Sabtu, 10 Oktober 2015

BHARATAYUDHAseritiga (Part 18)



Pada malam harinya. . . .

                Arun dan Shafaq berada disebuah restaurant merayakan anniversary pernikahan mereka. Shafaq begitu cantik nan anggun layaknya seorang Putri dari Kayangan mengenakan Gaun khas India lengkap dengan kain sarinya berwarna merah maroon. Begitupula dengan Arun juga tampak lebih tampan layaknya seorang Pangeran dari Kayangan mengenakan baju Khas India berwarna merah maroon, berpasangan dengan Gaun Khas India yang dikenakan Shafaq.
                Mereka kini sedang berada diballroom direstaurant itu sedang menikmati hidangan makanan yang telah mereka pesan. Usainya menikmati hidangan makanan mereka, merekapun kini beralih untuk berdansa bersama seperti pada pengunjung lainnya yang sudah berdansa lebih dulu. Disaatnya Arun sedang membimbing Shafaq berdansa dengan lembutnya, Arun ikut menyanyikan sebuah lagu yang menjadi back song dari music dansa mereka berdua dengan yang lainnya.
                “Menarilah bersamaku! Dengan bintang-bintang! Sambutlah diriku, untuk memeeeeeeeeelukmu!”. Arun menyanyikannya masih berdansa lembut menatap kedua mata Shafaq tajam namun menggambarkan kesungguhan.
                “Ku ingin jalani bersamamu! Coba dengan sepenuh hati! Kuingin jujur apa adanya!”. Shafaq menyambung menyanyikannya juga menatap bahagia menggambarkan keromantisan.             
                Arun menjadi tersenyum malu karnanya, kemudian mereka berdua bersama menyanyikannya lagi. “Dari Hatiiii! Dari hatiiiii!”, mereka berdua menyanyikannya dari hati mereka masing-masing juga dengan tatapan mereka berdua menggambarkan kesungguhan dan begitu romantis.

Sementara ditempat lain. . . .

                Ashghari sedang dalam perjalanan pulang menggunakan kendaraan Taxi setelahnya melakukan kegiatan belajar kelompok dirumah salah-satu teman kelasnya. Namun disaat masih dalam perjalanan, mendadak kendaraan Taxi yang sedang ditumpanginya mogok dipinggir jalan. Ashghari pun terpaksa keluar dari dalam kendaraan Taxi tersebut karna sang supir akan membetulkan keadaan mesinnya yang rusak. Dan mau tidak mau Ashghari terpaksa menunggu kendaraan Taxi lainnya datang didepannya.
                “Udah malam begini, jarang banget Taxi lewat didaerah ini!”, keluhnya dihati sambil melihat-lihat disekelilingnya. Tak berapa lama dirinya berkeluh kesah, tiba-tiba saja ada sebuah motor yang sengaja berhenti disamping kanannya. Ashghari pun melihat kepemilik motor yang telah berhenti disampingnya itu. Dan pemilik motor itu membuka kaca pada helmnya dari menutupi wajahnya. “Raizaa?”, Ashghari berkata spontan bertanya-tanya.
Sedangkan Raizaa hanya tersenyum sambil memandanginya. “Selamat malam sebagai penumpang yang sudah terlantar!”. Raizaa menyapanya sambil mengejek.
                “Siapa?”. Ashghari bertanya belum menyadari.
                “Elo lah! Sini gue anterin pulang! Tapi ada beberapa syarat yang harus lo kerjain buat gue!”. Raizaa berkata dengan menawarkan dirinya, Ashghari menatapnya mendesah. “Sebelum lo pulang kerumah, lo harus kerumah gue! Karna ada PR matematika yang males gue kerjain sendiri! Lo harus bantuin gue dengan ikut bersama gue kerumah!”. Raizaa memberitahukan syaratnya. Dan Ashghari hanya menatapnya lalu beralih duduk dimotornya bersamanya.
                Raizaa yang sudah melihat sikapnya langsung menancapkan gas motornya, berjalan mengendarainya meninggalkan tempat tersebut. Didalam perjalanan, angin berhembus kencang menyertai keduanya, dan Ashghari sesekali tak sengaja memeluk Raizaa karna terkadang Raizaa mengerem secara mendadak saat lampu merah atau ada kendaraan lain didepannya yang berlalu lalang semaunya saja.

BHARATAYUDHAseritiga

                Setelah beberapa saat berlalu, kini Raizaa dan Ashghari sudah tiba dirumah Raizaa dan berada dikamarnya. Mereka berdua baru saja akan memulai untuk mengerjakan PR bersama. Dengan Raizaa yang menulis dan Ashghari yang membantunya untuk menghitung. Keduanya terlihat kompak saat bersama mengerjakan PR tersebut tanpa disadari keduanya. Saat ketika akan mengerjakan soal nomor tiga, Raizaa meminta izin kebawah untuk mengambil minum dan makanan kecil.
                Dan Ashghari mempersilahkannya meskipun dirinya harus mengerjakan PR dari Raizaa seorang diri dulu. Tak beberapa lama kemudian, Raizaa pun datang kembali kepadanya dengan membawakan makanan nasi goring bersama minuman jus mangga untuknya dan untuk dirinya. “Kita dinner dulu sekarang! Udahan dulu aja belajarnya!”. Perintah Raizaa memberi perhatian. Dan mereka berdua kini dinner bersama sambil menonton film kartun dengan duduk bersebelahan.
                Setelah beberapa saat kemudian mereka dinner bersama, Raizaa berhenti dari makannya akan berpamitan untuk keluar sebentar menjemput Mamahnya disuatu tempat. “Gue pergi lagi yah! Sudah waktunya jemput Mamah gue sekarang!”, pamitnya berbahasa lembut menatap Ashghari. Dan Ashghari hanya tersenyum mengangguk melihat kepadanya.

Selang waktu berjalan. . . .

                Usainya menjemput mamahnya, Raizaa kini pun akan memasuki kamarnya. Namun ketika baru saja memasuki kamarnya dengan menutup kembali pintu kamarnya, telah ditemuinya Ashghari sudah tertidur dilantai. Dengan cepat Raizaa menghampirinya lalu mengangkat tubuhnya, menggendongnya akan menidurkannya dikasur tempat tidurnya. “Ini sisi kanan tempat tidurku!”, bisiknya setelah baru menyadari akan menidurkan Ashghari disisi kanan tempat tidurnya.
                Kemudian Raizaa menaiki tempat tidurnya berjalan pelan kesisi kirinya lalu menidurkan Ashghari dengan kehati-hatiannya. Usainya menidurkannya, Raizaa pun memasangkan selimut menutupi tubuh darinya agar tidak kedinginan. Namun ketika akan baru saja membalikkan tubuhnya darinya akan beralih ketempat lain, tiba-tiba dirinya terjatuh dengan terbaring disisi kanan tubuh Ashghari kemudian tertidur seketika. Dan kini mereka tertidur dalam keadaan yang sedikit mesra tanpa disadari keduanya.
                 Malampun cepat berlalu, dan Pagi mulai menyapa menunjukkan pukul lima pagi. Keadaan tidur mereka kini terlihat Ashghari sedang merangkul Raizaa tepatnya didaerah leher Raizaa, seperti mendekapnya dalam kedinginan. Begitupula selimut yang tak sengaja telah menyelimuti keduanya, karna Raizaa dalam lelapnya telah menyelimuti dirinya sendiri yang didahulukannya dengan menyelimuti tubuh Ashghari ketika masih sadarnya.
                Sementara pada posisi tangannya berada diluar selimutnya dengan berada diatas perutnya sendiri. Beberapa saat kemudian, Raizaa pun terbangun dari tidurnya dengan membuka pelan kedua matanya melihat keadaan sekitarnya. Lalu disadarinya jika dirinya sedang berada dalam dekapan Ashghari yang masih terlelap dalam tidurnya. “Seorang remaja seperti diriku, tidak akan pernah merasakan tidur dalam dekapan seperti ini”, bisiknya kecil setelah menyadari juga merasakannya.
                Kemudian melepaskan tangan Ashghari yang mendekapnya pelan sambil membangunkan dirinya. Lalu melihat kembali ke Ashghari yang baru saja terbangun dari tidurnya.
                “Apa yang terjadi?”. Tanya Ashghari setelah baru saja terbangun dari tidurnya melihat Raizaa yang masih melihat padanya. Raizaa menggeleng memberi senyuman kecil. “Tadi aku merasa, kau seperti melepaskan tanganku! Apakah aku telah melakukan sesuatu yang tidak aku sadari terhadapmu?”. Ashghari bertanya lagi untuk memastikannya dengan membangunkan dirinya. 
                “Nanti saja aku jelaskan! Sekarang kau mandi saja dulu dikamar mandi dalam kamarku! Dan biar aku saja yang mandi dikamar mandi bawah! Karna tuan rumah ini tidak tau tentang keberadaanmu!”, perintah Raizaa masih menyembunyikan keberadaannya. Dan kini pun Raizaa beralih keluar dari kamarnya, sedangkan Ashghari masih duduk memikirkan sikap Raizaa yang begitu baik terhadapnya.

BHARATAYUDHAseritiga


                Kini Raizaa sudah selesai dari mandinya akan kembali kekamarnya untuk memastikan keadaan Ashghari dengan rambutnya yang masih basah juga dengan handuk kecil dibahunya. Saat ketika baru saja membuka pintu kamarnya, terlihat Ashghari sudah berdiri didepannya dibalik pintu kamarnya yang baru saja telah dibukanya tadi. Lalu diamatinya jika Ashghari memakai sepatu olahraga miliknya dan menimbulkan tanya pada dirinya.
                “Aku meminjam sepatumu sebentar!”. Ashghari berkata permisi setelah memakainya, menatap ceria.
                “Sekarang jam berapa?”. Raizaa bertanya menatap menantang.
                “Jam setengah tujuh! Aku memakai sepatu olahragamu untuk mengelak dari Ibuku! Agar nanti bila aku pulang kerumah, Ibuku akan berpikir kalau aku baru saja pulang dari lari pagi! Karna pada setiap hari minggu aku suka bangun jam lima terus lari pagi bersama tema-temanku! Itulah alasanku meminjam sepatu olahragamu ini!”. Ashghari menjelaskannya panjang lebar.
Sedangkan Raizaa tersenyum sambil mengusap rambutnya yang basah dengan handuknya. “Kalo begitu mari ikut gue sarapan! Tuan rumah sudah berangkat kerja duapuluh menit yang lalu!”, Raizaa berkata mengajak mengakhirinya. Kemudian mereka berjalan bersama menuruni anak tangga menuju kemeja makan. Sesampainya dimeja makan dan telah duduk bersama juga sudah menjamah makanan yang telah disajikan untuk keduanya, merekapun akan memakannya sambil berbicara.
“Semenjak lo ada didekat gue! Gue merasa nice, good, meskipun lo suka ngasih kesebalan ke gue!”. Raizaa memulainya dengan mengungkap perasaannya, melihat kemakanannya.
“Jadi lo udah bisa ngenalin gue! Baguslah!”. Ashghari membalasnya cuek, melihat kemakanannya. Sedangkan Raizaa baru saja melihat kepadanya.
“Eh bodoh! Lo beneran gak ngerti dengan apa yang udah gue katain tadi?”. Raizaa membalasnya balik, mengejek.
Ashghari yang sudah mendengar katanya lagi pun mencoba mengulang dengan kata pertama dari Raizaa tadi yang telah mengungkap perasaannya. Lalu menjadi terdiam terhenti sejenak dari makannya melihat ke Raizaa. “Aku tidak sampai berpikiran kearah itu!”, Ashghari berkata menolaknya.
“seorang remaja seperti diriku tidak akan pernah merasakan tidur dalam dekapan seperti tadi!”. Raizaa berkata berniat akan menceritakannya. Ashghari memalingkan wajahnya darinya. “Kemarin, secara tidak sengaja kau telah tertidur dikamarku! Begitupun aku yang juga tidak sengaja telah tertidur disisi kananmu, usainya aku memindahkan tubuhmu yang masih tertidur ditempat tidurku!”, Raizaa semakin menceritakannya sehingga membuat Ashghari kembali melihat kepadanya.
“Izinkan aku untuk pulang sekarang juga! Kau tidak perlu mengantarku!”, perintah Ashghari kepadanya karna tak kuasa mendengar cerita darinya tentang peristiwa semalam yang sudah terjadi tanpa disadari olehnya. Saat Raizaa akan berkata kembali, Ashghari lebih dulu menutup mulut darinya untuk tidak berkata lagi. Kemudian Ashghari beranjak pergi akan mengeluarkan dirinya dari rumah tersebut. Sedangkan Raizaa hanya diam membiarkannya pergi dalam keheningan.

BHARATAYUDHAseritiga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar