“….Tiba-tiba saja seperti flashback. Dan mulai terbayang kisah tragis yang
dulu akan kembali mengulang ceritanya. Dapatkah kita bertahan menjadi sahabat
seperti dulu, atau berpisah menjadi musuh karna kehadiran dia….”
Aku suka sekali mendengar sebuah tulisan yg bertuliskan, “Gak ada Loe gak
rame!”, itu yang pertama. Yang kedua, “Lebih suka sama sahabat yang bawel,
lucu, humoris, dan gak ngebosenin”. Dan yang ketiga, , “Aku lebih mencintai
sahabatku sampai kapanpun”. Alasan aku menyukai tulisan yang ketiga itu karna
sahabatlah yang lebih dulu mengenalku bukan dengan yang lain yang hanya datang
untuk sekedar menyapa.
Kenalkan, nama dia Minyu, aneh juga ya namanya hampir sama denganku. “Aku
Minji…”, sapa ku dengan ramah saat bertemu dengannya. Dan takkusangka dia
kembali menyapaku dengan sebuah respon yang sangat baik. “Oh Tuhan, inikah
sahabat yang Engkau titipkan kepadaku lagi setelah aku merasakan beberapa kali
kehilangan?”, itu do’a syukurku yang sempat aku panjatkan saat menyambut kehadirannya
diduniaku.
Hari demi hari aku lewati bersama dia, sahabat baru ku. Bisadi bilang kami
hampir punya kesamaan yang sama. Contohnya seperti menyukai Sang Idola, Band,
juga sama - sama suka membaca novel. Katanya sih dengan membaca novel bisa
membuatnya terinspirasi, tapi setau ku dia tak pernah bebas dari rasa galau,
terutama soal pacar. Tapi aku menganggapnnya wajar saja karna namanya juga
remaja jadi wajib menjalani fase - fase dikehidupan baru tersebut.
Disuatu sore, dan disaat senja menyapa dengan posisi matahari yang sedikit
akan turun, kami berdua duduk dengan manisnya meratapi matahari yang akan segera
tenggelam. Begitu damai yang kami berdua rasakan.Tiupan anginnya pun mulai
terasa mellow sehingga terasa sedikit dingin disetiap hembusannya. Kemudian dia,
mulai menegurku dengan pelan, “Minji…”, aku pun menoleh dengan refleknya, “Aku mau
cerita sesuatu!”. Katanya mengutarakan dan aku hanya mengangguk lemas dengan
senyuman kecil.
“Minji,aku kangen sama Adi.” Ujarnya dengan menunduk.
“Kamu gak boleh kangen dia. Dia udah….?” Belum sempat aku meluruskan tiba-tiba
dia memotongnya.
“Aku kangennya sebatas kakak adek kok, beeb! Aku kangen sama anaknya!”
“Anaknya apa bapaknya?” Tanyaku menggoda.
“Ih enggak bebeb!” Sambungnya menegaskan sambil manyun.
Disitu aku menjadi tertawa sendiri tanpa suara. Sementara dia masih murung
menunduk melihat ilalang yang sedang menari-nari ditiup angin sore, ketika masih
senja itu.
********
Seperti kata pepatah, tak kenal maka tak sayang. Buat apa kita merasa telah
memiliki seorang sahabat, jika kita tak mampu berbagi kisah dengannya. Yah,
contohnya seperti kisah ku yang ini. Aku bingung harus darimana tuk memulai
kisah baru ku ini kepadanya, sahabatku, Minyu. Dan ketika aku mulai memikirkan
itu, tiba-tiba saja dirinya muncul tepat didepan wajahku yang sontak membuatku
terkejut dengan berteriak, “Minyuuu……….” Dengan lantangnya.
“Perasaan lagi gak upacara. Kenapa jadi seperti ada suara komandan gitu!?”
Tegurnya menggoda sekaligus mengejek.
“Perasaanini ditaman!” Balas ku dengan mengejek.
“Siapa juga yang bilang tempat ini bukan taman! Uweeee!” Balasnya kembali
mengejek.
“Minyu aku mau ceritaaaaa!” Balas ku kembali dengan manja juga menegaskan.
Mendengar kataku yang terakhir itu, Minyu mengangguk juga ikut menyimak apa
yang akan segera aku ceritakan.
Dan inilah ceritaku . . . .
Beberapa waktu yang lalu, aku bertemu dengan seseorang yang menyukai seorang
Idola yang kebetulan juga aku menyukainya. Bukan cuma hanya Idola, tetapi
Bandnya juga. Orang itu namanya Fierm, dia lah yang memulai memberi warna
dihidupku yang kelam. Tanpa dia memberitau, aku seperti mengetahui. Mungkin dia
memang sedikit asing, tapi pikiranku berkata tidak,seperti sudah saling
mengenal sebelumnya. Dan ternyata memang benar, dia sudah lama ingin mengenalku,
tetapi waktunya saja yang kurang tepat. “Oh Tuhan, aku merasa seperti
disanjungnya.”
Pagi, siang, sore, malam, selalu ada alasan untukku melewatinya. Ya mungkin
karna dia. Mungkin karna dia juga, aku bisa melupakan luka masalaluku dulu, dan
aku tau itu. Tetapi aku tidak bisa menjamin dia bisa menggantikan seseorang yang
dulu pernah ada dihidupku, meski sekarang aku udah bisa move on dari masalaluku.
Tapi setidaknya aku dan dia telah membuat cerita,yang endingnya masih
samar-samar alias tidak tau akan berakhir menjadi apa.
“Teman atau Pacar….”, Ucapku dengan menoleh kearah sahabatku,Minyu. Dan
ternyata dia sudah tertidur dibangku taman tersebut. “Bener - bener yah seperti
ngomong sama benda mati.”, Jawabku kecewa sambil mencubit pipinya lembut.
Kemudian tiba - tiba terdengar suara balasan dari seseorang. “Mataku merem tapi
telingaku tetep denger kok, beb!”, dengan masih tertidur. Ternyata suara balasan
itu dari Minyu. “Seperti orang yang lagi koma dong yah.” Kata hatiku dengan senyum
kecil dihadapannya.
Semenjak aku bercerita tentang sosok Fierm itu aku jadi lebih sering diejek,
digoda sama sahabatku itu. Dan sering kali dia memancing apa tentang perasaan
aku ke Fierm. Tak jarang juga aku suka merasa bingung sebab yang kurasakan saat
ini hanyalah kekosongan yang tak mempunyai arti. Mungkin karna prinsip yang aku
buat sendiri, berniat untuk tetap single selama setahun.Makanya aku buta akan
hal yang berbau cinta. Jangankan hal yang berbau cinta, dikasih kode untuk jadi
sesuatu yang spesial pun aku masih enggan untuk meresponnya.
Jadi jangan
salahkan mereka untuk memilih pergi daripada tetap menungguku yang masih belum
bisa memberi kejelasan. “Namun aku menyukai cara hidupku yg sekarang!”.
******
Malam mulai menyapa sepiku. Hembusan angin dari mesin itu juga mulai
mendinginkan tubuhku yang cukup merasakan kegerahan. Kuterbaring manja dengan
lelahnya, dan tiba - tiba hanponeku berdering, ternyata itu bbm dari sahabatku.
Seperti hari – hari sebelumnya, Ia datang dengan keceriaan,tapi kali ini ada
yang berbeda, Ia datang dengan kembali menggoda perasaanku dengan Fierm. Ia suka
sekali menerka - nerka yang tak pasti Ia ketahui. Namanya juga Minyu selalu
mengiyakan apa yang dilihatnya tanpa melihat apa yang akurasakan lebih dalam.
“Hayoooo,bebeb kangen yah sama Fierm?” Ejeknya memulai. Disitu aku berpikir,
kalau kangen sudah pasti tetapi hanya posisinya saja yang berbeda. Iya memang
benar tapi aku merindukannya hanya sebagai seorang sahabat. Teman dalam
sepiku.Terlebih lagi sekarang aku sama Fierm bisa dibilang telah memasuki
miss komunikasi. Mungkin dia sibuk dengan ambisinya atau mungkin juga aku
sudah merasa bosan karnanya yang kadang memang sangat membosankan.
Dulu dia
orangnya sangat ramai, brisik, dari itulah aku menjulukinya My Bawel. Dan dia
menjulukiku My Antik. Tapi itu kisah yang dulu lain dengan yang sekarang. Dulu aku sama Fierm
sering telfonan, BBMan, SMSan, tapi berbeda dengan yang sekarang.Terkadang aku terdiam menikmati gejolak yang paling ku benci bila
sudah terlanjur menghampiri, tetapi itu hanya sesaat saja. Kadang juga aku
takut jatuh cinta padanya, makanya aku sedari dulu tidak mau terlalu menanggapi
sifat manisnya padaku.
Sebab aku yakin kalau temannya itu banyak, termasuk
wanita.Jadi aku tidak berhak meyakini jika akulah yang terspesial diantara
yang lainnya. Aku masih mendengarkan isi bacaan dari BBM Minyu. Disaat asyiknya bercanda,
tiba – tiba dia permisi untuk mengatakan sebuah kejujuran,karna Ia tidak mau
adanya sebuah rahasia diantara kami berdua. Dan disitu hatiku seperti ada yang
menggemparkan, begitupun dengan pikiranku yang langsung tertuju kepada Fierm.
Aku semakin terkejut tak beralasan karna itu semua memang benar adanya, jika
cinta segitiga akan terjadi kepada aku, Minyu, dan Fierm.Tapi untung saja Minyu
cepat membongkar semuanya hingga cerita cinta segitiga itu tidak akan terjadi
sampai kapanpun. Aku bingung dengan semuanya, terlebih lagi disaat akumembaca isi BBM Minyu,
ceritanya dengan Fierm dibelakangku yang hampir seratuspersen mirip dengan
ceritaku dulu saat masih asik - asiknya bersama Fierm.
Tapi disaat itu juga pikiranku
jadi blank. Seperti hilang tak tersisa, memori itu seperti terhapus cepat. Dan
aku hanya bisa berbalas, “Ntahlah aku lupa beeb!”.Ketika Minyu terus menanyai
apa aku pernah diperlakukan oleh Fierm seperti apa yang dilakukan Fierm
terhadapnya. Namun menurutku, Fierm lebih spesial terhadapnya, dari pengakuan
Minyu saja aku sudah bisa menebak. Peristiwa malam ini sungguh sangat membingungkan, aku bingung harus berbuat
apa, yang pasti aku ada rasa tidak suka atas kejujuran ini.
Tapi mungkin lebih
baik ya harus diketahui secepat ini. Dan aku bangga kepada Minyu, namun berat
untuk berhubungan baik dengan Fierm. Ternyata ini alasan kenapa hatiku,
sayangku, tak bisa menganggap lebih seorang Fierm, yah contohnya seperti pacar.
Justru sebaliknya aku masih betah menganggapnya sebagai teman dalam sepiku dan
berat merubahnya menjadi seorang yang special.
******
Suasana sore, begitupun saat senja menemani matahari yang akan segera turun,
mereka berdua kompak, dan itu yang bikin aku sedikit terganggu. Aku pernah
mengalami sebuah cerita, dimana aku dan Minyu menyukai orang yang sama. Yang
berbeda hanya menyukai sebagai teman atau pacar. Pada saat itu aku juga kecewa,
tapi untungnya aku menganggap orang pada cerita itu hanya sebatas seorang kakak
saja. Ya karna umurnya yang lebh tua dan aku kurang suka dengan lelaki yang
umurnya seperti pamanku sendiri. Dan dia telah dimiliki Minyu walaupun cuma
sebentar.
Aku masih berjalan dalam kesendirian ditengah ramainya daun ilalang menari -
nari dengan indahnya. Angin, kenapa engkau datang dengan mengingatkan kisah yang
dulu. Begitupun juga engkau ilalang membawa sosok Fierm yang jika tak dicegah
akan menghancurkan semuanya. Bersikaplah seperti kerikil, yang diam menerima
pijakan dari langkah siapapun dengan ikhlas tanpa mengumbar cerita yang telah
lalu seperti kalian. Aku masih terdiam berdiri tegak dengan hati yang masih
bingung karna malam tadi. Semakin aku meresapi semakin aku terusik.
Dan itu
karna dia, Fierm yang hanya masuk tanpa tau apa kesalahan yang sudah dibuatnya. Minyu pernah mengingatkan, kalau Fierm hanya haus akan sebuah perhatian karna
dia merindukan seorang ibu. Aku bisa mengerti itu. Minyu juga pernah berkata
kalau Fierm pernah menggombalinya, aku juga masih bisa mengerti. Aku bisa
mengerti semua apa yang diutarakan Minyu tentang Fierm. Aku tidak cemburu, tak
ada sakit sedikitpun yang aku rasakan. Karna dulu aku juga pernah mengalami hal
yang sama. Aku menganggapnya sebuah flashback saja, dan tak patut untuk
dipersalahkan.
Dan Fierm sampai sekarang tidak tau kalau aku sudah mengetahui
ceritanya bersama Minyu dibelakangku. Disaat masih terhanyut dalam lamunan mengingat peristiwa malam tadi. Tiba –
tiba saja seperti ada yang memanggil, namaku dipanggil dengan lantangnya. Dan
ketika aku berbalik arah, ternyata itu adalah Minyu. Keperhatikan dengan
senyuman lebar dibibirku menantinya yang sedang berjalan menujuku dari kejauhan.
“Sahabatku telah datang.”, kata hatiku seketika melihatnya dengan wajah yang
sangat ceria.
“Beeb,jangan brantem lagi yah!” Katanya ketika telah sampai dihadapanku.
“Kita mah brantemnya lucu - lucuan! Beeb, aku bahagia jauh dari Fierm. Seneng
banget bisa lepas dari dia!” Balasku dengan girang sedikit humoris.
“Jangan jauh kaya gitu juga kali beeb!”
“Jauhnya cuma jarang chat kok. Beeb kan tau aku ga suka orang gaje. Aku bakal
bawel kalo orang itu ga gaje. Humoris, maunya bercanda mulu. Fierm gak curiga kok
dengan sikap aku. Sebelum kamu cerita aku udah emang kaya gini ke dia. Bosen aja
sama dia ga seru lagi!”
“Intinya sekarang kita jangan sampe berantem lagi karna cowo. Kita kan best
friend!”
Kemudian aku dan Minyu tertawa bersama usai
berdialog yang aneh - aneh. Meskipun terbilang aneh tapi itulah yang bikin
persahabatan kami berdua menjadi seharmonis dan sepanjang ini. Tak jarang kami
sama – sama saling cemburu, marah, dendam, tidak enak hati. Tetapi kami berdua
mengatasinya dengan sama - sama saling mengasih sebuah pengertian dan kemudian
tertawa, ceria kembali dalam kebersamaan. Dan satu yang tak mungkin kami
lupakan. Yaitu berandai– andai akan menciptakan sebuah double wedding kelak
jika sudah sama – sama saling menemukan jodohnya saja. Cukup aminkan saja itu
sudah menjadi kebahagian buat kami.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar