Raizaa
sedang duduk dipagar depan sekolah bersama teman baiknya menikmati suasana pada
jam pulang sekolahnya. Mereka duduk bersebelahan sambil melihat-lihat keadaan
sekitar dan akan berbicara.
“Aror,
tumben lo ganjen sama cewe! Bukannya lo masih gak bisa move on sama yang
dulu!”. Raizaa memulai topik pembicaraan.
“Gue
butuh waktu buat move on! Lo kan tau rasa gue dalem bingits sama yang dulu!
Tapi sayangnya dia terlalu posesif sama gue makanya gue akhiri aja cerita gue
sama dia!”. Teman baiknya menjawabnya dengan mengulang.
“Sebenarnya,
lo rela gak sih kalo gue one step closer sama someone!”. Raizaa bertanya ingin
mengetahuinya.
“Ya
terserah elo lah! Yang penting lo jangan deketin orang yang bikin gue gak bisa
move on!”. Teman baiknya menjawabnya dengan polos.
“Lo
masih ingat dengan nama lo?”. Raizaa bertanya kembali berbahasa drama dengan
menolehkan kepalanya ke teman baiknya, begitupun dengan teman baiknya kepadanya.
Dan mereka berdua kini saling berpandangan.
“Ya,
nama gue Arora Poor lah!”. Teman baiknya menjawab dengan melihat santai
padanya.
“Kemarin
lo abis tukeran nomor sama siapa?”. Raizaa kembali bertanya, Aror teman baiknya
mendadak terdiam. “Kenapa lo jadi terdiam?”, tanyanya lagi. Arora menggeleng.
“Gue udah baik sama elo, dan elo harus baik juga sama gue!”, Raizaa berkata
yang terakhir dengan menasehatinya.
“Gue
minta nomornya dia, dengan berniat gue akan share nomor dia ke elo! Gue gak ada
maksud lain selain itu mah!”. Aror berkata dengan kejujurannya.
Kemudian
Aror turun dari duduknya dari pagar sekolah dengan berdiri, begitupula dengan
Raizaa secara reflek. “Ada tempat yang indah buat elo! Ikutin saja gue dan
jangan banyak bertanya!”, Aror berkata dengan mengajaknya untuk pergi kesuatu
tempat bersamanya. Dan merekapun mulai beralih dari tempat tersebut akan segera
menuju kesuatu tempat yang indah seperti apa yang telah dikatakan oleh Aror.
Sementara
ditempat lain, Ashghari sedang mengunjungi sebuah taman penuh bunga yang
mengadakan festival bunga. Dihari festival, bunga-bunga ditaman tersebut
dihiasi hingga terlihat begitu cantik. Begitupun dengan pohon-pohon besar
didalamnya. Ada yang menggantungkan rangkaiian bunga tujuh warna beberapa buah
disetiap bagian rantingnya, ada pula yang menggantungkan sebuah Ayunan
sederhana dengan tali Ayunan tersebut yang merupakan akar dari pohon yang sudah
dirangkai.
Dan
kini Ashghari pun telah berada dibagian pohon besar yang ada rangkaiian bunga
menggantung disetiap rantingnya. Kemudian ia memegang rangkaian bunga tersebut
lalu menari-nari dengan indahnya sambil menikmati suasana. Tidak hanya Ashghari
yang menari-nari seperti itu, orang-orang yang juga mengunjungi tempat tersebut
pun ikut menari-nari setelah melihatnya yang masih menari-nari seakan tak
peduli dengan keadaan sekitar yang kadang terdiam terpesona karnanya.
Sementara
ditempat lain pula masih ditaman tersebut, terlihat Raizaa sedang selfie
bersama teman baiknya Aror disebuah pohon yang ada sebuah ayunan sederhana.
Mereka berdua kini sedang asyik selfie bersama memakai berbagai macam mimik
wajah sesuai keinginan mereka berdua. Usainya melakukan selfie bersama, mereka
berdua beralih untuk berjalan santai menikmati pemandangan yang begitu cantik
disekelilingnya.
Namun secara tiba-tiba Aror
menjadi terhenti saat selangkah didepan Raizaa, sedangkan Raizaa baru berhenti
dua langkah didepannya ketika melewatinya dan juga merasa heran seketika
melihat Aror yang tiba-tiba menjadi berhenti. “Sesuatu yang menjadi alasanku membawamu
kesini, adalah dia, didepan kita dikejauhan sana!”, Aror mengatakannya dengan
mengisyaratkan matanya ke Raizaa untuk melihat apa yang telah dilihatnya.
Raizaa yang melihatnya dan sudah mengerti pun mengikutinya.
Tiba-tiba Raizaa merasa terkejut
karna apa yang diisyaratkan teman baiknya itu adalah Ashghari yang sedang menari-nari
mengelilingi kumpulan bunga-bunga yang formasinya membentuk lingkaran bersama
beberapa orang pengunjung ditaman tersebut.
BHARATAYUDHAseritiga
Raizaa
yang pandangannya masih tertuju pada Ashghari, tiba-tiba menolehkan kepalanya
setengah kesamping kanannya dengan melirikkan kedua matanya kebawah tertuju
pada keadaan dibelakangnya. “Gue pulang dulu! Gue butuh waktu untuk sendiri
dulu sekarang!”, teman karibnya itu berbisik pelan dibalik samping kanannya
melihat kepadanya.
“Gue
tau lo gak rela membiarkan gue menikmati pemandangan indah ini yang sudah lo
rencanain buat gue seorang!”. Raizaa berkeluh tidak tega terhadapnya.
“Gue
lebih gak rela kalo lo bernasib sama seperti gue! Gue tau lo sedang merindukan
dia! Dan saat ini lo harus bahagia! Kejar dia dan buat diri lo ada bersama dia!
Jangan seperti gue yang hanya sebatang kara karna berpisah dengan yang dulu!”.
Aror berkata menasehatinya sambil membandingkan dirinya sendiri dengannya.
Sementara Raizaa hanya diam merasakan tepukkannya lalu melihat kembali ke
Ashghari dengan menegakkan kembali kepalanya.
Beberapa saat kemudian. . . .
Ashghari
sedang bersantai dengan duduk disebuah pohon besar yang ada sebuah ayunan
sederhana. Ia begitu menikmatinya meskipun hanya seorang diri. Sementara
dibelakangnya ada sosok Raizaa yang perlahan mendekatinya Lalu membungkukkan
tubuhnya kedepan dengan mendekatkan wajahnya disamping wajah Ashghari melihat
lurus kedepan sambil berkata, “Bunga berpasangan dengan kumbang! Dan kau, hanya
ibarat sebuah bunga yang sudah gugur dan menyendiri disini!”.
Ashghari
yang terlanjur mendenngar kata bisikkannya itupun melirikkan kedua matanya
kepadanya masih meluruskan kepalanya kedepan. Kemudian angin berhembus kencang
menyapa keduanya hingga menggugurkan bunga asoka yang sengaja dkembang biakkan
pada setiap ranting pohon tersebut. Dan Ashghari melirikkan kedua matanya
keatas begitupula dengan Raizaa. Mereka berdua begitu menikmati hembusan angin
yang telah menggugurkan bunga asoka menghujani mereka.
Dengan terbawa oleh suasana mereka
berdua bersama menutup kedua matanya secara bersamaan beberapa saat tanpa
diketahui oleh keduanya. Kemudian dengan tiba-tiba Raizaa secara reflek
merangkul Ashghari dari belakang karna merasa terkejut kecil saat merasakan
hilang keseimbangan dan akan membuatnya hampir terjatuh. Sedangkan Ashghari
yang merasakan melepaskan tangan Raizaa lalu berdiri berbalik menghadap Raizaa,
begitupula dengan Raizaa.
“Cukup
sebuah ayunan sederhana ini sebagai garis pembatas antara kita berdua!”.
Ashghari memberi kata penolakan, menatap sinish berniat akan menjahilinya.
Raizaa memundurkan dirinya tiga langkah sedikit menjauhi memakai tatapan pasrah
kemudian berbalik membelakangi, berdiam ditempat.
“Raizaa, apa kau merindukan untuk bersamaku lagi?
Kalau tidak, mana mungkin kau bersikap seperti itu!”, Ashghari kembali berkata
dengan senyuman.
Kemudian
Ashghari meniadakan senyumannya saat Raizaa membalikkan setengah tubuhnya
kekanan melihat kepadanya. “Ada saatnya aku merasakan itu!”, Raizaa membalas
bernada lemas mendesahkan. Lalu menyambungnya didalam hati, “Tepatnya lagi pada
saat ini!”, dengan memalingkan wajahnya dari Ashghari dan membelakanginya
kembali mulai beranjak pergi meninggalkan. Sementara Ashghari merasa luluh
dihatinya saat melihatnya yang sudah berkata lagi meskipun kini sudah pergi.
Kemudian
Ashghari melihat keadaan bunga asoka diatasnya sambil meratapinya yang telah
gugur bersamaan tadi karna hembusan angin yang sedikit kencang.
BHARATAYUDHAseritiga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar