“Lebih baik kau
pulang saja sekarang! Sebelum orang tuaku mengetahui keberadaanmu dikamar anak
gadisnya!”. Ashghari berkata mengusirnya halus.
“Aku hanya ingin
melihat keadaanmu saja! Setelah siang tadi, aku melihatmu seperti menahan
kesakitan….?”. Belum sepenuhnya Raizaa mengujarnya dengan melihat kedua
kakinya, Ashghari langsung memotongnya.
“Cukup! Gak usah
pake sapaan aku, kau, saya, atau anda! Lo gak usah sok care deh!”. Ashghari
menghakiminya menajamkan melihat jahat. Raizaa baru saja melihat kepadanya
biasa.
Mereka berduapun
kini menjadi saling bertatapan dingin. Namun ketika Raizaa akan berbalik
melangkah menuju jendela untuk keluar meninggalkan, tiba-tiba menjadi terhenti
saat mendengar suara gemuruh petir kemudian menurunkan hujan sangat deras.
Begitupula dengan Ashghari yang juga mendengarnya setengah terkejut mengusik
ketenangan dirinya. “Mengapa badai harus datang, disaat aku menyuruhmu untuk
pulang!”, Ashghari berkata mengeluhkan melihat kejendela.
Raizaa menunduk
lemas tak bisa membalas perkataan darinya. Sedangkan Ashghari menurunkan
kakinya dari kursi tersebut berniat akan menutup jendela kamarnya sendiri.
Namun ketika akan melewati Raizaa yang masih menunduk lemas, mendadak Ashghari
kehilangan keseimbangannya lagi. Dan Ashghari kembali terselamatkan dari
jatuhnya karna Raizaa cepat menolonganya dengan menangkapnya.
“Aku terjatuh
lagi! Keseimbanganku terganggu lagi! Dan ini semua karna kau! Eeeemb, maksud
gue semua ini karna lo! Lo sama sekali gak hargain gue siang tadi!”. Asghari
berkata mengeluh masih menghakiminya, menatapnya sedikit kebencian.
“Maaf, gue gak
tau kalo pada akhirnya lo bakal seperti ini!”. Raizaa berkata meminta maaf
melihatnya penuh rasa bersalah.
Kemudian mereka saling bertatapan kembali dengan
Raizaa berusaha untuk membangunkannya kembali dengan berdiri dari jatuhnya.
Lalu Raizaa beralih menutup rapat jendela kamarnya dan akan berkata kembali.
“Bolehkah aku untuk tidur disini semalam! Aku akan tidur dikursi sofa ini! Dan
aku janji, aku akan pulang sebelum ayam berkokok!”, Raizaa berkata memohon
dengan melihatnya kembali. Ashghari hanya mengangguk mempersilahkan kepadanya.
Raizaa pun menjadi tersenyum bahagia lalu beralih
kekursi sofa tersebut dengan langsung berbaring menutup kedua matanya untuk
tidur. Sedangkan Ashghari baru saja berbalik beralih ketempat tidurnya untuk
tidur juga. Dan malam ini pun mereka lewati bersama dalam kelelapan yang begitu
damai.
Sementara pada pagi harinya. . . .
Jam alaramnya pun
berbunyi, dan Ashghari terbangun dari tidurnya dengan melihat kearah dimana tempat
Raizaa telah tertidur dikamarnya tepatnya dikursi sofanya. Kemudian menjadi
tersenyum saat mengetahui kalau Raizaa benar menepati janjinya. Dan kinipun
Ashghari membangunkan dirinya akan bersiap-siap untuk bersekolah.
BHARATAYUDHAseritiga
Vikram, ia masih
bertanya-tanya terhadap seorang siswi yang sempat ditemuinya pada hari kemarin.
Dan iapun kini akan membaginya dengan Ibundanya dikantor tempat Ibundanya
bekerja. Dan mereka berdua kini telah berada dicafe masih dikantor tersebut
dengan duduk berhadapan saling berpandangan.
“Ibunda, kemarin
aku tidak sengaja bertemu dengan seorang siswi! Dia berkata jika aku seperti
keturunan dari bangsawan, setelahnya dia mengamati penghias dikepalaku ini?”.
Vikram memulainya, langsung membaginya tanpa basa-basi.
“Apa kau sudah
mengetahui nama seorang siswi tersebut?”. Poosharm bertanya. Vikram menggeleng.
“Aku hanya
mengenalkan namaku saja, Ibunda! Tanpa dia mengenalkan balik namanya sendiri!”.
Vikram membaginya kembali menyampaikan keluhannya.
“Lantas, apa yang
membuatmu menjadi bertanya-tanya seperti ini!”. Poosharm bertanya dengan
menatapnya sambil mengamati.
“Aku merasa, jika
dia lebih bangsawan daripada diriku sendiri, Ibunda! Sebab aku melihat dia juga
memakai penghias kepala yang sama!”. Vikram menjelaskan alasan dari rasa
bertanya-tanya dalam dirinya.
“Kau memang
keturunan dari bangsawan, Vikram! Ayahmu dulu adalah seorang Pangeran, dan juga
sudah mejadi seorang Raja dimasa kehidupannya dulu!”. Poosharm menjelaskannya
sedikit memberi keterangan tentang jati diri Ayahnya, Vin.
“Jadi, apakah
memang benar yang telah dkatakan oleh siswi itu?”. Vikram bertanya kembali
semakin ingin mengetahui. Poosharm tersenyum mengangguk.
“Perlu kau
ketahui, Vikram! Jika didunia ini ada dua orang keturunan bangsawan! Yaitu
dirimu dan seorang gadis! Suatu hari, Ibunda akan membawamu kepadanya! Karna
seorang gadis itu adalah anak kandung dari teman baik Ibunda juga Ayahanda!”.
Poosharm berkata sambil merencanakannya.
“Baiklah Ibunda,
aku permisi dulu karna jadwal belajar home schooling segera tiba! Selamat bekerja
kembali Ibunda!”. Vikram mengatakan permisi untuk pulang dengan berdiri
memberinya senyuman manja.
Poosharm yang
melihat kesopanan Putranya pun ikut memberi senyuman kepadanya, membalas
senyumannya. Dan kini mereka berdua terpisah saat Vikram sudah berbalik
beranjak pergi meninggalkan.
Sementara ditempat lain. . . .
Raj, ia sedang
berdiri santai dilapangan basket melihat para siswanya memainkan bola basket
dengan lincahnya. Kemudian ia terpandang pada sosok Ashghari dikejauhan
disekitar lapangan basket tersebut. Telah dilihatnya, Ashghari begitu ceria
bermain bersama teman-temannya. Dan tiba-tiba saja ia melihat ada pancaran
cahaya berwarna merah menyinari fisik Ashghari. Raj pun menjadi terkejut
kemudian berbalik memalingkan pandangannya.
“Astaga, apa yang
sedang kulihat tad!”, keluhannya bertanya-tanya setelah melihat yang demikian.
Kemudian berbalik melihat ke Ashghari lagi, “Pancaran cahaya merah itu sudah
tidak terlihat lagi!”, keluhannya yang kedua sedikit kelegaan dibenaknya.
Sedangkan Ashghari yang masih sedang bermain bersama teman-temannya seperti
merasakan ada yang menyetrum dirinya. Namun itu tidak dipikirkannya tetapi
malah melalukannya karna ketidak pekaannya.
BHARATAYUDHAseritiga
Beberapa saat
telah berlalu, dan kini Ashghari kembali menggunakan kendaraan Taxi untuk
pulang kerumahnya. Karna selama beberapa hari kedepan Ayahnya tidak bisa
menjemputnya seperti biasa karna banyak tawaran pekerjaan. Setibanya
dirumahnya, Ashghari dihentikan oleh Ibunya saat akan menaiki tangga menuju
kamarnya. Dan kinipun mereka berdua saling berpandangan, juga berhadapan sangat
dekat.
“Selamat siang
Ibu Shafaq!”. Ashghari memberi salam.
“Selamat siang juga
Putriku Ashghari! Sebelum kau menaiki tangga menuju kamarmu, Ibu mau meminta
suatu penjelasan lebih dulu darimu!”. Shafaq masih menghentikannya, menatap
tegas. Ashghari mengangguk menatap biasa. “Kau sedang bermalam dengan siapa
pada malam tadi, Putriku?”. Tanyanya mengejutkan Ashghari seketika.
“A, aku….?”.
belum sempat Ashghari akan menjelaskan. Shafaq langsung memotongnya dengan
amarahnya.
“Bassss (cukup)!!!!
Kuch na kahe (jangan katakan sesuatu)!!!!! Ibu sungguh amat terkejut saat
menemukan sebuah tangga dibawah jendela kamarmu! Dan Ibu juga tidak sengaja
menemukan Jacket yang masih menggantung dijendela kamarmu, tepatnya disamping
sebuah tangga tersebut!”. Shafaq meluapkan emosinya, membentaknya keras lalu
bernada kecil dengan mengingat masa lalunya bersama Pangeran Bheeshma saat
bermalam bersamanya pada masa kehidupannya dulu.
“Kemarin, hujan
sangat deras Ibu! Dia terpaksa tidur dikamarku, dia tidur dikursi sofa! Karna,
dia datang kekamarku hanya ingin melihat keadaanku yang mengeluhkan sakit pada sendi-sendi
dikakiku!”. Ashghari baru bisa menjelaskannya dengan rasa was-was.
“Baasssssss
(cukup)!!!!! Sudah cukup!!!!! Kau kembalikan saja Jacket itu kepadanya!!!!!”.
Shafaq berkata membentaknya keras lalu berbalik meninggalkannya. Sedangkan Ashghari
masih melihatnya diam sedikit bergemetar.
Setelah
perdebatan itu terjadi, kini Ashghari sudah berada dikamarnya dengan memegang
jacket yang dimaksud oleh ibunya tadi. Dirinya merasa sedih masih bergemetar,
lalu memegang erat jacket tersebut. “Kemana harus ku cari? Dimana harus ku
tunggu? Aku sama sekali tidak memiliki kontaknya!”, keluhannya ketika menyadari
kalau dirinya dengan Raizaa hanya bertemu tanpa bertukar nomor handphone dan
sebagainya.
Esoknya, Ashghari
pergi menuju kesuatu tempat usainya pulang sekolah. Ia sedang berusaha untuk
cepat sampai kesekolah diamana Raizaa bersekolah. Dan sesampainya disana, Ashghari
tidak menemukan Raizaa melainkan menumukan seorang siswa yang merupakan teman
baik Raizaa. Dan kini telah didengarnya jika Raizaa sudah pulang lebih dulu
dijemput oleh mama kesayangannya dari teman baik Raizaa itu.
Ashghari pun
mengangguk dengan memberi senyuman mengucapkan “Terima kasih” kepada teman baik
Raizaa itu lalu memasuki kendaraan mobil Taxinya lagi untuk segera pulang
kerumahnya.
BHARATAYUDHAseritiga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar