Selasa, 06 Oktober 2015

BHARATAYUDHAseritiga (Part 6)



                Disebuah café, Arun dan Shafaq, bersama Vin dan Poosharm sedang duduk bersama pada satu buah meja saling berhadapan dengan membentuk dua barisan. Mereka berempat akan melakukan sebuah rapat kembali, menghabiskan waktu jam libur kerja kantor mereka masing-masing. Melihat keadaan mereka yang sudah siap, Arun meletakkan dua tali terbuat dari tembaga berwarna kuning dimeja tersebut diantara mereka berempat.
Mereka bertiga yang melihat tali terbuat dari tembaga berwarna kuning itupun menjadi bertanya-tanya sambil mengamati. “Ini adalah dua buah tali terbuat dari tembaga yang harus kalian pakaikan selalu kepada Vikram dan juga Raizaa! Begitupun dengan Ashghari, Putriku! Dan juga dengan kedua Pangeranku yang sudah dewasa!”, Arun berkata memberi klunya dari maksudnya menunjukkan dua benda tersebut. Poosharm melihat kepadanya sedikit kaget akan menanyakannya.
“Dua benda ini sangat bagus, Arun! Tapi, apakah benar dua benda ini untuk kedua Putraku? Sedangkan yang kini bersamaku, hanyalah seorang Putraku saja!”. Poosharm memuji dua benda tersebut, lalu menanyakannya sambil mengingatkannya. Menatapnya penuh tanya. Sedangkan Arun baru saja melihat kepadannya.
“Putramu Vikram, sebentar lagi akan mengetahui tentang awal proses dalam kehidupannya! Dan, kau akan mendapatkan Putramu Raizaa kembali! Namun setelahnya kalian berdua, aku dan juga Shafaq harus bersiap-siap untuk menerima banyak rahasia yang belum terungkap!”. Arun memberitahukan hasil dari penerawangannya dengan melihat-lihat kemereka bertiga.
“Arun, tolong berkonsentrasilah dalam penerawanganmu! Aku yakin, semua rahasia bisa kau ketahui! Jujur saja, aku sangat bergmetar ketika mendengar perntataanmu tadi!”. Shafaq mengungkapnya dengan menatapnya sangat memohon.
“Aku sudah paham apa yang telah dikatakan Arun! Masih ada rahasia dibalik rahasia! Dan kita berempat, tidak bisa untuk mengetahuinya! Meski berulang kali kita semua berusaha tuk mengetahuinya!”. Vin menyambung dengan melihat-lihat kemereka bertiga.
“Aku bisa terima untuk itu! Asalkan, aku bisa kembali hidup bersama Putraku Raizaa! Sungguh aku sangat merindukan dia!”. Poosharm menyambungnya sambil mengutarakan rasa terimanya juga harapannya untuk segera bertemu dengan Putranya Raizaa. Berakhir menatap Vin penuh pengharapan.
Vin pun memberinya senyuman lalu teringat saat bertemu dengan Mellissa yang sudah menceritakan keadaan Putranya Raizaa. Begitupula dengan Shafaq yang juga tersenyum melihat ke Poosharm. Sedangkan Arun hanya merenung melihat-lihat kemereka bertiga masih memikirkan sebuah rahasia masih ada rahasia didalamnya. Hening pun berjalan beberapa saat kemudian.

BHARATAYUDHAseritiga

                “Tapi, ada satu yang akan aku sampaikan lagi padamu, Poosharm!”, Arun berkata kembali memecahkan keheningan diantara mereka. Dan mereka bertigapun bersama melihat ke Arun berwajahkan ingin segera mengetahui maksud dari perkataannya. “Jika kau nantinya sudah menemui Putramu Raizaa, maka peran Vikram yang masih sebagai Putramu juga akan berubah secara mengejutkan!”, sambung Arun mencengangkan mereka bertiga yang telah mendengarnya.
                “Teka-teki apalagi yang kau ujarkan kepada kami bertiga? Arun, berilah dengan kejelasan yang mudah untuk dipahami!”. Shafaq menyambung memberontak kecil, menolaknya.
                “Aku juga tidak mengerti? Aku tidak mungkin untuk menjelaskan, sedang aku benar-benar tidak mengerti dengan apa yang telah aku katakan tadi! Aku hanya merasakannya, tanpa mengetahui sebuah kejadian yang akan mendasarinya kelak!”. Arun menjelaskan dengan melihat ke Shafaq, memakai tatapan benar-benar tidak mengerti.
                “Masih ada rahasia dibalik rahasia! Mungkin itulah semboyan untuk kita berempat tentang ini!”. Vin menyambung dengan mengingatkan kembali, melihat ke Shafaq dan Arun.
                “Kembali pada pengharapanku, aku tidak hanya ingin kehilangan Putraku Raizaa saja! Tetapi aku juga tidak ingin kehilangan Putraku Vikram!”. Poosharm menyambungnya juga mengungkap kembali pengharapannya.
Arun, Shafaq, dan Vin menjadi sedikit terkejut bersama melihat kepadanya. Sementara disana, tak jauh dari keberadaan mereka berempat. Telah ada Vikram yang tadinya akan menemui mereka berempat dengan maksud ingin bersama Ayah Ibunya, namun menjadi terhenti begitu terkejut setelah mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh Poosharm. Kini Vikram menjadi terdiam seribu bahasa mengamati mereka berempat secara diam-diam yang belum menyadari keberadaannya.
“Meskipun dia dilahirkan bukan dari rahimku! Dia tetaplah menjadi anakku! Aku menyayanginya sudah seperti anakku sendiri! Dan, aku sudah terlanjur menganggapnya sebagai seorang adik dari Putraku Raizaa!”, Poosharm kembali mengungkapnya dengan melihat-lihat kemereka bertiga. Sedangkan mereka bertiga menatapnya penuh tanya tak bisa menyambungnya lagi. Begitupula dengan Vikram yang juga telah mendengarnya lagi merasa terkejut untuk kedua kalinya.
Kemudian Vikram berlangkah mundur, lalu berbalik dengan berlari kencang sedikit gentar. “Kita akhiri saja dulu rapat ini! Dan kita akan melanjutinya bila ada kesempatan lagi seperti saat ini!”, Arun berkata dari diamnya dengan langsung mengakhirinya. “Ambil tali tembaga ini, ini adalah sebuah mahkota kecil! Dimana pada titik tengahnya ada sebuah bundaran kecil menggambarkan wajah seorang bangsawan!”, Arun berkata kembali dengan memberikannya kepada Vin.
“Tapi Arun, bagaimana cara kami memakaikannya?”. Poosharm bertanya dengan mengambil satu buah mahkota kecil dari tangan Vin.
“Pakaikan mahkota kecil itu dikepalanya dengan melingkarkannya dari kening, hingga dibagian kepala belakangnya!”. Arun membagi cara memakaikannya, melihat ke Poosharm.
“Lalu, bagaimana dengan Putri kita?”. Shafaq menyambungnya dengan menanyakan cara memakaikan mahkota kecil tersebut kepada Putrinya, melihat ke Arun.
“Pakaikan saja mahkota kecil itu, dari atas kepalanya menutupi ubun-ubunnya hingga melingkar kebawah tepat dibagian kepala belakangnya!”. Arun membagi juga cara memakainya, melihat ke Shafaq.
Setelahnya mereka melakukan yang demikian, mereka semua pun kini telah kembali pada keadaan yang seperti biasa. Mereka berempat kompak dalam mengamati mahkota kecil itu dengan pada titik tengahnya ada bundaran kecil berwajahkan seorang bangsawan, beberapa buah tali yang terbuat dari tembaga itu. Dan bundaran kecil itu adalah berlian berwarna merah dimana didalamnya ada gambar wajah bangsawan.

BHARATAYUDHAseritiga 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar