Selasa, 03 Februari 2015

Kau, Aku dan Anakku


“Berawal dari dendam berbalaskan duka dengan perpisahan. Dan juga bersama kembali dibalik jeruji besi”

            Disebuah BAR, datanglah seorang tamu beridentitas atas nama Geby Honey. Ia tidak datang dengan seorang diri, tetapi bersama keempat teman lelakinya. Ia pun menyusuri tempat tersebut mencari seseorang yang beridentitas bernamakan, Rahesa Jilqiez.Seseorang itu adalah yang sempat menjadi kekasihnya kemudian berakhir menjadi musuh karna suatu hal. Tak lama kemudian, Geby pun melihatnya dipojok dengan berdiri sambil memegang segelas minuman.
            “Hey! Makasih yah udah datang!” Sapanya ketika menemui.
            “Terus, kita mau ngapain disini!” Tanya Jilqies penasaran.
            Mendengar katanya itu, Geby pun mengajaknya kesebuah kamar untuk berkumpul bersama teman-temannya. Jilqiez mengikutinya, dan kini mereka berdua sampai dikamar tersebut. Dengan santai Jilqiez duduk dikasur kamar tersebut dengan menatap sebuah lampion yang berada didekatnya. Kemudian datanglah Geby dengan memberinya sebuah minuman. Jilqiez pun langsung menerimanya juga meminumnya.
            Sementara Geby tersenyum meyakinkan berkata dihatinya, “Bagus! Minum Jilqiez! Sesaat lagi kamu akan tertidur!”. Jilqiez pun langsung terjatuh tertidur seketika dikasur itu usai menghabiskan minumannya. Kemudian suara tepukan dari keempat temannya Geby meramaikan jika usaha pembalasannya akan berhasil. Dan mereka pun kini mulai mengatur rencana selanjutnya.
            Paginya,Jilqiez yang baru terbangun dari tidurnya, tba-tiba terkejut seketika melihat Geby yang tertidur tepat disampingnya dengan kondisi kancing bajunya terbuka. Melihat kenyataan itu, Jilqiez langsung beranjak dari tempat tidur menuju tolilet masih berlokasi didalam kamar itu. Kemudian keluar kembali dan kembali melihat Geby yang sudah terbangun tepat dihadapannya.
            “Geby! Ma….?” Jilqiez memulai, Geby memotong.
            “Kamu apain aku? Kalau aku hamil gimana coba? Jawab Jilqiez?” Tanyanya menegaskan.
            “Aku nggak tau! Tiba-tiba aja kamu ada disamping aku! Aku nggak apa-apain kamu!”
            Mendengar katanya itu, penjelasan dari Jilqiez yang diterimanya, Geby langsung menjorokinya lalu pergi meninggalkan kamar itu. Sedangkan Jilqiez terdiam mencoba mengingat kejadian tadi malam.

Dua hari kemudian. . . .

            Geby mengajak Jilqiez untuk bertemu disebuah café, dengan bertujuan untuk menyelesaikan permasalahannya dua hari yang lalu disebuah kamar di BAR. Disana mereka terduduk rapi, berbicara dengan seadanya dan tiba-tiba ada yang membuat Jilqiez terkejut. Yaitu ketika Geby memintanya untuk menikahinya jika dirinya sudah positif mengandung janinnya. Jilqiez pun terdiam seketika menunduk tak bisa menjawabnya.

                                                                     ******
Seminggu kemudian. . . .

            Mereka berdua kembali bertemu disebuah taman, dengan Jilqiez yang mengjaknya untuk bertemu. Dan kini mereka berdua berdiri tegak saling berpandangan acuh.
            “Udah seminggu aku tidurin kamu. Aku mau nikahin kamu, jika memang benar kamu positif mengandung janin dari aku!”
            “Hah?! Aku nggak akan pernah hamil, dan nggak akan pernah nikah sama kamu!”
            “Maksud?”Tanyanya lemas.
            Geby pun mulai menjelaskan, Jilqiez masih memandanginya dengan acuh. Jilqiez memang tidur bersama dirinya dalam satu kamar di BAR itu. Dengan dijebaki oleh Geby berupa sebuah minuman yang dilarutkan obat tidur. Alhasil obat itupun beraksi menyebabkan Jilqiez tertidur tak sadarkan diri. Kemudian dibantu dengan keempat temannya dengan memposisikan layaknya orang yang sedang bercinta. Padahal mereka berdua hanya tidur biasa.
            “Aku jebakin kamu, karna aku marah, kamu seenaknya saja permainin perasaan aku! Kamu udah bikin aku jatuh cinta! Tapi apa balasannya?! Kamu jadiin aku pelampiasan!” Kata jujurnya menegaskan.
            “Tapi, balesannya nggak usah kaya gini kali! Aku nggak suka dengan cara kamu, balasan dendam kamu itu!” Jilqiez dengan bentakan kecil.
            Geby terpana sedih menatapnya, kemudian Jilqiez berbisik mendekati wajahnya. “Tunggu aku, aku akan jadi suami kamu! Suami yang terpaksa menikah, dengan suatu kebohongan!”. Jilqiez memalingkan pandangannya. Geby menunduk ketakutan.
            Disuatu malam, Jilqiez datang bersama keluarganya menepati janjinya beberaha hari kemarin disebuah taman. Dan kini mereka berkumpul diruang tamu dengan suasana haru. Disitu kedua orang tua dari Jilqiez mememinta restu kepada orang tua Geby untuk melamarnya. Orang tua Geby pun langsung menyetujuinya dengan tertawa malu. Sedangkan Geby masih menunduk begitupun dengan Jilqiez yang masih memandanginya jahat.

Beberapa bulan kemudian. . . .

            Hari yang dinanti-nanti telah tiba, yaitu hari pernikahan Geby dengan Jilqiez. Dikediamannya, terlihat sebuah baleho bertuliskan, “Happy Wedding Geby Honey & Rahesa Jilqiez”. Dan Ijab Kabul mulai dilaksanakan, begitupun resepsi pernikahannya. Namun ada kejadian yang lucu saat malam pertama mereka. Yaitu dengan Geby yang berusaha menolak untuk bercinta, sedangkan Jilqiez memaksa merayunya untuk bercinta.  Dan Geby yang sudah lemas menolak, terpedaya seketika Jilqiez membelainya membawanya bercinta.

                                                                           ******

            Paginya, tepat jam delapan pagi, Jilqiez terkejut dengan terduduk karna menyaksikan Geby, yang sudah menjadi istrinya hilang dari tempat tidur dikamarnya. Tak lama kemudian,terlihatnya kembali Geby memasuki kamarnya.
            “Hey! Darimana aja kamu!?” Tanyanya kesal.
            “Darimana, bukan urusan kamu!” Jawabnya mengejek.
            “He! Saya suami anda kali! Susah nikah sama cewe labil kaya anda!” Balas singgungnya.
            Geby pun melihatnya sesaat lalu berpaling meninggalkannya kembali. Sementara Jilqiez baru beranjak dari tempat tidurnya menuju toilet dikamarnya. Didepan cermin ditoilet kamarnya, Jilqiez pun berkata, “Dendam harus berbalas dendam!”, katanya dengan mimik yang jahat.

Dua hari kemudian. . . .

            Reza, adalah teman akrabnya Jilqiez semenjak masih bersekolah di SMA. Ia sering berkumpul bersama, juga sering bermain terbuka bersama. Hingga suatu malam dikamarnya, didapati sebuah buku harian milik Jilqiez tertinggal dikamarnya. Reza pun dengan iseng segera membuka untuk membacanya secara diam-diam. Kemudian ditemukannya sebuah tulisan, “Aku nikahin kamu, hanya untuk berbalas dendam!”, Reza pun terdiam lalu berpikir.
            Esoknya,Reza mengajak Jilqiez untuk bertemu disebuah café. Tak lupa dengan teman Geby yang sangat dikenalnya, Ivan untuk mengjak Geby dicafe yang sama agar mereka berdua saling bertemu. Reza dan Ivan berjanjian menyusun rencana yang akan ditunjukan dicafe tersebut. Reza masih menunggu kedatangan Jilqiez, sementara Ivan sudah duduk bersama Geby dikejauhan. Tak lama kemudian Jilqiez pun datang dengan menyapa dirinya.
            Usainya menyapa, mendadak Ia melihat Geby yang sedang asik duduk berdua bercanda dengan seseorang yang tak dikenalnya. Disitu Reza memerhatikannya juga berkata dihatinya, “Gue mau lu jealous! Terus batalin dendam lu!”. Jilqiez masih memandangi Geby dikejauhan dengan perasaan marah. Sementara Geby dikejauhan disana masih tidak menyadari akan kedatangan Jilqiez dicafe itu. Justru makin asik dalam bercandanya.

                                                                       ********

            Jilqiez masih dengan amarahnya mengingat kejadian kemarin ditaman samping rumahnya. Saat akan beranjak masuk, dilihatnya Geby dengan duduk bersantai menonton acaraTV. Kemudian Jilqiez duduk bersama disampingnya dengan manis dan lembut. Sedangkan Geby bingung tak beralasan dibuatnya. Tidak hanya ditempat itu, hampir sering kali perhatiannya Ia tunjukin pada Istrinya, Geby, layaknya suami yang menjadi imam dalam rumah tangganya.

Seminggu kemudian. . . .

            Geby yang merasa bahagia karna akan segera menjadi ibu, mencoba berbagi dengan suaminya, Jilqiez. Ditemuinya Jilqiez yang berada dihalaman depan rumahnya, beranjakmendekati menyatakan kalau dirinya kini sedang mengandung janinnya. Jilqiez yang mendengar langsung terkejut lalu menatapnya kaku. Dan Geby hanya tersenyum kembali beranjak dengan lari kecil memasuki rumahnya. “Permainan segera berakhir!”, Jilqiez dengan kata terkejutnya lemas.
            Esoknya,Jilqiez berniat untuk mengakhiri permainannya. Dan kini Jilqiez bermaksud untuk berkata jujur sesaat mereka berdua berada dibalkon rumah. Geby menatapnya serius penuh tanya, dan Jilqiez akan memulai untuk berkata jujur. Bahwa yang sebenarnya, Jilqiez tidak pernah ingin menikahinya. Tetapi terpaksa mengambil keputusan tesebut karna pengaruh dendamnya. Dendam yang muncul ketika Geby berbicara jujur atas penjebakannya.
            Dendam itupun semakin menguat, ketika mereka berdua telah hidup bersama dalam rumah tangga. Terniatkan dibenaknya, akan menceraikannya ketika Geby sedang mengandung janinnya. Niat itu muncul, ketika teringat jika Geby menyuruhnya untukmenikahinya ketika telah mengandung janinnya. Usai sudah penjelasannya. Geby yang menyimaknya, menangis seketika beranjak masuk menghindarinya. Sedangkan Jilqiez tersenyum jahat melihatnya.
            Dan perceraiian itupun terjadi dimeja hijau pengadlan. Dengan memakai alasan kalau Geby berselingkuh menyalah gunakan ikrar perkawinannya yang disampaikan oleh Jilqiez kepada yang berwajib, mereka pun resmi untuk brcerai. Sementara Reza dengan Ivan yang menjadi saksi, saling berpandangan serentak berkata, “gagal!”, dengan lemasnya menghela nafas panjang.

Sembilan bulan kemudian. . . .

            Geby yang mengandug,  kini melahirkan seorang bayi perempuan yang diberi nama Jihoney Ex Rahesafitrie, hasil buah cintanya bersama Jilqiez. Wajahnya begitu cantik, bibirnya kecil kemerah-merahan, Juga dengan warna kulitnya yang teramat putih. Buah hatinya kini ada didekapannya, dengan haru Ia menciuminya pelan. Reza dan Ivan yang melihatnya mengaku terharu, tersenyum bahagia karna Geby dapat melahirkan dengan selamat.
            Alasan Geby dengan memberi nama buah hatinya adalah karna perpaduan antara nama ayah dan ibu kandungnya, juga dengan Ex yang dalam bahasa indonesianya berartikan mantan. Karna itulah nama tersebut diberikannya agar kelak buah hatinya dapat mengenal nama ayah kandungnya yang kini entah kemana tak ada kabarnya.

                                                                      ********

            Kini bayi itu sudah berumur enam bulan. Dari baru pertama kelahirannya sampai usianya yang baru memasuki usia enambulan, terus didampingi dengan kedua omnya, yaitu Reza dan Ivan, sahabat akrab dari mama juga papa kandungnya. Kini bayi itu bertemankan dengan om Ivan yang tak henti mengajaknya bermain disebuah taman dengan kereta bayi. Kemudian Ivan meninggalkannya sebentar untuk membelikannya sebuah balon tak jauh dari keberadaannya.
            Beberapa saat kemudian, Ivan pun kembali dengan menunjukkan balon yang dibelinya. Dan tiba-tiba saja bayi itu menghilang dari keretanya. Terkejut seketika sambil berteriak, “Honey!”, sambil memutar pandangannya melihat-lihat disekitar. “Kamu kehilangan anakmu?”, tiba-tiba ada yang menyambung menegurnya dari arah belakangnya, Ivan pun langsung berbalik menatap resah. “Rahesa Jilqiez!”, sapa terkejutnya sesaat mengetahui.
            Jilqiez hanya tertawa kecil dengan menggelengkan kepalanya. Kemudian mulai terbuka dengan menyombongkan diri, jika dirinya lah yang meculik bayi itu lalu menelantarkannya disuatu tempat sendirian. Ivan yang baru mengetahui, mendadak diam tak percaya. Kemudian terdengarlah teriakan dari kejauhan, “Anakku!!!!”. Ivan kembali terkejut, menoleh kearah suara itu. Disusul dengan Jilqiez yang sempat ikut terkejut juga.
            Ternyata suara itu adalah suara Geby, yang berlari kencang menuju kereta bayinya. Ia berlutut memegangi kereta bayinya. “Honey, kamu dimana sayang?”. Jilqiez yang mengetahui keluh sedihnya, mengaku terkejut seakan tak percaya. Sedangkan Ivan masih memegang balon yang dibelinya dengan teramat lemas menyedihkan. Kemudian mulai terdengar suara tertawa bayi kecil didekatnya.
            Ternyata suara itu adalah suara bayinya, Geby yang mengetahui berdiri pelan hingga bayi itu kembali didekapannya dari seorang polisi yang menemui bayinya.
            “Bayi itu,anaknya siapa?” Tanya Jilqiez dengan penasaran.
            “Ini anak kandung kamu!” Balas Geby dengan haru.
            “Namanya Jihoney Ex Rahesafitrie! Anak kandung lu sama Geby! Anak yang tidak pernah didampingi ayahnya, sementara ayahnya tega menelantarkan anaknya sendiri!” Ivan membongkar.
            Mendengar pernyataan dari Ivan, Geby pun mendekap bayinya juga berkata, “Cukup aku yang kamu sakiti! Jangan bayiku! Ini bayi kandung kita, Jilqiez!”. Jilqiez yang mendengar tak bisa berbuat apa-apa. Dan mencoba mendekat seketika dengan meminta izin untuk mendekap bayi kandungnya. Geby pun memberinya, Jilqiez memeluk erat bayi kandungnya dengan berbisik. “Anak Ayah, jaga Bunda baik-baik yah!”, Ivan, Geby terharu.
            Usai memeluk erat bayi kandungnya dan berbisik kecil. Jilqiez pun mengembalikan bayinya kepada Geby. Kemudian Jilqiez bertanggung jawab atas perilaku jahatnya, dengan menyerahkan diri bahwa Ia lah yang menelantarkan anaknya sendiri karna cemburu terhadap Ivan atas kejadian dicafe beberapa waktu yang lalu. Dan kini polisi mulai memborgol tangannya segera membawanya ke sel tahanan.
           Sedangkan Geby masih memandanginya juga dengan bayinya yang menangis kecil melihatnya pergi, Ayah kandungnya. Dan Ivan pun mencoba mengelus-ngelus bayi itu menenangkannya agar berhenti menangis kecil.

                                                                              ********

            Lima bulan sudah peristiwa itu berlalu. Dan mulai didapati sebuah kabar jika Jilqiez bisa menghirup udara bebas alias terbebas dari hukumannya. Sesaat baru saja mengeluarkan dirinya dari kurungan jeruji besi, terdengar suara anak kecil memanggilnya. “Yaaaah…”, dengan maksud memanggilnya Ayah. Ketika berbalik mencari suara itu, ternyata suara itu adalah suara anaknya yang digendong oleh Geby berdampingan dengan Reza juga Ivan.
            Jilqiez pun langsung mengambil anaknya memeluknya dengan penuh kasih sayang. Reza dan Ivan tersenyum bersuka cita melihat keduanya. Dan ketika Jilqiez meminta untuk rujuk kepada Geby, Geby pun langsung menyetujuinya dengan alasan karna hadirnya Honey hasil buah cinta keduanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar