Pada malam harinya. . . .
Arun
dan Shafaq berada disebuah restaurant merayakan anniversary pernikahan mereka. Shafaq
begitu cantik nan anggun layaknya seorang Putri dari Kayangan mengenakan Gaun
khas India lengkap dengan kain sarinya berwarna merah maroon. Begitupula dengan
Arun juga tampak lebih tampan layaknya seorang Pangeran dari Kayangan
mengenakan baju Khas India berwarna merah maroon, berpasangan dengan Gaun Khas
India yang dikenakan Shafaq.
Mereka
kini sedang berada diballroom direstaurant itu sedang menikmati hidangan
makanan yang telah mereka pesan. Usainya menikmati hidangan makanan mereka,
merekapun kini beralih untuk berdansa bersama seperti pada pengunjung lainnya
yang sudah berdansa lebih dulu. Disaatnya Arun sedang membimbing Shafaq
berdansa dengan lembutnya, Arun ikut menyanyikan sebuah lagu yang menjadi back
song dari music dansa mereka berdua dengan yang lainnya.
“Menarilah
bersamaku! Dengan bintang-bintang! Sambutlah diriku, untuk memeeeeeeeeelukmu!”.
Arun menyanyikannya masih berdansa lembut menatap kedua mata Shafaq tajam namun
menggambarkan kesungguhan.
“Ku
ingin jalani bersamamu! Coba dengan sepenuh hati! Kuingin jujur apa adanya!”.
Shafaq menyambung menyanyikannya juga menatap bahagia menggambarkan
keromantisan.
Arun
menjadi tersenyum malu karnanya, kemudian mereka berdua bersama menyanyikannya
lagi. “Dari Hatiiii! Dari hatiiiii!”, mereka berdua menyanyikannya dari hati
mereka masing-masing juga dengan tatapan mereka berdua menggambarkan
kesungguhan dan begitu romantis.
Sementara ditempat lain. . . .
Ashghari
sedang dalam perjalanan pulang menggunakan kendaraan Taxi setelahnya melakukan
kegiatan belajar kelompok dirumah salah-satu teman kelasnya. Namun disaat masih
dalam perjalanan, mendadak kendaraan Taxi yang sedang ditumpanginya mogok
dipinggir jalan. Ashghari pun terpaksa keluar dari dalam kendaraan Taxi
tersebut karna sang supir akan membetulkan keadaan mesinnya yang rusak. Dan mau
tidak mau Ashghari terpaksa menunggu kendaraan Taxi lainnya datang didepannya.
“Udah
malam begini, jarang banget Taxi lewat didaerah ini!”, keluhnya dihati sambil
melihat-lihat disekelilingnya. Tak berapa lama dirinya berkeluh kesah,
tiba-tiba saja ada sebuah motor yang sengaja berhenti disamping kanannya.
Ashghari pun melihat kepemilik motor yang telah berhenti disampingnya itu. Dan
pemilik motor itu membuka kaca pada helmnya dari menutupi wajahnya. “Raizaa?”,
Ashghari berkata spontan bertanya-tanya.
Sedangkan Raizaa hanya tersenyum
sambil memandanginya. “Selamat malam sebagai penumpang yang sudah terlantar!”.
Raizaa menyapanya sambil mengejek.
“Siapa?”.
Ashghari bertanya belum menyadari.
“Elo
lah! Sini gue anterin pulang! Tapi ada beberapa syarat yang harus lo kerjain
buat gue!”. Raizaa berkata dengan menawarkan dirinya, Ashghari menatapnya
mendesah. “Sebelum lo pulang kerumah, lo harus kerumah gue! Karna ada PR
matematika yang males gue kerjain sendiri! Lo harus bantuin gue dengan ikut
bersama gue kerumah!”. Raizaa memberitahukan syaratnya. Dan Ashghari hanya
menatapnya lalu beralih duduk dimotornya bersamanya.
Raizaa
yang sudah melihat sikapnya langsung menancapkan gas motornya, berjalan
mengendarainya meninggalkan tempat tersebut. Didalam perjalanan, angin
berhembus kencang menyertai keduanya, dan Ashghari sesekali tak sengaja memeluk
Raizaa karna terkadang Raizaa mengerem secara mendadak saat lampu merah atau
ada kendaraan lain didepannya yang berlalu lalang semaunya saja.
BHARATAYUDHAseritiga
Setelah
beberapa saat berlalu, kini Raizaa dan Ashghari sudah tiba dirumah Raizaa dan
berada dikamarnya. Mereka berdua baru saja akan memulai untuk mengerjakan PR
bersama. Dengan Raizaa yang menulis dan Ashghari yang membantunya untuk
menghitung. Keduanya terlihat kompak saat bersama mengerjakan PR tersebut tanpa
disadari keduanya. Saat ketika akan mengerjakan soal nomor tiga, Raizaa meminta
izin kebawah untuk mengambil minum dan makanan kecil.
Dan
Ashghari mempersilahkannya meskipun dirinya harus mengerjakan PR dari Raizaa
seorang diri dulu. Tak beberapa lama kemudian, Raizaa pun datang kembali
kepadanya dengan membawakan makanan nasi goring bersama minuman jus mangga
untuknya dan untuk dirinya. “Kita dinner dulu sekarang! Udahan dulu aja
belajarnya!”. Perintah Raizaa memberi perhatian. Dan mereka berdua kini dinner
bersama sambil menonton film kartun dengan duduk bersebelahan.
Setelah
beberapa saat kemudian mereka dinner bersama, Raizaa berhenti dari makannya
akan berpamitan untuk keluar sebentar menjemput Mamahnya disuatu tempat. “Gue
pergi lagi yah! Sudah waktunya jemput Mamah gue sekarang!”, pamitnya berbahasa
lembut menatap Ashghari. Dan Ashghari hanya tersenyum mengangguk melihat
kepadanya.
Selang waktu berjalan. . . .
Usainya
menjemput mamahnya, Raizaa kini pun akan memasuki kamarnya. Namun ketika baru
saja memasuki kamarnya dengan menutup kembali pintu kamarnya, telah ditemuinya
Ashghari sudah tertidur dilantai. Dengan cepat Raizaa menghampirinya lalu
mengangkat tubuhnya, menggendongnya akan menidurkannya dikasur tempat tidurnya.
“Ini sisi kanan tempat tidurku!”, bisiknya setelah baru menyadari akan
menidurkan Ashghari disisi kanan tempat tidurnya.
Kemudian
Raizaa menaiki tempat tidurnya berjalan pelan kesisi kirinya lalu menidurkan
Ashghari dengan kehati-hatiannya. Usainya menidurkannya, Raizaa pun memasangkan
selimut menutupi tubuh darinya agar tidak kedinginan. Namun ketika akan baru
saja membalikkan tubuhnya darinya akan beralih ketempat lain, tiba-tiba dirinya
terjatuh dengan terbaring disisi kanan tubuh Ashghari kemudian tertidur
seketika. Dan kini mereka tertidur dalam keadaan yang sedikit mesra tanpa
disadari keduanya.
Malampun cepat berlalu, dan Pagi mulai menyapa
menunjukkan pukul lima pagi. Keadaan tidur mereka kini terlihat Ashghari sedang
merangkul Raizaa tepatnya didaerah leher Raizaa, seperti mendekapnya dalam
kedinginan. Begitupula selimut yang tak sengaja telah menyelimuti keduanya,
karna Raizaa dalam lelapnya telah menyelimuti dirinya sendiri yang
didahulukannya dengan menyelimuti tubuh Ashghari ketika masih sadarnya.
Sementara
pada posisi tangannya berada diluar selimutnya dengan berada diatas perutnya
sendiri. Beberapa saat kemudian, Raizaa pun terbangun dari tidurnya dengan
membuka pelan kedua matanya melihat keadaan sekitarnya. Lalu disadarinya jika
dirinya sedang berada dalam dekapan Ashghari yang masih terlelap dalam
tidurnya. “Seorang remaja seperti diriku, tidak akan pernah merasakan tidur
dalam dekapan seperti ini”, bisiknya kecil setelah menyadari juga merasakannya.
Kemudian
melepaskan tangan Ashghari yang mendekapnya pelan sambil membangunkan dirinya.
Lalu melihat kembali ke Ashghari yang baru saja terbangun dari tidurnya.
“Apa
yang terjadi?”. Tanya Ashghari setelah baru saja terbangun dari tidurnya
melihat Raizaa yang masih melihat padanya. Raizaa menggeleng memberi senyuman
kecil. “Tadi aku merasa, kau seperti melepaskan tanganku! Apakah aku telah
melakukan sesuatu yang tidak aku sadari terhadapmu?”. Ashghari bertanya lagi
untuk memastikannya dengan membangunkan dirinya.
“Nanti
saja aku jelaskan! Sekarang kau mandi saja dulu dikamar mandi dalam kamarku!
Dan biar aku saja yang mandi dikamar mandi bawah! Karna tuan rumah ini tidak
tau tentang keberadaanmu!”, perintah Raizaa masih menyembunyikan keberadaannya.
Dan kini pun Raizaa beralih keluar dari kamarnya, sedangkan Ashghari masih
duduk memikirkan sikap Raizaa yang begitu baik terhadapnya.
BHARATAYUDHAseritiga
Kini
Raizaa sudah selesai dari mandinya akan kembali kekamarnya untuk memastikan
keadaan Ashghari dengan rambutnya yang masih basah juga dengan handuk kecil
dibahunya. Saat ketika baru saja membuka pintu kamarnya, terlihat Ashghari
sudah berdiri didepannya dibalik pintu kamarnya yang baru saja telah dibukanya
tadi. Lalu diamatinya jika Ashghari memakai sepatu olahraga miliknya dan
menimbulkan tanya pada dirinya.
“Aku
meminjam sepatumu sebentar!”. Ashghari berkata permisi setelah memakainya,
menatap ceria.
“Sekarang
jam berapa?”. Raizaa bertanya menatap menantang.
“Jam
setengah tujuh! Aku memakai sepatu olahragamu untuk mengelak dari Ibuku! Agar
nanti bila aku pulang kerumah, Ibuku akan berpikir kalau aku baru saja pulang
dari lari pagi! Karna pada setiap hari minggu aku suka bangun jam lima terus lari
pagi bersama tema-temanku! Itulah alasanku meminjam sepatu olahragamu ini!”.
Ashghari menjelaskannya panjang lebar.
Sedangkan Raizaa tersenyum sambil
mengusap rambutnya yang basah dengan handuknya. “Kalo begitu mari ikut gue
sarapan! Tuan rumah sudah berangkat kerja duapuluh menit yang lalu!”, Raizaa
berkata mengajak mengakhirinya. Kemudian mereka berjalan bersama menuruni anak
tangga menuju kemeja makan. Sesampainya dimeja makan dan telah duduk bersama
juga sudah menjamah makanan yang telah disajikan untuk keduanya, merekapun akan
memakannya sambil berbicara.
“Semenjak lo ada didekat gue! Gue
merasa nice, good, meskipun lo suka ngasih kesebalan ke gue!”. Raizaa
memulainya dengan mengungkap perasaannya, melihat kemakanannya.
“Jadi lo udah bisa ngenalin gue!
Baguslah!”. Ashghari membalasnya cuek, melihat kemakanannya. Sedangkan Raizaa
baru saja melihat kepadanya.
“Eh bodoh! Lo beneran gak ngerti
dengan apa yang udah gue katain tadi?”. Raizaa membalasnya balik, mengejek.
Ashghari yang sudah mendengar
katanya lagi pun mencoba mengulang dengan kata pertama dari Raizaa tadi yang
telah mengungkap perasaannya. Lalu menjadi terdiam terhenti sejenak dari
makannya melihat ke Raizaa. “Aku tidak sampai berpikiran kearah itu!”, Ashghari
berkata menolaknya.
“seorang remaja seperti diriku
tidak akan pernah merasakan tidur dalam dekapan seperti tadi!”. Raizaa berkata
berniat akan menceritakannya. Ashghari memalingkan wajahnya darinya. “Kemarin,
secara tidak sengaja kau telah tertidur dikamarku! Begitupun aku yang juga
tidak sengaja telah tertidur disisi kananmu, usainya aku memindahkan tubuhmu
yang masih tertidur ditempat tidurku!”, Raizaa semakin menceritakannya sehingga
membuat Ashghari kembali melihat kepadanya.
“Izinkan aku untuk pulang sekarang
juga! Kau tidak perlu mengantarku!”, perintah Ashghari kepadanya karna tak
kuasa mendengar cerita darinya tentang peristiwa semalam yang sudah terjadi
tanpa disadari olehnya. Saat Raizaa akan berkata kembali, Ashghari lebih dulu
menutup mulut darinya untuk tidak berkata lagi. Kemudian Ashghari beranjak
pergi akan mengeluarkan dirinya dari rumah tersebut. Sedangkan Raizaa hanya
diam membiarkannya pergi dalam keheningan.
BHARATAYUDHAseritiga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar