“Berawal dari dendam berbalaskan duka dengan perpisahan. Dan juga bersama kembali dibalik jeruji besi”
Disebuah BAR, datanglah seorang tamu beridentitas atas nama Geby Honey.
Ia tidak datang dengan seorang diri, tetapi bersama keempat teman
lelakinya. Ia pun menyusuri tempat tersebut mencari seseorang yang
beridentitas bernamakan, Rahesa Jilqiez.Seseorang itu adalah yang sempat
menjadi kekasihnya kemudian berakhir menjadi musuh karna suatu hal. Tak
lama kemudian, Geby pun melihatnya dipojok dengan berdiri sambil
memegang segelas minuman.
“Hey! Makasih yah udah datang!” Sapanya ketika menemui.
“Terus, kita mau ngapain disini!” Tanya Jilqies penasaran.
Mendengar katanya itu, Geby pun mengajaknya kesebuah kamar untuk
berkumpul bersama teman-temannya. Jilqiez mengikutinya, dan kini mereka
berdua sampai dikamar tersebut. Dengan santai Jilqiez duduk dikasur
kamar tersebut dengan menatap sebuah lampion yang berada didekatnya.
Kemudian datanglah Geby dengan memberinya sebuah minuman. Jilqiez pun
langsung menerimanya juga meminumnya.
Sementara Geby
tersenyum meyakinkan berkata dihatinya, “Bagus! Minum Jilqiez! Sesaat
lagi kamu akan tertidur!”. Jilqiez pun langsung terjatuh tertidur
seketika dikasur itu usai menghabiskan minumannya. Kemudian suara
tepukan dari keempat temannya Geby meramaikan jika usaha pembalasannya
akan berhasil. Dan mereka pun kini mulai mengatur rencana selanjutnya.
Paginya,Jilqiez yang baru terbangun dari tidurnya, tba-tiba terkejut
seketika melihat Geby yang tertidur tepat disampingnya dengan kondisi
kancing bajunya terbuka. Melihat kenyataan itu, Jilqiez langsung
beranjak dari tempat tidur menuju tolilet masih berlokasi didalam kamar
itu. Kemudian keluar kembali dan kembali melihat Geby yang sudah
terbangun tepat dihadapannya.
“Geby! Ma….?” Jilqiez memulai, Geby memotong.
“Kamu apain aku? Kalau aku hamil gimana coba? Jawab Jilqiez?” Tanyanya menegaskan.
“Aku nggak tau! Tiba-tiba aja kamu ada disamping aku! Aku nggak apa-apain kamu!”
Mendengar katanya itu, penjelasan dari Jilqiez yang diterimanya, Geby
langsung menjorokinya lalu pergi meninggalkan kamar itu. Sedangkan
Jilqiez terdiam mencoba mengingat kejadian tadi malam.
Dua hari kemudian. . . .
Geby mengajak Jilqiez untuk bertemu disebuah café, dengan bertujuan
untuk menyelesaikan permasalahannya dua hari yang lalu disebuah kamar di
BAR. Disana mereka terduduk rapi, berbicara dengan seadanya dan
tiba-tiba ada yang membuat Jilqiez terkejut. Yaitu ketika Geby
memintanya untuk menikahinya jika dirinya sudah positif mengandung
janinnya. Jilqiez pun terdiam seketika menunduk tak bisa menjawabnya.
******
Seminggu kemudian. . . .
Mereka berdua kembali bertemu disebuah taman, dengan Jilqiez yang
mengjaknya untuk bertemu. Dan kini mereka berdua berdiri tegak saling
berpandangan acuh.
“Udah seminggu aku tidurin kamu. Aku mau nikahin kamu, jika memang benar kamu positif mengandung janin dari aku!”
“Hah?! Aku nggak akan pernah hamil, dan nggak akan pernah nikah sama kamu!”
“Maksud?”Tanyanya lemas.
Geby pun mulai menjelaskan, Jilqiez masih memandanginya dengan acuh.
Jilqiez memang tidur bersama dirinya dalam satu kamar di BAR itu. Dengan
dijebaki oleh Geby berupa sebuah minuman yang dilarutkan obat tidur.
Alhasil obat itupun beraksi menyebabkan Jilqiez tertidur tak sadarkan
diri. Kemudian dibantu dengan keempat temannya dengan memposisikan
layaknya orang yang sedang bercinta. Padahal mereka berdua hanya tidur
biasa.
“Aku jebakin kamu, karna aku marah, kamu
seenaknya saja permainin perasaan aku! Kamu udah bikin aku jatuh cinta!
Tapi apa balasannya?! Kamu jadiin aku pelampiasan!” Kata jujurnya
menegaskan.
“Tapi, balesannya nggak usah kaya gini
kali! Aku nggak suka dengan cara kamu, balasan dendam kamu itu!” Jilqiez
dengan bentakan kecil.
Geby terpana sedih menatapnya,
kemudian Jilqiez berbisik mendekati wajahnya. “Tunggu aku, aku akan
jadi suami kamu! Suami yang terpaksa menikah, dengan suatu kebohongan!”.
Jilqiez memalingkan pandangannya. Geby menunduk ketakutan.
Disuatu malam, Jilqiez datang bersama keluarganya menepati janjinya
beberaha hari kemarin disebuah taman. Dan kini mereka berkumpul diruang
tamu dengan suasana haru. Disitu kedua orang tua dari Jilqiez mememinta
restu kepada orang tua Geby untuk melamarnya. Orang tua Geby pun
langsung menyetujuinya dengan tertawa malu. Sedangkan Geby masih
menunduk begitupun dengan Jilqiez yang masih memandanginya jahat.
Beberapa bulan kemudian. . . .
Hari yang dinanti-nanti telah tiba, yaitu hari pernikahan Geby dengan
Jilqiez. Dikediamannya, terlihat sebuah baleho bertuliskan, “Happy
Wedding Geby Honey & Rahesa Jilqiez”. Dan Ijab Kabul mulai
dilaksanakan, begitupun resepsi pernikahannya. Namun ada kejadian yang
lucu saat malam pertama mereka. Yaitu dengan Geby yang berusaha menolak
untuk bercinta, sedangkan Jilqiez memaksa merayunya untuk bercinta. Dan
Geby yang sudah lemas menolak, terpedaya seketika Jilqiez membelainya
membawanya bercinta.
******
Paginya, tepat jam delapan pagi, Jilqiez terkejut dengan terduduk karna
menyaksikan Geby, yang sudah menjadi istrinya hilang dari tempat tidur
dikamarnya. Tak lama kemudian,terlihatnya kembali Geby memasuki
kamarnya.
“Hey! Darimana aja kamu!?” Tanyanya kesal.
“Darimana, bukan urusan kamu!” Jawabnya mengejek.
“He! Saya suami anda kali! Susah nikah sama cewe labil kaya anda!” Balas singgungnya.
Geby pun melihatnya sesaat lalu berpaling meninggalkannya kembali.
Sementara Jilqiez baru beranjak dari tempat tidurnya menuju toilet
dikamarnya. Didepan cermin ditoilet kamarnya, Jilqiez pun berkata,
“Dendam harus berbalas dendam!”, katanya dengan mimik yang jahat.
Dua hari kemudian. . . .
Reza, adalah teman akrabnya Jilqiez semenjak masih bersekolah di SMA.
Ia sering berkumpul bersama, juga sering bermain terbuka bersama. Hingga
suatu malam dikamarnya, didapati sebuah buku harian milik Jilqiez
tertinggal dikamarnya. Reza pun dengan iseng segera membuka untuk
membacanya secara diam-diam. Kemudian ditemukannya sebuah tulisan, “Aku
nikahin kamu, hanya untuk berbalas dendam!”, Reza pun terdiam lalu
berpikir.
Esoknya,Reza mengajak Jilqiez untuk bertemu
disebuah café. Tak lupa dengan teman Geby yang sangat dikenalnya, Ivan
untuk mengjak Geby dicafe yang sama agar mereka berdua saling bertemu.
Reza dan Ivan berjanjian menyusun rencana yang akan ditunjukan dicafe
tersebut. Reza masih menunggu kedatangan Jilqiez, sementara Ivan sudah
duduk bersama Geby dikejauhan. Tak lama kemudian Jilqiez pun datang
dengan menyapa dirinya.
Usainya menyapa, mendadak Ia
melihat Geby yang sedang asik duduk berdua bercanda dengan seseorang
yang tak dikenalnya. Disitu Reza memerhatikannya juga berkata dihatinya,
“Gue mau lu jealous! Terus batalin dendam lu!”. Jilqiez masih
memandangi Geby dikejauhan dengan perasaan marah. Sementara Geby
dikejauhan disana masih tidak menyadari akan kedatangan Jilqiez dicafe
itu. Justru makin asik dalam bercandanya.
********
Jilqiez masih dengan amarahnya mengingat kejadian kemarin ditaman
samping rumahnya. Saat akan beranjak masuk, dilihatnya Geby dengan duduk
bersantai menonton acaraTV. Kemudian Jilqiez duduk bersama disampingnya
dengan manis dan lembut. Sedangkan Geby bingung tak beralasan
dibuatnya. Tidak hanya ditempat itu, hampir sering kali perhatiannya Ia
tunjukin pada Istrinya, Geby, layaknya suami yang menjadi imam dalam
rumah tangganya.
Seminggu kemudian. . . .
Geby yang merasa bahagia karna akan segera menjadi ibu, mencoba berbagi
dengan suaminya, Jilqiez. Ditemuinya Jilqiez yang berada dihalaman
depan rumahnya, beranjakmendekati menyatakan kalau dirinya kini sedang
mengandung janinnya. Jilqiez yang mendengar langsung terkejut lalu
menatapnya kaku. Dan Geby hanya tersenyum kembali beranjak dengan lari
kecil memasuki rumahnya. “Permainan segera berakhir!”, Jilqiez dengan
kata terkejutnya lemas.
Esoknya,Jilqiez berniat untuk
mengakhiri permainannya. Dan kini Jilqiez bermaksud untuk berkata jujur
sesaat mereka berdua berada dibalkon rumah. Geby menatapnya serius
penuh tanya, dan Jilqiez akan memulai untuk berkata jujur. Bahwa yang
sebenarnya, Jilqiez tidak pernah ingin menikahinya. Tetapi terpaksa
mengambil keputusan tesebut karna pengaruh dendamnya. Dendam yang muncul
ketika Geby berbicara jujur atas penjebakannya.
Dendam itupun semakin menguat, ketika mereka berdua telah hidup bersama
dalam rumah tangga. Terniatkan dibenaknya, akan menceraikannya ketika
Geby sedang mengandung janinnya. Niat itu muncul, ketika teringat jika
Geby menyuruhnya untukmenikahinya ketika telah mengandung janinnya. Usai
sudah penjelasannya. Geby yang menyimaknya, menangis seketika beranjak
masuk menghindarinya. Sedangkan Jilqiez tersenyum jahat melihatnya.
Dan perceraiian itupun terjadi dimeja hijau pengadlan. Dengan memakai
alasan kalau Geby berselingkuh menyalah gunakan ikrar perkawinannya yang
disampaikan oleh Jilqiez kepada yang berwajib, mereka pun resmi untuk
brcerai. Sementara Reza dengan Ivan yang menjadi saksi, saling
berpandangan serentak berkata, “gagal!”, dengan lemasnya menghela nafas
panjang.
Sembilan bulan kemudian. . . .
Geby yang mengandug, kini melahirkan seorang bayi perempuan yang
diberi nama Jihoney Ex Rahesafitrie, hasil buah cintanya bersama
Jilqiez. Wajahnya begitu cantik, bibirnya kecil kemerah-merahan, Juga
dengan warna kulitnya yang teramat putih. Buah hatinya kini ada
didekapannya, dengan haru Ia menciuminya pelan. Reza dan Ivan yang
melihatnya mengaku terharu, tersenyum bahagia karna Geby dapat
melahirkan dengan selamat.
Alasan Geby dengan memberi
nama buah hatinya adalah karna perpaduan antara nama ayah dan ibu
kandungnya, juga dengan Ex yang dalam bahasa indonesianya berartikan
mantan. Karna itulah nama tersebut diberikannya agar kelak buah hatinya
dapat mengenal nama ayah kandungnya yang kini entah kemana tak ada
kabarnya.
********
Kini bayi itu sudah berumur enam bulan. Dari baru pertama kelahirannya
sampai usianya yang baru memasuki usia enambulan, terus didampingi
dengan kedua omnya, yaitu Reza dan Ivan, sahabat akrab dari mama juga
papa kandungnya. Kini bayi itu bertemankan dengan om Ivan yang tak henti
mengajaknya bermain disebuah taman dengan kereta bayi. Kemudian Ivan
meninggalkannya sebentar untuk membelikannya sebuah balon tak jauh dari
keberadaannya.
Beberapa saat kemudian, Ivan pun
kembali dengan menunjukkan balon yang dibelinya. Dan tiba-tiba saja bayi
itu menghilang dari keretanya. Terkejut seketika sambil berteriak,
“Honey!”, sambil memutar pandangannya melihat-lihat disekitar. “Kamu
kehilangan anakmu?”, tiba-tiba ada yang menyambung menegurnya dari arah
belakangnya, Ivan pun langsung berbalik menatap resah. “Rahesa
Jilqiez!”, sapa terkejutnya sesaat mengetahui.
Jilqiez
hanya tertawa kecil dengan menggelengkan kepalanya. Kemudian mulai
terbuka dengan menyombongkan diri, jika dirinya lah yang meculik bayi
itu lalu menelantarkannya disuatu tempat sendirian. Ivan yang baru
mengetahui, mendadak diam tak percaya. Kemudian terdengarlah teriakan
dari kejauhan, “Anakku!!!!”. Ivan kembali terkejut, menoleh kearah suara
itu. Disusul dengan Jilqiez yang sempat ikut terkejut juga.
Ternyata suara itu adalah suara Geby, yang berlari kencang menuju
kereta bayinya. Ia berlutut memegangi kereta bayinya. “Honey, kamu
dimana sayang?”. Jilqiez yang mengetahui keluh sedihnya, mengaku
terkejut seakan tak percaya. Sedangkan Ivan masih memegang balon yang
dibelinya dengan teramat lemas menyedihkan. Kemudian mulai terdengar
suara tertawa bayi kecil didekatnya.
Ternyata suara
itu adalah suara bayinya, Geby yang mengetahui berdiri pelan hingga bayi
itu kembali didekapannya dari seorang polisi yang menemui bayinya.
“Bayi itu,anaknya siapa?” Tanya Jilqiez dengan penasaran.
“Ini anak kandung kamu!” Balas Geby dengan haru.
“Namanya Jihoney Ex Rahesafitrie! Anak kandung lu sama Geby! Anak yang
tidak pernah didampingi ayahnya, sementara ayahnya tega menelantarkan
anaknya sendiri!” Ivan membongkar.
Mendengar
pernyataan dari Ivan, Geby pun mendekap bayinya juga berkata, “Cukup aku
yang kamu sakiti! Jangan bayiku! Ini bayi kandung kita, Jilqiez!”.
Jilqiez yang mendengar tak bisa berbuat apa-apa. Dan mencoba mendekat
seketika dengan meminta izin untuk mendekap bayi kandungnya. Geby pun
memberinya, Jilqiez memeluk erat bayi kandungnya dengan berbisik. “Anak
Ayah, jaga Bunda baik-baik yah!”, Ivan, Geby terharu.
Usai memeluk erat bayi kandungnya dan berbisik kecil. Jilqiez pun
mengembalikan bayinya kepada Geby. Kemudian Jilqiez bertanggung jawab
atas perilaku jahatnya, dengan menyerahkan diri bahwa Ia lah yang
menelantarkan anaknya sendiri karna cemburu terhadap Ivan atas kejadian
dicafe beberapa waktu yang lalu. Dan kini polisi mulai memborgol
tangannya segera membawanya ke sel tahanan.
Sedangkan
Geby masih memandanginya juga dengan bayinya yang menangis kecil
melihatnya pergi, Ayah kandungnya. Dan Ivan pun mencoba mengelus-ngelus
bayi itu menenangkannya agar berhenti menangis kecil.
********
Lima bulan sudah peristiwa itu berlalu. Dan mulai didapati sebuah kabar
jika Jilqiez bisa menghirup udara bebas alias terbebas dari hukumannya.
Sesaat baru saja mengeluarkan dirinya dari kurungan jeruji besi,
terdengar suara anak kecil memanggilnya. “Yaaaah…”, dengan maksud
memanggilnya Ayah. Ketika berbalik mencari suara itu, ternyata suara itu
adalah suara anaknya yang digendong oleh Geby berdampingan dengan Reza
juga Ivan.
Jilqiez pun langsung mengambil anaknya
memeluknya dengan penuh kasih sayang. Reza dan Ivan tersenyum bersuka
cita melihat keduanya. Dan ketika Jilqiez meminta untuk rujuk kepada
Geby, Geby pun langsung menyetujuinya dengan alasan karna hadirnya Honey
hasil buah cinta keduanya.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar