Sabtu, 10 Oktober 2015

BHARATAYUDHAseritiga (Part 16)



                Raizaa sedang duduk dipagar depan sekolah bersama teman baiknya menikmati suasana pada jam pulang sekolahnya. Mereka duduk bersebelahan sambil melihat-lihat keadaan sekitar dan akan berbicara.
                “Aror, tumben lo ganjen sama cewe! Bukannya lo masih gak bisa move on sama yang dulu!”. Raizaa memulai topik pembicaraan.
                “Gue butuh waktu buat move on! Lo kan tau rasa gue dalem bingits sama yang dulu! Tapi sayangnya dia terlalu posesif sama gue makanya gue akhiri aja cerita gue sama dia!”. Teman baiknya menjawabnya dengan mengulang.
                “Sebenarnya, lo rela gak sih kalo gue one step closer sama someone!”. Raizaa bertanya ingin mengetahuinya.
                “Ya terserah elo lah! Yang penting lo jangan deketin orang yang bikin gue gak bisa move on!”. Teman baiknya menjawabnya dengan polos.
                “Lo masih ingat dengan nama lo?”. Raizaa bertanya kembali berbahasa drama dengan menolehkan kepalanya ke teman baiknya, begitupun dengan teman baiknya kepadanya. Dan mereka berdua kini saling berpandangan.
                “Ya, nama gue Arora Poor lah!”. Teman baiknya menjawab dengan melihat santai padanya.
                “Kemarin lo abis tukeran nomor sama siapa?”. Raizaa kembali bertanya, Aror teman baiknya mendadak terdiam. “Kenapa lo jadi terdiam?”, tanyanya lagi. Arora menggeleng. “Gue udah baik sama elo, dan elo harus baik juga sama gue!”, Raizaa berkata yang terakhir dengan menasehatinya.
                “Gue minta nomornya dia, dengan berniat gue akan share nomor dia ke elo! Gue gak ada maksud lain selain itu mah!”. Aror berkata dengan kejujurannya.
                Kemudian Aror turun dari duduknya dari pagar sekolah dengan berdiri, begitupula dengan Raizaa secara reflek. “Ada tempat yang indah buat elo! Ikutin saja gue dan jangan banyak bertanya!”, Aror berkata dengan mengajaknya untuk pergi kesuatu tempat bersamanya. Dan merekapun mulai beralih dari tempat tersebut akan segera menuju kesuatu tempat yang indah seperti apa yang telah dikatakan oleh Aror.
                Sementara ditempat lain, Ashghari sedang mengunjungi sebuah taman penuh bunga yang mengadakan festival bunga. Dihari festival, bunga-bunga ditaman tersebut dihiasi hingga terlihat begitu cantik. Begitupun dengan pohon-pohon besar didalamnya. Ada yang menggantungkan rangkaiian bunga tujuh warna beberapa buah disetiap bagian rantingnya, ada pula yang menggantungkan sebuah Ayunan sederhana dengan tali Ayunan tersebut yang merupakan akar dari pohon yang sudah dirangkai.
                Dan kini Ashghari pun telah berada dibagian pohon besar yang ada rangkaiian bunga menggantung disetiap rantingnya. Kemudian ia memegang rangkaian bunga tersebut lalu menari-nari dengan indahnya sambil menikmati suasana. Tidak hanya Ashghari yang menari-nari seperti itu, orang-orang yang juga mengunjungi tempat tersebut pun ikut menari-nari setelah melihatnya yang masih menari-nari seakan tak peduli dengan keadaan sekitar yang kadang terdiam terpesona karnanya.
                Sementara ditempat lain pula masih ditaman tersebut, terlihat Raizaa sedang selfie bersama teman baiknya Aror disebuah pohon yang ada sebuah ayunan sederhana. Mereka berdua kini sedang asyik selfie bersama memakai berbagai macam mimik wajah sesuai keinginan mereka berdua. Usainya melakukan selfie bersama, mereka berdua beralih untuk berjalan santai menikmati pemandangan yang begitu cantik disekelilingnya.
Namun secara tiba-tiba Aror menjadi terhenti saat selangkah didepan Raizaa, sedangkan Raizaa baru berhenti dua langkah didepannya ketika melewatinya dan juga merasa heran seketika melihat Aror yang tiba-tiba menjadi berhenti. “Sesuatu yang menjadi alasanku membawamu kesini, adalah dia, didepan kita dikejauhan sana!”, Aror mengatakannya dengan mengisyaratkan matanya ke Raizaa untuk melihat apa yang telah dilihatnya. Raizaa yang melihatnya dan sudah mengerti pun mengikutinya.
Tiba-tiba Raizaa merasa terkejut karna apa yang diisyaratkan teman baiknya itu adalah Ashghari yang sedang menari-nari mengelilingi kumpulan bunga-bunga yang formasinya membentuk lingkaran bersama beberapa orang pengunjung ditaman tersebut.

BHARATAYUDHAseritiga

                Raizaa yang pandangannya masih tertuju pada Ashghari, tiba-tiba menolehkan kepalanya setengah kesamping kanannya dengan melirikkan kedua matanya kebawah tertuju pada keadaan dibelakangnya. “Gue pulang dulu! Gue butuh waktu untuk sendiri dulu sekarang!”, teman karibnya itu berbisik pelan dibalik samping kanannya melihat kepadanya.
                “Gue tau lo gak rela membiarkan gue menikmati pemandangan indah ini yang sudah lo rencanain buat gue seorang!”. Raizaa berkeluh tidak tega terhadapnya.
                “Gue lebih gak rela kalo lo bernasib sama seperti gue! Gue tau lo sedang merindukan dia! Dan saat ini lo harus bahagia! Kejar dia dan buat diri lo ada bersama dia! Jangan seperti gue yang hanya sebatang kara karna berpisah dengan yang dulu!”. Aror berkata menasehatinya sambil membandingkan dirinya sendiri dengannya. Sementara Raizaa hanya diam merasakan tepukkannya lalu melihat kembali ke Ashghari dengan menegakkan kembali kepalanya.

Beberapa saat kemudian. . . .

                Ashghari sedang bersantai dengan duduk disebuah pohon besar yang ada sebuah ayunan sederhana. Ia begitu menikmatinya meskipun hanya seorang diri. Sementara dibelakangnya ada sosok Raizaa yang perlahan mendekatinya Lalu membungkukkan tubuhnya kedepan dengan mendekatkan wajahnya disamping wajah Ashghari melihat lurus kedepan sambil berkata, “Bunga berpasangan dengan kumbang! Dan kau, hanya ibarat sebuah bunga yang sudah gugur dan menyendiri disini!”.
                Ashghari yang terlanjur mendenngar kata bisikkannya itupun melirikkan kedua matanya kepadanya masih meluruskan kepalanya kedepan. Kemudian angin berhembus kencang menyapa keduanya hingga menggugurkan bunga asoka yang sengaja dkembang biakkan pada setiap ranting pohon tersebut. Dan Ashghari melirikkan kedua matanya keatas begitupula dengan Raizaa. Mereka berdua begitu menikmati hembusan angin yang telah menggugurkan bunga asoka menghujani mereka.
Dengan terbawa oleh suasana mereka berdua bersama menutup kedua matanya secara bersamaan beberapa saat tanpa diketahui oleh keduanya. Kemudian dengan tiba-tiba Raizaa secara reflek merangkul Ashghari dari belakang karna merasa terkejut kecil saat merasakan hilang keseimbangan dan akan membuatnya hampir terjatuh. Sedangkan Ashghari yang merasakan melepaskan tangan Raizaa lalu berdiri berbalik menghadap Raizaa, begitupula dengan Raizaa.
                “Cukup sebuah ayunan sederhana ini sebagai garis pembatas antara kita berdua!”. Ashghari memberi kata penolakan, menatap sinish berniat akan menjahilinya. Raizaa memundurkan dirinya tiga langkah sedikit menjauhi memakai tatapan pasrah kemudian berbalik membelakangi, berdiam ditempat.
“Raizaa, apa kau merindukan untuk bersamaku lagi? Kalau tidak, mana mungkin kau bersikap seperti itu!”, Ashghari kembali berkata dengan senyuman.
                Kemudian Ashghari meniadakan senyumannya saat Raizaa membalikkan setengah tubuhnya kekanan melihat kepadanya. “Ada saatnya aku merasakan itu!”, Raizaa membalas bernada lemas mendesahkan. Lalu menyambungnya didalam hati, “Tepatnya lagi pada saat ini!”, dengan memalingkan wajahnya dari Ashghari dan membelakanginya kembali mulai beranjak pergi meninggalkan. Sementara Ashghari merasa luluh dihatinya saat melihatnya yang sudah berkata lagi meskipun kini sudah pergi.
                Kemudian Ashghari melihat keadaan bunga asoka diatasnya sambil meratapinya yang telah gugur bersamaan tadi karna hembusan angin yang sedikit kencang.

BHARATAYUDHAseritiga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar