Rabu, 07 Oktober 2015

BHARATAYUDHAseritiga (Part 8)



                Sementara ditempat lain, Poosharm sedang dduduk seorang diri disebuah taman penuh bunga tempat biasanya dulu bermain. Dirinya disana sedang menanti kedatangan Vikram yang kini masih tak kunjung datang menemuinya. Dan saat akan beranjak membeli minuman, tiba-tiba saja menjadi terhenti saat ketika dirasakannya ada yang memegang tangannya dari arah belakang dirinya. Poosharm pun berbalik menghadap kepada siapa yang telah memegang tangannya.
                “Vikram, darimana saja kau? Ibunda sudah lama menunggumu ditempat ini!”. Poosharm bertanya berkeluh kesah menatapnya khawatir. Vikram tersenyum menatapnya menegarkan.
                “Ibunda, aku merasakan ada tangan selain Ibunda yang akan ku genggam nanti! Dan aku tidak tau siapa yang akan ku genggam pada nantinya?!”. Vikram berkata berkeluh kesah, Poosharm menjadi kaget terlihat dari tatapan kedua matanya.
                “Apa maksudmu? Kau jangan pergi dari Ibunda! Karna Ibunda hanya memiliki kamu dan Ayahmu saja!”. Poosharm berkata semakin mengkhawatirkan.
                “Itu tidak akan terjadi, selama kita bertiga masih bersama!”. Vikram berkata kembali menegarkan sambil menggenggam kedua tangan Ibunya.
                “Canda darimu sangat tidak bagus, Vikram!”, Poosharm berkata kembali dengan mencubit kecil kedua pipinya karna rasa kegemasannya kepadanya. Vikram pun menjadi tertawa sambil berkeluh kesakitan dengan manjanya. Sebenarnya Vikram hanya berdrama didepan Poosharm. Dia hanya menutupi apa yang telah diketahuinya, dilihatnya, juga didengarnya. Sampai apa yang telah disembunyikannya, diketahuinya juga didengarnya benar akan terjadi didepan matanya.

Beberapa saat kemudian. . . .
 
 Poosharm dan Vikram kini sudah berada dirumahnya kembali bersama Vin. Kemudian Vin memakaikan mahkota kecil yang telah didapatinya dari Arun kepada Vikram. Mahkota kecil itupun kini sudah melingkar dikepalanya. Poosharm dan Vin menjadi tersenyum melihatnya, sedangkan Vikram mulai berdrama lagi tentang mahkota kecil itu. “Ayahanda, Ibunda, apakah diriku sudah terlihat tampan karna benda ini? Aku sangat senang memakainya!”.
Vikram berkata dengan bertanya memuji dirinya sendiri melihat ke Ayah dan Ibunya. Sementara Poosharm dan Vin menjadi tertawa mengejek, menggagukkan kepala begitu bahagia. Begitupula dengan Shafaq dan Arun disana, mereka berdua baru saja memakaikan mahkota kecil kepada Putri mereka Ashghari. “Bagiku, benda ini lebih indah menghiasi kepalaku! Sungguh aku tidak akan melepaskannya, Ayah Arun!”, ungkap Ashghari setelah menerimanya juga melihat mahkota kecil tersebut.
Arun merasa bersyukur begitu juga dengan Shafaq. Karna belum sempat dirinya memerintahkannya untuk tidak melepaskan mahkota kecil itu dari kepalanya, tiba-tiba saja Ashghari sudah lebin dulu berkata yang demikian.

BHARATAYUDHAseritiga

                Esok harinya, Ashghari membuat teman kelasnya terkagum-kagum padanya karna telah memakai mahkota kecil dikepalanya. Teman-temannya berkata memberi pujian jika dirinya seperti seorang Putri dari bangsawan. Dan hal itu membuat Ashghari tak berdaya dalam rasa malunya atas pujian dari teman-temannya itu. Dan dirinya hanya memberi senyuman kepada mereka yang memujinya sambil menggelengkan kepala menatap masih dengan rasa malunya.
                Namun disaat jam istirahat sedang berlangsung, tiba-tiba saja mahkota kecil dikepalanya terlepas karna diambil oleh salah-satu teman kelasnya disekitar lapangan basket. Ashghari pun merasa kaget berusaha mengambil mahkota kecilnya dari tangan temannya yang masih menjailinya dengan berputar-putar ditempat. Disaat yang bersamaan pula, tampak Raj mengalami kesakitan kecil sambil melihat ke Ashghari dikejauhan dilapangan basket tersebut.
                Dan tanpa diketahui oleh mereka berdua, Arun disana juga mengalami kesakitan yang sama dirasakan oleh Raj kemudian melemahkan dirinya hingga jatuh pingsan. Raj masih menahan kesakitan kecilnya lalu dengan tiba-tiba datang sosok Raf dengan langsung membelakangi Raj melihat ke Ashghari juga. Dan kemudian Raj dan Raf merasa lega saat Ashghari sudah pergi dari tempatnya menuju ketempat lain bersama temannya itu. Raf pun kini berbalik menghadap ke Raj.
                “Kekuatan yang ada dalam dirimu adalah kekuatan yang diserang!”. Raf memberitahukannya setelah mengetahui apa yang disaksikannya tadi, menatap cemas.
                “Dan Kaka Raf memiliki kekuatan sebagai penengah, atau biasa disebut sebagai perisai!”. Sambung Raj menatapnya bertanya-tanya.
                “Raj, kau harus lebih berhati-hati sekarang! Dan jika kau merasakan yang demikian lagi, kau harus cepat menghindar!”. Raf memberi sikap kewaspadaan kepadanya bila hal yang demikian akan terjadi lagi.
                “Saat kejadian itu terjadi, sungguh aku benar-benar tak berdaya! Semua bagian dari tubuhku seperti patung! Dan aku hanya bisa merasakan kesakitan itu, tanpa bisa menghindar sedikitpun!”. Ujar Raj memberitahukan apa yang telah terjadi padanya tadi. Raf memberi senyuman masih dalam kecemasan padanya.
“Ya sudah mari kita tinggalkan tempat ini!”, kata ajakkannya untuk meninggalkan agar tidak ada yang berpikir aneh karna berlama-lama ditempat itu.
Raj pun mengangguk menerimanya lalu mereka beranjak pergi bersama meninggalkan tempat tersebut. Sementara disana, Shafaq baru saja mendapat telpon dari Arun yang baru saja terbangun dari pingsannya sekitar 10 menit yang lalu. Arun memberi kabar kalau dirinya sempat pingsan diruangan kantornya karna kekuatan yang ada pada Ashghari telah menyerang kekuatan lain tanpa disengaja. Lalu diceritakannya juga kalau dirinya mendapat info tersebut dari kedua Pangerannya, Raf dan Raj.
Sontak Shafaq menjadi terkejut dan perasaannya menjadi cemas setelah menerima telpon dari Arun yang telah menyampaikan tentang itu. “Berjalanlah terus, sampai semuanya terungkap! sampai semuanya terjadi! Semoga kebebasan akan benar terjadi kepada Arun dan Vin!”, katanya setelah sesaat menutup telponnya.

BHARATAYUDHAseritiga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar