Penjaga kasir itupun langsung menyahutnya, “Tapi kami sangat meminta maaf, jika
barang yang sudah dibeli tidak diperkenankan untuk dikembalikan!”. Sahut
penjaga kasir itu memakai kesopanan. Sedangkan Re Becca menjadi tertegun,
menunjukkan senyuman kebingungan lalu beranjak pergi.
Disaat dirinya masih mencoba
beranjak pergi untuk segera meninggalkan tempat tersebut, ia terpandang pada
teman-temannya dikejauhan yang sedang asik memilih-milih pakaian. Langkahnya
pun menjadi terhenti seketika, lalu mengirim whatsapp pada teman-temannya itu
memberitahukan kalau dirinya harus pulang duluan daripada mereka. Dan untuk
alasannya Re Becca tidak memberitahukannya. Kini Re Becca pun pergi dengan
membawa pakaian bayi yang tidak sengaja telah dibelinya.
Sementara disana. . . .
Inairtif, ia sedang berjalan-jalan
disebuah taman. Ia menghabiskan waktu luangnya sendiri ditaman itu, karna kakak
iparnya yang bertugas menjaga keponakannya dirumah sakit. Sudah sekian tempat
ia telusuri ditaman itu, dan semuanya turut membuat perasaannya lepas.
Perasaannya karna trauma setelah putus dari tunangannya. Kemudian dengan
tiba-tiba ia melihat anak muda yang berpacaran didepannya, dikejauhan.
“Aku merindukan kenanganku dulu.
Namun aku lebih memilih tidak berjodoh sekarang! Daripada tidak berjodoh
dikemudian hari setelah sah menjadi suami istri.”, bisik keluhnya mengingat
kenangan pahitnya dulu. Kenangan pahitnya itu telah dialaminya pada satu tahun
lalu. Dan kemudian lagi, langkahnya menjadi terhenti karna melihat seorang
wanita berhijab sedang duduk sendiri dari arah kanannya, masih ditaman tersebut.
Lalu ia menjadi mendekat perlahan hingga terlihatlah sesuatu.
Inairtif melihat seorang wanita
itu sedang memegang sehelai pakaian bayi. Sementara seorang wanita itu baru
terpandang kepadanya. Inairtif menjadi terkejut seketika, karna seorang wanita
itu adalah Re Becca. “Hai, kita berjumpa lagi!”, sapa Inairtif memulai untuk
menyamankan suasana. Re Becca tersenyum padanya, membalas sapa. “Apakah anda
berminat untuk saya temani? Karna, saya juga jalan-jalan sendiri ditaman ini!”,
Inairtif menawarkan dirinya sambil tersenyum girang.
Re Becca pun menggeserkan dirinya
memberi celah padanya untuk dapat duduk bersama. Dan Inairtif beralih duduk
bersamanya, lalu mereka menjadi tertawa kecil saling berpandangan.
“Terimakasih, aku terima dengan penawaran dirimu!”, ucap Re Becca menatap
bahagia. Sedangkan Inairtif mulai teringat lagi kesalahannya sendiri, sehingga
memalsukan senyumannya kepadanya. “Namun saat ini aku harus pulang! Bagaimana
kalau kita bertemu lagi besok?”, Re Becca berkata pamit.
“Iya, tidak apa-apa! Kita akan
bertemu lagi besok ditempat yang sama!”, Inairtif menyahut mempersilahkan. Dan
Re Becca mengucap salam sebelum pergi, Inairtif pun membalas salamnya masih
dengan memalsukan senyumnya. Pertemuan mereka yang sesaat berakhir sampai
disitu namun pertemuan keduanya akan berlanjut pada hari esok. Dan yang membuat
Inairtif menjadi gregetan adalah pertemuan keduanya bersama Re Becca pada hari
esok.
Kesalahan baru saja dilakukannya,
yaitu dirinya lupa bertanya nama dari Re Becca. Padahal dirinya sudah dua kali
dipertemukan dalam dua kesempatan, dua hari yang berturut-turut pula.
METAMORFOSA
“Surga yang Terlewati”
Esoknya, disiang hari ditaman yang
sama seperti dihari kemarin mereka bertemu. Kini mereka kembali bertemu dan
sudah duduk bersama ditempat yang sama pula seperti dihari kemarin mereka
bertemu. Dan mereka akan memulai perbincangan serius, dengan duduk bersebelahan
saling berpandangan.
“Aku gelisah, aku tidak bisa menghalaunya!
Aku galau, karna, aku tidak bisa memberikan keturunan untuk suamiku! Padahal,
semula itulah tujuanku menerima pinangan darinya! Sebab Allah telah berfirman
dalam Al-Qur’an, “maka kamu nikahilah wanita-wanita yang subur”! Tapi, adakah
seseorang yang mau dengan ikhlasnya memberi solusi untukku?”, ujar Re Becca
mengungkap resah disambung mempertanyakan. Melihat tanya.
“Jujur saja, aku tidak begitu
dekat dengan Al-Qur’an! Bahkan dengan sholatnya pun, aku sering menunda waktu
dari pelaksanaannya! Tapi daripadanya, adakah sebuah makna yang ingin kau
sampaikan padaku?”, Inairtif bertanya dengan tertegun menatapnya. Re Becca
memberi senyuman kecil lalu melihat lurus kedepan.
“Dua tahun lalu, aku telah diselamatkan
oleh seorang wanita. Entah, dia masih gadis atau sudah mempunyai keluarga?!
Namun yang sudah aku ketahui pasti, dia menyelamatkan aku dari sebuah
kecelakaan sehingga perutku menabrak pada sebuah batu berukuran besar!
Setelahnya, aku seketika menjadi hilang kesadaran disaat masih merasa kesakitan
hebat pada perutku!”, Re Becca mulai bercerita. Inairtif mulai merasa
tersingung hingga membuatnya gugup, namun masih merahasikannya.
“Lalu, tindakan apa yang Dokter
lakukan terhadapmu?”, Inairtif mulai bertanya merasa sedikit iba disertai rasa
bersalahnya.
Tiba-tiba Re Becca menjadi
menangis tersedih sendiri, Inairtif membiarkannya karna memberi waktu untuk Re
Becca melampiaskan emosinya dengan menangis seperti itu. “Rahimku, aku sudah
tidak memiliki Rahim!”, Re Becca mulai berkata lagi begitu memilukan masih
dalam tangisnya. Sedangkan Inairtif wajahnya menjadi memerah, hatinya bergetar
merinding mulai merasa takut menatapi Re Becca. Kemudian Re Becca menghapus
airmatanya sembari menghentikan tangisnya, berdiri dari duduknya.
“Aku mau, kau membantuku mencari
orang yang telah membuatku kehilangan rahimku!”, pinta juga perintah darinya
kepada Inairtif melihat lurus kedepan. Inairtif menjadi berdiri menatap
terkejut padanya. “Ada apa? Sebabnya apa? Karna apa? Dan mengapa? Jawabannya
adalah dia harus meminjamkan rahimnya kepada suamiku! Demi membayar dosanya
terhadap kami, dengan melakukan program bayi tabung demi memberi keturunan dari
kami!”, sambung pintanya melihat ke Inairtif.
Inairtif menjadi semakin terkejut,
bahkan ikhlas dihatinya mulai terguncang karna tidak terima dengan apa yang
sudah Re Becca tuturkan tadi terhadapnya. Inairtif memilih bungkam namun
menjawab ketika Re Becca menanyakan nama dirinya, dan Re Becca pun
memberitahukan namanya sendiri padanya. Mereka berdua baru berkenalan dengan
mengucapkan sebuah nama dari mereka berdua setelah berbincang.
Kemudian Re Becca berkata pamit
untuk pergi menyudahi pertemuan keduanya. Dan Inairtif mempersilahkan dengan
mengangguk disertai senyuman tertegun melihatnya. Sungguh, kejutan pertama
begitu menggemparkan hati dan perasaan dari Inairtif. Sementara itu, kejutan
apakah yang akan didapati oleh Re Becca? Simak saja terus pada jalan cerita
selanjutnya.
METAMORFOSA
“Surga yang Terlewati”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar