Senin, 05 Oktober 2015

mengejar "CINTA" sehari




         
          Disebuah sekolah terfavorit dikota istimewa, ada cerita menarik dengan keempat muridnya. Yaitu dengan dua orang siswi dan dua orang siswa. Dimana dua orang siswa dan seorang siswinya berteman sejak pertama kali betemu dalam sekolah tersebut, dan seorang siswinya lagi adalah seorang siswi baru yang baru saja memasuki sekolah tersebut. Bagaimanah kisah keempatnya? Mari simak bersama pada alur cerita berikut ini.

Disebuah kota istimewa. . . .

                Tepatnya disekolah terfavorit diJogjakarta, terjadi pertemuan seorang siswi dengan dua orang siswa disebuah kantin saat bersama menjalani masa orientasi siswa atau biasa dikenal dengan singkatan kata “MOS”. Mereka bertiga masing-masing bernama Gabriella, Ayasha, dan Vik. Dan kini pun mereka bertiga dikantin sedang berdiri bersama saling berhadapan membentuk sebuah persegi tiga tanpa disengaja. Kemudian dimulai dengan Vik yang mengenalkan dirinya kepada Gabriella.
                “Hai, salam murid baru! Gue, Vikyar Dinar!”, Vik mengenalkan dirinya dengan mengulurkan tangannya ke Gabriella sembari mengajaknya berjabat tangan. Dan Gabriella pun menjabat tangannya sembari mengenalkan dirinya juga.
                “Gue, Gabriella panggil saja, Ella!”, kata pengenalan diri darinya masih berjabat tangan dengannya.
                “Kamu beragama, Kristen?”, tanya Vik masih berjabat tangan dengannya menatap tanya. Ella menggeleng menatap biasa. “Katolik?”, tanyanya sekali lagi. Ella masih menggeleng, kemudian menjadi tersenyum karna melihat wajah Vik yang mulai terlihat bingung.
                “Gabriella Amna Naura! Itu nama panjang gue! Dan gue beragama islam!”, Ella memberi penjelasan lalu bersama saling melepaskan tangan mereka berdua yang telah lama berjabat tangan.
 Kemudian seorang siswa yang masih bersama mereka berdua mulai mengenalkan dirinya juga kepada Ella. Karna dirinya sudah berkenalan dengan Vik bahkan sudah menjadi seorang teman. “Hey kamu, namaku Ayasha Alvaro!”, dengan menunjukkan kelima jarinya mengajak Ella untuk bertepuk. Ella yang sudah terlanjur melihatnya pun langsung menepukkan tangannya padanya sambil tertawa kecil. Dan dari situlah mereka bertiga memulai sebuah pertemanan yang menjadi sebuah persahabatan kekal.
Maksud dari persahabatan kekal adalah mereka bertiga tetap bersahabat selama masih bersekolah disekolah tervaforit itu, dan mungkin sampai mereka kuliah, kerja, ataupun sampai masing-masing mempunyai keluarga kecil kelak.

Dua tahun kemudian. . . .

                Sudah genap dua tahun Ella, Vik, juga Ayasha telah bersahabat. Dan kini mereka duduk dikelas tiga, disebuah ruang kelas yang sama setelah pada kelas sebelumnya mereka bertiga tak pernah duduk dalam ruangan kelas yang sama. Dan mereka bertiga kini menjadi semakin dekat, hampir tidak ada sebuah pertengkaran yang mungkin harus memisahkan persahabatan ketiganya. Dan  itu karna didorong oleh sifat mereka yang sama-sama jarang sekali ada keseriusan untuk segala hal bila sedang bersama.
                Kecuali untuk pribadi masing-masing seperti dalam belajar, masalah tersendiri yang tak perlu dibagi pada siapapun untuk penyelesaiiannya. Terlebih lagi saat ini mereka telah bersama duduk diruang kelas tiga yang sama, tak jarang mereka bertiga saling berdiskusi jika ada pembahasan pelajaran yang masih sulit dicerna oleh diantara ketiganya. Pertemanan, persahabatan, yang mereka jalani sudah dua tahun ini memang sangat indah bukan!?
                Jujur saja, pertemanan dan persahabatan mereka bertiga patut dicontoh dan diberi pangkat sebagai tiga orang murid yang berhasil dalam segala hal. Itu didasari karna mereka selalu aktif dalam bidang akademik ataupun dalam bidang non akademik. Lalu bagaimanakah jadinya bila diantaranya mulai mengenal cinta? Asmara yang mungkin akan mulai menggoda pribadi masing-masing? Ataupun mendapat seorang teman baru? Apakah mereka masih berbagi atau malah memilih merahasiakannya?
                Untuk mengetahui jawabannya langsung yuk simak pada cerita selanjutnya. Dimana beberapa pertanyaan yang tertulis akan kalian dapatkan pada cerita selanjutnya berikut ini.

mengejar “CINTA’’ sehari

                Disuatu pagi saat masih berjalan memasuki lapangan sekolah dan sudah membelakangi gerbang sekolah, tiba-tiba saja Ayasha menjadi terhenti langkahnya karna mendengar suara mobil yang baru saja berhenti didepan pintu gerbang sekolahnya. Ayasha pun berbalik ingin melihat siapakah pemilik mobil itu yang masih berdiam didepan pintu gerbang sekolahnya. Kemudian dirinya menjadi berdiri tegak, diam membisu penuh tanya menanti siapakah pemilik mobil itu tanpa menghiraukan sekitarnya.
                Sementara itu, pintu mobil yang mulai diamatinya itu baru saja terbuka dan terlihatlah seorang siswi berpakaian seragam sekolah yang sama mengeluarkan dirinya dari mobil tersebut. “Siapa dia? Baru kali ini aku melihat seorang siswi berwajahkan seperti dirinya disekolah ini?!”, tanyanya dalam hati mulai memerhatikan siswi itu yang mulai berjalan memasuki lapangan sekolahnya bersama seorang lelaki dewasa.
Ayasha masih memerhatikannya sedikit terpaku karna pesonanya, sedangkan siswi itu melihatnya cuek ketika terpandang pada dirinya. Kemudian ia mendengar bisikkan dari sekitarnya yang mengatakan kalau seorang siswi itu adalah seorang murid pindahan dari kota Bandung yang akan menetap bersekolah disekolahnya. Setelah mendengar bisikkan dari sekitarnya itu Ayasha pun langsung beranjak menuju keruang kelasnya.
Saat jam istirahat masih berlangsung, Vik memilih bersantai dikantin seorang diri sambil menuliskan sesuatu pada selembar tisu dimeja kantin yang kini sedang didudukinya. Ia menuliskan, “Pemandangan paling indah ialah saat aku tidak sengaja memandangmu! Tarian itu, lambaiaan tangan itu yang memegang sebuah kertas berhasil memancing langkahku untuk berhenti sejenak hanya ingin lebih melihatmu! Dan tempat itu, diaula sekolah disanalah aku, asmaraku seperti berkembang biak!”.
Begitulah bunyi tulisannya bila telah disuarakan olehnya. dirinya menuliskan tulisan tersebut disebuah tisu dengan diiringi membayangi kembali saat dirinya tidak sengaja melihat seorang siswi perempuan sedang melakukan latihan diaula membelakanginya. Dan saat itu juga ia merasakan sebuah keterpakuan yang hebat. Dan ketika saat mengetahui jika seorang siswi yang sedang diperhatikannya itu berbalik kearahnya, iapun mendadak menjadi terkejut lalu berbalik membelakangi, mengalihkannya.
Entah wajah siapa yang telah membuatnya menjadi seperti itu. Dan kejadian itu telah terjadi saat dirinya masih duduk dikelas dua, dan anehnya pula ia baru menulis tulisan indah tersebut pada setahun kemudian tepatnya diwaktu sekarang ini. Usainya menyelesaikan tulisannya sendiri sembari membayanginya, mengulangnya dirinya pun berkata sesuatu dihatinya masih memperhatikan tulisannya. “Selama ini, hanya pribadiku saja yang mengetahui!”.
Kemudian dengan tiba-tiba vik meninggalkan tulisannya itu  beralih menuju toilet karna perutnya begitu terasa mulas. Dan kini tulisan indahnya diatas tisu putih itupun menjadi tak bertuan. Sementara itu, Ayasha sedang berada dilapangan basket dengan memainkan bola basket dikedua tangannya, menunduk melihat bola basket tersebuat diselimuti rasa bingung dihatinya. Lalu secara tiba-tiba ia melemparkan bola basket yang tadi masih dikedua tangannya kearah depan secara sembarangan.
Dan lalu disaksikannya bola basket yang dilemparnya tadi hampir saja menghantam wajah seorang siswi yang telah dilihatnya pagi tadi. Sementara seorang siswi itu menjadi terhenti dari langkahnya karna mengetahui bola basket telah melesat dekat disamping wajahnya. Ayasha yang masih menyadarinya pun menutupi wajahnya menggunakan kedua telapak tangannya berbalik arah membelakangi seorang siswi tersebut.
Sedangkan seorang siswi itu terlanjur melihatnya dan akan segera beranjak menghampirinya. Bagaimana tidak seorang siswi itu beranjak akan menghampiri dirinya, karna hanya dirinyalah yang terlihat berdiam dilapangan basket tersebut. Sementara Ayasha baru menurunkan kedua telapak tangannya dari menutupi wajahnya secara perlahan. Lalu didengarnya suara batuk yang disengaja dibalik dirinya. Kemudian secara bersamaan, siswi itu dan dirinya saling menghadap satu sama lain.
Namun siswi itu memandangnya curiga dan Ayasha memandangnya biasa namun sedikit tanya. Dan berperang dalam pandangan dingin pun mulai terjadi. “Siapa namamu?”, Ayasha mengalihkannya sedikit demi ingin mengetahui namanya. Siswi itu langsung menjawabnya sembari menegaskan masih dengan tatapan curiganya, “Aku, namaku, Mutiara Anastasia!”. Setelah dirinya mendapat tanggapan dari siswi itu, dirinya pun menunjukkan isyarat bermaksudkan kata, “Ok”, menggunakan jemarinya.
Usainya menunjukkannya, Ayasha pun pergi meninggalkannya seorang diri. Sedangkan siswi itu masih berdiam melihatnya dengan sedikit rasa aneh kepadanya. 

mengejar “CINTA” sehari

                tidak terasa, Mutiara Anastasia atau biasa akrab disapa Ara sudah genap tiga minggu telah resmi menjadi murid disekolah terfavorit diJogjakarta ini. Dan Ara terlihat begitu baik, ramah dalam bersosialisasi bersama teman-teman barunya. Diwaktunya sedang berada diaula sekolah ikut serta dalam latihan, tidak sengaja dirinya terpandang pada sosok Ayasha sedang berjalan melihat dirinya lebih dulu.
Ara pun mengikuti pandangannya dengan masih memandanginya hingga Ayasha memalingkan pandangannya melawan arah. “Ayasha, itu adalah sebuah nama yang dia kenalkan padaku!”, katanya berbisik kecil masih memandangi Ayasha yang semakin jauh. Selang waktu berjalan, kini Ayasha sedang duduk bersama Vik diruang kelasnya. Mereka berdua sedang belajar karna ketika bel masuk telah dibunyikan maka mereka berdua harus siap menghadapi ulangan harian.
Mereka berdua mempunyai suatu kesamaan dalam belajar. Mereka berdua jarang sekali terlihat bahkan tampak belajar seharian dirumah. Dan mereka berdua menjadikan ruang kelas disekolah merekalah tempat belajar mereka dengan serius. Kalau memang harus belajar dirumah, itupun karna terpaksa, atau sangat mendadak sekali. Dan yang terpenting adalah bila ada tugas pekerjaan rumah atau biasa dikenal dengan sebutan “PR”. Sungguh cara belajar keduanya sangat unik bukan!?
Disaat mereka berdua masih asiknya menyimak, membaca materi yang akan menjadi bahan ulangan nanti. Ayasha mengambil kesempatan untuk sejenak melihat kearah luar kelas demi melumpuhkan rasa jenuhnya dalam menatap buku. Lalu secara tiba-tiba ditemuinya siswi yang bernama Mutiara Anastasia itu ada didepan matanya sedang melihat kearah atas sembari membaca nama ruang kelasnya. Ayasha pun menjadi kaget sedikit menggebu-gebu.
Sedangkan siswi itu baru melirikkan matanya kepadanya, dan dalam sejenak mereka berdua kembali berpandangan dingin namun rasa ingin menyapa ada dikeinginan keduanya. Tanpa disadari Ayasha, Vik baru saja juga melihat ke siswi itu dengan santai. Sedangkan siswi itu yang mulai menyadarinya pun memalingkan pandangannya ke Vik. Kemudian disaat yang bersamaan, Ayasha yang baru menyadari akan memalingkan pandangannya kebelakang. Dan siswi itu mulai beranjak pergi.
Kini Ayasha telah sempurna mengalihkan pandangannya ke Vik. Karna kepada Vik lah yang ia curigai yang telah berhasil membuat siswi itu memalingkan pandangannya darinya. Kemudian dilihatnya jika Vik menjadi tersenyum masih melihat kearah yang sama. Dan itu semakin membuat Ayasha menjadi curiga sehingga kembali menatap bukunya untuk belajar tanpa melihat kearah luar kelasnya sekali lagi. Sementara Vik semakin tersenyum karna melihat Ella bersandar ditiang menunggu jam masuk.
Namun ketika dirasanya Ella akan melihat kearahnya, Vik cepat memalingkan pandangannya dengan menatap bukunya kembali melanjutkan belajarnya. Sedangkan Ella yang baru melihatnya bersama Ayasha, mulai berbisik dihatinya sambil menikmati hembusan udara diluar  ruang kelas. “Vikyar, entah rasa nyaman apa yang aku rasakan saat bersama kamu! Bahkan, saat kita bertiga sedang bersama pun, aku rasa beda sama rasa nyaman yang telah lama aku rasakan dari Ayasha!”.
Setelahnya berbisik singkat dihatinya, wajahnya pun menjadi murung, lalu menunduk sejenak tuk menutupinya.

Beberapa saat kemudian. . . .

                Pada saat jam pulang sekolah, Vik dihentikan langkahnya oleh seorang siswi dibalik dirinya yang telah memanggil namanya secara tegas. Dan kini siswi yang telah menghentikannya itu telah berada disampingnya, menghadapnya. Sedangkan Vik hanya menolehkan kepalanya kearahnya saja. “Gue Ara! Anak baru yang sudah genap tiga minggu sekolah disini!”, ia mengenalkan dirinya langsung. Vik pun menyahutnya dengan bertanya, “Sebuah alasan apa yang telah membuatmu datang menghampiriku?”.
                Mendengar sahutan juga tanya darinya itu, Ara pun langsung menceritakan apa yang telah dilakukan Ayasha kepadanya sewaktu dilapangan basket. Dan Ara mengaku kalau dirinya perlu sebuah pertanggung jawaban dari Ayasha. Karna baginya Ayasha telah sedikit memperlakukan dirinya secara tidak hormat tanpa disengaja olehnya. Vik yang sudah paham akan cerita keluhnya darinya itupun menjanjikan bahwa besok Ayasha akan bertanggung jawab untuknya. Itu janjinya pada Ara.        

mengejar “CINTA” sehari

                Esoknya, tepatnya dipagi hari diruang kelas Vik meminta Ayasha untuk bertanggung jawab atas perilakunya kepada Ara. Ketika Ayasha menanyakan alasannya, Vik menceritakan kembali apa yang telah diujar oleh Ara padanya, terkait pada permasalahan ini. Kemudian Ayasha berkata menolaknya karna baginya itu tidak perlu dilakukan. Namun Vik membujuknya dengan alasan demi membahagiakan keinginan Ara kepada Ayasha, Ayasha pun berbalik akan melakukannya namun secara terpaksa.
                Masih terikat pada jam belajar sekolah, dan saat ini adalah jam istirahat sekolah. Begitupula Vik dan Ara sudah menunggu kedatangan Ayasha ditembok belakang sekolah. Mereka berdua sedang berdiri bersama berdekatan, namun kesibukkan yang mereka lakukan berbeda. Ara memainkan ponselnya dan Vik menulis sesuatu ditembok belakang sekolah menggunakan batu. Kemudian Ara mencoba menjahilinya dengan berusaha mengambil batu ditangan Vik sambil mengejeknya.
                Lalu dengan tiba-tiba Ayasha muncul ada bersama mereka berdua tanpa disadari keduanya. Karna keduanya masih sibuk bercanda bersama. Ayasha menjadi terdiam melihat keduanya yang masih belum melihat ke dirinya yang kini mulai merasa cemburu pada keduanya, terutama pada Vik. Karna pikirnya jika Ara lebih santai bila bersama Vik dibanding bersama dirinya sendirinya. Dan kini pula Ayasha mengaku kalah pada Vik yang sudah membuat Ara menjadi tersenyum didepan matanya.
                Namun ketika akan memundurkan dirinya dua langkah, tiba-tiba ia merasa telah menabrak seseorang dibelakang dirinya sendiri. Namun ketika akan berbalik, seseorang itu lebih dulu melangkah memajukan dirinya lalu berdiam disampingnya melihat padanya pula. Dan seseorang itu adalah Ella, teman yang sudah lama menjadi sahabatnya. Mengetahui hal itu, Ayasha pun berkata dengan berbisik kecil, begitupula dengan Ella kepadanya masih berpandangan diam.
                “Sedang apa kau disini?”, tanya Ayasha padanya. Ella menjawab, “Kau lupa, kau yang mengajakku untuk bersamamu kesin?!”, ujarnya sembari mengingatkan. Sebelum Ayasha pergi menemui Vik dan Ara, ia lebih dulu mengajak Ella untuk pergi bersamanya demi meningkatkan rasa percaya dirinya menghadapi Vik dan Ara. Meskipun yang sebenarnya, Ayasha tidak sanggup melihat keduanya bercanda seperti tadi.
Dan juga Ella memilih bersembunyi dibalik tubuh Ayasha karna tidak sanggup melihat Vik yang begitu dekat dengan Ara didepan matanya. Setelah Ayasha dan Ella saling berkata dengan berbisik, juga berpandangan diam kini mulai mengalihkan pandangannya kepada Vik dan Ara. Sedangkan Vik dan Ara sudah melihat keduanya pada beberapa saat yang lalu. Pandangan Vik hanya tertuju pada Ella, dan pandangan Ara tertuju pada Ayasha dan Ella sedikit bingung.
Vik yang mulai menyadari kalau Ella baru saja memandanginya pula, ia langsung mengalihkan pandangannya kebawah melihat kearah lain. Sementara Ara mulai mengatakan sesuatu kepada Ayasha. Ara mengatakan dengan keras, tegasnya jika Ayasha harus bisa mengumpulkan tiga poin dalam menghadapi tim basket disekolahnya demi melunasi tangung jawab darinya untuknya. Ayasha pun menjadi terkejut lalu memilih mengangguk saja menerimanya disertai tatapan yang begitu lemas.      
  Mendengar permintaan dari Ara untuk Ayasha itu, Ella merasa jika Ayasha telah mendapat tekanan dari Ara. Dan Ella pun menolehkan pandangannya kepadanya sambil memanggil namanya masih dengan berbisik, “Ayashaaaa!”. Mendengar namanya dipanggil olehnya, Ayasha pun menolehkan pandangannya kepadanya juga, “Bawa aku pergi dari sini!”, perintahnya kepada Ella masih berbisik kecil. Kemudian pandangan keduanya menjadi haru lalu berpegangan tangan dan berbalik pergi bersama.

mengejar “CINTA” sehari

                Esoknya, Ayasha benar akan bertanding dengan tim basket disekolahnya meskipun dirinya mengetahui sangat sulit untuk melumpuhkan tim basket sekolahnya itu. Tim basket sekolahnya terdiri dari 6 regu, dan yang diperbolehkan memasukkan bola basket ke ring adalah kapten tim basket tersebut dan Ayasha saja. Tugas dari kelima orang lainnya hanya membantu mereka dalam menggiring bola basketnya saja. Dan peraturan permainannya itu telah diatur dari Ara langsung tanpa ada campur tangan dari siapapun.
                Kini pertandiangan pun sudah dimulai pada jam pulang sekolah, dan hampir setengah dari siswa(i) menyempatkan dirinya untuk menonton pertandingan tersebut. Begitu pula dengan Ara, Ella, dan Vik yang juga menonton berdiam dilainan arah. Sebagai poin pembuka, dihasilkan oleh kapten tim basket. Mengetahui itu, Ara berdoa dihatinya dengan menggenggam tangannya yang telah disembunyikannya dibelakang tubuhnya.
“Please shoot for me!”, kata dihatinya saat melihat Ayasha akan memasukkan bola basket ke ring. Namun yang diharapkannya telah gagal tuk yang pertama kalinya Ayasha mencoba memasukkan bola basket ke ring. Dan kini Ayasha telah tertinggal tiga poin, dan itu membuatnya semakin berusaha untuk memasukkan bola basket ke ring. Berkat usahanya itu yang terus mencoba, Ayasha berhasil mendapatkan dua poin. Hanya tinggal satu poin saja yang harus didapatkannya.
Disaat dirinya telah wajib bahkan harus mendapatkan satu poin lagi, dirinya mulai mendapatkan kesulitan yang begitu berat. Karna semakin sedikit poin yang harus ia dapatkan, semakin ketat juga permainannya. Terlebih lagi sang kapten basket disekolahnya sangat pandai mengatur formasi untuk membuatnya sulit untuk melewatinya. Dan kesulitan itupun dirasakannya saat bola basket sudah berada ditangannya  namun kebingungan harus melewati jalan mana demi memasukkan bola ke ring.
Kemudian didengarnya suara Ella yang memanggil namanya, secara spontan Ayasha pun menolehkan kepalanya mengarah ke Ella yang telah menunjukkan sebuah kotak berbentuk hati berwarna merah. Ara yang melihatnya menjadi bingung, sedangkan Vik menatap curiga sedikit amarah terhadap Ella. Usainya sejenak melihat Ella, Ayasha pun mulai berusaha untuk melewati arah  jalan yang ia pilih dengan mencoba sedikit memakai cara kapten tim basket yang pernah disaksikannya.
     Alhasil iapun berhasil memasukkan bola basket ke ring sekaligus mendapatkan tiga poin yang telah dijanjikannya pada pertandingan ini. Usainya mendapatkan keberhasilannya ia berjalan dengan melihat-lihat disekitarnya yang bertepuk tangan untuknya meratap sayu. Ella yang melihatnya pun menjadi melangkah maju tiga langkah masih memegang sebuah kotak berbentuk hati berwarna merah tersebut. Begitupula dengan Vik yang merasakannya kalau Ayasha sangat merasa lelah.
Kemudian langkahnya menjadi terhenti saat ketika melihat Ara beranjak menghampirinya. “Your fight is my fight!”, puji Ara ketika sudah berdiam dihadapannya, melihatnya haru. Dan Ayasha hanya memberinya senyuman disertai rasa kelelahan didirinya. Lalu dilihatnya ada Ella yang datang padanya sembari menunjukkan sebuah kotak berbentuk hati padanya. “Give her!”, perintahnya kepada Ella untuk memberikanya kepada Ara. Dan Ella pun langsung memberikannya pada Ara.
Sebuah kotak berbentuk hati itupun sudah berada ditangan Ara, dan ketika Ara membuka kotak tersebut terbaca isi dari kotak tersebut yang brtuliskan, “Kau ada disini, hatiku!”. Sementara teman-temannya yang masih menonton mulai menyorakinya dengan mengatakan, “Terima”, berkali-kali sambil tertawa ria. Ara pun merasa gelisah meihat-lihat teman sekitarnya yang terus menyoraki sekaligus menggodanya.
Tak mau mengulur waktu lebih lama lagi, Ara langsung menjawab, “Aku mau mencoba menjadi kekasih hatimu!”. Ayasha yang terlanjur mendengarnya pun menjadi tersenyum bahagia menatapnya tajam. Sedangkan Ara menjadi malu-malu untuk menatapnya balik karna begitu merasa bahagia. Begitupula dengan teman-teman disekitarnya yang semakin menggoda keduanya. Dan Ella yang masih menyaksikannya ikut merasa bahagia melihat keduanya namun sedang menahan gundah dihatinya.
Sebab dirinya sempat membayangkan kalau dirinya juga mengungkapkan sesuatu kepada Vik tentang perasaannya. Sementara masih dikejauhan Vik melihat mereka bertiga sedikit dingin namun tetap merasa ikut bahagia.      

Mengejar “CINTA” sehari

                Setelah beberapa bulan lamanya berjalan, masa tuk meninggalkan sekolah SMA pun benar terjadi. Ujian telah mereka lewati begitupula pada bulan-bulan sebelumnya. Dan hari ini adalah hari kelulusan bagi mereka yang telah bersekolah, mengabdi untuk belajar disekolah terfavorit dikota istimewa ini. Menurut hasil yang diterima dari departemen pendidikan, sekolah terfavorit yang telah didiami Vik, Ayasha, Ella, juga Ara menjadi sekolah yang terbaik pada tahun ini.
                Kini semua murid disekolah terfavorit tersebut sedang berbahagia sambil memainkan pilox warna-warni demi melengkapi rasa bahagia karna keberhasilannya dalam belajar. Begitupula dengan Ayasha yang mengajarkan cara menggiring bola basket kepada Ara. Mereka berdua terlihat begitu mesra. Kemudian Ayasha mencuri kesempatan dengan menyemprotkan pilox dibaju seragam Ara dibagian belakang dengan menggambarnya berupa lekungan sebuah hati.
                Ara yang sudah mengetahuinya pun menjadi tersenyum malu lalu menggenggam tangannya erat. Sementara itu, ditempat lain Vik sedang asik bermain pilox bersama teman-temannya sambil bercanda ria. Lalu tiba-tiba perhatiannya tertuju pada Ella yang sedang menggoyang-goyangkan pilox miliknya. Sedangkan Ella yang masih menggoyang-goyangkan piloxnya itu menjadi jenuh dan melemparkannya, membuangnya sembarang.
Lalu dilanjutinya dengan mengambil selembar tisu putih yang warnanya sudah sedikit usang. Tanpa disadarinya karna menikmati tisu putih tersebut dalam pandangan matanya, Vik muncul dibalik dirinya dengan melihat kepadanya secara diam-diam. Namun menjadi terkejut ketika melihat tisu putih yang masih dipegang oleh Ella. “Ya ampun? Ella?”, kata keluh kaget hatinya ketika mengetahuinya. Sementara Ella melipat tisu putih itu lalu tidak sengaja melihat Vik disampingnya.
“Bacakan lagi padaku? Apa isi tulisan pada tisu putih itu?”, perintah Vik setelah mengetahui menatap curiga padanya. Ella pun terpaksa membacakannya dengan nada suara yang terbata-bata. “Itu milikku! Sudah lama milikku itu hilang, dan sekarang aku temui milikku itu lagi sedang berada ditanganmu!?”, penjelasan Vik mengejutkannya dan Ella malah menggeleng resah. “Aku menyimpannya untukku! Karna aku terus membayangi kalau tulisan ini memang untukku!”, Ella membuka rahasianya.
Kemudian Vik mencoba menyerangnya dengan berkata, “Tidak mungkin kamu menyimpannya kalau….?, namun telah dipotong oleh Ella. Ella memotongnya dengan mengatakan, “Aku menyukai tulisan ini! Itu saja alasan kenapa, mengapa aku….?”. Vik membalas memotongnya balik dengan mengatakan, “Bahkan aku lebih menyukaimu!”, potongnya penuh ketegasan disertai tatapan kedua matanya sambil membuat gambar berupa lekungan hati dilapangan tepatnya dihadapan Ella.       
Vik memang tidak pernah terlihat mengejar Ella, dia selalu bersikap seperti biasanya setiap bersama Ella. Dan hari ini, Vik telah mengejar cinta sehari pada Ella yang telah lama menganggunya dalam soal asmara dalam satu kesempatan yang begitu mendukungnya. dan setelahnya mengambarkan lekungan hati itu, Vik pun berkata sesuatu padanya. “Biarlah aku mengejar cinta sehari saja! Sebab aku tidak mau berakhir sampai digedung sekolah ini!”, katanya sedikit merayu.
“Tetaplah bersamaku, Vik! Aku menyayangimu lebih dari seorang sahabat!”, ujarnya mengungkap perasaanya menatap penuh cinta. Disaat mereka saling berpandangan penuh kemesraan, tiba-tiba saja dihujani bunga-bunga oleh kedua sahabat mereka yaitu Ayasha dan Ara. Ayasha dan Ara begitu mengerti akan perasaan mereka berdua sehingga tak henti-hentinya mereka berdua menghujani bunga-bunga pada keduanya. Dan kemudian mereka berempat menari-nari bersama penuh keceriaan.
Sebenarnya, pada saat Ayasha dan Vik sedang belajar bersama didalam ruang kelas, yang membuat Vik tersenyum bukanlah karna kehadiran Ara tetapi karna kehadiran Ella tepat dibalik Ara yang sedang bersandar ditiang sekolah sambil menunggu jam masuk didepan ruang kelasnya. Hingga kini Ayasha tidak dapat mengetahui kebenaran akan hal itu karna dorongan dari rasa cemburu buta pada Vik yang terlanjur dicurigainya. 
Ternyata seorang siswi itu adalah Ella yang dibayangi Vik saat sedang membuat tulisan indah pada tisu putih itu dikantin sekolahnya beberapa waktu yang lalu. Dan sebenarnya juga Ella melihat saat Vik sedang membuat tulisan indahnya pada tisu putih dikantin sekolahnya. Ketika Ella melihat Vik pergi meninggalkan mejanya dikantin, saat itu pula Ella mendatangi meja Vik dikantin dan dengan diam-diam mengambil tisu putih itu lalu menyimpannya untuk dirinya sendiri. 
 Dan beginilah akhir dari kisah mereka berempat yang berujung bahagia. Meskipun ada beberapa kejadian yang sebenarnya yang terjadi secara tersembunyi, dan tidak ada diantara mereka berempat yang menceritakannya kembali. Karna mereka berempat telah berpikir, yang lalu biarlah berlalu dan kini biarlah bahagia dulu yang mereka rasakan. Sungguh perjalanan yang menarik dari mereka berempat.

Mengejar “CINTA” sehari
-selesai-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar