Sementara
ditempat lain, Poosharm sedang dduduk seorang diri disebuah taman penuh bunga tempat
biasanya dulu bermain. Dirinya disana sedang menanti kedatangan Vikram yang
kini masih tak kunjung datang menemuinya. Dan saat akan beranjak membeli
minuman, tiba-tiba saja menjadi terhenti saat ketika dirasakannya ada yang
memegang tangannya dari arah belakang dirinya. Poosharm pun berbalik menghadap
kepada siapa yang telah memegang tangannya.
“Vikram, darimana
saja kau? Ibunda sudah lama menunggumu ditempat ini!”. Poosharm bertanya
berkeluh kesah menatapnya khawatir. Vikram tersenyum menatapnya menegarkan.
“Ibunda, aku
merasakan ada tangan selain Ibunda yang akan ku genggam nanti! Dan aku tidak tau
siapa yang akan ku genggam pada nantinya?!”. Vikram berkata berkeluh kesah,
Poosharm menjadi kaget terlihat dari tatapan kedua matanya.
“Apa maksudmu?
Kau jangan pergi dari Ibunda! Karna Ibunda hanya memiliki kamu dan Ayahmu
saja!”. Poosharm berkata semakin mengkhawatirkan.
“Itu tidak akan
terjadi, selama kita bertiga masih bersama!”. Vikram berkata kembali menegarkan
sambil menggenggam kedua tangan Ibunya.
“Canda darimu
sangat tidak bagus, Vikram!”, Poosharm berkata kembali dengan mencubit kecil
kedua pipinya karna rasa kegemasannya kepadanya. Vikram pun menjadi tertawa
sambil berkeluh kesakitan dengan manjanya. Sebenarnya Vikram hanya berdrama
didepan Poosharm. Dia hanya menutupi apa yang telah diketahuinya, dilihatnya,
juga didengarnya. Sampai apa yang telah disembunyikannya, diketahuinya juga
didengarnya benar akan terjadi didepan matanya.
Beberapa saat kemudian. . . .
Poosharm dan
Vikram kini sudah berada dirumahnya kembali bersama Vin. Kemudian Vin
memakaikan mahkota kecil yang telah didapatinya dari Arun kepada Vikram.
Mahkota kecil itupun kini sudah melingkar dikepalanya. Poosharm dan Vin menjadi
tersenyum melihatnya, sedangkan Vikram mulai berdrama lagi tentang mahkota
kecil itu. “Ayahanda, Ibunda, apakah diriku sudah terlihat tampan karna benda
ini? Aku sangat senang memakainya!”.
Vikram berkata dengan bertanya memuji dirinya sendiri
melihat ke Ayah dan Ibunya. Sementara Poosharm dan Vin menjadi tertawa
mengejek, menggagukkan kepala begitu bahagia. Begitupula dengan Shafaq dan Arun
disana, mereka berdua baru saja memakaikan mahkota kecil kepada Putri mereka Ashghari.
“Bagiku, benda ini lebih indah menghiasi kepalaku! Sungguh aku tidak akan
melepaskannya, Ayah Arun!”, ungkap Ashghari setelah menerimanya juga melihat
mahkota kecil tersebut.
Arun merasa bersyukur begitu juga dengan Shafaq.
Karna belum sempat dirinya memerintahkannya untuk tidak melepaskan mahkota
kecil itu dari kepalanya, tiba-tiba saja Ashghari sudah lebin dulu berkata yang
demikian.
BHARATAYUDHAseritiga
Esok harinya,
Ashghari membuat teman kelasnya terkagum-kagum padanya karna telah memakai
mahkota kecil dikepalanya. Teman-temannya berkata memberi pujian jika dirinya
seperti seorang Putri dari bangsawan. Dan hal itu membuat Ashghari tak berdaya
dalam rasa malunya atas pujian dari teman-temannya itu. Dan dirinya hanya
memberi senyuman kepada mereka yang memujinya sambil menggelengkan kepala
menatap masih dengan rasa malunya.
Namun disaat jam
istirahat sedang berlangsung, tiba-tiba saja mahkota kecil dikepalanya terlepas
karna diambil oleh salah-satu teman kelasnya disekitar lapangan basket.
Ashghari pun merasa kaget berusaha mengambil mahkota kecilnya dari tangan
temannya yang masih menjailinya dengan berputar-putar ditempat. Disaat yang
bersamaan pula, tampak Raj mengalami kesakitan kecil sambil melihat ke Ashghari
dikejauhan dilapangan basket tersebut.
Dan tanpa
diketahui oleh mereka berdua, Arun disana juga mengalami kesakitan yang sama
dirasakan oleh Raj kemudian melemahkan dirinya hingga jatuh pingsan. Raj masih
menahan kesakitan kecilnya lalu dengan tiba-tiba datang sosok Raf dengan
langsung membelakangi Raj melihat ke Ashghari juga. Dan kemudian Raj dan Raf
merasa lega saat Ashghari sudah pergi dari tempatnya menuju ketempat lain
bersama temannya itu. Raf pun kini berbalik menghadap ke Raj.
“Kekuatan yang
ada dalam dirimu adalah kekuatan yang diserang!”. Raf memberitahukannya setelah
mengetahui apa yang disaksikannya tadi, menatap cemas.
“Dan Kaka Raf
memiliki kekuatan sebagai penengah, atau biasa disebut sebagai perisai!”.
Sambung Raj menatapnya bertanya-tanya.
“Raj, kau harus
lebih berhati-hati sekarang! Dan jika kau merasakan yang demikian lagi, kau
harus cepat menghindar!”. Raf memberi sikap kewaspadaan kepadanya bila hal yang
demikian akan terjadi lagi.
“Saat kejadian
itu terjadi, sungguh aku benar-benar tak berdaya! Semua bagian dari tubuhku
seperti patung! Dan aku hanya bisa merasakan kesakitan itu, tanpa bisa
menghindar sedikitpun!”. Ujar Raj memberitahukan apa yang telah terjadi padanya
tadi. Raf memberi senyuman masih dalam kecemasan padanya.
“Ya sudah mari kita tinggalkan tempat ini!”, kata
ajakkannya untuk meninggalkan agar tidak ada yang berpikir aneh karna
berlama-lama ditempat itu.
Raj pun mengangguk menerimanya lalu mereka beranjak
pergi bersama meninggalkan tempat tersebut. Sementara disana, Shafaq baru saja
mendapat telpon dari Arun yang baru saja terbangun dari pingsannya sekitar 10
menit yang lalu. Arun memberi kabar kalau dirinya sempat pingsan diruangan
kantornya karna kekuatan yang ada pada Ashghari telah menyerang kekuatan lain
tanpa disengaja. Lalu diceritakannya juga kalau dirinya mendapat info tersebut
dari kedua Pangerannya, Raf dan Raj.
Sontak Shafaq menjadi terkejut dan perasaannya
menjadi cemas setelah menerima telpon dari Arun yang telah menyampaikan tentang
itu. “Berjalanlah terus, sampai semuanya terungkap! sampai semuanya terjadi!
Semoga kebebasan akan benar terjadi kepada Arun dan Vin!”, katanya setelah
sesaat menutup telponnya.
BHARATAYUDHAseritiga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar