Selasa, 03 Februari 2015

Antara Cinta dan Persahabatan




“….Tiba-tiba saja seperti flashback. Dan mulai terbayang kisah tragis yang dulu akan kembali mengulang ceritanya. Dapatkah kita bertahan menjadi sahabat seperti dulu, atau berpisah menjadi musuh karna kehadiran dia….”

        Aku suka sekali mendengar sebuah tulisan yg bertuliskan, “Gak ada Loe gak rame!”, itu yang pertama.  Yang kedua, “Lebih suka sama sahabat yang bawel, lucu, humoris, dan gak ngebosenin”. Dan yang ketiga, , “Aku lebih mencintai sahabatku sampai kapanpun”. Alasan aku menyukai tulisan yang ketiga itu karna sahabatlah yang lebih dulu mengenalku bukan dengan yang lain yang hanya datang untuk sekedar menyapa. 
     Kenalkan, nama dia Minyu, aneh juga ya namanya hampir sama denganku. “Aku Minji…”, sapa ku dengan ramah saat bertemu dengannya. Dan takkusangka dia kembali menyapaku dengan sebuah respon yang sangat baik. “Oh Tuhan, inikah sahabat yang Engkau titipkan kepadaku lagi setelah aku merasakan beberapa kali kehilangan?”, itu do’a syukurku yang sempat aku panjatkan saat menyambut kehadirannya diduniaku.
      Hari demi hari aku lewati bersama dia, sahabat baru ku. Bisadi bilang kami hampir punya kesamaan yang sama. Contohnya seperti menyukai Sang Idola, Band, juga sama - sama suka membaca novel. Katanya sih dengan membaca novel bisa membuatnya terinspirasi, tapi setau ku dia tak pernah bebas dari rasa galau, terutama soal pacar. Tapi aku menganggapnnya wajar saja karna namanya juga remaja jadi wajib menjalani fase - fase dikehidupan baru tersebut.
      Disuatu sore, dan disaat senja menyapa dengan posisi matahari yang sedikit akan turun, kami berdua duduk dengan manisnya meratapi matahari yang akan segera tenggelam. Begitu damai yang kami berdua rasakan.Tiupan anginnya pun mulai terasa mellow sehingga terasa sedikit dingin disetiap hembusannya. Kemudian dia, mulai menegurku dengan pelan, “Minji…”, aku pun menoleh dengan refleknya, “Aku mau cerita sesuatu!”. Katanya mengutarakan dan aku hanya mengangguk lemas dengan senyuman kecil.
      “Minji,aku kangen sama Adi.” Ujarnya dengan menunduk.
      “Kamu gak boleh kangen dia. Dia udah….?” Belum sempat aku meluruskan tiba-tiba dia memotongnya.
      “Aku kangennya sebatas kakak adek kok, beeb! Aku kangen sama anaknya!”
      “Anaknya apa bapaknya?” Tanyaku menggoda.
      “Ih enggak bebeb!” Sambungnya menegaskan sambil manyun.
      Disitu aku menjadi tertawa sendiri tanpa suara. Sementara dia masih murung menunduk melihat ilalang yang sedang menari-nari ditiup angin sore, ketika masih senja itu. 

                                                                 ********                                                                                                                                          
      Seperti kata pepatah, tak kenal maka tak sayang. Buat apa kita merasa telah memiliki seorang sahabat, jika kita tak mampu berbagi kisah dengannya. Yah, contohnya seperti kisah ku yang ini. Aku bingung harus darimana tuk memulai kisah baru ku ini kepadanya, sahabatku, Minyu. Dan ketika aku mulai memikirkan itu, tiba-tiba saja dirinya muncul tepat didepan wajahku yang sontak membuatku terkejut dengan berteriak, “Minyuuu……….” Dengan lantangnya.
   “Perasaan lagi gak upacara. Kenapa jadi seperti ada suara komandan gitu!?” Tegurnya menggoda sekaligus mengejek.
      “Perasaanini ditaman!” Balas ku dengan mengejek.
      “Siapa juga yang bilang tempat ini bukan taman! Uweeee!” Balasnya kembali mengejek.
      “Minyu aku mau ceritaaaaa!” Balas ku kembali dengan manja juga menegaskan.
      Mendengar kataku yang terakhir itu, Minyu mengangguk juga ikut menyimak apa yang akan segera aku ceritakan.

Dan inilah ceritaku . . . .

      Beberapa waktu yang lalu, aku bertemu dengan seseorang yang menyukai seorang Idola yang kebetulan juga aku menyukainya. Bukan cuma hanya Idola, tetapi Bandnya juga. Orang itu namanya Fierm, dia lah yang memulai memberi warna dihidupku yang kelam. Tanpa dia memberitau, aku seperti mengetahui. Mungkin dia memang sedikit asing, tapi pikiranku berkata tidak,seperti sudah saling mengenal sebelumnya. Dan ternyata memang benar, dia sudah lama ingin mengenalku, tetapi waktunya saja yang kurang tepat. “Oh Tuhan, aku merasa seperti disanjungnya.”
      Pagi, siang, sore, malam, selalu ada alasan untukku melewatinya. Ya mungkin karna dia. Mungkin karna dia juga, aku bisa melupakan luka masalaluku dulu, dan aku tau itu. Tetapi aku tidak bisa menjamin dia bisa menggantikan seseorang yang dulu pernah ada dihidupku, meski sekarang aku udah bisa move on dari masalaluku. Tapi setidaknya aku dan dia telah membuat cerita,yang endingnya masih samar-samar alias tidak tau akan berakhir menjadi apa.
      “Teman atau Pacar….”, Ucapku dengan menoleh kearah sahabatku,Minyu. Dan ternyata dia sudah tertidur dibangku taman tersebut. “Bener - bener yah seperti ngomong sama benda mati.”, Jawabku kecewa sambil mencubit pipinya lembut. Kemudian tiba - tiba terdengar suara balasan dari seseorang. “Mataku merem tapi telingaku tetep denger kok, beb!”, dengan masih tertidur. Ternyata suara balasan itu dari Minyu. “Seperti orang yang lagi koma dong yah.” Kata hatiku dengan senyum kecil dihadapannya.    
      Semenjak aku bercerita tentang sosok Fierm itu aku jadi lebih sering diejek, digoda sama sahabatku itu. Dan sering kali dia memancing apa tentang perasaan aku ke Fierm. Tak jarang juga aku suka merasa bingung sebab yang kurasakan saat ini hanyalah kekosongan yang tak mempunyai arti. Mungkin karna prinsip yang aku buat sendiri, berniat untuk tetap single selama setahun.Makanya aku buta akan hal yang berbau cinta. Jangankan hal yang berbau cinta, dikasih kode untuk jadi sesuatu yang spesial pun aku masih enggan untuk meresponnya. 
      Jadi jangan salahkan mereka untuk memilih pergi daripada tetap menungguku yang masih belum bisa memberi kejelasan. “Namun aku menyukai cara hidupku yg sekarang!”.

                                                                             ******

      Malam mulai menyapa sepiku. Hembusan angin dari mesin itu juga mulai mendinginkan tubuhku yang cukup merasakan kegerahan. Kuterbaring manja dengan lelahnya, dan tiba - tiba hanponeku berdering, ternyata itu bbm dari sahabatku. Seperti hari – hari sebelumnya, Ia datang dengan keceriaan,tapi kali ini ada yang berbeda, Ia datang dengan kembali menggoda perasaanku dengan Fierm. Ia suka sekali menerka - nerka yang tak pasti Ia ketahui. Namanya juga Minyu selalu mengiyakan apa yang dilihatnya tanpa melihat apa yang akurasakan lebih dalam.
      “Hayoooo,bebeb kangen yah sama Fierm?” Ejeknya memulai. Disitu aku berpikir, kalau kangen sudah pasti tetapi hanya posisinya saja yang berbeda. Iya memang benar tapi aku merindukannya hanya sebagai seorang sahabat. Teman dalam sepiku.Terlebih lagi sekarang aku sama Fierm bisa dibilang telah memasuki miss komunikasi. Mungkin dia sibuk dengan ambisinya atau mungkin juga aku sudah merasa bosan karnanya yang kadang memang sangat membosankan. 
       Dulu dia orangnya sangat ramai, brisik, dari itulah aku menjulukinya My Bawel. Dan dia menjulukiku My Antik. Tapi itu kisah yang dulu lain dengan yang sekarang. Dulu aku sama Fierm sering telfonan, BBMan, SMSan, tapi berbeda dengan yang sekarang.Terkadang aku terdiam menikmati gejolak yang paling ku benci bila sudah terlanjur menghampiri, tetapi itu hanya sesaat saja. Kadang juga aku takut jatuh cinta padanya, makanya aku sedari dulu tidak mau terlalu menanggapi sifat manisnya padaku. 
      Sebab aku yakin kalau temannya itu banyak, termasuk wanita.Jadi aku tidak berhak meyakini jika akulah yang terspesial diantara yang lainnya. Aku masih mendengarkan isi bacaan dari BBM Minyu. Disaat asyiknya bercanda, tiba – tiba dia permisi untuk mengatakan sebuah kejujuran,karna Ia tidak mau adanya sebuah rahasia diantara kami berdua. Dan disitu hatiku seperti ada yang menggemparkan, begitupun dengan pikiranku yang langsung tertuju kepada Fierm. 
      Aku semakin terkejut tak beralasan karna itu semua memang benar adanya, jika cinta segitiga akan terjadi kepada aku, Minyu, dan Fierm.Tapi untung saja Minyu cepat membongkar semuanya hingga cerita cinta segitiga itu tidak akan terjadi sampai kapanpun. Aku bingung dengan semuanya, terlebih lagi disaat akumembaca isi BBM Minyu, ceritanya dengan Fierm dibelakangku yang hampir seratuspersen mirip dengan ceritaku dulu saat masih asik - asiknya bersama Fierm. 
       Tapi disaat itu juga pikiranku jadi blank. Seperti hilang tak tersisa, memori itu seperti terhapus cepat. Dan aku hanya bisa berbalas, “Ntahlah aku lupa beeb!”.Ketika Minyu terus menanyai apa aku pernah diperlakukan oleh Fierm seperti apa yang dilakukan Fierm terhadapnya. Namun menurutku, Fierm lebih spesial terhadapnya, dari pengakuan Minyu saja aku sudah bisa menebak. Peristiwa malam ini sungguh sangat membingungkan, aku bingung harus berbuat apa, yang pasti aku ada rasa tidak suka atas kejujuran ini. 
      Tapi mungkin lebih baik ya harus diketahui secepat ini. Dan aku bangga kepada Minyu, namun berat untuk berhubungan baik dengan Fierm. Ternyata ini alasan kenapa hatiku, sayangku, tak bisa menganggap lebih seorang Fierm, yah contohnya seperti pacar. Justru sebaliknya aku masih betah menganggapnya sebagai teman dalam sepiku dan berat merubahnya menjadi seorang yang special.

                                                                           ******

      Suasana sore, begitupun saat senja menemani matahari yang akan segera turun, mereka berdua kompak, dan itu yang bikin aku sedikit terganggu. Aku pernah mengalami sebuah cerita, dimana aku dan Minyu menyukai orang yang sama. Yang berbeda hanya menyukai sebagai teman atau pacar. Pada saat itu aku juga kecewa, tapi untungnya aku menganggap orang pada cerita itu hanya sebatas seorang kakak saja. Ya karna umurnya yang lebh tua dan aku kurang suka dengan lelaki yang umurnya seperti pamanku sendiri. Dan dia telah dimiliki Minyu walaupun cuma sebentar.
      Aku masih berjalan dalam kesendirian ditengah ramainya daun ilalang menari - nari dengan indahnya. Angin, kenapa engkau datang dengan mengingatkan kisah yang dulu. Begitupun juga engkau ilalang membawa sosok Fierm yang jika tak dicegah akan menghancurkan semuanya. Bersikaplah seperti kerikil, yang diam menerima pijakan dari langkah siapapun dengan ikhlas tanpa mengumbar cerita yang telah lalu seperti kalian. Aku masih terdiam berdiri tegak dengan hati yang masih bingung karna malam tadi. Semakin aku meresapi semakin aku terusik.
      Dan itu karna dia, Fierm yang hanya masuk tanpa tau apa kesalahan yang sudah dibuatnya. Minyu pernah mengingatkan, kalau Fierm hanya haus akan sebuah perhatian karna dia merindukan seorang ibu. Aku bisa mengerti itu. Minyu juga pernah berkata kalau Fierm pernah menggombalinya, aku juga masih bisa mengerti. Aku bisa mengerti semua apa yang diutarakan Minyu tentang Fierm. Aku tidak cemburu, tak ada sakit sedikitpun yang aku rasakan. Karna dulu aku juga pernah mengalami hal yang sama. Aku menganggapnya sebuah flashback saja, dan tak patut untuk dipersalahkan. 
    Dan Fierm sampai sekarang tidak tau kalau aku sudah mengetahui ceritanya bersama Minyu dibelakangku. Disaat masih terhanyut dalam lamunan mengingat peristiwa malam tadi. Tiba – tiba saja seperti ada yang memanggil, namaku dipanggil dengan lantangnya. Dan ketika aku berbalik arah, ternyata itu adalah Minyu. Keperhatikan dengan senyuman lebar dibibirku menantinya yang sedang berjalan menujuku dari kejauhan. “Sahabatku telah datang.”, kata hatiku seketika melihatnya dengan wajah yang sangat ceria.
      “Beeb,jangan brantem lagi yah!” Katanya ketika telah sampai dihadapanku.
     “Kita mah brantemnya lucu - lucuan! Beeb, aku bahagia jauh dari Fierm. Seneng banget bisa lepas dari dia!” Balasku dengan girang sedikit humoris.
      “Jangan jauh kaya gitu juga kali beeb!”
     “Jauhnya cuma jarang chat kok. Beeb kan tau aku ga suka orang gaje. Aku bakal bawel kalo orang itu ga gaje. Humoris, maunya bercanda mulu. Fierm gak curiga kok dengan sikap aku. Sebelum kamu cerita aku udah emang kaya gini ke dia. Bosen aja sama dia ga seru lagi!”
      “Intinya sekarang kita jangan sampe berantem lagi karna cowo. Kita kan best friend!”
       Kemudian aku dan Minyu tertawa bersama usai berdialog yang aneh - aneh. Meskipun terbilang aneh tapi itulah yang bikin persahabatan kami berdua menjadi seharmonis dan sepanjang ini. Tak jarang kami sama – sama saling cemburu, marah, dendam, tidak enak hati. Tetapi kami berdua mengatasinya dengan sama - sama saling mengasih sebuah pengertian dan kemudian tertawa, ceria kembali dalam kebersamaan. Dan satu yang tak mungkin kami lupakan. Yaitu berandai– andai akan menciptakan sebuah double wedding kelak jika sudah sama – sama saling menemukan jodohnya saja. Cukup aminkan saja itu sudah menjadi kebahagian buat kami.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar