Pada tiga hari kemudian, disuatu
malam berlangit mendung. Inairtif terpaksa turun dari kendaraan taxi yang
sedang ditumpanginya, karna secara mendadak mesin pada mobil kendaraan taxi sedang
mengalami kerusakan. Dan terpaksa membuat Inairtif mengambil keputusan untuk
berjalan kaki saja sambil menunggu mobil kendaraan taxi yang mungkin akan
melintas disekitarnya, pikirnya. Namun ketika dimelihat disekitarnya sudah
mendekati jalan lain.
Tiba-tiba saja ada beberapa orang
yang sedang berlari dengan masing-masing beberapa orang itu memegang botol
minuman keras. Inairtif yang sudah terlintas dipikirannya, kalau beberapa orang
itu merupakan beberapa orang yang akan menjahatinya. Menjadi berlari kencang
demi menghindari kejaran dari beberapa orang jahat itu. Disaat Inairtif masih
berusaha berlari kencang demi menghindari beberapa orang jahat itu.
Ada seorang pengendara mobil
berjenis kelamin laki-laki menjadi menghentikan kendaraannya, keluar dari
kendaraannya ikut mengejar Inairtif yang masih berlari namun mengambil lain
arah. Entah, apa yang akan dlakukan seorang laki-laki itu karna sudah ikut
mengejar Inairtif seperti beberapa orang jahat itu. Kembali pada Inairtif,
disaat dirinya masih berlari menghindari beberapa orang jahat itu. Tiba-tiba
ada yang menariik tangannya yang kemudian membawanya tuk bersembunyi disebuah
gubuk.
Dan kini Inairtif telah duduk
didalam gubuk tersebut, sementara orang yang telah membawanya tadi berjaga
dipintu gubuk tersebut. Dan kemudian orang yang telah membawanya ke gubuk
tersebut, baru menampakkan wajahnya kepadanya sambil berkata sesuatu. “Gue
ikutin lo sewaktu lo masih berlari menghindari orang-orang jahat itu. Dan apa
yang udah lo peroleh? Lo, cuma muter-muter pada arah jalan yang sama!!!!”,
orang itu adalah Dokter Bayu yang berkata keluh menegaskan.
Usainya berkata keluh menegaskan,
Dokter Bayu berdiam bersandar didinding masih berdiri dipintu gubuk itu melihat
keluar yang kebetulan baru saja turun hujan sedikit deras. Dan itu memancing
Inairtif yang tadinya diam mendengarkan kata keluh tegas darinya, akan
mengajaknya berbicara dengan beralih tuk berdiri disampingnya. “Ini, merupakan
kali kedua anda telah menyelamatkan saya, Dokter!”, ungkap segan Inairtif
ketika sudah berdiri disampingnya dengan melihat lurus kedepan.
Keadaan menjadi hening sesaat,
karna Dokter Bayu memilih bungkam tak menyahut. Kemudian secara tiba-tiba
cahaya kilat menyambar keduanya sehingga membuat keduanya dengan reflek saling
menghindari sambaran cahaya kilat itu, hingga menjadi saling berhadapan. Kini
keduanya saling berpandangan kaget, lalu berdiam hening dalam sebuah tatapan.
Namun itu tidak berlangsung lama, karna Inairtif akan segera berbicara
memecahkan keheningan.
“Semula, aku tidak menyangka kalau
tadi yang menolongku adalah Dokter. Karna kan, Dokter tidak memakai jas Dokter!?!?”,
Inairtif berkata menatap segan sedikit menggebu.
“Saya hanya memakai jas Dokter
dikala jam kerja sedang berlangsung!”, sahut Dokter Bayu menatap bijak mulai
luluh perasaannya.
“Lalu, bagaimana dengan pakaian
operasi yang berwarna biru tua????”, tanya Inairtif semakin menggebu.
Tatapannya mulai sedikit bermain-main.
Dokter Bayu melihat kearah lain
sambil menggaruk kecil kepalanya, karna Inairtif bertanya sangat tidak penting
baginya. Karna kalaupun harus dijawab, maka jawabannya adalah sama dengan apa
yang sudah dikatakan oleh Inairtif sebelumnya. Lalu Inairtif menjadi berteriak
kecil sambil menutup kedua telinganya secara reflek karna mendengar suara
petir. Sedangkan Dokter Bayu memabawanya untuk duduk bersama didalam gubuk itu
demi menghindari hujan yang sudah semakin deras.
METAMORFOSA
“Surga yang Terlewati”
Kini mereka berdua sudah duduk
bersama didalam gubuk itu, melihat rintikan hujan yang sudah samar-sama dimata
karna tersapu angin mengilhami derasnya. Didalam keadaan demikian itu, Dokter
Bayu tampak santai merasakan suasana yang terasa dingin. Namun pada Inairtif,
ia mulai merasa sedikit gigil merasakan suasana yang terasa semakin dingin bagi
dirinya sendiri.
“Dokter, boleh aku meminjam
pelukan darimu? Sungguh, kini aku merasa semakin gigil.”, Katanya permisi
Inairtif menatap memohon.
“Memangnya harus, saya melakukan
apa yang sudah kau pinta itu?”, Dokter Bayu menyahut bertanya melihat lurus
kedepan.
Inairtif yang mendengar sahutnya,
menjadi menggeleng sendiri memilih berdiam diri saja. Memalingkan pandangannya
kearah lain dari Dokter Bayu. Ternyata Dokter Bayu mengeraskan hatinya untuk
permintaan darinya itu. Padahal Inairtif begitu meginginkan sebuah kehangatan,
sebab Inairtif sangat sensitif pada udara dingin dikala hujan sedang turun
dimalam hari. Dan kemudian ketika Inairtif akan terjatuh kedepan dari duduknya.
Dokter Bayu langsung menahannya
dengan menariknya keras hingga menjadi memeluk Inairtif karna merasa terkejut saat
ketika melihat Inairtif akan terjatuh. Lalu dirasanya jika suhu pada tubuh
Inairtif terasa dingin. “Tenang, kamu harus tenang!!!! Karna kalau kamu tenang,
maka suhu tubuh kamu akan normal dengan sendirinya!!!!”, Dokter Bayu memberi
perintah tegas karna merasa sedikit khawatir dengan keadaan darinya. Mereka
masih dalam pelukan, dengan niat saling memperbaiki keadaan.
Namun ketika malam semakin larut,
Bayu yang sebagai seorang laki-laki normal. Menjadi terbuai dengan pelukannya
itu, bahkan saat merasa bahwa sepi semakin menyapanya. Sehingga membuat
keduanya menjadi terjatuh ke tanah dengan keadaan Inairtif yang menimpa tubuh
Bayu, masih dalam pelukan. Mereka berdua belum sempat berpandangan kembali,
namun menjadi saling mengeratkan pelukannya masing-masing, kini disertai dengan
manja.
Dan keduanya terjebak dalam
keadaan demikian dalam semalam penuh. Entah, apa yang akan terjadi pada
selanjutnya terhadap mereka berdua. Intinya didalam gubuk itu, mereka berdua
hanya berteduh, dan bisa saja termasuk meneduhkan hasrat nakal yang mungkin
akan muncul pada keduanya. Sebab sudah sangat tidak dipungkiri, jika dua orang
lawan jenis yang sudah dewasa terjebak dalam keadaan seperti demikian. Maka hal
dalam menggauli terjadi pada keduanya.
Pagi harinya. . . .
Sekitar pada pukul tujuh pagi,
Bayu terbangun dari tidurnya masih didalam gubuk itu. ia baru membangunkan
dirinya dengan langsung terduduk sambil mengusap-ngusap kedua matanya. Kemudian
terpandang olehnya, jika sleting pada celananya telah terbuka. Dan Bayu pun
langsung berdiri kembali menutup sletingnya. Lalu berjalan keluar dari dalam
gubuk itu mencoba melihat disekitar. Ia sedang mencari Inairtif namun tak
terlihat disekitarnya.
Dan tiba-tiba ponselnya berdering,
menandakan ada sebuah alarm. Bayu pun langsung memeriksanya, ternyata ada
sebuah memo yang sengaja ditulis oleh Inairtif pada ponsel miliknya. “Terimakasih
untuk semalam tadi. Tapi jangan pernah Dokter ingat-ingat lagi tentang semalam
tadi! Aku, Inairtif yang sudah bersamamu semalam penuh tadi.”, yang telah
ditulis oleh Inairtif pada ponsel miliknya. Bayu yang sudah membaca tulisan
dari Inairtif pada ponsel miliknya.
Mencoba mengingat-ngingat
aktivitas apa yang sudah mereka berdua lakukan semalam penuh tadi. “Astaghfirullah!
Apakah benar kalau kenyataan telah bersuara bahwa aku sudah kalah dengan
syahwatku?!”, keluhnya terkejut ketika baru saja mengingat kejadian pada
semalam tadi. Kemudian berlari kencang menuju kearah dimana ia telah
memarkirkan mobil kendaraannya.
METAMORFOSA
“Surga yang Terlewati”
Kini telah sampai pada harinya,
Inairtif menepati janjinya untuk membantu Re Becca yang telah disampaikannya
beberapa waktu lalu. Disebuah café tepatnya disore hari, mereka duduk berdua
disebuah meja dengan berhadapan. mereka berdua akan membicarakan dengan masih
membahas soal yang sudah mereka bahas beberapa waktu lalu.
“Seperti janjiku pada beberapa
waktu yang lalu itu, kedatanganku disini sangat benar untuk membantumu!”,
Inairtif berkata permisi melihat biasa namun sedikit tertegun.
“Dan siapakah orangnya?”, tanya Re
Becca langsung memasuki topik pembicaraannya. Melihat biasa namun berharap.
“Bagaimana, jika aku saja yang
menggantikan dia yang sudah kamu maksudkan?! Niatku hanya ingin, menghapus
dukamu karna dia!”, Inairtif menawarkan diri demi menutupi kesalahannya
sendiri. menatap serius.
“Apa kau sudah yakin dengan
keputusanmu? Bukankah kita masih bisa mencari seorang yang sudah aku maksudkan
sejak dulu?!”, Re Becca berkata permisi memancing keyakinan darinya.
Inairtif pun mengangguk. Re Becca
tersenyum lega mulai tersenyum padanya. Kemudian Inairtif berpamitan untuk
pergi dengan memakai sebuah alasan, jika ada seorang lagi yang sudah membuat
janji untuk bertemu dengannya. Re Becca langsung mengangguk mempersilahkannya,
dan Inairtif pun benar beranjak pergi meninggalkannya. Re Becca, ia sedang
melihat Inairtif yang masih beranjak pergi. Lalu secara diam-diam ia telah
mengetahui kalau Inairtif lah yang menyebabkan dirinya seperti ini.
Karna dikala kecelakaan pada dua
tahun lalu itu terjadi, Re Becca sempat melihat wajah darinya dikala Inairtif
sedang melihat kearah lain karna merasa cemas. Inairtif yang sudah menyebabkan
Rahim diperutnya harus diangkat, karna demi keselamatan dirinya sendiri. “Dan
kali ini, aku sendiri yang akan menghukummu Inairtif!”, bisiknya usainya
mengingat kejadian dimasa lalu. Dan apa yang sudah dituturkannya pada Inairtif,
itu hanyalah sebuah siasatnya untuk memancing kejujuran darinya.
Namun daripada itu, Re Becca sudah
bisa bernafas lega karna Inairtif telah menawarkan dirinya sendiri untuk
meminjamkan Rahimnya. Karna Inairtif sudah masuk kedalam apa yang sudah
direncanakan oleh Re Becca, yaitu Re Becca akan menghukumnya dengan cara
seperti itu tanpa diketahui oleh Inairtif sendiri.
Sementara disana. . . .
Inairtif sudah berada dikantor
kakak iparnya, ia sedang menghadap kakak iparnya diruang kerja kakak iparnya
sendiri akan membicarakan sesuatu. “Kak, seperti yang sudah Ina sampaikan
kemarin. Kalau Ina sudah terjebak semalam bersama seorang pria. Dan kini yang
akan Ina sampaikan, Ina ingin menutupi kesucian Ina yang sudah ternoda, dengan
Ina meminjamkan Rahim Ina kepada seseorang.”, kata penyampaiannya dengan
kejujuran.
“Ina sudah melakukan satu
kesalahan, Ina juga sudah melakukan kesalahan yang kedua!!!! Lalu bagaimana
cara Ina menghadapi kesalahan Ina yang ketiga????”, tanya kakak iparnya tegas.
“Ina akan mengasingkan diri,
setelah Ina melakukan kesalahan ketiga!”, tegas Ina wajahnya mulai haru menatap
kakak iparnya.
Dan kakak iparnya mengalihkan
pandangannya kebawah, merenungi tiga buah kesalahan yang telah dilakukan oleh
adik iparnya itu. Kesalahan yang pertama, adalah kesalahan yang dilakukan Ina
dalam menyelematkan Re Becca. Kesalahan kedua, adalah kesalahan Ina yang
terjebak semalam hingga kesuciannya ternoda. Dan kesalahan ketiga, adalah
kesalahan niat Ina akan meminjamkan rahimnya untuk seseorang, yaitu untuk Re Becca
serta suaminya.
Usainya merenungkan, kakak iparnya
menyuruh Ina atau Inairtif, untuk pulang segera. Karna dirinya juga Inairtif
sama-sama merasa lelah memikirkan tiga buah kesalahan yang sedang mereka
bebankan. Dan kini kakak iparnya sudah terduduk lemas dikursi kerjanya,
sementara Inairtif berjalan menuju kepintu lobby kantor sambil memikirkan kesalahan yang keduanya. Ia
akan berkeluh sedikit mengingat wajah dari Dokter Bayu.
“Pantaskah, aku menutupi kesucian
diriku yang telah ternoda oleh dirinya? Mencoba menyianyatinya ke orang
lain????”, tanyanya gelisah dilema.
METAMORFOSA
“Surga yang Terlewati”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar