Rabu, 13 Juli 2016

METAMORFOSA *11*



Pada tiga hari kemudian, disuatu malam berlangit mendung. Inairtif terpaksa turun dari kendaraan taxi yang sedang ditumpanginya, karna secara mendadak mesin pada mobil kendaraan taxi sedang mengalami kerusakan. Dan terpaksa membuat Inairtif mengambil keputusan untuk berjalan kaki saja sambil menunggu mobil kendaraan taxi yang mungkin akan melintas disekitarnya, pikirnya. Namun ketika dimelihat disekitarnya sudah mendekati jalan lain.
Tiba-tiba saja ada beberapa orang yang sedang berlari dengan masing-masing beberapa orang itu memegang botol minuman keras. Inairtif yang sudah terlintas dipikirannya, kalau beberapa orang itu merupakan beberapa orang yang akan menjahatinya. Menjadi berlari kencang demi menghindari kejaran dari beberapa orang jahat itu. Disaat Inairtif masih berusaha berlari kencang demi menghindari beberapa orang jahat itu.
Ada seorang pengendara mobil berjenis kelamin laki-laki menjadi menghentikan kendaraannya, keluar dari kendaraannya ikut mengejar Inairtif yang masih berlari namun mengambil lain arah. Entah, apa yang akan dlakukan seorang laki-laki itu karna sudah ikut mengejar Inairtif seperti beberapa orang jahat itu. Kembali pada Inairtif, disaat dirinya masih berlari menghindari beberapa orang jahat itu. Tiba-tiba ada yang menariik tangannya yang kemudian membawanya tuk bersembunyi disebuah gubuk.
Dan kini Inairtif telah duduk didalam gubuk tersebut, sementara orang yang telah membawanya tadi berjaga dipintu gubuk tersebut. Dan kemudian orang yang telah membawanya ke gubuk tersebut, baru menampakkan wajahnya kepadanya sambil berkata sesuatu. “Gue ikutin lo sewaktu lo masih berlari menghindari orang-orang jahat itu. Dan apa yang udah lo peroleh? Lo, cuma muter-muter pada arah jalan yang sama!!!!”, orang itu adalah Dokter Bayu yang berkata keluh menegaskan.
Usainya berkata keluh menegaskan, Dokter Bayu berdiam bersandar didinding masih berdiri dipintu gubuk itu melihat keluar yang kebetulan baru saja turun hujan sedikit deras. Dan itu memancing Inairtif yang tadinya diam mendengarkan kata keluh tegas darinya, akan mengajaknya berbicara dengan beralih tuk berdiri disampingnya. “Ini, merupakan kali kedua anda telah menyelamatkan saya, Dokter!”, ungkap segan Inairtif ketika sudah berdiri disampingnya dengan melihat lurus kedepan.
Keadaan menjadi hening sesaat, karna Dokter Bayu memilih bungkam tak menyahut. Kemudian secara tiba-tiba cahaya kilat menyambar keduanya sehingga membuat keduanya dengan reflek saling menghindari sambaran cahaya kilat itu, hingga menjadi saling berhadapan. Kini keduanya saling berpandangan kaget, lalu berdiam hening dalam sebuah tatapan. Namun itu tidak berlangsung lama, karna Inairtif akan segera berbicara memecahkan keheningan.
“Semula, aku tidak menyangka kalau tadi yang menolongku adalah Dokter. Karna kan, Dokter tidak memakai jas Dokter!?!?”, Inairtif berkata menatap segan sedikit menggebu.
“Saya hanya memakai jas Dokter dikala jam kerja sedang berlangsung!”, sahut Dokter Bayu menatap bijak mulai luluh perasaannya.
“Lalu, bagaimana dengan pakaian operasi yang berwarna biru tua????”, tanya Inairtif semakin menggebu. Tatapannya mulai sedikit bermain-main.
Dokter Bayu melihat kearah lain sambil menggaruk kecil kepalanya, karna Inairtif bertanya sangat tidak penting baginya. Karna kalaupun harus dijawab, maka jawabannya adalah sama dengan apa yang sudah dikatakan oleh Inairtif sebelumnya. Lalu Inairtif menjadi berteriak kecil sambil menutup kedua telinganya secara reflek karna mendengar suara petir. Sedangkan Dokter Bayu memabawanya untuk duduk bersama didalam gubuk itu demi menghindari hujan yang sudah semakin deras.

METAMORFOSA
“Surga yang Terlewati”

Kini mereka berdua sudah duduk bersama didalam gubuk itu, melihat rintikan hujan yang sudah samar-sama dimata karna tersapu angin mengilhami derasnya. Didalam keadaan demikian itu, Dokter Bayu tampak santai merasakan suasana yang terasa dingin. Namun pada Inairtif, ia mulai merasa sedikit gigil merasakan suasana yang terasa semakin dingin bagi dirinya sendiri.
“Dokter, boleh aku meminjam pelukan darimu? Sungguh, kini aku merasa semakin gigil.”, Katanya permisi Inairtif menatap memohon.
“Memangnya harus, saya melakukan apa yang sudah kau pinta itu?”, Dokter Bayu menyahut bertanya melihat lurus kedepan.
Inairtif yang mendengar sahutnya, menjadi menggeleng sendiri memilih berdiam diri saja. Memalingkan pandangannya kearah lain dari Dokter Bayu. Ternyata Dokter Bayu mengeraskan hatinya untuk permintaan darinya itu. Padahal Inairtif begitu meginginkan sebuah kehangatan, sebab Inairtif sangat sensitif pada udara dingin dikala hujan sedang turun dimalam hari. Dan kemudian ketika Inairtif akan terjatuh kedepan dari duduknya.
Dokter Bayu langsung menahannya dengan menariknya keras hingga menjadi memeluk Inairtif karna merasa terkejut saat ketika melihat Inairtif akan terjatuh. Lalu dirasanya jika suhu pada tubuh Inairtif terasa dingin. “Tenang, kamu harus tenang!!!! Karna kalau kamu tenang, maka suhu tubuh kamu akan normal dengan sendirinya!!!!”, Dokter Bayu memberi perintah tegas karna merasa sedikit khawatir dengan keadaan darinya. Mereka masih dalam pelukan, dengan niat saling memperbaiki keadaan.
Namun ketika malam semakin larut, Bayu yang sebagai seorang laki-laki normal. Menjadi terbuai dengan pelukannya itu, bahkan saat merasa bahwa sepi semakin menyapanya. Sehingga membuat keduanya menjadi terjatuh ke tanah dengan keadaan Inairtif yang menimpa tubuh Bayu, masih dalam pelukan. Mereka berdua belum sempat berpandangan kembali, namun menjadi saling mengeratkan pelukannya masing-masing, kini disertai dengan manja.
Dan keduanya terjebak dalam keadaan demikian dalam semalam penuh. Entah, apa yang akan terjadi pada selanjutnya terhadap mereka berdua. Intinya didalam gubuk itu, mereka berdua hanya berteduh, dan bisa saja termasuk meneduhkan hasrat nakal yang mungkin akan muncul pada keduanya. Sebab sudah sangat tidak dipungkiri, jika dua orang lawan jenis yang sudah dewasa terjebak dalam keadaan seperti demikian. Maka hal dalam menggauli terjadi pada keduanya.

Pagi harinya. . . .

Sekitar pada pukul tujuh pagi, Bayu terbangun dari tidurnya masih didalam gubuk itu. ia baru membangunkan dirinya dengan langsung terduduk sambil mengusap-ngusap kedua matanya. Kemudian terpandang olehnya, jika sleting pada celananya telah terbuka. Dan Bayu pun langsung berdiri kembali menutup sletingnya. Lalu berjalan keluar dari dalam gubuk itu mencoba melihat disekitar. Ia sedang mencari Inairtif namun tak terlihat disekitarnya.
Dan tiba-tiba ponselnya berdering, menandakan ada sebuah alarm. Bayu pun langsung memeriksanya, ternyata ada sebuah memo yang sengaja ditulis oleh Inairtif pada ponsel miliknya. “Terimakasih untuk semalam tadi. Tapi jangan pernah Dokter ingat-ingat lagi tentang semalam tadi! Aku, Inairtif yang sudah bersamamu semalam penuh tadi.”, yang telah ditulis oleh Inairtif pada ponsel miliknya. Bayu yang sudah membaca tulisan dari Inairtif pada ponsel miliknya.
Mencoba mengingat-ngingat aktivitas apa yang sudah mereka berdua lakukan semalam penuh tadi. “Astaghfirullah! Apakah benar kalau kenyataan telah bersuara bahwa aku sudah kalah dengan syahwatku?!”, keluhnya terkejut ketika baru saja mengingat kejadian pada semalam tadi. Kemudian berlari kencang menuju kearah dimana ia telah memarkirkan mobil kendaraannya.

METAMORFOSA
“Surga yang Terlewati”

Kini telah sampai pada harinya, Inairtif menepati janjinya untuk membantu Re Becca yang telah disampaikannya beberapa waktu lalu. Disebuah café tepatnya disore hari, mereka duduk berdua disebuah meja dengan berhadapan. mereka berdua akan membicarakan dengan masih membahas soal yang sudah mereka bahas beberapa waktu lalu.
“Seperti janjiku pada beberapa waktu yang lalu itu, kedatanganku disini sangat benar untuk membantumu!”, Inairtif berkata permisi melihat biasa namun sedikit tertegun.
“Dan siapakah orangnya?”, tanya Re Becca langsung memasuki topik pembicaraannya. Melihat biasa namun berharap.
“Bagaimana, jika aku saja yang menggantikan dia yang sudah kamu maksudkan?! Niatku hanya ingin, menghapus dukamu karna dia!”, Inairtif menawarkan diri demi menutupi kesalahannya sendiri. menatap serius.
“Apa kau sudah yakin dengan keputusanmu? Bukankah kita masih bisa mencari seorang yang sudah aku maksudkan sejak dulu?!”, Re Becca berkata permisi memancing keyakinan darinya.
Inairtif pun mengangguk. Re Becca tersenyum lega mulai tersenyum padanya. Kemudian Inairtif berpamitan untuk pergi dengan memakai sebuah alasan, jika ada seorang lagi yang sudah membuat janji untuk bertemu dengannya. Re Becca langsung mengangguk mempersilahkannya, dan Inairtif pun benar beranjak pergi meninggalkannya. Re Becca, ia sedang melihat Inairtif yang masih beranjak pergi. Lalu secara diam-diam ia telah mengetahui kalau Inairtif lah yang menyebabkan dirinya seperti ini.
Karna dikala kecelakaan pada dua tahun lalu itu terjadi, Re Becca sempat melihat wajah darinya dikala Inairtif sedang melihat kearah lain karna merasa cemas. Inairtif yang sudah menyebabkan Rahim diperutnya harus diangkat, karna demi keselamatan dirinya sendiri. “Dan kali ini, aku sendiri yang akan menghukummu Inairtif!”, bisiknya usainya mengingat kejadian dimasa lalu. Dan apa yang sudah dituturkannya pada Inairtif, itu hanyalah sebuah siasatnya untuk memancing kejujuran darinya.
Namun daripada itu, Re Becca sudah bisa bernafas lega karna Inairtif telah menawarkan dirinya sendiri untuk meminjamkan Rahimnya. Karna Inairtif sudah masuk kedalam apa yang sudah direncanakan oleh Re Becca, yaitu Re Becca akan menghukumnya dengan cara seperti itu tanpa diketahui oleh Inairtif sendiri.

Sementara disana. . . .

Inairtif sudah berada dikantor kakak iparnya, ia sedang menghadap kakak iparnya diruang kerja kakak iparnya sendiri akan membicarakan sesuatu. “Kak, seperti yang sudah Ina sampaikan kemarin. Kalau Ina sudah terjebak semalam bersama seorang pria. Dan kini yang akan Ina sampaikan, Ina ingin menutupi kesucian Ina yang sudah ternoda, dengan Ina meminjamkan Rahim Ina kepada seseorang.”, kata penyampaiannya dengan kejujuran.
“Ina sudah melakukan satu kesalahan, Ina juga sudah melakukan kesalahan yang kedua!!!! Lalu bagaimana cara Ina menghadapi kesalahan Ina yang ketiga????”, tanya kakak iparnya tegas.
“Ina akan mengasingkan diri, setelah Ina melakukan kesalahan ketiga!”, tegas Ina wajahnya mulai haru menatap kakak iparnya.
Dan kakak iparnya mengalihkan pandangannya kebawah, merenungi tiga buah kesalahan yang telah dilakukan oleh adik iparnya itu. Kesalahan yang pertama, adalah kesalahan yang dilakukan Ina dalam menyelematkan Re Becca. Kesalahan kedua, adalah kesalahan Ina yang terjebak semalam hingga kesuciannya ternoda. Dan kesalahan ketiga, adalah kesalahan niat Ina akan meminjamkan rahimnya untuk seseorang, yaitu untuk Re Becca serta suaminya.
Usainya merenungkan, kakak iparnya menyuruh Ina atau Inairtif, untuk pulang segera. Karna dirinya juga Inairtif sama-sama merasa lelah memikirkan tiga buah kesalahan yang sedang mereka bebankan. Dan kini kakak iparnya sudah terduduk lemas dikursi kerjanya, sementara Inairtif berjalan menuju kepintu lobby kantor  sambil memikirkan kesalahan yang keduanya. Ia akan berkeluh sedikit mengingat wajah dari Dokter Bayu.
“Pantaskah, aku menutupi kesucian diriku yang telah ternoda oleh dirinya? Mencoba menyianyatinya ke orang lain????”, tanyanya gelisah dilema.

METAMORFOSA
“Surga yang Terlewati”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar